Sang Bayu berhembus semilir,sepoi-sepoi merayu raga dalam hembusan dinginnya malam.Jam dinding sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB.Ughhh,ingin rasanya segera mungkin kupercepat menyelesaikan tumpukan pakaian yang masih mengantri untuk kusetrika.
"UAggghhh...astaghfirullahaladhzim...emhhh,"kututup mulutku yang menguap dengan tangan kananku dan menggeliatkan punggungku agar tidak terlalu pegal.
"Rani capek ya?"tanya bunda sambil meracik bumbu dan sayur untuk dimasak saat fajar esok hari
Aku tersenyum memandang bunda dan menggelengkan kepala.
"Nggak bun,cuma agak kram sedikit,"jawabku.
"Ya udah itu berarti Rani capek.Rani istirahat saja dulu,nanti bunda selesaikan setelah meracik bumbu,"memandangiku.
Ya Tuhan mana mungkin aku biarkan bunda seorang diri mengerjakan semua ini.Raut mukanya juga terlihat letih namun,dia tetap bekerja dalam kelelahannya.
Batinku dalam hati.
"Aduh,bundaku sayang Rani nggak apa-apa kok bun.Ini Rani masih kuat dan semangat kok bun," mengangkat lengan tanganku dan menunjukkan pada bunda.
Bunda tersenyum tipis,setidaknya tawanya menjadi alasan kekuatanku untuk menahan lelah yang menghujam di jasmaniku.
Bundaku,adalah segalanya untukku.Karena hanya dirinya yang kumiliki dalam hidup ini.Kesedihannya adalah laraku dan kebahagiaannya adalah daya juangku menjalani kehidupan.
Meskipun aku tumbuh tanpa cinta seorang ayah.Namun,bunda selalu melengkapi kasih sayang dan cinta sebagai single parents dalam membesarkanku.Setiap malam bunda selalu menceritakan tentang ayah.Hal yang ayah suka ataupun semua perjalanan hidup ayah.Meskipun aku tahu ada kerinduan dalam setiap katanya.Tetapi diriku memahami bunda berusaha untuk tegar dan kuat dihadapanku.
Aku dan ayah tidak pernah bertemu tetapi bunda mengajarkanku untuk selalu mencintainya.Dengan cara mengirimkan lafadz cintaku dalam untaian setiap do'a melalui pintaku kepada Allah ta'ala.
Bunda,selalu menjadi benteng pertahananku disaat aku jatuh dan terpuruk.Entah energi apa yang membuat bunda sekuat bongkahan karang,tetap bertahan walau dihempas kerasnya hentaman ombak dan badai.
Di keterbatasan ekonomi,bunda selalu mengajarkanku untuk selalu bersyukur atas karunia Allah dan tetap berjuang memperoleh rezeki dengan cara yang halal dan diridhoi Allah.
Alhamdulillah ala kulli hal,bunda selalu berucap demikian yang artinya "Segala puji bagi Allah atas segala keadaan."
Do'a yang selalu bunda ajarkan kepadaku agar aku selalu mengingat Allah Subhana wa ta'ala dalam segala kondisi baik senang atau susah.
Pernah suatu ketika saat aku masih SD.Teman-temanku mengejekku anak yatim.
"Hahahaha....Rani nggak punya bapak...Rani nggak punya bapak!!!"
"Haahaaahaa...anak yatim!".
Mereka menertawakanku dan terus menghinaku.
Saat itu aku pulang menangis tersedu-sedu memeluk bunda.Kudekap tubuhnya sekuat mungkin,kutumpahkan rasa sakit yang merobek hatiku.Dengan terisak aku ceritakan kepada bunda apa yang terjadi.
Sorot matanya berkaca-kaca,mengambang bayang air yang menutupi korneanya.
Bunda membalas pelukanku.Dikecup keningku dengan lembut olehnya.Disekanya air mataku dengan jemari tangannya.Matanya beradu dengan pandanganku.Linangan air mataku membasahi kerudungnya.
Diambilnya napas perlahan sejenak untuk merangkai kata,lalu dipandang diriku sambil mengelus wajahku.
"Bismillah,Rani sayangku.Cahaya hati bunda,dengarkan bunda ya nak,"ucapnya dengan lembut.
Sentuhannya menenangkanku.Jiwaku terasa tenang dalam dekapan hangat penuh cintanya.Suaranya yang lembut membuatku larut dalam ucapannya.Perlahan tangisku mulai mereda,lalu kuseka air mata yang masih mengalir di pipiku.
"Iy...iy..iya bun..da,"dengan terbata dalam tangisku.
"Alhamdulillah,Putri bunda pinter maa'syaAllah."
Didaratkanlah kecupan sayang bunda pada wajahku yang sembab.Bunda mulai menjelaskan kepadaku dengan penuh kehati-hatian dan keibuaannya.
"Rani putri bunda yang solihah,sebelumnya Rani ikhlaskan teman-teman yang mengejekmu dan maafkanlah mereka ya nak."
"Tapi bun,mereka jahat kan bun.Hati Rani sakit bun!"
"Iya sayang bunda ngerti tapi bunda selalu bilang bukan,bahwa Allah tidak menyukai orang yang mencela atau menghina orang lain.Allah menginginkan kita berakhlak yang baik.Teman-teman Rani bertindak demikian karena mereka belum mengerti dan memahami,InsyaAllah dengan seiringnya waktu saat mereka tumbuh dewasa.Kelak mereka akan menyadari jika perkataan mereka tidak baik."
