Pertemuan dengan orang asing

Mentari bersinar terang,panasnya yang terik membakar kulit epidermis yang terpapar.Sang Bayu rupanya juga enggan untuk bergoyang menyeka hawa panas yang melanda.

Dengan cepat kukayuh sepeda miniku yang sudah usang.Meskipun dengan sekuat tenaga menggerakkan sepeda agar melaju kencang.Akan tetapi,beban barang tumpukan laundry tetap memperlambat kayuhanku.

"Bismillah, Masya Allah wa Laahawla wa Laquwwata Illa Billah.Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung,"ucap lisanku dengan lirih.

Terus kukayuh sepedaku,melaju dengan perlahan menjauhi kencang.Terik matahari semakin menyengat.

Duhh...rasanya ingin segera sampai tujuan dan lekas pulang dirumah.Walaupun rumahku tidak memiliki penyejuk udara tetapi ada kipas angin yang dapat menyeka keringatku.Namun, sebelum mengharapkan semua angan itu,aku harus menyelesaikan mengantar semua pakaian ini kepada pemiliknya.

BRAKKkkkkk!!!

Tiba-tiba aku terjatuh dari sepeda.Keseimbanganku goyah saat ada mobil mewah berusaha menyalipku.Sontak aku kaget mendengar bunyi klakson yang nyaring memekakkan pendengaranku.

"Innalillahi, aduh....,"jeritku sambil memegangi lututku yang terasa nyeri.

Aku meringis menahan sakit yang mulai menjalar.Pandanganku beralih pada deru mesin mobil yang menyala di belakangku.Lalu keluar dua orang pria memakai jas abu-abu gelap.Salah satu pria itu sudah paruh baya dan satunya sudah cukup dewasa.Mereka berjalan dengan cepat menghampiriku.

"Ya ampun,adek nggak apa-apa?" tanya pria dewasa satunya padaku sambil memegang pundak ku.

Kupandangi dia sekejap dengan aroma minyak wanginya yang sangat menusuk Indra penciumanku.

"Akhh...nggak apa-apa pak,cuma agak sedikit nyeri,"jawabku sambil berusaha untuk berdiri semampuku.

"Kamu terluka nak?" tanya pria tua satunya dengan raut muka kecemasan padaku.

"Nggak apa-apa pak,"jawabku dengan senyum meringis.

"Maafkan saya ya dek,saya ceroboh sampai menyenggol sepeda adek.Ayo,saya antar ke rumah sakit untuk memastikan adek tidak apa-apa," ucap pria dewasa itu sambil terus memandangku.

"Iya nak,ayo ke rumah sakit saja,"ucap pria tua.

"Ini sayaAllah nggak apa-apa kok pak."

Perlahan aku kembali dapat berdiri dan memandang pakaian laundry yang harus segera kukirim.

Alhamdulillah,tidak ada satu plastik yang robek hanya jatuh saja beberapa.Segera aku bergegas mengambilnya dan kedua pria itu berusaha membantuku.

"Sudah tidak apa-apa kok pak," aku merasa tidak enak hati.

"Tidak apa-apa dek,saya yang salah," sambil membantu menaruh pakaian laundry di belakang sepedaku dan mengikatnya.

"Kamu rumahnya dimana nak,biar kami antar ya,bapak takut kamu kenapa-kenapa nak,"ucap pria tua yang terus menatapku.

"Oh,tidak apa-apa pak,saya baik-baik saja Ini syaAllah,"jawabku sambil membetulkan kerudungku yang agak miring.

Kemudian pria satunya mengeluarkan dompet dari sakunya.Perlahan ditariknya beberapa lembar uang dan mencari kartu dari balik dompetnya.

"Dek,ini ada sedikit uang sebagai pengganti biaya pengobatan dan juga kartu nama saya ya,nanti jika ada apa-apa adek dapat menghubungi saya," tangannya sambil menyodorkan uang dan kartu namanya padaku.

"Iya nak,tolong diterima ya.Anggap saja ini sebagai wujud rasa permintaan maaf dari kami," pria tua tersebut menangkupkan kedua tangannya di dada sebagai tanda rasa bersalahnya.

