Hari mulai siang, dan Chika memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di depan pagar rumahnya, langkah Chika pun terhenti.
"Buat apa aku pulang kerumah ini lagi. Sekarang rumah ini bukanlah rumahku, tapi sekarang rumah ini milik Tante Renata." batinku sambil menghentikan langkahku lalu berbalik badan meninggalkan rumahku.
Namun baru beberapa langkah, kakinya terhenti kembali.
"Tapi kalau aku pergi aku mau kemana? Lagipula aku gak punya uang dan tempat tinggal. Terus nanti aku tidur dimana?" aku gumamku dalam hati.
Perasaan bimbang kini menyelimuti hati Chika, dan akhirnya Chika memutuskan untuk kembali kerumah itu. Sambil menarik nafas panjangnya, ia kembali berjalan mamasuki rumahnya.
"Chika pulang," ucap Chika malas.
Ternyata kepulangan Chika sudah dinantikan tantenya di depan teras. Dengan wajahnya yang memerah, Tante Renata langsung memanggil Chika.
"Chika, darimana saja kamu? Tadi guru kamu telpon tante, katanya kamu gak masuk sekolah. Terus kamu pergi kemana hari ini. Sikap kamu yang seperti ini yang bikin tante semakin hari semakin.muak dengan kamu," bentak Tante renata.
"Iya tadi memang Chika gak ke sekolah,kata tante aku disuruh cari kerja? Ya seharian ini aku cari kerjalah. Jujur aja tan, yang muak itu bukan cuma tante tapi aku juga," jawabku jujur dengan semua yang ada di isi hatiku.
"Kamu berani membantah tante?" teriak Tante Renata dengan tangan kanannya yang sudah mulai di angkat.
"Apa tan? Tante mau nampar aku lagi? Silahkan aja tan, aku juga udah biasa kok di perlakukan seperti ini. Sebenarnya Chika heran sama tante, tante itu adik kandung mama, berarti aku kan ponakan kandung tante, tapi kenapa tante begitu membenci aku. Salah aku dimana tan?" ucapku dengan air mata yang satu per satu mulai jatuh membasahi pipi.
Sejenak terdiam, Tante Renata lalu menatap mata Chika.
"Ya memang tante ini tante kandung kamu. Tapi tante gak pernah lupa sama sikap mama dan papa kamu yang sombong itu. Asal kamu tau ya Chika, dulu tante sempat ingin meminjam uang untuk modal usaha Om Pandu. Tapi papa dan mama kamu enggan memberikan pinjaman itu pada kami. Dan mulai dari situ tante sudah tidak pernah menganggap mama kamu itu kakak tante,termasuk kamu! Tante tidak pernah menganggap kamu itu ponakan tante."
"Hanya karna itu tan?" tanyaku yang seolah tak percaya dengan perkataan Tante Renata.
"Ya, sekarang kamu mengerti alasan tante dan kan? Oh iya, tadi kamu bilang kamu cari kerjaan gimana udah dapet belum?"
Chika pun terdiam sejenak, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berbohong pada tantenya.
"Belum tan, susah banget cari kerja. Apalagi Chika kan belum lulus. Jadi gak ada yang mau nerima aku."
"Dasar bodoh. Kamu pasti pilih pilih kerjaan, makanya seharian kamu cari masih aja belum dapat. Udah tante mau pergi arisan, jangan lupa kamu beres beres rumah dan cepetan masak. Om Pandu bentar lagi pulang dari kantor."
"Iya tante, tante hati hati ya." ucapku sambil melambaikan tangan.
Melihat kepergian Tante Renata membuat hati Chika sedih. Tante yang dulu begitu sayang padanya kini berubah begitu membencinya. Padahal Chika yakin, jika mama dan papanya tidak mungkin melakukan hal itu tanpa alasan.
Teringat dengan pekerjaan rumah, Chika bergegas mengganti seragamnya. Ia pun mulai membersihkan seluruh rumah, dan kini ia pergi ke dapur untuk masak makan malam.
Tak lama Om Pandu pun datang. Dan ia langsung menghampiri Chika di dapur untuk menanyakan keberadaan istrinya.
"Chika, tante kamu mana?" tanya Om Pandu.
"Tante pergi om, katanya ada arisan sama temen temennya. Om mau aku buatin makanan sekarang?" tanyaku tanpa menatap wajah Om Pandu.
Namun tiba tiba Om Pandu berjalan mendekat ke arah Chika. Ia pun tidak berfikir macam macam, yang ia pikir Om nya itu akan mengambil minuman di dalam lemari es disampingnya.
