Tanpa di sengaja saat Bellanca masuk ke dalam restoran bersama Reyno, ia melihat Randi bersama perempuan. Berani sekali anak itu, bukannya merenung habis dapat hukuman malah makan enak bersama perempuan, gerutu Bellanca di dalam hatinya.
Bellanca menghampiri sang adik dan menggodanya. "Enak ya, yang lagi jalan. Asik kayanya cuma ngobrol berduaan aja." Bellanca senyum smirk.
"Kamu Kenal, Bell?" Reyno menatap Vira tanpa mengalihkan pandangan.
"Dia, ya pastilah. Siapa si yang enggak kenal sama Randi Hendriwan. Cuma anak manja, Rey," ejek Bellanca acuh.
"Adik kamu berarti?" tanya Reyno.
Deg...
Seperti ada yang menyerang dada Bellanca. Seberapa tahu Reyno, mengetahui tentang keluargaku? Padahal aku tidak pernah bercerita tentang keluargaku, batin Bellanca, penuh tanda tanya besar tentang Reyno.
Bellanca tampak berpikir tentang Reyno, tiba-tiba Vira menyapanya. "Hai, Kak. Aku Vira," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
Bellanca dengan senang hati menerima uluran tangan Vira. Randi hanya bergeming mendengarkan cerita Bellanca tentang masa kecilnya kepada Vira. Dari kejauhan Andri melihat Bellanca tertawa. Jarang sekali dia melihat Bellanca tertawa lepas tanpa beban. Rasanya iri melihat Reyno yang ada di sana. Bukan dirinya yang membuat Bellanca tertawa.
"Tau diri Dri, Dri, mana mau Nona muda sama kamu? ngaca dikit lah kamu itu, bentar, tapi, aku tampan dan kaya juga, kurang ku di mana? Mungkin karena Nona tidak tahu tentang keluargaku saja," Andri bermonolog mulai frustasi, mencoba menghibur diri sendiri.
Sebelum Bellanca mengetahui keberadaannya, Andri buru-buru meninggalkan restoran. Andri berjalan menuju parkiran lalu masuk ke dalam mobil. Bellanca yang sedang menunggu taksi, karena Reyno ada urusan mendadak harus meninggalkan Bellanca. Dengan cepat Andri menghampiri Bellanca tanya berpura-pura hanya lewat saja.
Andri menghampiri Bellanca. "Masuk, Nona," pinta Andri, dengan membukakan pintu untuk Bellanca.
"Kenapa kamu bisa di sini, Dri? Kamu enggak ngikutin aku, kan?" tanya Bellanca, menatap dengan curiga.
"Tidak, Nona. Kebetulan saja, saya makan di restoran di depan sana. Saya melihat Nona sedang berdiri di sini, jadi saya kemari," jawab Andri bohong.
Bellanca di dalam perjalanan, ia tiba-tiba kepikiran tentang Randi dan Vira. Apa hubungan mereka? Sepertinya dekat sekali dengan Randi. Kenapa perasaan ku tidak tenang, batin Bellanca.
"Dri, tolong bantu saya carikan informasi tentang Vira Herlambang artis sekaligus model iklan yang saya tahu. Carikan datanya secepat mungkin. Saya tidak ingin Randi dekat dengan seseorang yang salah," titah Bellanca sambil melihat Andri dari kaca tengah mobil.
"Siap, Nona," jawab Andri, hanya fokus dengan kemudinya.
Sampai di kantor Bellanca asik dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Tiba-tiba pintu terbuka, Bellanca hanya melirik ke arah pintu. "Yang sopan dikit kek, ketuk pintu dulu, Nggak asal masuk aja!" sindir Bellanca dengan suara meninggi.
"Kurang perhatian gimana lagi coba, Kak? Adik mu yang ganteng ini, mau jemput dirimu lah," ucap Randi sambil terkekeh.