"Mohon maaf sebelumnya pak,saya tidak bisa menerimanya.In syaAllah saya tidak apa-apa kok pak.Alhamdulillah tidak ada yang luka."

Aku tersenyum kepada mereka seraya menangkupkan kedua tanganku bahwa aku tulus memaafkan mereka tanpa mengharapkan imbalan apapun.

"Tidak apa-apa nak,tolong diterima saja ya nak.Bapak jadi tidak enak perasaannya."

Pria tua tersebut menjelaskan kepadaku agar aku menerima pemberiannya.Namun,tetap saja kutolak .

"Mohon maaf sebelumnya pak,bukan maksud saya tidak membuat perasaan bapak tidak nyaman tetapi saya tidak apa-apa.In syaAllah saya memaafkan bapak.Kemungkinan juga saya kurang hati-hati dan waspada saat mengayuh sepeda."

"Baiklah nak,jika kamu berkata demikian.Kalau begitu boleh bapak meminta alamat rumahnya nak,supaya nanti bapak bisa memastikan jika kamu tidak apa-apa."

Karena pria tua tersebut terus memaksaku.Akhirnya aku berikan kepadanya alamat tempat tinggal ku.

"Baiklah pak,jika hal tersebut dapat membuat bapak merasa nyaman,"jawabku dengan senyum.

"Alhamdulillah,terima kasih nak,"pria tua itu tersenyum lega.

"Oh,ya kalau boleh tahu adek namanya siapa?"tanya pria dewasa satunya.

"Nama saya Rani pak,"jawabku.

"Oh..dek Rani ya."

"Iya pak," kubalas senyumnya.

"Nak Rani,perkenalkan saya Sukiman Suprapto dan ini adalah putra saya Sugeng Suprapto,"

pria tua tersebut menjelaskan.

"Oh,iya pak,"sambil kuanggukan kepala tanda mengerti.

"Tadi saya terburu-buru harus meeting dengan klien.Sehingga bapak menabrak Dek Rani," tutur pria dewasa tersebut sambil mengeluarkan telepon genggam miliknya.

"Baiklah,Dek Rani bisa memberitahu alamat Dek Rani dan nomor handphonenya?"

"Alamat rumah saya di jalan teratai nomor 24 pak, bapak bisa bilang rumahnya Ibu Tari yang memiliki warung makanan insyaAllah semua orang sudah kenal pak."

"Baiklah Dek Rani dan nomor hpnya?"

sambil mengetik di telepon genggamnya.

"Maaf pak saya tidak punya hp."

Lalu pria tua masuk ke mobil dan mengambil tas miliknya dan kembali menuju ke arahku. Dikeluarkan sesuatu benda dari dalam tasnya.Tiba-tiba disodorkan benda tersebut padaku.

"Ini nak Rani,tolong bawa hp ini ya agar bapak bisa menghubungi nak Rani dan dapat memastikan kondisi nak Rani baik-baik saja,"

"Mohon diterima ya nak," ucapnya dengan wajah berharap.

"Tapi pak,saya tidak bisa menerima barang ini.Terlalu mahal untuk saya pak,"kelasku dengan lembut dan santun.

"Baiklah jika nak Rani berkata demikian,kamu sangat baik sekali nak,"senyumnya mengembang menatapku dalam guratan wajahnya yang mulai menua.

"Bapak izin melanjutkan perjalanan kami ya nak Rani,semoga kita bertemu lagi di momen yang baik dan menyenangkan pada pertemuan kita selanjutnya."

"Aaamiin.In syaAllah pak,"jawabku tersenyum padanya.

Akhirnya mereka berdua berpamitan kepadaku untuk pergi.Tangan mereka melambai dengan anggukan kepala menatapku dari balik kaca jendela mobil mereka.Lalu kubalas dengan senyum dan anggukkan kepala.

Mobil mereka melaju perlahan dalam teriknya kilau mentari.Lambat laun mulai samar dan akhirnya menghilang.

