Pukul 21.00 malam Aira baru tiba di rumah sakit, dengan tergesa-gesa Aira langsung menuju ruang rawat inap putrinya.
"Sssstttt..." Raditya menaruh jari telunjuk di bibirnya, ia mengisyaratkan kepada Aira agar masuk ke ruangan dengan perlahan karena Chelsee baru saja tertidur.
"Chelsee baru saja tidur, lebih baik kamu mandi dan mengganti pakaianmu." Ucap Raditya.
Aira pun menganggukkan kepalanya, menuruti perintah Raditya. Guyuran air membuat tubuhnya kembali segar setelah seharian ia berkativitas. Ingin sekali rasanya Aira berlama-lama di kamar mandi untuk menghilangkan penatnya, namun ia tidak enak kepada Raditya, begitu selesai membersihkan tubuhnya Aira keluar dari kamar mandi.
"Kamu pasti belum makan malam." Raditya menepuk sofa menyuruh Aira duduk sampingnya.
Aira pun mendekat ke arah Raditya dan duduk di sampingnya, Raditya memberikan sepiring nasi lengkap dengan sayur serta lauk pauk untuk Aira.
"Makanlah, tadi aku sudah makan bersama dengan Mba Rara dan Chelsee." Ucap Raditya.
Aira menerima makanan yang di berikan oleh Raditya, kemudian memakannya dengan lahap.
"Bagaimana tadi meetingnya? lancar?" Tanya Raditya kepada Aira.
"Ada beberapa hal yang aku kurang paham, karena dari Icha sendiri tidak ada hand over tapi untungnya Pak Kristof menjelaskan history pinjaman perusahaan kepadaku dengan jelas dan detail." Aira berhenti sejenak untuk minum, kemudian melanjutkan kembali ucapannya.
"Bang Radit sejak jam berapa berada di sini?" Tanya aira.
"Aku dari siang, tadi aku izin pulang lebih awal. Besok kamu cuti saja, temani Chelsee hingga sembuh."
Aira menganggukan kepalanya, ia menghabiskan suapan terakhir makanannya.
"Tadi jam tiga sore dokter visit, kata dokter hasil darah Chelsee mulai membaik, demamnya pun sudah turun."
"Terima kasih banyak ya Bang Radit, aku sungguh sangat merepotkanmu."
"Jangan berkata seperti itu, aku sama sekali tidak merasa di repotkan. Kamu pasti capek, istirahatlah biar aku yang menjaga Chelsee."
"Aku ingin tidur bersama Chelsee, aku ingin memeluknya, lagi pula tempat tidur Chelsee lumayan besar cukup untuk aku dan Chelsee."
"Ia, tapi pelan-pelan ya jangan sampai Chelsee terbangun."
Setelah memastikan Aira dan Chelsee tertidur dengan nyenyak, Raditya membaringkan tubuhnya di sofa.
Pukul 01.00 dini hari Chelsee terbangun dan menangis, sontak saja membuat Aira dan Raditya terbangun.
"Biar aku saja yang membuatkan susu untuk Chelsee, kamu tenangkan Chelsee saja." Raditya mengambil gelas susu dari tangan Aira, Aira pun menuruti perintah Raditya, ia kembali ke tempat tidur Chelsee untuk menenangkan Chelsee yang tengah menangis.
Setelah Chelsee kembali terlelap, radity menyuruh aira untuk istirahat.
"Bang radit, mulai besok biar baby sitter Chelsee saja yang memaniku menjaga Chelsee. Aku tidak ingin terus-terusan merepotkan Bang Radit."
"Harus berapa kali aku katakan, jika aku tidak merasa di repotkan? justru aku malah senang bisa menemanimu dan Chelsee di sini. Aira bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?"
"Boleh, Bang Radit mau tanya apa?"
"Aku tidak pernah melihat keluargamu, bukankah di saat seperti ini kamu membutuhkan dukungan dari keluargamu? maaf ya jika aku lancang menanyakan hal ini kepadamu."
"Tidak apa-apa Bang Radit, sejak masi bayi orang tuaku sudah bercerai. Aku tinggal bersama dengan ibuku, aku sama sekali tidak pernah bertemu dengan ayahku jadi aku tidak tahu keberadaannya. Empat tahun yang lalu ibuku meninggal dunia akibat diabetes yang di deritanya." Aira tertunduk, buliran-buliran bening jatuh ke pipi manisnya.
"Maafkan aku ya, aku tidak bermaksud membuatmu sedih." Raditya mengusap air mata Aira dengan lembut kemudian memeluk aira dengan erat.
"Hmmm... Permisi." Tiba-tiba suara perawat yang hendak mengecek suhu tubuh Chelsee mengejutkan Aira dan Raditya, dengan refleks Aira melepaskan pelukan Raditya.
"Maaf tadi saya sudah mengetuk pintu, karena tidak ada jawaban maka saya masuk." Perawat itu langsung mengarahkan termometer ke dahi Chelsee.
" 36 derajat, sudah normal ya Bu Aira." Ia memperlihatkan termometernya kepada Aira.
Meskipun perawat telah pergi meninggalkan ruangan, baik Aira maupun Raditya nampak canggung dengan kejadian yang baru saja terjadi.
"Aku kembali ke sofa ya." Ucap Raditya kemudian berlalu meninggalkan Aira.
Sedangkan Aira kembali ke tempat tidur Chelsee, jantungnya masih terasa berdebar-debar sejak Raditya memeluknya tadi.
"Apakah aku mulai jatuh hati kepadanya? tapi aku takut, rasa trauma itu masih menghantuiku." Gumam aira dalam hati.
Lama Aira berkutat dengan perdebatan batinnya, akhirnya ia terlelap tidur sambil memeluk erat putrinya.
Pukul 06.00 pagi samar-samar aira mendengar suara perawat yang memanggil dirinya, perlahan Aira membuka matanya. Rupanya ada dua orang perawat yang membangunkannya, mereka hendak mengambil darah Chelsee
Aira segera memegangi tubuh Chelsee, khawatir Chelsee akan mengamuk saat jarum suntik di masukan ke dalam tubuhnya. Benar saja Chelsee langsung terbangun dan menangis sambil mengamuk saat perawat mengambil darahnya.
Dari dalam kamar mandi, Raditya mendengar suara tangisan Chelsee. ia bergegas keluar dari dalam kamar mandi kemudian membantu Aira memegangi Chelsee, selesai mengambil darah Chelsee dua orang perawat tadi pamit keluar dari ruang rawat Chelsee.
"Maaf tadi aku sedang di kamar mandi" Ucap Raditya.
"Ia tidak apa-apa, Bang Radit" Ucap Aira sambil memperhatikan Raditya yang nampak sudah rapih dengan pakaian kantornya.
"Aku berangkat agak pagi, karena ada meeting jadi aku mau mempersiapkan materi meetingnya terlebih dahulu"
"Bang radit tidak sarapan dulu, sebentar lagi baby sitter Chelsee datang membawa sarapan."
"Aku sarapan di kantor saja." Raditya membereskan barang-barangnya kemudian berpamitan kepada Aira dan chelsee, Raditya juga mengecup kening dan pipi Chelsee.
Aira terharu dengan semua perhatian yang Raditya berikan kepada dirinya dan juga kepada putrinya.
"Kabari aku ya, jika terjadi apa-apa" Ucap Raditya.
Aira tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, saat Raditya hendak pergi Aira memegang tangan Raditya.
"Bang Radit, terima kasih banyak ya" Aira sedikit merapihkan kemeja Raditya.
"Sama-sama, aku ke kantor dulu ya." Raditya mengelus pundak Aira kemudian pergi meninggalkan Aira dan Chelsee.
Tak lama setelah kepergian Raditya, baby sitter Chelsee datang dengan membawa beberapa keperluan Chelsee dan makannan untuk Aira.
"Ibu, hari ini tidak ke kantor?" Tanya baby sitter Chelsee
"Tidak, hari ini aku mau full menemani Chelsee"
Aira sangat menikmati perannya sebagai ibu, seharian penuh Aira mengurusi Chelsee mulai dari menyuapi Chelsee hingga membacakan beberapa buku dongeng dan bermain flash card bersama Chelsee.
"Cepat sembuh ya nak, agar cepat bisa terapi lagi. Tuhan bantu Chelsee agar bisa bicara dengan lancar seperti anak-anak lainnya." Gumam Aira dalam hati, ia mencium dan memeluk putri semata wayangnya dengan penuh kasih.
Aira yakin jika suatu saat putrinya bisa lancar berbicara seperti anak-anak lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
lid
kalo langsung ke rs....
2022-04-09
0
W⃠InDiAna ᶜᶠK🄷An✰͜͡v᭄💋R⃟ 💯
Masyallah ada berapa Radit disini ya.. klo ada mau satu duonk 🤗
Sayangnya Onty 😘 cepet sehat ya Chelsea biar bisa main ma Onty😘
Semangat Emak Chelsea 💪
Masih ada Indiana Khan disini menunggu Mas Radit 😁🚴🚴🚴
2022-04-04
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
radit benar.dukungan keluarga sangat dibutuhkan. so, chelsea terlambat bicara ya?
2022-03-05
0