"Abang tidurlah di kamar, biar Nada tidur di sofa" kata Nada.
"Kamu tidur di dekat dinding. Saya disini..!!" jawab Ghara.
Nada melihat ranjang berukuran 120 X 200 cm terlihat tidak begitu besar tapi cukup untuk mereka berdua.
"Tidurlah.. Saya tidak akan melakukan apapun. Saya hanya mencintai istri saya saja dan tidak menginginkan wanita lain" ucap Ghara.
Mendengar itu ada sedikit kelegaan di hati Nada. Ia pun naik ke atas ranjang dan tidur menghadap dinding sedangkan Ghara tidur dengan posisi sebaliknya.
"Maaf mas menikahi wanita lain, tapi mas tidak akan membiarkan darah daging sendiri tanpa pengakuan nantinya. Mas bukan bukan buaya darat penggila wanita dek. Sebenarnya apa alasanmu tidak ingin mas sentuh? Apa mas kurang menyenangkanmu di atas ranjang?" gumam Ghara dalam hati. Ia tidak tau apa keinginan Bianca.
***
Sabtu pagi ini badan Ghara lebih segar, ia tau diam-diam Nada merawatnya dari semalam sampai istri keduanya itu duduk sambil tertidur.
"Kita jalan...!!"
"Kemana Bang"
"Beli baju untuk kamu"
"Cepat saya tunggu..!!"
-_-_-_-
Nada menyentuh baju yang ada di butik. Ghara mengajaknya kesana. Begitu melihat baju itu,. Nada melepasnya begitu saja lalu menyingkirkan baju itu seterusnya. Ia mengintip isi uang di dompetnya hanya tersisa uang sejumlah dua ratus ribu rupiah saja. Ghara memperhatikan gerak gerik Nada sejak tadi.
"Sudah satu jam tapi kamu belum pilih baju. Apa tidak ada yang bagus?" tanya Ghara.
"Ehm.. Nada ada tempat beli baju yang bagus. Disini panas" Nada mengusap keringat yang mengucur di dahinya padahal AC ruangan begitu dingin.
"Mbak, hafal baju yang dia sentuh?" tanya Ghara.
"Hafal pak" kata penjaga butik itu.
"Bungkus..!!"
Nada langsung duduk lemas tanpa tenaga.
"Bang.. Sebenarnya Nada nggak punya uang" ucapnya jujur. Wajahnya sudah pucat.
"Totalnya lima juta dua ratus ribu pak" kata penjaga toko sambil menyerahkan baju itu pada Ghara.
"Bang.. Nada nggak mau di penjara karena nggak bisa bayar" Nada mencoba menyentuh ujung pakaian Ghara tapi saat Ghara menoleh padanya, ia segera melepaskan pegangan tangannya.
"Pakai salah satu baju ini..!!" perintah Ghara.
"Tapi Bang..!!"
"Atau kamu bayar totalnya" ancam Ghara.
"Nada pakai Bang.." Nada langsung menyambar kantong belanjaan dan memakai salah satunya.
...
Mata Ghara hampir lepas melihat penampilan Nada dalam balutan baju barunya. Ternyata jika berdandan modis, Nada terlihat begitu mempesona.
"Ya Allah, Ada apa dengan mataku?" ucapnya dalam hati sambil memalingkan wajahnya.
"Jelek ya Bang?"
"Kamu di kasih baju mahal juga nggak ada bagusnya" gerutu Ghara.
"Ayo jalan..!!"
...
ddrrrtttt.. ddrrttt..
"Kamu dimana mas?" tanya Bianca.
"Di jalan dek. Kamu mau pulang?"
"Nggak Mas.. Aku mau ke Bali seminggu sama teman kerjaku. Kamu boleh dekati Nada.. tapi hanya sampai dia hamil aja ya mas" ucap Bianca.
"Apa maksudmu?"
"Kalau dia sudah hamil, Mas nggak boleh sentuh dia lagi" kata Bianca.
"Mas bukan pria yang bisa semudah itu menyentuh wanita lain" jawab Ghara.
"Mas hanya tutup mata dan lakukan. Jangan rewel lah mas"
Ponsel itu sudah berhenti terhubung.
"Shit.. Apa dia pikir aku ini b******n?" umpat Ghara.
"Minum dulu Bang..!!" Nada menusuk gelas jus tomat untuk Ghara lalu menyodorkan pada Ghara.
Ghara nampak ragu tapi akhirnya ia meminum jus yang di tawarkan Nada. Tak lama Nada meminum dari sedotan yang sama. Ghara menoleh ke arahnya. Nada takut mendapat tatapan mata seperti itu. Ia pun segera membuka jendela mobil dan membuang sedotannya.
"Maaf Bang. Nada nggak akan ulangi lagi"
"Ehm.. iya.. Nggak apa" jawab Ghara. Baru kali ini ia mendapat perlakuan seperti itu. Saat bersama Bianca, istrinya itu tidak mau meminum apapun secara bersama atau minimal Bian mengusap bekas bibirnya. Tapi ini lain.. Nada tidak jijik minum segelas berdua dengannya.
"Kamu lapar?" tanya Ghara.
"Hmm.. Nada ada tempat makan yang enak. Tapi Nada nggak tau Abang suka atau tidak"
"Dimana?"
"Di warung nasi jagung sih. Nada yang bayar dech" kata Nada.
"Ayo..!!"
-_-_-_-_-
Nada melihat suaminya makan dengan lahap.
"Bang.. maaf ya kalau Nada tanya"
"Apa?"
"Abang khan tentara. Pangkat Abang apa ya?" tanya Nada setengah berbisik.
"Kenapa? Apa itu penting?" Ghara sensitif sekali jika ada yang bertanya tentang pekerjaannya.
"Nggak juga sih. Nada penasaran aja. Kenapa Abang nggak malu makan di pinggir jalan" kata Nada.
"Lettu" jawab jujur Ghara.
"Oohh.. Abang garis merah satu. Kalau komandan pangkatnya apa Bang?" tanya Nada lagi.
Ghara tertegun Nada menanyakan hal itu. Gadis ini sungguh polos. Tapi lama kelamaan sikap Nada membuat Ghara sangat penasaran.
"Garis satu di bahu itu komandan. Kamu tau namanya?"
Nada mengangguk.
"Kalau nggak salah Namanya Praka. Prajurit Kepala"
"Waahh.. ternyata kamu pintar ya..!! Belajar darimana?" puji Ghara dengan takjub mendengar culunnya Nada.
"Iya donk.. Karena mantan pacar Nada dulu namanya pangkatnya Pratu. Pasti sekarang sudah Praka. Sudah Komandan"
"Oohh.. Masih ada nomer ponselnya?" tanya Ghara.
"Ada sih Bang. Tapi sering nggak aktif" jawab Nada dengan sedih.
"Memangnya kenapa Bang?"
"Mau titip salam buat mantan pacarmu yang komandan itu ya. Bilang ada salam dari Lettu Raden Harpy Kanighara"
"Kalau nyambung ya Bang. Dia sudah Nada coret dari hidup Nada"
"Kenapa?"
"Nggak apa-apa Bang" jawab Nada tapi kemudian ia mengalihkan dengan meminum segelas es jeruk.
"Ya sudah ayo beli kebutuhan rumah. Saya seminggu ini di tempatmu. Mau ngeladeni saya nggak?" tanya Ghara.
"Iya Bang.. mau" jawab Nada pelan.
-_-_-_-
"Supermarket Bang?? Mahal..!!"
"Kamu remehkan saya? Saya mampu beli semua yang ada disini" jawab Ghara.
"Nada tau Abang mampu. Kalau Abang belanja di pasar.. Abang membantu orang yang mungkin saja tidak mampu. Sedekah Bang"
"Disini saja. Ini sudah sore. Lain kali ke pasar" kata Ghara.
-_-_-_-_-
"Bisa masak?" tanya Ghara.
"Sedikit"
"Cepat masak..!!" ucap Ghara dingin.
...
Nada membawa menu ikan goreng, tahu, tempe, sambal dan sayuran rebus.
"Abang suka?" tanya Nada.
"Apa saja. Saya sudah lapar"
Saat tangan Ghara akan mengambil piring. Nada sudah mengambilkan Ghara nasi.
"Segini cukup Bang?"
"Cukup" jawab Ghara.
"Kamu suka makan seperti ini?"
"Suka Bang. Abang nggak suka ya?" tanya Nada dengan panik.
"Apa saja saya suka. Yang penting ikhlas ngurus saya, masakan apapun pasti saya makan" jawab Ghara.
Ghara makan banyak malam ini bahkan sampai tambah dengan lauk sederhana masakan Nada.
...
Ghara memperhatikan wajah gadis yang dinikahinya dua hari ini.
Salah besar menikahimu karena aku sudah beristri. Tapi jujur.. sebagai seorang pria aku merasa di hargai. Cintaku untuk Bianca tapi nyamanku ada padamu Nada. Sekarang aku harus bagaimana Tuhan.. melihat wajah lelahnya, aku tidak tega.
Nada menggeliat dalam tidurnya, tanpa sadar Nada memeluknya. Bahkan Bianca tidur menjauhinya jika tidak ada butuhnya.
"Kalau saja kamu Bianca, hatiku pasti bahagia sekali. Kalau Bianca mau mengandung anakku pasti semua tidak akan seperti ini" gumam Ghara.
"Kamu sopan sekali dek. Bahkan dalam tidurmu.. kamu masih mengenakan jilbabmu"
Secantik apa kamu tanpa jilbab?
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
mudahlia
wkwkwkwkk lucu
2023-06-19
0
IUCelebes
semangat thooorrr💪💪💪
2022-01-27
1
Wullan Cahyo
bakal papa Ardi dan mama Yasmin nihh
2021-11-20
1