"Idih, kesambet apa kamu, Ran? Pasti ada maunya. Udahlah ngaku aja." Bellanca berjalan mendekati Randi menjewer telinganya.
"Sakit, Kak!" Randi mengusap-usap telinganya. Mereka berdua keluar dari ruangan bertemu Andri sudah siap pulang. Tiba-tiba Bellanca merasa pusing kepalanya, melihat sekitar terasa berkunang-kunang. Saat memasuki lift Bellanca terjatuh pingsan. Membuat Randi dan Andri panik saat melihat Bellanca tergeletak dilantai.
Dengan sigap Andri langsung menggendong Bellanca membawanya ke dalam ruangannya lagi. Randi menghubungi dokter keluarga mereka, ia berjalan keluar ruangan. Andri menaruh tangannya di atas kening Bellanca yang terasa hangat. Cukup lama menunggu Dokter Sinta datang ke perusahaan. Terlihat Andri mondar-mandir panik, memberikan Bellanca minyak angin agar cepat sadar Bellanca.
Kenapa Kak Andri aku lihat-lihat perhatian sekali dengan Kak Bellanca? Apa cuma perasaanku saja? Ah, mungkin hubungan sekertaris sama Bos saja, gumam Randi di dalam hatinya.
"Gimana keadaannya, Dok?" tanya Andri panik.
"Nona, hanya kelelahan Tuan, tekanan darah menurun mungkin karena sering bergadang," ucap Dokter Sinta.
Bellanca terbangun mendengar suara Sinta, ya mereka bersahabat sejak kecil. "Gaya banget kamu Sin. Pakek ngomong Nona, biasanya juga Bellanca," sindir Bellanca dengan memegang kepala yang masih pusing.
"Apaan si, Bell, kan ini waktunya kerja," jawab Sinta sambil terkekeh.
"Nona masih pusing?" tanpa sadar Andri memegang lengan Bellanca dengan kedua tangannya.
Deg ...
Perasaan apa ini? Mungkin perhatian karena aku si Bos-nya, batin Bellanca mencoba tidak salah paham.
"Nggak pa-pa Dri, abis minum obat pasti sembuh." Entah kenapa jantung Bellanca berdegup dengan kencang saat tangan Andri menyentuhnya. Bellanca memperhatikan muka Andri dari dekat begitu tampan dan mempesona.
"Ehem," Randi berdehem. Andri langsung melepaskan tangannya berdiri menjauh dari Bellanca. Setelah itu Andri merasa seperti orang bodoh, ia sangat malu dengan tingkahnya barusan yang panik dengan keadaan Bellanca.
"Kuat berdiri nggak, Kak? Jika tidak, biarkan Andri menggendongmu, Kak," tanya Randi.
"Kuat lah cuma jalan ke bawah." Dengan arogan Bellanca berdiri ternyata. "Bruk ...." Terjatuh ke lantai masih merasa lemas tubuhnya. Andri dengan sigap menggendong Bellanca tanpa perintah sang bos.
Bellanca menatap Andri tanpa berkedip. Tuhan, kenapa senyaman ini, batin Bellanca. Andri tanpa melihat wajah ayu Bellanca yang sedang dalam gendongannya. Jantungnya, sudah mewakili isi hati Andri. Berdegup kencang, entah Bellanca mendengar atau tidak. Yang jelas saat ini Andri bahagia, bisa sedekat ini bersama Bellanca.
Sampai di lantai bawah, Andri hanya menurunkan Bellanca sampai menaiki mobil saja. Bellanca masuk ke dalam mobil sambil menatap Andri dari dalam mobil tanpa berkedip. "Udah nggak ada bayangan manusianya kali, sampai jadi patung gitu," ejek Randi sambil membawa kemudinya.
Bellanca tetap bergeming sampai di depan rumah mereka. Membuat Randi bingung dan dia langsung menepuk pundak Bellanca. "Mikirin apa, Kak? jangan-jangan Andrew ya? Calon suami yang tidak dianggap, atau Reyno? Emb, Andri kayanya," ucap Randi sambil menebak-nebak.
"Apaan si, Ran. Mana mungkin Kakakmu ini mikirin pria. Andrew no, no, pria banyak wanita, duh, nggak berkelas. Reyno, Kakak denger dia lumayan banyak skandal dengan Tante-tante. Terakhir Andri, mana mungkin Kakak jatuh hati kepadanya," elak Bellanca. Sebenarnya Bellanca telah memikirkan Andri sejak tadi membuat hatinya cenat-cenut.
****
Waktu terus berputar, di pagi hari Bellanca bangun dengan cepat. Ia bergegas mandi, setelah itu ia hanya mengenakan handuk kimono saja, dengan rambut yang basah. Bellanca mengusap-usap rambutnya yang basah sebelum memakai hairdryer. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar ditelinga Bellanca.
"Masuk!" teriak Bellanca. Andri tercengang melihat tubuh seksi Bellanca, walaupun dibalut kimono menurut Andri begitu seksi.
"Maaf, Nona. Ini sarapannya." Andri menelan ludahnya dengan kasar. Mendengar suara Andri, Bellanca memutar badannya.
"Ngapain, Dri? Kamu pagi-pagi sudah kesini? Saya sudah sehat jadi, nggak perlu penjagaan lagi," ucap Bellanca.
"Maaf Nona, Tuan Randi tadi malam menelpon, menyuruh saya jagain Nona. Karena Tuan Muda sedang pergi bersama teman-temannya, Nona," terang Andri.
"Kamu pulang aja ya, ini kan weekend kamu butuh istirahat." Bellanca merasa risih.
Tiba-tiba ponsel Bellanca bergetar menandakan ada notifikasi pesan masuk lalu Bellanca membuka pesan itu.
Andrew
Baby, tunggu aku dirumah.
Bellanca langsung melempar ponselnya. Andri melangkah mengambil ponsel Bellanca dan membaca pesan dari Andrew.
"Bawa aku pergi sejauh mungkin, Dri." Wajah Bellanca berubah masam lalu tangannya yang mengepal.
"Nona, siap-siap saja, saya tunggu di bawah." Andri meninggalkan Bellanca.
Bellanca belum sempat turun ke bawah, Andrew sudah datang ke rumah. Andri sudah menyambut Andrew dengan rasa dingin. Andrew menghampiri Andri dengan arogan. "Di mana Bellanca?" Andrew menatap Andri dengan garang.
Andri belum sempat menjawab, Bellanca sudah berdiri di tangga dengan balutan yang sangat mempesona. Memakai mini dress warna navy, rambutnya yang terurai. Make up yang natural membuat kecantikan Bellanca bertambah.
"Ngapain kamu ke sini? Tamu tak di undang." Bellanca acuh.
"Jenguk kamu, Baby. Katanya kamu sakit? Aku khawatir kamu kenapa-kenapa. Berarti aku calon suami yang perhatian, bukan?" Andrew berjalan mendekati Bellanca.
"Stop, jangan mendekat!" Bellanca berlari mendekati Andri. Menarik tangan Andri untuk keluar rumah.
Kira-kira apa yang akan dilakukan andrew ke Bellanca ya.🤣
Bellanca suka kabur-kaburan nih ih ga seru 😏
Happy reading guys
Jangan lupa kasih dukungan kalian❤
Ig dewi_masitoh55
#salamhalu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Jans🍒
kbanyakan adik kaka gini ye, 😀
2021-10-30
0
♎₱Ø₱Nαt͢͢͢aⱽᵃˡᵏʸʳⁱᵉ𖤍♛⃟𝚀𝙲 ꙰࿐
semangat terus ☺️
2021-10-23
1
ANAA K
Semangat yah thor
2021-10-16
0