Pahit

Masih terdiam kaku, terpatung, tanpa sedikit pun bergerak, agil mencoba untuk tetap sadar, bahwa ini nyata beberapa kali ia mencoba menarik nafas dengan tenang tapi tetap saja ia masih berada diatas awan ini, dan ini nyata adanya, randi dan gilang yang masih syok terduduk menahan tangis.

"Ayo kita pulang" ucap gilang dengan suara seraknya.

"Caranya?" jawab agil mendekat.

"Kita dimana gil, apakah kita sudah mati?" randi menyela.

"Aku berharap kita masih hidup, kita hanya tersesat"

Mereka mencoba menenangkan diri, walaupun masih syok dan takut, mereka benar-benar tersesat didunia yang aneh, suasana yang terasa mengerikan, bahkan burung-burung pun tidak ada sedikitpun yang melewati langit ini, hanya suara gemuruh air terjun disamping kanan kiri mereka.

Mereka duduk melingkar, berdoa agar diberikan keselamatan, agar bisa kembali kealam mereka. Waktu pun berjalan, matahari yang sedikit demi sedikit tenggelam, dam bulan yang mulai merangkak naik, suasana menjadi semakin petang, mereka hanya duduk diatas awan dan merasakan hawa dingin yang luar biasa.

"Kita cukup disini saja, sampai keajaiban datang" suara gemetar agil terdengar.

"Aku bahkan sangat lapar dan kita kedinginan disini" ucap randi.

"Kita bisa mati kedinginan atau mati kelaparan?" ucap gilang.

Agil berdiri dengan tubuh yang gemetar ia mencoba berjalan kearah depan.

"Kau mau kemana gil, jangan bilang mau loncat" tanya randi.

"HUAAAA!!!!" Agil berteriak.

"Buset dah" ucap gilang kaget.

Suara agil yang bergema seperti melampaui langit-langit, benar-benar terasa sepi hanya ada suara agil yang berteriak dan air terjun yang terus bergemuruh.

"Sama sekali tidak ada orang" agil kembali duduk.

"Apakah hanya kita yang tersesat disini?" agil melanjutkan.

"Gil aku minta maaf, semua kesalahan yang pernah aku buat, dan ran aku juga minta maaf sering ngajaki main bareng waktu kau lagi kerja" ucap gilang meneteskan air mata.

"Bukan waktunya bercanda o'on" gerutu randi seraya menampar pipi gilang.

"Kau ngapain minta maaf, kita masih bisa selamat kalau ada usaha" jawab agil.

"Usaha bagaimana gil, coba kau teriak lagi apakah ada orang yang menjawab?"

Lalu randi dengan tenaga yang cukup kuat, berteriak dengan kencang.

"HALLO!!!!!! uhukkk... uhuk.." suara randi yang sudah semakin serak karena kedinginan.

"Kita ga bisa kayak gini terus gil, kita kedinginan disini" kedua tangan gilang terus digesek tanpa henti.

"Kalau dipikir, kita masuk ke parkiran lalu keluar, dan kita ada disini apakah masuk akal?" randi bertanya.

"Apakah kita mati?" tanya agil.

"Gil kalau kau sudah seperti itu, tidak bisa la aku positif thingking" gilang merengek.

"Tidak tidak, kita bisa selamat" agil mencoba menguatkan.

"Hari semakin petang, apa kabar dengan kita?" ucap randi.

"Awan ini seperti kapas coba dicabut, lumayan tidak?" agil mencoba mencabut.

Gilang kelagepan mencabut, dengan tubuh yang gemeteran gilang mencoba menempelkan ke tubuhnya, sekiranya apakah bisa menghangatkan tubuh walaupun hanya sedikit.

"Gil masih dingin" gerutu gilang.

"Tidak apa-apa deh lang, timbang sama sekali tidak, kau bisa mati" jawab randi seraya mencabuti awan dibawah mereka.