Aku tersadar dari lamunanku dan bergegas menyelesaikan tugasku mengantar pakaian laundry.Kuperiksa kondisi sepedaku dan barang-barang.

Alhamdulillah tidak ada yang rusak dan semua barang terikat kencang.Kunaikki sepedaku perlahan.Kukayuh dengan sisa kemampuanku meski ada rasa nyeri di lutut dan siku.Kupanjatkan doa' kepada Allah ta'ala sebelum mengayuh sepeda.

"Bismillahirrahmanirrahim,Subhaanalladzi sakh-khoro lanaa haadza wa maa kunnaa lahuu muqriniina wa Inna ilaa Robbinaa lamun-qolibuun."

Sepedaku pun melaju...

Episodes
1 Namaku Rani
2 Bundaku
3 Kelulusan SMP
4 Pertemuan dengan orang asing
5 Hari pertama di sekolah baru
6 Teman baru
7 Perkenalan
8 Masa Orientasi Siswa
9 Anak Angkuh Yang Membuat Ulah
10 Bertemu Lagi
11 Kembali ke Sekolah
12 Dia mengangguku lagi
13 Malaikat Penolong
14 Pertemuan Tidak Terduga
15 Tanda Tanya
16 Menjenguk Kakek
17 Terkejut
18 Bunda Jatuh Sakit
19 Bimbang
20 Kesepakatan
21 Aku Menikah
22 Menyimpan Rahasia
23 Akhirnya Bunda Siuman
24 Hujan
25 Gelisah
26 Sebuah Pengakuan
27 Menetap sementara
28 Kakek pulang ke rumah
29 Menjenguk Bunda
30 Kecurigaan Bunda
31 Kebaikan Kak Roy
32 Tipu Muslihat Kak Reno
33 Pertengkaran
34 Sepenggal Cerita
35 Terkuaknya Sebuah Rahasia
36 Hancur
37 Derai air mata
38 Keluar dari rumah keluarga Suprapto
39 Menjauh
40 Kembali bersama bunda
41 Permintaan maaf
42 Menginginkan berpisah
43 Permintaan kakek
44 Kepergian Bunda
45 Perubahan
46 Keputusan
47 Kabar yang mengejutkan
48 Perpisahan
49 Rindu bunda
50 Bersama Wirda
51 Berjumpa lagi setelah sekian lama.
52 Syukuran Keluarga Suprapto
53 Keinginan Kak Reno
54 Memohon petunjuk Allah Subhanahu wa ta'ala
55 Mengutarakan sebuah keinginan.
56 Upaya melegalkan pernikahan siri
57 Foto Prewedding
58 Persiapan
59 Perayaan pesta pernikahan
60 Kehadiran Kak Roy
61 Gejolak batin
62 Di balik pintu
63 Pengorbanan
64 Memilih untuk tetap bersabar
65 Menemui Kak Roy
66 Bertemu teman lama
67 Menguatkan hati
68 Laki-laki yang hadir secara tiba-tiba.
69 Deritaku.
70 Berjumpa lagi dengan teman lama.
71 Obrolan Singkat
72 Bersiasat kembali.
73 Terluka kembali dan hancur lagi.
74 Kak Reno! Kamu jahat.
75 Memberikan pelajaran untuk Kak Reno.
76 Menuai hasil
77 Berusaha mengadu domba.
78 Ikhtiar Sang Penolong.
79 Hal yang tidak terduga.
80 Berkumpul
