BAB 03

21 juli 2020 vano memperingatiku untuk berhati hati pada rey. Sebenarnya ini sudah agak terlambat karena aku sudah menjatuhkan hati pada rey.

...----------------...

"tujuan lo deketin kania sebenernya apa sih ?" tanya vano tanpa basa basi.

Rey tersenyum miring. "kenapa ? Lo khawatir sama dia,?"

"lo jangan macem macem rey. Gw cuman ga mau ada anggi yang kedua," mendengar ucapan vano rey tertawa pelan seolah meremehkan lawan bicaranya kali ini.

rey menarik kerah seragam vano. "lo yang bikin anggi seperti kaya sekarang. Anggi meninggal gara gara lo,"

Sebenarnya vano cukup terkejut ketika mendengar rey tau tentang kematian anggi. Namun rey berusaha menormalkan ekspresinnya.

Vano mendorong rey dengan keras. "mau sampai kapan lo ga mau ikhlasin kepergian anggi. Mau sampai kapan? Gw berani ngomong gini karena gw yakin karina berpotensi sama kayak kakaknya,"

"sampai kapanpun dua bersaudara itu ga bakal bisa menang dari gw. Gw bisa kok kalau sekedar masukin mereka kepenjara, tapi gw pengen mereka lebih menderita dengan menikmati kesengsaraan mereka sekarang. Keluarga mereka udah hampir bangkrut kan ? Dua bersaudara itu itu ga akan sanggup hidup tanpa uang," jelas rey panjang lebar.

"tapi kania ga ada sangkut pautnya dengan anggi. Mereka hanya sekedar teman sekelas dulu, sama kaya gw dan yang lain. Bedanya, gw tau semua yang terjadi sama anggi dia ga tau apa apa, mending lo jauhin kania sekarang sebelum dia berakhir kaya anggi," vano terus berusaha membujuk rey agar meninggalkan kania. Karena apapun itu vano tau jika rey mendekati kania tidak tulus.

Jangan harap gw lepasin kania. kania juga terlibat. Apapun perbuatannya, kania harus berani bertanggung jawab.

"lo santai aja ngapa sih? Ga usah campurin urusan gw," geram rey.

"jangan sok jadi pahlawan kesiangan sedangkan lo sendiri juga penyembab kematian anggi,"sambung rey.

"untuk semua itu gw minta maaf tapi gw juga ga salah karena gw ga bisa ngendaliin mawar,"

Vano memutar kembali ingatannya.

hujan deras mengguyur kota yang sangat padat ini. Hingga membuat debu debu yang biasannya menghiasi kota ini hilang teredam bersamaan dengan air yang terjatuh.

Vano menggunakan payung untuk melindungi diri dari tetesan air hujan. Kepergian anggi seakan akan membawa kesedihan pada langit. Langit seolah olah ingin semua orang merasakan kesedihan yang sama. Dipemakaman ini semua terasa menyedihkan.

pihak sekolah bukannya berbela sungkawa justru malah berdiskusi agar kasus ini tidak keluar sekolah. Pihak sekolah ingin agar keluarga anggi tidak membeberkan hal ini kepublik dan sebagai imbalannya pihak sekolah berjanji akan menemukan pelaku pembunuhan tersebut.

Dan keluarga anggi setuju.

Pihak sekolah memang berjanji akan menemukan pelakunnya tapi hanya sebatas itu. Saat pelaku sudah ditemukan pihak sekolah tidak bisa melakukan apapun. Mawar.

Mawar jatuh cinta pada vano yang saat tengah menjalin asmara dengan anggi. Mawar mencintai vano sejak smp tapi saat mawar kelas XII justru mendengar vano berpacaran dengan teman sekelasnya.

Dan terlebih kesempatan untuk meraih gelar olimpiade juga direbut anggi. Membuat mawar merasa sangat marah.

Itu alasan mawar mengunci anggi ditoilet sekolah malam itu. Dan yang mengetahui ini hanya kepala sekolah yakni ibu vano, pemilik yayasan dan beberapa donatur. Karena itu vano terkejut jika rey tau tentang kematian anggi.

Anggi hanya dikunci saat itu namun anggii berusaha naik keatas tembok pembatas antar toiletnya dan toilet lain. Anggi terpeleset saat menginjak closet dan kepalannya terbentur. Jadi semua itu memang tidak disengaja.

Setelah mawar lulus sekolah tidak ada kabar apapun tentangnya, kecuali sahabat mawar yang katanya hamil diluar nikah. Sania. Yang dicurigai juga terlibat malam itu tapi mawar selalu menyangkal dan mengatakan dirinya sendirian saat melakukan aksinnya.

Intinya, mawar mencintai vano, tapi karena vano menjalin hubungan asmara dengan anggi membuat mawar marah dan nekat mengunci anggi ditoilet.

Dan sania hanyalah kecurigaan beberapa pihak. Entah sania terlibat atau tidak, tidak ada yang mengetahui. Sedangkan sang pemilik nama juga menghilang bak ditelan bumi.

Tersadar dari ingatan masa lalunnya. Vano menatap cangkir kopi yang belum disentuhnya. tiba tiba vano teringat jika kania adalah adik dari sania. Apa rey mendekati kania karena itu?

Rey ingin balas dendam juga pada kania?

...----------------...

22 juli 2020 rey mengajakku jalan jalan. rey datang kerumah untuk menjemput. Dan saat ini tengah berada dihadapan mama. Karena papa harus kerumah kakek.

"kamu temennya kania?" mama bertanya pada rey. Saat ini aku berada ditangga. Wajah rey terlihat tegang sekali. Haha.

"iya tante saya temennya, sya mau mengajak kania pergi sebentar," izin rey. Aku ingin sekali tertawa melihat carannya berbicara.

"tidak bisa. tante ga izinnkan apalagi perginya berdua dengan laki laki lagi," mama menolak.

Aku ingin sekali tertawa melihat penolakan mama. Tapi juga merasa sedih karena aku merasa terkekang.

"tante sama papanya kania itu melarang anak anak kami untuk berpacaran," ucap mama.

Aku jadi penasaran kemana sania ? Dari dulu memang kami dilarang keras untuk pacaran. Tapi papa sama mama ga terlalu membatasi pertemananku. tapi sejak sania hamil yang entah dengan siapa. Tiba tiba sania menghilang setelah mama dan papa saling berteriak dan membentak hari itu. Dan lingkup pertemananku juga dipersempit.

"tante tidak mau mendengar apapun. Berteman itu wajar, tapi jangan sampai lergi berdua seperiti ini. Tante harap kamu mengerti ya," tegas mama. Kulihat rey hanya mengangguk.

"baik tante, kalau gitu saya pamit pulang ya," mama mengantar rey hingga kedepan pintu lalu kembali masuk.

"ngapain kamu diatas sana heh," sinis mama.

Aku tertawa pelan. "kenapa sih ma ? Marah marah mulu, nanti aku pergi sama rey loh," godaku. Melihat wajah mama yang semakin galak bukannya membuatku takut malah justru membuatku ingin semakin menggodannya.

"awas aja kalau berani, tak laporin papa pokokknya," ancam mama.

"mama ngaduan ih ga seruu," aku pura pura cemberut didepan mama.

"owh iya, tadi wajahnya si rey rey itu kok kaya ga asing ya. Mama kaya pernah lihat dimana gitu,"

Wajah mama yang tampak berpikir keras mau tak mau aku ikut mengerutkan kening. "salah kali ma, udahlah ga usah diinget inget, bikin pusing dan sakit kepala," ucapku menirukan gaya iklan ditv itu. Membuat mama melempariku dengan bantal sofa.

"yaampun si mama sensian banget,"

...****************...

saat ini aku sedang berada dikamar. "kemana sania?"

"kenapa mama dan papa ga mau ngasih tau aku?"

"aku yakin mama pasti tau sesuatu,"

Monologku sebelum memutuskan menutup gorden dan bersiap siap tidur. Tentu tak lupa dengan serangkaian skincare yang sudah kugunakan tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!