"Ini benar-benar seperti kapas, apakah awan dialam kita seperti ini?" tanya gilang.

"Kau sekolah tidak?" tanya randi.

"Ya karena bodoh makanya disekolahkan" ucap gilang santai.

Randi menggeleng dan menampar pipi gilang.

"Aku berharap setelah matahari naik, kita sudah ditempat kita, ayo cobalah tidur karena tubuh kita harus butuh tenaga exstra" ucap agil.

Suasana semakin petang, hanya suara air terjun yang terdengar seperti bernyanyi seperti sengaja membuat mereka tertidur dengan tenang, tapi tidak dengan gilang, ia masih merasa takut sesekali ia menutup, dan membuka mata beberapa kali dan berharap ketika membuka mata keajaiban datang, kembali ketempat asalnya, ketika mencoba menutup kembali matanya, terdengar suara elang yang mengglegar, gilang terbangun kaget, mengamati keadaan sekitar tapi seperti biasa terlihat sepi dan menjijikan, batin gilang.

"Ah mimpi kalik ya?" ucap gilang lalu ia melanjutkan menutup matanya.

"Kyaa!!!!" suara elang itu terdengar lagi.

Gilang terbangun dan sesegera mencari keberadaan elang itu.

"Ditempat yang sepi begini ada elang?" gilang mencoba bangkit dan melihat sekitarnya, mencoba diam dan mendengarkan, tapi masih sama saja terdengar gemuruh air terjun saja.

"Dasar sialan" gilang membalikan tubuhnya dan mencoba tidur kembali.

"Kya!!!!" Elang itu menampakan wujudnya didepan gilang.

Gilang melongo kaget, dan tubuhnya bergemetar tak aturan, Elang besar dengan sayap emas, dan memiliki kuping yang runcing, mata biru dengan pupil yang berkilau.

"HAAAAA!!!!!" Gilang terjatuh pingsan.

Agil dan randi terbangun dengan kaget, dan Deg.

"Apa-apaan ini sialan!!!" gerutu randi masih kaku terdiam menatap elang yang masih melayang didepan mereka.

Agil dan randi melongo kaget dengan apa yang dilihatnya didepan, benar-benar elang yang sangat besar.

"Apakah aku mimpi gil tolong tampar bokongku!" randi masih melongo.

Agil hanya diam kaget dan seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, mata agil menjelajah ke tubuh elang itu, tubuh besar, dan seperti monster, elang itu terus bersuara.

Tiba-tiba elang itu mendarat ke awan, seseorang turun dari punggung elang, dan meloncat kearah mereka.

"Apaan-apaan itu gil, siapa dia gil!!!" randi berteriak mundur karena seseorang itu terus maju mendekat.

"Tersesat?" tanya seseorang itu yang sudah berdiri didepan agil, agil masih melongo kaget.

Seseorang yang mengendarai elang adalah si wanita cantik, bermata biru mengkilap, berpakaian kain putih sutra yang seperti kehabisan bahan, dan terlihat transparan, kupingnya panjang runcing, dan gigi kiri kanannya panjang seperti vampire.

Ketika melihat apa yang ada didepannya agil mencoba mundur selangkah, tapi wanita itu terus mengikuti langkah agil dengan kebingungan.

"Aku bertanya apakah kalian tersesat?" wanita itu bersuara.

Suara itu terdengar biasa saja, dan bahkan bisa berbahasa seperti kita, siapakah dia? batin agil.

"Siapa kau!!! kenapa omonganmu seperti kita" ucap randi dengan gemetar.

"Tenang tenang jangan kaget, duduk duduk" wanita itu mempersilahkan duduk.

"Tidak, jelaskan dulu siapa kau" agil mencoba menyela pembicaraan dengan rasa takut.

"Ya sudahlah, aku malucia" wanita itu menyodorkan tanganya.

Agil dan randi masih terdiam mematung.