81 Mendatangi rumah keluarga Suprapto.
82 Pemeriksaan lanjutan.
83 Kedatangan Rere membesuk Kak Roy.
84 Pemeriksa CT scan.
85 Surat penangkapan untuk Kak Reno.
86 Kejutan untuk Keluarga Suprapto.
87 Pemeriksaan Lanjutan
88 Kehadiran Rere yang menganggu.
89 Kehadiran Rafa.
90 Hasil yang mengejutkan.
91 Kabar Buruk.
92 Hening ku.
93 Permintaan Kak Roy dan Rere.
94 Bersama orang-orang baik.
95 Gugatan Cerai.
96 Berbicara dengan Kak Reno.
97 Hasutan Mbak Riska.
98 Berada di rumah Wirda.
99 Firasat Rani
100 Rencana Rere
101 Kesedihan Kak Roy.
102 Obrolan Mbak Riska bersama Pak Sugeng dan kakek.
103 Kedatangan Mbak Riska.
104 Menunggu Ustad Fariz
105 Menuju rumah Ustad Fariz.
106 Permintaan Kak Reno.
107 Tiba di rumah ustad Fariz.
108 Menyusun rencana.
109 Menemui Pak Hadi.
110 Berbincang dengan Ummah.
111 Kondisi Bu Sri.
112 Menandatangani surat ahli waris.
113 Rahasia Kak Roy.
114 Sambungan telepon.
115 Menunggu
116 Jatuhnya keluarga Suprapto.
117 Hasil Sidang.
118 Pernyataan Kak Rafa.
119 Permintaan Kak Reno.
120 Kabar duka.
121 Kepergian Kak Roy.
122 Mengikhlaskan.
123 Kegaduhan
124 Kecurigaan Wirda.
125 Nasihat Ummah.
126 Kemalangan.
127 Bercerai.
128 Penerimaan Rani.
129 Kebiasaan keluarga Ummah.
130 Kepergian Bu Sri.
131 Bersama Enjid.
132 Kabar duka untuk keluarga Suprapto.
133 Proses operasi.
134 Kak Rafa dan Wirda.
135 Curahan hati Kak Rafa.
136 Tersadar.
137 Kepergian yang tiba-tiba.
138 Pulang kembali.
139 Keadaan Kak Reno.
140 Perasaan Ustad Fariz.
141 Melihat kembali.
142 Kebahagiaan.
143 Healing sejenak.
144 Nasihat Pak Sipir.
145 penglihatan baruku.
146 Khitbah untuk Wirda.
147 Di rumah Wirda.
148 Berbicara dengan Ustad Fariz.
149 Dua hati.
150 Perbedaan
151 Menemui Kak Reno.
152 Ritual adat
153 Akad nikah.
154 Pesta pernikahan.
155 Permintaan Kak Aisyah.
156 Sikap Kak Aisyah.
157 Tekad Ustad Fariz.
158 Tanpa diduga.
159 Keputusan.
160 Kegelisahan hati Kak Reno.
161 Kegundahan.
162 Kegundahan Ummah.
163 Lamaran untuk Ustad Fariz.
164 Kembalinya Kak Roy.
165 Alasan Rere.
166 Persiapan.
167 Keterkejutan.
168 pilihanku.
169 Kegalauan Tante Desi.
170 Keinginan hati.
171 Sah
172 Awal perasaan.
173 Babak baru.
174 Cinta Ustad Fariz.
175 Keinginan yang terbelenggu.
176 Bersama dirinya.
177 Risaunya Ummah.
178 Membesuk Kak Roy.
179 Membesuk Rere.
180 Rencana tersembunyi.
181 Gusarnya hati.
182 Kepulangan Wirda.
183 Pertemuan.
184 Panik.
185 Diculik.
186 pertolongan.
187 Penyelamatan.
188 Mengikhlaskan.
189 Sisi Hati Kak Reno.
190 Haru dan bahagia.
191 Pilihan Kak Roy.
192 Kak Aisyah lagi.
193 Keadaan Rere.
194 Tersadar.
195 Lingkaran perasaan.
196 Hari kebebasan.
197 Pinta Ummah.
198 Rani kecil.
199 Perasaan Wirda.
200 Perpisahan.
201 Firasat Ummah.
202 Hening.
203 Kehilangan.
204 Perpisahan.
205 Berkabung duka.
206 Asa baru.
207 Tiba di rumah sakit.
208 Kepedihan Ummah.
209 Menunggu.
210 Kesabaran.
211 Koma.
212 Sadar dari koma.
213 Lumpuh.
214 Mengenang.
215 Time flies.
216 Mengikhlaskan.
217 Fariz kecil.
218 Di taman.
219 Berjumpa lagi.
220 Keinginan hati.
221 Kembali dekat.
222 Menatap senja.
223 Semakin dekat.
224 Ungkapan Hati.
225 Tidak terduga,
226 Renungan.
227 Melihat dirinya.
228 Surat untuk Rani.
229 Menuangkan rasa.
230 Tak bisa memiliki.
231 Dia lagi.
232 Dia lagi.
233 Pandangan mata.
234 Galau.
235 Pinta Rani padaku.
236 Salah paham.
237 Menghindar.
238 Kesedihan Kak Roy.
239 Bertemu dia lagi.
240 Tidak menyerah.
241 Rencananya.
242 Salah paham.
243 Ikhtiar Kak Reno.
244 Surat lagi.
245 Kegusaran.
246 Kenapa dia lagi.
247 Perenungan.
248 Berbicara berdua.
249 Menentukan pilihan.
250 Pilihan.
251 Menumpahkan Rasa.
252 Hanyut dalam rasa.
253 Bersamanya.
254 Kabar pahit.
255 Kepergian.
256 Tumbuh Rasa.
257 Kegusaran Kak Roy.
258 Mencari keberadaan ku.
259 Tentang aku dan dirinya.
260 Tentang aku dan dirinya:part 2
261 Kedatangan Ummah.
262 Naluri Ummah dan Wirda.
263 Tentang aku dan dirinya lagi.
264 Kedatangan yang sia-sia.
265 Kehadiran yang tiba-tiba.
266 Di sekap.
267 cerita Bik Inah.
268 Sosok aneh.
269 Melarikan diri.
270 Mencari keberadaan ku.
271 Ke rumah sakit.
272 Tersadar.
273 Tertangkap.
274 Dalam kurungan.
275 ketakutan Ummah.
276 kedatangan Kak Roy.
277 Tuduhan Ummah.
278 Melepas Rindu.
279 Melarikan diri.
280 Rupanya Kak Roy.
281 Di temukan.
282 Pengakuan Bibi pengasuh.
283 hasrat Kak Roy.
284 Terdesak.
285 Kecelakaan.
286 Rencana Tuhan.
287 Nasihat perawat.
288 Mengungkapkan perasaan.
289 Kehilangan.
290 Pindah.
291 Melepas rindu.
292 Semakin dekat.
293 Menjadi satu.
294 Menuju bahagia.
295 Kebersamaan Rani dan Reno.
Episodes

Updated 295 Episodes

1
Namaku Rani
2
Bundaku
3
Kelulusan SMP
4
Pertemuan dengan orang asing
5
Hari pertama di sekolah baru
6
Teman baru
7
Perkenalan
8
Masa Orientasi Siswa
9
Anak Angkuh Yang Membuat Ulah
10
Bertemu Lagi
11
Kembali ke Sekolah
12
Dia mengangguku lagi
13
Malaikat Penolong
14
Pertemuan Tidak Terduga
15
Tanda Tanya
16
Menjenguk Kakek
17
Terkejut
18
Bunda Jatuh Sakit
19
Bimbang
20
Kesepakatan
21
Aku Menikah
22
Menyimpan Rahasia
23
Akhirnya Bunda Siuman
24
Hujan
25
Gelisah
26
Sebuah Pengakuan
27
Menetap sementara
28
Kakek pulang ke rumah
29
Menjenguk Bunda
30
Kecurigaan Bunda
31
Kebaikan Kak Roy
32
Tipu Muslihat Kak Reno
33
Pertengkaran
34
Sepenggal Cerita
35
Terkuaknya Sebuah Rahasia
36
Hancur
37
Derai air mata
38
Keluar dari rumah keluarga Suprapto
39
Menjauh
40
Kembali bersama bunda
41
Permintaan maaf
42
Menginginkan berpisah
43
Permintaan kakek
44
Kepergian Bunda
45
Perubahan
46
Keputusan
47
Kabar yang mengejutkan
48
Perpisahan
49
Rindu bunda
50
Bersama Wirda
51
Berjumpa lagi setelah sekian lama.
52
Syukuran Keluarga Suprapto
53
Keinginan Kak Reno
54
Memohon petunjuk Allah Subhanahu wa ta'ala
55
Mengutarakan sebuah keinginan.
56
Upaya melegalkan pernikahan siri
57
Foto Prewedding
58
Persiapan
59
Perayaan pesta pernikahan
60
Kehadiran Kak Roy
61
Gejolak batin
62
Di balik pintu
63
Pengorbanan
64
Memilih untuk tetap bersabar
65
Menemui Kak Roy
66
Bertemu teman lama
67
Menguatkan hati
68
Laki-laki yang hadir secara tiba-tiba.
69
Deritaku.
70
Berjumpa lagi dengan teman lama.
71
Obrolan Singkat
72
Bersiasat kembali.
73
Terluka kembali dan hancur lagi.
74
Kak Reno! Kamu jahat.
75
Memberikan pelajaran untuk Kak Reno.
76
Menuai hasil
77
Berusaha mengadu domba.
78
Ikhtiar Sang Penolong.
79
Hal yang tidak terduga.
80
Berkumpul
81
Mendatangi rumah keluarga Suprapto.
82
Pemeriksaan lanjutan.
83
Kedatangan Rere membesuk Kak Roy.
84
Pemeriksa CT scan.
85
Surat penangkapan untuk Kak Reno.
86
Kejutan untuk Keluarga Suprapto.
87
Pemeriksaan Lanjutan
88
Kehadiran Rere yang menganggu.
89
Kehadiran Rafa.
90
Hasil yang mengejutkan.
91
Kabar Buruk.
92
Hening ku.
93
Permintaan Kak Roy dan Rere.
94
Bersama orang-orang baik.
95
Gugatan Cerai.
96
Berbicara dengan Kak Reno.
97
Hasutan Mbak Riska.
98
Berada di rumah Wirda.
99
Firasat Rani
100
Rencana Rere
101
Kesedihan Kak Roy.
102
Obrolan Mbak Riska bersama Pak Sugeng dan kakek.
103
Kedatangan Mbak Riska.
104
Menunggu Ustad Fariz
105
Menuju rumah Ustad Fariz.
106
Permintaan Kak Reno.
107
Tiba di rumah ustad Fariz.
108
Menyusun rencana.
109
Menemui Pak Hadi.
110
Berbincang dengan Ummah.
111
Kondisi Bu Sri.
112
Menandatangani surat ahli waris.
113
Rahasia Kak Roy.
114
Sambungan telepon.
115
Menunggu
116
Jatuhnya keluarga Suprapto.
117
Hasil Sidang.
118
Pernyataan Kak Rafa.
119
Permintaan Kak Reno.
120
Kabar duka.
121
Kepergian Kak Roy.
122
Mengikhlaskan.
123
Kegaduhan
124
Kecurigaan Wirda.
125
Nasihat Ummah.
126
Kemalangan.
127
Bercerai.
128
Penerimaan Rani.
129
Kebiasaan keluarga Ummah.
130
Kepergian Bu Sri.
131
Bersama Enjid.
132
Kabar duka untuk keluarga Suprapto.
133
Proses operasi.
134
Kak Rafa dan Wirda.
135
Curahan hati Kak Rafa.
136
Tersadar.
137
Kepergian yang tiba-tiba.
138
Pulang kembali.
139
Keadaan Kak Reno.
140
Perasaan Ustad Fariz.
141
Melihat kembali.
142
Kebahagiaan.
143
Healing sejenak.
144
Nasihat Pak Sipir.
145
penglihatan baruku.
146
Khitbah untuk Wirda.
147
Di rumah Wirda.
148
Berbicara dengan Ustad Fariz.
149
Dua hati.
150
Perbedaan
151
Menemui Kak Reno.
152
Ritual adat
153
Akad nikah.
154
Pesta pernikahan.
155
Permintaan Kak Aisyah.
156
Sikap Kak Aisyah.
157
Tekad Ustad Fariz.
158
Tanpa diduga.
159
Keputusan.
160
Kegelisahan hati Kak Reno.
161
Kegundahan.
162
Kegundahan Ummah.
163
Lamaran untuk Ustad Fariz.
164
Kembalinya Kak Roy.
165
Alasan Rere.
166
Persiapan.
167
Keterkejutan.
168
pilihanku.
169
Kegalauan Tante Desi.
170
Keinginan hati.
171
Sah
172
Awal perasaan.
173
Babak baru.
174
Cinta Ustad Fariz.
175
Keinginan yang terbelenggu.
176
Bersama dirinya.
177
Risaunya Ummah.
178
Membesuk Kak Roy.
179
Membesuk Rere.
180
Rencana tersembunyi.
181
Gusarnya hati.
182
Kepulangan Wirda.
183
Pertemuan.
184
Panik.
185
Diculik.
186
pertolongan.
187
Penyelamatan.
188
Mengikhlaskan.
189
Sisi Hati Kak Reno.
190
Haru dan bahagia.
191
Pilihan Kak Roy.
192
Kak Aisyah lagi.
193
Keadaan Rere.
194
Tersadar.
195
Lingkaran perasaan.
196
Hari kebebasan.
197
Pinta Ummah.
198
Rani kecil.
199
Perasaan Wirda.
200
Perpisahan.
201
Firasat Ummah.
202
Hening.
203
Kehilangan.
204
Perpisahan.
205
Berkabung duka.
206
Asa baru.
207
Tiba di rumah sakit.
208
Kepedihan Ummah.
209
Menunggu.
210
Kesabaran.
211
Koma.
212
Sadar dari koma.
213
Lumpuh.
214
Mengenang.
215
Time flies.
216
Mengikhlaskan.
217
Fariz kecil.
218
Di taman.
219
Berjumpa lagi.
220
Keinginan hati.
221
Kembali dekat.
222
Menatap senja.
223
Semakin dekat.
224
Ungkapan Hati.
225
Tidak terduga,
226
Renungan.
227
Melihat dirinya.
228
Surat untuk Rani.
229
Menuangkan rasa.
230
Tak bisa memiliki.
231
Dia lagi.
232
Dia lagi.
233
Pandangan mata.
234
Galau.
235
Pinta Rani padaku.
236
Salah paham.
237
Menghindar.
238
Kesedihan Kak Roy.
239
Bertemu dia lagi.
240
Tidak menyerah.
241
Rencananya.
242
Salah paham.
243
Ikhtiar Kak Reno.
244
Surat lagi.
245
Kegusaran.
246
Kenapa dia lagi.
247
Perenungan.
248
Berbicara berdua.
249
Menentukan pilihan.
250
Pilihan.
251
Menumpahkan Rasa.
252
Hanyut dalam rasa.
253
Bersamanya.
254
Kabar pahit.
255
Kepergian.
256
Tumbuh Rasa.
257
Kegusaran Kak Roy.
258
Mencari keberadaan ku.
259
Tentang aku dan dirinya.
260
Tentang aku dan dirinya:part 2
261
Kedatangan Ummah.
262
Naluri Ummah dan Wirda.
263
Tentang aku dan dirinya lagi.
264
Kedatangan yang sia-sia.
265
Kehadiran yang tiba-tiba.
266
Di sekap.
267
cerita Bik Inah.
268
Sosok aneh.
269
Melarikan diri.
270
Mencari keberadaan ku.
271
Ke rumah sakit.
272
Tersadar.
273
Tertangkap.
274
Dalam kurungan.
275
ketakutan Ummah.
276
kedatangan Kak Roy.
277
Tuduhan Ummah.
278
Melepas Rindu.
279
Melarikan diri.
280
Rupanya Kak Roy.
281
Di temukan.
282
Pengakuan Bibi pengasuh.
283
hasrat Kak Roy.
284
Terdesak.
285
Kecelakaan.
286
Rencana Tuhan.
287
Nasihat perawat.
288
Mengungkapkan perasaan.
289
Kehilangan.
290
Pindah.
291
Melepas rindu.
292
Semakin dekat.
293
Menjadi satu.
294
Menuju bahagia.
295
Kebersamaan Rani dan Reno.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!