Aku Mencintai Gadis Unik

Aku Mencintai Gadis Unik

Berangkat ke Amerika

Pertemanan tulus dari geng dangdut memang pantas diacungi jempol sepuluh. Pasalnya mereka senang hati menyetujui keberangkatan ke Negeri Paman Sam demi bertemu bos mereka yang sangat dirindukan.

Sampai akan keberangkatannya, mereka belum mengetahui alasan sungguhnya mereka di boyong ke Amerika.

Nata sangat malas untuk menjelaskan, karna ke empat kawannya tidak merespon dengan baik.

Bukan hanya ke empat kawannya saja yang ikut ke Amerika, ada 2anak jalanan yang juga ikut dengan mereka.

Satu hari penuh Nata dan kawan-kawannya harus membujuk orang tua anak-anak itu. Sangat sulit mendapat izin karna pemikiran negatif dari ibu-ibu mereka.

Wajar saja jika mereka berpikiran negatif, jaman sekarang banyak kejahatan dengan berbagai modus.

Pemikiran mereka begitu ngeri dan takut jika anak-anak mereka akan dijual di negara orang, atau anak-anak mereka akan di operasi lalu diambil jantung, hati dan anggota tubuh lainnya.

Beruntung Saka dan Rengga berhasil meyakinkan mereka, sehingga anak-anak jalanan itu mendapatkan izin untuk ikut ke Amerika.

Awalnya Saka dan Rengga benar-benar terkejut mendengar cerita Nata tentang anak-anak jalanan yang dekat dengan Taka dan Nata.

Mereka tidak pernah mengira si mulut limis yang cuek dan miss baper itu bisa kenal dengan anak-anak kumuh pinggir jalanan.

Tapi Nata memohon dengan sangat pada kakaknya agar membantu dan memberi izin anak-anak jalanan untuk ikut.

Sekian lama persiapan keberangkatan. Kini rombongan seperti pendemo itu telah mengantri di lobby Bandara khusus.

Dudung masih sesenggukan dan berada disandaran Ali Baba, dengan tangan Ali Baba yang mengelus punggung Dudung.

"Sabar Dung, kita itu mau jalan-jalan bukan mau minggat jauh. Kita di Amerika cuma satu minggu setelah itu kita pulang lagi. Kamu nggak usah cengeng gitu, malu diliatin orang." Ali Baba menenangkan.

"Iya Ba, tapi aku sedih-sedih senang. Sedihnya, selama satu minggu nggak bisa liat si mbek, nggak bisa naikin si cecep." jawab Dudung sambil menyusut ingus.

"Senangnya karna impianku bisa terwujud yaitu numpak motor mabur (naik pesawat terbang)." imbuhnya.

Nata ikut duduk di samping kakaknya, jadi tidak bergabung dengan teman-teman yang lain. Ia tengah memangku baby Saf-Saf yang begitu nyaman berada di dekapannya.

Setiap Nata ingin mengajak bergabung dengan teman-temannya baby Saf-Saf selalu menolak. Baby Saf-Saf takut dengan orang yang belum dikenalnya.

Dari itu Nata memisahkan diri dari rombongan seperti pendemo itu.

Ketiga anak jalanan berjalan mondar mandir melihat pesawat yang berjajar dihalaman luas. Mereka terkagum-kagum menyaksikannya. Bahkan sebentar lagi mereka akan menaiki pesawat itu.

Mengingat perjalanan kali ini adalah perjalanan pertama bagi mereka, Rengga yang sudah sangat berpengalaman tentu sudah berpikir dengan matang tentang kebutuhan mereka selama menumpang di pesawat, yaitu makanan ringan yang sangat banyak untuk stok mereka.

Bahkan Rengga sudah menyiapkan satu dokter untuk mengawasi keadaan mereka.

Mengingat perjalan yang membutuhkan waktu lama, takutnya salah satu dari mereka ada yang mabuk udara. Jika terjadi seperti itu, Rengga sudah menyiapkan dokter untuk merawat mereka selama diperjalanan.