"Aku hidup didunia ini, dan aku yakin kalian pasti tersesat, akan aku bantu" wanita itu menurunkan tanganya.

"Kya!!!!" elang itu terus bersuara dengan keras.

"Sialan!!!" randi kaget.

Malucia lalu mencoba menenangkan elangnya itu, seraya menjelaskan.

"Selamat datang di kota majestic, disini adalah awan liodra tempat istirahat pangeran aleris" wanita itu terus menjelaskan seraya mengelus kepala elangnya.

"Apa maksutmu?" tanya agil.

"Ditempat ini adalah portal antara duniamu dan duniaku, dulu sekali sebelum semua menjadi indah, tempat ini pernah disinggahi oleh pangeran yang bernama pangeran aleris"

Agil dan randi terdiam semakin penasaran.

"Ya, yang mungkin kalian akan tanyakan adalah bagaimana kalian bisa ada disini bukan?" wanita itu berjalan mendekat.

Malucia lalu melanjutkan, agil dan randi masih syok dengan apa yang ada didepan mereka seperti tidak nyata, tapi seperti biasa ini adalah nyata adanya.

"Sepertinya didunia kalian ada beberapa portal yang bisa sampai di beberapa awan ini dan kalian tidak sengaja melewati tempat itu"

"Berarti tidak hanya kami yang diawan ini?" tanya randi penasaran.

"Mungkin, tetapi diwaktu yang berbeda bisa jadi"

"Aku masih bingung kenapa kami bisa sampai disini" agil bertanya.

"Aku tidak tahu pasti, karena aku bukan orang penting" malucia menundukan kepala.

"Apa maksutmu?" ucap agil.

"Aku tidak percaya dengan omonganmu" tiba-tiba gilang sudah terbangun dibelakang mereka.

"Jelaskan siapa dirimu" gilang melanjutkan.

"Aku malucia, aku adalah seseorang seperti kalian tapi berbeda, orang yang diberi kelebihan lebih dari manusia yang hidup, disini tempat kami yang bisa kami andalkan dengan beberapa teman baik seperti elangku ini, dan bisa diandalkan kemana-mana" malucia itu menjawab.

"Jadi ada banyak orang-orang sepertimu disana?" randi bertanya.

"Ya tentu ada banyak sekali orang-orang sepertiku disana, istana juga perdesaan juga" malucia menjelaskan.

Agil masih merasa janggal dengan apa yang malucia jelaskan, sedangkan randi sepertinya ia benar-benar merasa bingung sama-sama kebingungan.

"Akan aku bantu kalian" ucap malucia.

"Tunggu, katamu mungkin ada orang-orang seperti kita yang datang kemari diwaktu yang berbeda mungkin berarti banyak orang-orang seperti kita disana?" randi seperti tau apa yang dipikirkan agil.

Malucia menunduk.

"Tidak tahan lama mereka mengakhiri hidup mereka disini"

"Jelas!!! bagaimana tidak kita sedang asik menepi didunia kita tiba-tiba langsung terbawa kesini apakah lucu?" gerutu gilang.

"Jaga omongan mu lang" ucap agil.

Agil melanjutkan.

"Kita akan ikut denganmu"

"Jangan gila kau gil" teriak gilang.

"Kau tidak mempercayai dia?" agil beranjak diikuti randi.

"Ha ran?" gilang kebingungan.

"Mau cari tau gak kenapa kita bisa sampai disini?" randi menaiki elang itu.

"Ayo" agil mengadeng tangan gilang dan membantu gilang naik ke punggung elang.

Mau tidak mau mereka akhirnya mengikuti wanita itu, walaupun sudah beberapa menit berdebat, tapi percuma berbedat pun dengan wanita itu tidak akan paham, karena wanita itu sepertinya juga tidak mengerti kenapa agil, randi, gilang, dan orang-orang bisa terjebak ke dunia seperti ini.

Seperti difilm mereka terjebak dan masuk didunia yang sangat aneh, dan seperti imajinasi yang dibuat-buat, beberapa kali mereka masih menganggap bahwa ini adalah mimpi tapi, ketika menyadarkan diri sendiri ino benar adanya.

Setelah berdebat sangat lama, gilang menyetujuinya, sempat randi dan gilang menolak karena bisa saja wanita itu monster dan akan membawa mereka ke sarang dan menjadi lalapan wanita itu, tapi agil berusaha meyakinkan mereka berdua bahkan wanita ini sepertinya memang baik, mereka selalu percaya agil karena seperti yang diketahui ia cerdas.

Mereka pun terbang menaiki elang besar itu, terbang ke punjuru langit, langit yang diisi dengan beberapa air terjun, indah bagaikan surga, mereka sesekali merasa bergemetar ketika menaiki punggung elang itu karena terbang terlalu tinggi dan cepat, bahkan setiap detik elang itu tidak henti-hentinya nengeluarkan suaranya yang membuat telinga sakit.

Mereka berjajar menaiki punggung elang itu melewati beberapa awan yang dihiasai air terjun itu.

"Dimana asal air terjun itu?" tanya gilang setengah berteriak.

"Ha???" ucap agil didepan tidak mendengar perkataan gilang, karena angin yang kencang diatas.

"Dari mana asal air terjun itu!!!!!!" gilang berteriak.

"Ahhh, heh kau dari mana asal air terjun itu?" tanya agil kepada malucia yang fokus mengendarai elang.

"Dari awan" teriak malucia, suara mereka terdengar kecil terbawa angin.

"Dari awan lang!!" agil berteriak diteruskan ke randi.

"Dari awan bodoh kau lihat sendiri" ucap randi.

"Aku tidak bisa melihat dengan jelas karena takut, coba kau lihat kebawah ran, benar-benar tempat yang brengsek" gerutu gilang.

"Ogah, aku aja takut ketinggiaannnnnn" tiba-tiba elang itu melaju dengan cepat.

Mereka bertiga berteriak.

"HUAA!!!"

Malucia tersenyum menghadap kebelakang, menatap tiga pria penakut itu.

"Hei hei lihat kedepan mu wanita bodoh bisa-bisa elang ini melaju tanpa tujuan" ucap randi berteriak.

"Santai saja, elangku ini sudah hafal jalannya" malucia masih terseyum tipis.

"Didunia kalian apakah ada yang seperti ini?" tanya malucia.

Mereka bertiga saling tatap.

"Ada tapi lebih enakan dikit" jawab agil sedikit ragu.

Setelah menempuh perjalanan jauh mereka akhirnya melewati perbatasan antara awan liodra menuju hutan gugur.

"What the hell?" gerutu randi menatap kosong didepannya.

"Sangat sangat indah" ucap gilang.

"Ada apa dibawah? apakah tanah? atau?" tanya agil

"Lautan" jawab malucia.

"Hah pohon bisa tumbuh di lautan? batangnya tinggi banget" ucap gilang penasaran.

"Ya seperti inilah pohon pahit" jawab malucia.

Sesekali mereka melihat kearah bawah, benar-benar seperti jurang sangat curam dan terlihat gelap.

Hutan gugur yang tinggi menjulang kelangit, dedaunan yang tampak kekuningan berjatuhan ke bibir awan, burung-burung yang terbang melayang mencari udara yang sejuk, matahari pun muncul, dengan sinar yang mencolok menyinari pepohonan gugur ini, cobalah lihat ini benar-benar indah bukan.

"Wau benar-benar mengaggumkan"

"Ini adalah pohon pahit, pohon raksasa coba lihat batangnya kita bisa berhenti disana untuk beristirahat" ucap malucia

"Kok bisa pahit, emang pohonnya pahit?" tanya gilang penasaran.

"Ini adalah dimensi lain dari kerajaan majapahit kalian tahu kan? dulu sekali ini" ucap malucia menjelaskan.

"Wau berarti bisa dikatakan ini tempat kerajaan majapahit ya kalau di dimensi dunia kita bertiga?" tanya randi.

"Benar"

Mereka masih mendengarkan penjelasan dari malucia, seraya ia mengendarai elangnya itu, kanan kiri mereka pepohonan raksasan yang besar menjulang tinggi batang pohon yang besar daun-daun berguguran indah, beberapa awan putih yang menemani perjalanan mereka.

"Kenapa kau berbicara bahasa seperti kita, apakah memang dikota ini berbicara bahasa yang sama seperti kita?" tanya agil.

"Tidak juga, dikota ini banyak sekali suku di perdesaan, yang bisa berbahasa seperti ini hanyalah dikota tertentu saja"

Agil, randi, dan gilang mengangguk mengerti.

"Kau kenapa ke awan liodra?" tanya agil penasaran.

"Aku selalu diberi tugas seperti ini, saat itu aku sedang istirahat berjalan-jalan kemana pun berada mencari makanan, saat sedang dihutan pahit aku mendengar teriakan seseorang, dan karena aku hafal beberapa orang yang dulunya sudah terjebak di awan liodra jadi aku menyusul suara itu, aku bersyukur kalian malah sedang asik tertidur"

Mereka tersipu malu.

"Berapa banyak orang-orang seperti mu disana" tanya gilang.

"Banyak lah, seperti ditempat kalian, tapi bedanya mereka bermacam-macam bentuk"

"Hah gilak kalik, aku ga bisa kesana takut duluan" gerutu gilang.

"Tidak apa-apa mereka baik kok, asal sopan saja" jawab malucia.

Terpopuler

Comments

Wiwin Nay

Wiwin Nay

definisi ingin pindah alam dengan kehidupan yang lebih baik dari skrg....

2024-10-10

0

Hmmm

Hmmm

keren thor

2021-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Dimensi lain
2 Pahit
3 Malucia
4 Perjalanan
5 Berpisah
6 Orang-orang serafina
7 Dimulai
8 Latihan
9 Pulang
10 Tempat yang nyaman
11 Level berikutnya
12 Tersesat
13 Kurcaci
14 Perbincangan sebentar
15 Masa lalu
16 Masa lalu 2
17 Masa lalu 3
18 Teman baru
19 Dibawah hujan
20 Pergi
21 Malvory
22 Nyawa
23 Monster
24 Zero
25 Malucia yang baik
26 Lepas
27 Janggal
28 Pangeran Arvand
29 Kisah cinta pangeran Arvand
30 Kisah cinta Pangeran Arvand 2
31 Sebuah bangkai makhluk aneh muncul
32 Teluk Alaska
33 Jasad makhluk aneh disungai Gon
34 Tidak salah, namun tetap dipenggal
35 Mimpi buruk dan perasaan yang aneh
36 Tidak menemukan petunjuk
37 Pengikut Iblis
38 Minta maaf
39 Aleris dan Arvand
40 Randi pergi
41 Negeri seperti neraka
42 Raksasa haus darah
43 Kembali
44 Kisah cinta terburuk aleris
45 Menemukan potongan samurai
46 Trauma
47 Perjalanan aleris
48 Kerasukan
49 Samurai gaib
50 Wanita kelelawar
51 Iblis
52 Hilangnya warga Serafina
53 Ilusi Iblis
54 Bukti
55 Iblis Auvamor
56 Petarungan Silas
57 Randi bertemu agil
58 Teringat tentang Melawan Iblis
59 Kelahiran anak kedua Ratu Carlota
60 Ramuan
61 Keputusan Raja
62 Penolakan
63 Merayakan Kelahiran
64 Merayakan Kelahiran 2
65 Merayakan Kelahiran 3
66 Kegagalan
67 Ingatan Aleris Pulih
68 Pengumuman!!!
69 Sebelum kelahiran Pangeran Richeos anak kedua Ratu Carlota.
70 Sebelum kelahiran Pangeran Richeos anak kedua Ratu Carlota 2
71 Teman Baru
72 Penyebar
73 Sebuah ciuman pertama
74 Pengumuman 2
75 Dua Wanita penganggung
76 Aleris bertemu Randi
77 Pertanyaan tentang kejanggalan
78 Kedatangan Raja Jesper
79 Ruang Bawah Tanah
80 Kepasrahan Agil
81 Selamat tahun 2022!!!
82 Perjalanan Agil menuju kota Majestic
83 Salju pertama dikota Majestic
84 Teriakan Randi
85 Penyamaran
86 Percakapan malam hari
87 Buronan
88 Perselisihan
89 Malam itu tiba...
90 Penyergapan..
91 Keputusasaan
92 Keputusasaan 2
93 Perkelahian Aleris dan Varegar
94 Kejutan
95 Pertemuan pertama Leon dan Vin
96 Fitnah Varegar
97 Vin dan Agil
98 Dimulai
99 Tak kasat mata
100 Kedatangan Auvamor
101 Menyelamatkan Aleris
102 Serangan mengerikan
103 Menghilang...
104 Sakit parah
105 Astrophile
106 Kehilangan Jay
107 Menyamar
108 Mimpi buatan
109 Mimpi buatan 2
110 Mimpi buatan 3
111 Rine
112 Jay
113 Ilusi iblis
114 Munculnya raksasa haus darah
115 "Bahkan saat matamu terpejam, kau masih cantik."
116 Bukan Randi
117 Pergantian
118 Khayalan
119 Mati
120 Tatapan Agil
121 Aku ingin pulang
122 Pemakaman Jay
123 Ingatan muncul
124 Kemunculan
125 Pertarungan Awal
126 Pertaruhan
127 Penasaraan
128 Nyamar
129 Kematian Timandra
130 Jatuh
131 Berdebat
132 Menyerang
133 Derita Auvamor
134 Munculnya para senjata Rine
135 Pertarungan dimulai 1
136 Munculnya para Zero
137 Zero datang
138 "Sudah saatnya..."
139 Pengumuman!!!
140 Berpencar
141 Kematian Mahagaskar
142 Tersegelnya monster kelelawar
143 Geramnya Auvamor
144 Korban berjatuhan
145 Korban berjatuhan
146 Serangan mengerikan
147 Matrix
148 Pengendalian sang raja
149 Aku menyukaimu
150 Auvamor kewalahan
151 Auvamor melemah
152 Peninggalan raja Jasper
153 SELAMAT LEBARAN!!!!
154 Pendamping Varegar
155 Darah Gilang
156 Telah tiada
157 Perkelahian
158 Penaklukan
159 Brontak
160 Hancur
161 Hancur 2