"Kejahatan tidak boleh dibalas dengan apa nak?"
"Kejahatan bun."
"Nah,itu pinter anak bunda.Teruslah berbuat baik meskipun orang lain berbuat jahat terhadap diri kita."
"Tapi bun masak orang jahat di baikkin bun?mereka nggak akan sadar kan bun.Buktinya mereka jahat.Apa nggak boleh dijahatin balik bun ?"
Bunda tersenyum sambil mengelus lembut kepalaku.
"Tidak boleh sayang,jika kita membalas kejahatan dengan kejahatan, lalu apa bedanya kita dengan mereka.Jadi sama-sama berdosa dan sama jahatnya dong."
"Oh..iya...ya bun."
Kepalaku mengangguk pertanda mengerti.
"Lalu jika teman-teman Rani mengatakan Rani tidak mempunyai bapak itu tidak benar bukan.Rani punya ayah kok,tetapi Allah lebih sayang dengan ayah sehingga Allah memanggil ayah pulang ke surganya lebih dulu."
"Tapi kenapa bun,Allah cepat sekali mengambil ayah.Padahal Rani belum pernah bertemu ayah bunda."
"Apa Allah nggak sayang Rani bun?"
"Allah sayang Rani kok.Nih,buktinya ada bunda yang masih menemani Rani.Allah ingin Rani tumbuh menjadi anak yang kuat dan tangguh sayang.Setiap anak tidak bisa memilih dilahirkan dalam kondisi seperti apa nak.Tidak ada yang bisa meminta dilahirkan dalam kondisi orangtuanya lengkap atau justru tanpa orang tua.Semua sudah ditakdirkan oleh Allah,demikian juga halnya dengan Rani yang terlahir dengan status sebagai anak yatim atau tanpa ayah."
"Jadi Rani harus menerima ikhlas ketetapan Allah ya bun?"
"Benar sayang,Rani tahu tidak kalau dalam agama Islam anak yatim itu mempunyai keistimewaan!"
"Oh ya bun,apa bun?"
Mukaku sedikit sumringah dan tidak sabar menunggu jawaban dari bunda.
"Seperti dalam QS.Ad Dhuha ayat 9.Coba bunda mau denger bunyi ayat apa?"
"Oh..iya bun Rani tahu bun.Bunyi ayatnya seperti ini kan bun "Fa ammalyatiima fa laa taqhar".Benar nggak bun?"
"Maa'syaAllah benar nak.Rani tahu nggak artinya adalah " Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu bertindak sewenang-wenang."
"Maksud dari ayat tersebut adalah Allah melarang umat muslim untuk menyakiti anak yatim baik secara fisik atau non fisik.Dan yang melanggarnya maka jangan mengharapkan surgaNya Allah.Sebab anak yatim berada dalam naungan perlindunganNya."
"Wah,Berarti Allah selalu jagain Rani ya Bun."
Bunda mengangguk dan tersenyum sambil mengusap wajahku dengan lembut.Dan melanjutkan pembicaraannya.
"Ada lagi nak di Qs.Al Baqarah ayat 83 yang berbunyi: "Bismillahirrahmanirrahim, wa idz akhodznaa miitsaaqo banii isroo-iila laa ta'buduuna illalloha wabil waalidaini ihsaanaa wadzil qurbaa wal yataamaa wal masaakiini waquuluu linnaasi husnaa wa aqimush sholata wa atuz zakaata tsumma tawallaitum illaa qoliilam minkum wa antum mu'ridhun."
Hatiku tentram dan syahdu mendengar penggalan ayat suci Al-Qur'an yang bunda latunkan.Mataku terkesima memandang bunda.
Maa'syaAllah beruntungnya aku memiliki mu bunda.Batinku berucap.
"Artinya apa bun?"
"Artinya"Dan (ingatlah),ketika kami mengambil janji dari Bani Israil(yaitu):janganlah kamu menyembah selain Allah,dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak,kaum kerabat,anak-anak yatim,dan orang-orang miskin,serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,kecuali sebagian kecil dari pada kamu,dan kamu saling berpaling."
"Panjang bener ya bun, maksudnya apa bun?"
"Maksudnya untuk memuliakan anak yatim nak.Yaitu dengan tidak boleh mengucapkan kata kasar,mencaci maki bahkan tidak peduli dengan kesusahan mereka.Karena Jika menelantarkan anak yatim sama saja dengan mendustakan agama."
"Alhamdulillah Rani paham bun.Mulai sekarang Rani akan menjadi anak yang kuat dan nggak mudah nangis lagi bun. Kan ada Allah ya bun, Allah sayang dan jagain Rani."
"Iya nak,bunda bangga punya anak seperti Rani."
Kami saling berpelukan.Lega hatiku saat itu mendengar perkataan bunda yang membesarkan hatiku.
Satu hal yang sangat aku syukuri.Karena Allah melahirkanku dari rahim wanita Sholihah dan tangguh seperti bunda.
Lamunanku tersadar,segera kulanjutkan menyetrika pakaian.
"Bun,Rani sayang bunda!"teriakku pada bunda yang sedang memotong sayuran.
Bunda tersenyum dan sedikit kaget dengan ucapanku.Matanya memandangku dalam rona bahagia.
"Bunda juga sayang Rani."
Kubalas ucapan bunda dengan tawa nakalku.Kami larut dalam aktivitas berbeda dalam nuansa hati saling menyayangi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments