“Tuh kan Mama. Dugaan Papa benar. Pasti ada dimsum yang diseludupkan.” Han tertawa melihat istrinya ketahuan ingin menyeludupkan menu sarapan untuk arisan.
“Habisnya masakan Qinan ini enak sekaliPap. Mama jadi nggak sabar pamer sama teman-teman Mama deh. Nggak kebayang pasti yang punya anak cowo langsung rebutan daftar jadi besan kita.” Wajah Lidya tampak berseri-seri membayangkan ketika teman-temannya memuji Qinan nanti.
“Apa? Ternyata gadis parasit itu yang memasak dimsum enak ini. Sial...! Nafsu makanku hilang. Hemmm tapi kenapa enak sekali. Noo Ricqi... Jangan terjebak dengan permainannya.” gumam Ricqi dalam hatinya. Seketika ia menghintikan prosesi sarapannya.
“Besan?” Ditto langsung menyeringitkan dahinya menjadi beberapa lipatan.
“Naah.. Mumpung pada kumpul sekarang. Mama mau kasih pengumuman penting buat kalian. Jadi Mama dan Papa berencana akan mengangkat Qinan jadi anak ke empat di keluarga ini. Qinan akan jadi adik kalian. Setuju kan pasti?” tanya Lidya penuh percaya diri.
“Nggaaaaak.” Jawab Ricqi dan Ditto berbarengan. Sedangkan Anggit menganggukkan kepalanya tanda setuju.
“Heh? Kenapa? Kasihan Qinan tidak punya keluarga lagi selain kita. Kalian kok tega sekali padanya.” Akhirnya Han buka suara sambil melihat tajam pada kedua anak laki-lakinya.
“Okey Mama tanya satu-satu. Anggit setuju kan sayang?” tanya Lidya
“Pastinya Ma. Setiap kali Anggit berada di dekat Qinan, Anggit merasa Kak Rakka juga ada di dekat Anggit. Lihat ini, baru ditinggal berapa menit saja oleh Qinan, hati Anggit hampa. Kak Rakka dulu pernah minta tolong Anggit untuk menjaga Qinan. Tapi yang ada sekarang justru Qinan yang selalu menjaga Anggit.” Ujar Anggit sambil memegang dada kirinya seperti tengah menahan rasa sedihnya.
“Sabar ya sayang.” Ujar Han memegang tangan anak perempuannya itu.
“Kamu kenapa tidak setuju Dit?” kali ini giliran Ditto yang ditanya oleh Lidya.
“Aku ingin Qinan jadi istriku, bukan adikku.” jawab Ditto santai.
“Apaaaaa?” Ricqi tampak terkejut sambil berteriak tepat ke arah kuping kiri Ditto.
“Heh kenapa kau berteriak di kupingku?” Giliran Ditto yang menaikkan suaranya beberapa oktaf sambil menggosok-gosok kuping kirinya.
“Sorry aku hanya kaget membayangkan kau ingin menjadikannya istri.” Ricqi memelankan suaranya sambil menggosok-gosok kuping kanannya karena mendapat serangan balik dari Ditto.
“Kamu serius Dit?” tanya Han yang tampak fokus memakan dimsum yang ada di piringnya.
“Iya Pa. Tapi Qinan sepertinya masih belum nyaman kalau aku ajak bicara ke arah sana. Dia sepertinya ingin fokus merawat Anggit sampai Baby Boy lahir. Jadi biarkan Ditto berjuang dulu ya. Maksimal sampai Anggit pulih pasca lahiran. Kamu bantu aku ya Nggit?” ujar Ditto sembari bertanya pada Anggit.
“Siap Dit” jawab Anggit singkat karena masih fokus pada dimsumnya.
“Kalau kamu Qi? Kenapa tidak setuju?” tanya Lidya.
“Haruskah aku berkata jujur? Aku membencinya karena keluarganya parasit. Berani-beraninya mengajak Anggit hidup susah sampai harus berhutang pada mama. Bahkan sekarang Anggit harus hidup menjadi orang tua tunggal untuk calon anaknya. Tapi mendengar Anggit sangat sedih saat gadis itu pergi sepertinya aku akan mengecewakannya kalau harus berkata seperti itu.” gumam Ricqi dalam hatinya.
“Qi... Kenapa malah melamun sih?” Lidya kembali memanggil Ricqi yang melamun.
“Hemmm... aku sudah punya dua orang adik. Satu perempuan dan satu laki-laki. Sudah lengkap bukan? Hemmm bahkan sebentar lagi aku akan jadi Daddy,l. Aneh sekali tiba-tiba jadi punya adik satu lagi. Sudahlah... Biarkan Ditto berusaha dulu untuk mengejar cinta gadis itu.” Ujar Ricqi berusaha setenang mungkin. Ia amat hati-hati karena takut menyingging perasaat Anggit.
“Ah kenapa jadi sekacau ini, sekarang semua orang suka sama gadis parasit itu. Apalagi si kancil ini, malah ingin menjadikan istri. Bagaimana mungkin aku punya dua orang adik ipar yang sama-sama berasal dari keluarga parasit. Apa yang harus aku lakukan kali ini?” Ricqi tampak berfikir keras untuk membebaskan keluarganya dari Qinan.
“Baiklah. Satu bulan pasca Anggit lahiran ya Dit. Kalau kamu gagal mama akan angkat Qinan sebagai adik kalian.” seru Lidya.
“Heeem... Berarti 2 bulan dari sekarang ya Nggit?” tanya Ditto memastikan.
“Kurang lebih. Semangat ya Ditt. Pepet aja terus nanti juga luluh.” Kata Anggit menggoda kakak ya.
“Kalau Qinan sama Ditto kamu gimana Qi? Umurmu sudah 32 tahun. Jangan sampai jadi perjaka tua loh.” Lidya melempar pertanyaan pada Ricqi yang terlihat melamun.
“Hemmm...” Ricqi hanya menanggapi dengan deheman. Sebenarnya Ricqi sudah punya kekasih. Tapi kekasihnya masih belum mau diajak menikah karena masih sibuk mengurus bisnis keluarganya di luar negeri. Alhasil Ricqi pun hanya bisa mengikuti ritme sang kekasih menjadi seorang workaholic.
“Jawab yang benar Qi..!” Seru Han memecah lamunan Ricqi.
“Iya nanti aku kenalkan pada kalian siapa calonku.” Ricqi menjawab dengan wajah tampa ekspresinya.
“Qi... Hmmm pastikan dia bisa jadi Mommy yang baik untuk anakku juga ya. Aku hanya ingin istri kalian kelak benar-benar sayang dengan anakku. Karena bagaimana pun aku tetap butuh kalian sebagai pengganti Papanya. Aku tidak ingin masa depan Qinan hilang karena berusaha menjadi sosok Rakka untukku.” Anggit tampak menahan air matanya.
Sebenarnya Anggit sudah tahu siapa kekasih Ricqi. Namanya Sherly, anak sulung dari pebisnis ternama di Indonesia. Sebagai anak pertama di keluarganya, Sherly harus bekerja keras untuk mempertahankan eksistensi bisnis keluarga.
“Hei hei... Jangan menangis.” Ricqi berdiri dari tempat duduknya dan langsung memeluk adik bungsunya itu.
“Iya aku janji Nggit. Aku janji menjadi Daddy yang akan selalu ada untuk Baby Boy. Aku juga janji mencari istri yang sayang dengan Baby Boy.” Ricqi sangat serius dengan ucapannya itu.
“Ah kenapa tidak mengajakku kalau pelukan. Aku ingin ikut juga.” Ditto beranjak dari tempat duduknya menuju tempat Ricqi dan Anggit dan ikut memeluk Anggit.
“Aku juga janji jadi Papi yang baik untuk baby boy. Jadi jangan bersedih. Sekarang dia sudah punya dua ayah.” Ditto kembali menambahkan.
“Huaaaa.. Anak mama so sweet. Tahan posisi kalian ya. Mama ingin menganbil foto dulu. Lumayan kalau di upload ke sosial media pasti tranding ini. Followers Mama bisa bertambah dengan cepat.” Lidya segera mengambil ponselnya dan berlagak seperti fotografer mengambil foto ketiga anaknya.
“Sudah Ma? Kakiku pegal berdiri.” Protes Ricqi.
“Belum belum. Ada yang kurang. Tapi apa ya?” Lidya berpikir keras karena merasa ada yang kurang dalam foto dadakan kali ini.
“Aaaa. Pap... Sana ambil posisi memeluk putra putrimu! ” Bak fotografer handal Lidya mengarahkan posisi mereka agar terlihat lebih dramatis.
“Sudah ah Ma. Telat ini ke kantornya.” Ditto mulai protes.
“Apa sih Dit? Kantornya kan punya kita. Santai saja. Ini masih ada yang kurang. Tapi mama bingung apa ya?” Lidya memegang kepalanya seperti mencari sesuatu yang hilang.
“Yang kurang Mama. Ayo kesini.” ajak Anggit.
“Aaaaaa iya ya? Sebentar sebentar. Bibiiii.... Ambilkan foto kami berlima ya. Yang bagus dan pastikan aku terlihat langsing di foto.” Lidya bergegas untuk bergabung.
“Satu... dua... tiiiiga...” Bi Asih memberi aba-aba.
“Lagi...” perintah Lidya.
“Satu... dua.. tiiiiga...” Bi Asih kembali menberi aba-aba. Sampai setengah jam berlalu dengan berbagai posisi foto. Akhirnya sesi foto itu berakhir dan mengahasilkan lebih dari 100 buah foto.
⬇️⬇️⬇️
Hai Kakak Readers,
Semoga terhibur ya 😆😆😆... Jangan lupa like dan comments nya.
Salam,
MKS
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
queen
mak² kalo foto nggak selesai²
2023-04-10
0
Kenzi Kenzi
telats ngantor kabehhhh
2021-12-29
0
🐈 petit chat 🐈
mamake heboh 😂
2021-11-12
1