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Dimensi lain
2
Pahit
3
Malucia
4
Perjalanan
5
Berpisah
6
Orang-orang serafina
7
Dimulai
8
Latihan
9
Pulang
10
Tempat yang nyaman
11
Level berikutnya
12
Tersesat
13
Kurcaci
14
Perbincangan sebentar
15
Masa lalu
16
Masa lalu 2
17
Masa lalu 3
18
Teman baru
19
Dibawah hujan
20
Pergi
21
Malvory
22
Nyawa
23
Monster
24
Zero
25
Malucia yang baik
26
Lepas
27
Janggal
28
Pangeran Arvand
29
Kisah cinta pangeran Arvand
30
Kisah cinta Pangeran Arvand 2
31
Sebuah bangkai makhluk aneh muncul
32
Teluk Alaska
33
Jasad makhluk aneh disungai Gon
34
Tidak salah, namun tetap dipenggal
35
Mimpi buruk dan perasaan yang aneh
36
Tidak menemukan petunjuk
37
Pengikut Iblis
38
Minta maaf
39
Aleris dan Arvand
40
Randi pergi
41
Negeri seperti neraka
42
Raksasa haus darah
43
Kembali
44
Kisah cinta terburuk aleris
45
Menemukan potongan samurai
46
Trauma
47
Perjalanan aleris
48
Kerasukan
49
Samurai gaib
50
Wanita kelelawar
51
Iblis
52
Hilangnya warga Serafina
53
Ilusi Iblis
54
Bukti
55
Iblis Auvamor
56
Petarungan Silas
57
Randi bertemu agil
58
Teringat tentang Melawan Iblis
59
Kelahiran anak kedua Ratu Carlota
60
Ramuan
61
Keputusan Raja
62
Penolakan
63
Merayakan Kelahiran
64
Merayakan Kelahiran 2
65
Merayakan Kelahiran 3
66
Kegagalan
67
Ingatan Aleris Pulih
68
Pengumuman!!!
69
Sebelum kelahiran Pangeran Richeos anak kedua Ratu Carlota.
70
Sebelum kelahiran Pangeran Richeos anak kedua Ratu Carlota 2
71
Teman Baru
72
Penyebar
73
Sebuah ciuman pertama
74
Pengumuman 2
75
Dua Wanita penganggung
76
Aleris bertemu Randi
77
Pertanyaan tentang kejanggalan
78
Kedatangan Raja Jesper
79
Ruang Bawah Tanah
80
Kepasrahan Agil
81
Selamat tahun 2022!!!
82
Perjalanan Agil menuju kota Majestic
83
Salju pertama dikota Majestic
84
Teriakan Randi
85
Penyamaran
86
Percakapan malam hari
87
Buronan
88
Perselisihan
89
Malam itu tiba...
90
Penyergapan..
91
Keputusasaan
92
Keputusasaan 2
93
Perkelahian Aleris dan Varegar
94
Kejutan
95
Pertemuan pertama Leon dan Vin
96
Fitnah Varegar
97
Vin dan Agil
98
Dimulai
99
Tak kasat mata
100
Kedatangan Auvamor
101
Menyelamatkan Aleris
102
Serangan mengerikan
103
Menghilang...
104
Sakit parah
105
Astrophile
106
Kehilangan Jay
107
Menyamar
108
Mimpi buatan
109
Mimpi buatan 2
110
Mimpi buatan 3
111
Rine
112
Jay
113
Ilusi iblis
114
Munculnya raksasa haus darah
115
"Bahkan saat matamu terpejam, kau masih cantik."
116
Bukan Randi
117
Pergantian
118
Khayalan
119
Mati
120
Tatapan Agil
121
Aku ingin pulang
122
Pemakaman Jay
123
Ingatan muncul
124
Kemunculan
125
Pertarungan Awal
126
Pertaruhan
127
Penasaraan
128
Nyamar
129
Kematian Timandra
130
Jatuh
131
Berdebat
132
Menyerang
133
Derita Auvamor
134
Munculnya para senjata Rine
135
Pertarungan dimulai 1
136
Munculnya para Zero
137
Zero datang
138
"Sudah saatnya..."
139
Pengumuman!!!
140
Berpencar
141
Kematian Mahagaskar
142
Tersegelnya monster kelelawar
143
Geramnya Auvamor
144
Korban berjatuhan
145
Korban berjatuhan
146
Serangan mengerikan
147
Matrix
148
Pengendalian sang raja
149
Aku menyukaimu
150
Auvamor kewalahan
151
Auvamor melemah
152
Peninggalan raja Jasper
153
SELAMAT LEBARAN!!!!
154
Pendamping Varegar
155
Darah Gilang
156
Telah tiada
157
Perkelahian
158
Penaklukan
159
Brontak
160
Hancur
161
Hancur 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!