Pihak penerbangan sudah memberitahu jadwal keberangkatan. Kini semuanya berjalan menuju pesawat dan sudah ada yang menyambut mereka.

Geng dangdut dan dua anak jalanan tak henti nya mengagumi desain pesawat yang mereka naiki. Begitu mewah seperti berada dalam hotel bintang lima.

"Kalau gini sih aku nggak bakalan mabuk, Ba. Aku malah nggak mau turun. Ini sih bukan seperti motor mabur, tapi seperti hotel bintang sepuluh." ucap Dudung dengan meneliti setiap detail sudut awak pesawat.

Sebenarnya bukan hanya Dudung yang terkagum-kagum, yang lain pun begitu terpesona. Hanya saja tidak bersikap kampungan.

Pesawat telah terbang ke udara, Saka, Seika dan Nata duduk di kursi depan. Berbincang-bincang ringan dengan bercanda dengan baby Saf-Saf.

Di kursi tengah terdengar riuh candaan khas ala geng dangdut bersama dua anak jalanan yang sangat antusias melihat keluar jendela.

Pramugari sudah berdiri didepan mereka dengan membawa makanan dan minuman yang disajikan diatas meja.

"Wah... kita benar-benar seperti raja ya Ba," Dudung berbisik ditelinga Ali Baba.

Ali Baba pun mengangguk. "Beh... jadi horang kaya memang enak ya Dung, semua sudah siap sedia." kata Ali Baba.

Setelah baby Saf-Saf tidur, Nata baru bisa bergabung dengan teman-temannya.

"Ta, gila ya... enak banget naik pesawat Ayahmu, keren." baru saja mendudukan diri bergabung bersama mereka, Dudung sudah memberi pujian.

Nata menanggapi dengan senyuman. "Walau pun Ayah punya pesawat tapi aku juga baru pertama ini naik pesawat milik Ayah." jawab Nata.

"Lah kok gitu? Wah... kamu nggak nikmatin banget jadi horang kaya. Kalau aku pasti tiap bulan kalau perlu tiap minggu pulang kampung naik pesawat." ucap Dudung.

Teman yang lain menjadi pendengar dan tengah asik mengunyah makanan.

"Kalian jangan seneng dulu ya, perjalanan kita itu jauh banget loh... 25 jam, ditengah perjalanan nanti harus berhenti dulu di bandara xxx. Setelah itu kita lanjut perjalanan hampir satu harian." Nata kembali menerangkan, teman-temannya tidak pernah naik pesawat, untuk pertama kali naik pesawat harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. Mudah-mudahan semuanya baik-baik saja.

"Pantes si Bos pulangnya setahun sekali, pasti males pulang karna perjalanan yang jauh ya," sahut Ali Baba.

"Eh.. eh... di Amerika nanti Negaranya seperti apa ya? apa seperti yang sering kita lihat di buku sama di TV?!" kini Mujirah yang ikut bersuara.

"Ta, kamu bisa bantuin aku nggak?!" Ali Baba menatap serius.

"Bantuin apa?" tanya Nata. Meski Ali Baba memiliki perasaan padanya, tapi Nata bersikap biasa. Tidak terganggu dengan gombalan atau pun candaan teman-teman nya yang menjodohkan dia dengan Ali Baba.

Saat ini cinta dan kesetiaan nya hanya milik Martin, tidak ada lelaki yang mampu memikat hatinya.

"Nanti bantuin Aku bertemu sama Presiden Donal Trump,"

"Huhuu... dasar oge'!!!!" yang lain menyoraki Ali Baba.

"Eh, kenapa gitu kalian nyorakin aku? kita jadi keren kalau bisa berfoto sama Bapak Presiden itu." Ali Baba mencebikan.

"Elah, banyak kali kau pemintaan. Eh, udah syukur kita digratisin jalan-jalan... kamu malah minta bantuan yang aneh-aneh." Mujiren mencibir.

"Sudah sudah... kita ini bukan mau jalan-jalan loh, kita ke sana mau jenguk Kak Taka yang lagi sakit." suara Nata menghentikan perdebatan keduanya.

"Eh, si Bos sakit?!" Dudung terkejut. Badannya sampai terhuyung ke depan.

"Hist... dari kemarin aku mau jelasin tapi kalian becanda mulu'." Nata menangapi dengan kekesalan.

"Ya maap, kami nggak tau." Dudung memasang wajah melas.

"Si Bos sakit apa?!" Ali Baba berganti bertanya.

"Sakit... Kanker otak." jawab Nata.

Terpopuler

Comments

Sena Fiana

Sena Fiana

😀😃😄😄😁

2023-09-27

0

Dewi Maulida

Dewi Maulida

apa kabar dek Mei

2021-08-28

0

runma

runma

yah ketinggalan jauh aku bacanya🥺

2021-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Berangkat ke Amerika
2 Keberangkatan
3 Istirahat di Apartemen
4 Ternyata anakku pemimpin relawan
5 Pengumuman Up
6 Berangkat kerumah sakit
7 Tidak bisa menjadi pangeran komedi
8 Kakak, malaikat tak bersayap
9 Kembalinya senyum Taka
10 Berbincang
11 Bergantian menginap
12 Makan malam
13 Candaan
14 Makan malam dengan nikmat
15 Ulah duo koplak
16 Telpon dari si Mbok
17 Pertama kali akan naik motor
18 Suasana berbeda
19 Menunggu
20 Berbisik lembut
21 Taka ingin menangis didepan Bunda saja
22 Efek samping yang menyiksa
23 Telpon dari Rengga
24 Kita semua akan menunggu, kamu pasti bisa seperti dulu
25 Mengukir kenangan indah
26 Pertemuan satu kali, tapi masih diingat
27 Bingung dan khawatir
28 Kamu tidak kenapa-kenapa?
29 Ejekan untuk Tuan Putri Ketiga
30 Telah memiliki kekasih
31 Alberto Grissham Chaiden
32 Rencana kembali ketanah air
33 Si kecil yang gemesin
34 Aku menyukai mu
35 Aku minta maaf
36 Secantik orang yang memakainya
37 Tindakan bodoh untuk mengukir kenangan indah
38 Lelaki penebar senyum
39 Mereka akan pulang
40 Sama sama tidak mampu mengucap janji
41 Sebelum pulang
42 Mau disini nemenin Om
43 Kenangan kedua yang tanpa mendasar
44 Aku benci pertemuan
45 Kondisi kembali drop
46 Telah sampai di Jakarta
47 Memesan makanan diwarung
48 Arsel dan Rengga terus berdebat
49 Miris & prihatin
50 Ucapan terima kasih
51 Anak buah yang mengabaikan tugas
52 Berbalas pesan
53 Pertengkaran di kantin
54 Panggilan video dari Albert
55 Senja
56 Sepenggal cerita
57 Cobaan bertubi-tubi
58 Mis Riweh
59 Menikmati Senja Sore
60 Nata terlambat masuk kantor
61 Pesan
62 Mis riweh memang jahil
63 Merindukan
64 Story WhastApp
65 Pesta kejutan untuk Safana
66 Ini lah kejutan yang sesungguhnya
67 Om sudah pulang
68 Melanjutkan pesta ulang tahun
69 Takdir jodoh sedang bermain main
70 Obrolan serius
71 Menikmati sore bersama
72 Tempat mengeluarkan unek-unek
73 Gadis gila
74 Gadis penipu yang ditipu
75 Gadis Unik
76 Makan siang
77 Menolak
78 Curhat
79 Tiba-tiba datang
80 Part tambahan
81 Penolakan yang ke sepuluh kali untuk Pak Dev
82 Tidak menyangka dipertemukan secepat ini
83 Dia sudah berubah menjadi Billionaire
84 Membentang jarak
85 Akan berusaha meraih hatimu kembali
86 Nostalgia
87 Bertemu di rumah sakit
88 Membayar kompensasi & menjelaskan
89 Salah angka
90 Kesalahpahaman lain
91 Nasehat dari wanita terhebat
92 Kesalahpahaman kedua
93 Meluruskan kesalahpahaman
94 Makan siang
95 Perseteruan
96 Taman
97 Mengantar pulang
98 My bunny sweety
99 Kamar mandi
100 Kesialan yang beruntun
101 Rumah Pak RT
102 Berhasil pulang
103 Diskusi bersama keluarga
104 Harap cemas menantikan hari esok
105 Di rumah sakit
106 Permintaan Nenek Lusi
107 Persiapan pertunangan
108 Pertunangan sederhana
109 Restu
110 Pesona Tuan Chaiden
111 Suapan penuh cinta
112 Berkunjung ke rumah nenek Lusi
113 Biarkan dulu semua seperti ini
114 Kata penutup
115 Berakhir atau tidak?
116 Sedikit cerita tentang Martin
117 Sejenak terpukau pada kesopanannya
118 Sama sama menantikan seseorang
119 Berlarian dipinggir pantai
120 Mulai tumbuh rasa kagum
121 Praduga yang salah
122 Cafe
123 Akhir dengan dilema
124 Istana Tuan Putri
125 Belang tersembunyi
126 Isi kado yang aneh
127 Kalung liontin
128 Rumah kuno
129 Kesakitan Tuan Putri
130 Menuju rumah kuno
131 Usaha ditengah terjebak macet
132 Penyelamat tak terduga
133 Jejak Darah
134 Hutapea atau Senja
135 Periksa keseluruhan
136 Arsel dan Rengga
137 Demam
138 Membawa Ke rumah sakit.
139 Jangan sungkan
140 Ternyata
141 Apakah dia cemburu?
142 Menjenguk
143 Menghapus bekas
144 Di ruangan Senja
145 Orang yang tepat untuk si kembar?
146 Mengingatkan pada seseorang
147 Jadwal mendadak
148 Pulang kerumah
149 Tumbangnya pohon pepaya dan seumbruk bayam
150 Kekacauan di kamar mandi
151 Menu makan malam dirumah Senja
152 Tetap kamu yang bikin kita ketawa
153 Berlalu
154 Pertama kali berpenampilan beda
155 Pertama kali mendatangi rumah bak istana
156 Terlepas
157 Terungkap
158 Ungkapan
159 AKU MENCINTAI GADIS UNIK
160 Lamaran kedua
161 Bertemu anak jalanan
162 Sah
163 Bahagia
164 Ucapan terimakasih
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Berangkat ke Amerika
2
Keberangkatan
3
Istirahat di Apartemen
4
Ternyata anakku pemimpin relawan
5
Pengumuman Up
6
Berangkat kerumah sakit
7
Tidak bisa menjadi pangeran komedi
8
Kakak, malaikat tak bersayap
9
Kembalinya senyum Taka
10
Berbincang
11
Bergantian menginap
12
Makan malam
13
Candaan
14
Makan malam dengan nikmat
15
Ulah duo koplak
16
Telpon dari si Mbok
17
Pertama kali akan naik motor
18
Suasana berbeda
19
Menunggu
20
Berbisik lembut
21
Taka ingin menangis didepan Bunda saja
22
Efek samping yang menyiksa
23
Telpon dari Rengga
24
Kita semua akan menunggu, kamu pasti bisa seperti dulu
25
Mengukir kenangan indah
26
Pertemuan satu kali, tapi masih diingat
27
Bingung dan khawatir
28
Kamu tidak kenapa-kenapa?
29
Ejekan untuk Tuan Putri Ketiga
30
Telah memiliki kekasih
31
Alberto Grissham Chaiden
32
Rencana kembali ketanah air
33
Si kecil yang gemesin
34
Aku menyukai mu
35
Aku minta maaf
36
Secantik orang yang memakainya
37
Tindakan bodoh untuk mengukir kenangan indah
38
Lelaki penebar senyum
39
Mereka akan pulang
40
Sama sama tidak mampu mengucap janji
41
Sebelum pulang
42
Mau disini nemenin Om
43
Kenangan kedua yang tanpa mendasar
44
Aku benci pertemuan
45
Kondisi kembali drop
46
Telah sampai di Jakarta
47
Memesan makanan diwarung
48
Arsel dan Rengga terus berdebat
49
Miris & prihatin
50
Ucapan terima kasih
51
Anak buah yang mengabaikan tugas
52
Berbalas pesan
53
Pertengkaran di kantin
54
Panggilan video dari Albert
55
Senja
56
Sepenggal cerita
57
Cobaan bertubi-tubi
58
Mis Riweh
59
Menikmati Senja Sore
60
Nata terlambat masuk kantor
61
Pesan
62
Mis riweh memang jahil
63
Merindukan
64
Story WhastApp
65
Pesta kejutan untuk Safana
66
Ini lah kejutan yang sesungguhnya
67
Om sudah pulang
68
Melanjutkan pesta ulang tahun
69
Takdir jodoh sedang bermain main
70
Obrolan serius
71
Menikmati sore bersama
72
Tempat mengeluarkan unek-unek
73
Gadis gila
74
Gadis penipu yang ditipu
75
Gadis Unik
76
Makan siang
77
Menolak
78
Curhat
79
Tiba-tiba datang
80
Part tambahan
81
Penolakan yang ke sepuluh kali untuk Pak Dev
82
Tidak menyangka dipertemukan secepat ini
83
Dia sudah berubah menjadi Billionaire
84
Membentang jarak
85
Akan berusaha meraih hatimu kembali
86
Nostalgia
87
Bertemu di rumah sakit
88
Membayar kompensasi & menjelaskan
89
Salah angka
90
Kesalahpahaman lain
91
Nasehat dari wanita terhebat
92
Kesalahpahaman kedua
93
Meluruskan kesalahpahaman
94
Makan siang
95
Perseteruan
96
Taman
97
Mengantar pulang
98
My bunny sweety
99
Kamar mandi
100
Kesialan yang beruntun
101
Rumah Pak RT
102
Berhasil pulang
103
Diskusi bersama keluarga
104
Harap cemas menantikan hari esok
105
Di rumah sakit
106
Permintaan Nenek Lusi
107
Persiapan pertunangan
108
Pertunangan sederhana
109
Restu
110
Pesona Tuan Chaiden
111
Suapan penuh cinta
112
Berkunjung ke rumah nenek Lusi
113
Biarkan dulu semua seperti ini
114
Kata penutup
115
Berakhir atau tidak?
116
Sedikit cerita tentang Martin
117
Sejenak terpukau pada kesopanannya
118
Sama sama menantikan seseorang
119
Berlarian dipinggir pantai
120
Mulai tumbuh rasa kagum
121
Praduga yang salah
122
Cafe
123
Akhir dengan dilema
124
Istana Tuan Putri
125
Belang tersembunyi
126
Isi kado yang aneh
127
Kalung liontin
128
Rumah kuno
129
Kesakitan Tuan Putri
130
Menuju rumah kuno
131
Usaha ditengah terjebak macet
132
Penyelamat tak terduga
133
Jejak Darah
134
Hutapea atau Senja
135
Periksa keseluruhan
136
Arsel dan Rengga
137
Demam
138
Membawa Ke rumah sakit.
139
Jangan sungkan
140
Ternyata
141
Apakah dia cemburu?
142
Menjenguk
143
Menghapus bekas
144
Di ruangan Senja
145
Orang yang tepat untuk si kembar?
146
Mengingatkan pada seseorang
147
Jadwal mendadak
148
Pulang kerumah
149
Tumbangnya pohon pepaya dan seumbruk bayam
150
Kekacauan di kamar mandi
151
Menu makan malam dirumah Senja
152
Tetap kamu yang bikin kita ketawa
153
Berlalu
154
Pertama kali berpenampilan beda
155
Pertama kali mendatangi rumah bak istana
156
Terlepas
157
Terungkap
158
Ungkapan
159
AKU MENCINTAI GADIS UNIK
160
Lamaran kedua
161
Bertemu anak jalanan
162
Sah
163
Bahagia
164
Ucapan terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!