Dan ternyata pikiran Chika salah. Om Pandu justru memeluknya dari belakang.
"Chika, sudah lama om itu menyukai kamu. Kalau kamu mau bermain sebentar dengan Om, Om akan membiayai sekolah kamu tanpa sepengetahuan tante udah ," bisik Om Pandu tepat ditelingaku.
Chika pun berusaha melepaskan pelukan Om nya sambil berteriak, namun usahanya sia sia. Om Pandu justru semakin memeluk erat Chika sambil berusaha menciuminya.
"Om lepas, om udah gila. Chika bakal ngadu sama Tante Renata," teriak Chika.
"Aduin aja Chika sayang, yang ada bukannya tante kami percaya sama kamu, tapi dia akan semakin membenci kamu karna sudah menggoda suami tercintanya," jawab Om Pandu dengan senyuman liciknya.
Chika kini semakin ketakutan, berteriak pun percuma tidak akan ada yang mendengar dirinya. Ia terus berusaha melepaskan diri dari cengkaraman Om nya yang mesum itu.
Dan akhirnya terlintas dalam pikirannya untuk menginjak kaki om nya.
"Nih rasain," ucapku sembari menginjak kaki Om Pandu sekuat mungkin.
Dan karna injakan kaki Chika, om nya itu pun melepaskan tangannya yang melingkar di perut Chika.
"Auu,Chika mau kemana kamu," teriak Om Pandu namun Chika langsung keluar rumah.
"Aku harus cepat pergi dari sini, sebelum Om Pandu bisa mengejar aku." batinku sambil berlari.
Chika kini berhasil pergi jauh dari area komplek perumahannya. Sambil berjalan ia merenung memikirkan kemana ia harus pergi sekarang.
"Aku kemana ya sekarang?Aku juga belum makan seharian, ditambah aku gak punya uang sepeserpun. Apa aku ke rumah Om tadi aja ya, tapi apa dia mau menampung aku? Oh iya mending aku melarikan diri kerumah Maya aja,gak jauh juga kalau jalan dari sini. Paling cuma satu jam. Ia mending untuk beberapa hari sementara aku tinggal di rumah Maya aja," ucapku sembari berjalan ke rumah Maya.
Setelah berjalan satu jam, akhirnya Chika sampai di rumah Maya.
Ting Tong..
Ceklek..
Kebetulan yang membuka pintu Maya sendiri. Maya pun kaget dengan kedatangan sahabatnya itu, apalagi wajah Chika kini sudah dipenuhi keringat dengan rambut acak acakan.
"May..," sapaku sambil memeluk Maya.
"Chik, loe kesini sama siapa? Kenapa rambut loe berantakan? Loe gak kenapa napa kan? Apa loe habis di siksa sama tante loe itu?" tanya Maya sembari menatap wajahmu dari kanan ke kiri dari kiri ke kanan.
"Ceritanya panjang May, gue boleh gak tidur disini beberapa hari aja. Nanti kalau gue udah punya uang, gue bakal cari kos."
"Iya Chik, boleh kok. Ayo masuk, kita cerita di dalam aja. Sekarang loe duduk dulu, biar gue ambilin loe minum. Loe mau minum apa?" tanya Maya.
"Apa aja May, by the way mama sama papa loe belum pulang dari kantor?"
"Belum Chik, paling bentar lagi. Loe tunggu bentar ya, gue mau ke dapur dulu."
"Iya May, thanks ya," ucap Chika.
"Iya sama sama Chik," jawab Maya.
************
Di ruang kerjanya, El masih penasaran dengan Chika. Dan tak berapa lama, Haris mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruang kerja El.
"Sore pak," sapa Haris.
"Sore Ris, darimana saja kamu seharian ini?"
"Loh tadi kan bapak menyuruh saya buat cari tahu soal gadis bernama Chika yang bersekolah di SMA Pelita Bangsa."
"Oh iya, saya hampir lupa. Gimana kamu udah dapat info apa aja?" tanya El.
"Sudah pak," jawab Haris yang mulai menceritakan tentang kehidupan Chika.
El pun mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut Haris.
"Begini Pak El, gadis yang bapak tabrak itu sebenarnya anak seorang pengusaha juga di kota ini. Perusahaan papanya pernah sekali bekerja sama dengan perusahaan kita kok pak."
"Memang siapa nama papanya?" tanya El yang mulai semakin penasaran tentang Chika.
"Pak Dirgantara pak, dari perusahaan Navindo. Namun satu tahun lalu Pak Dirga dan istrinya mengalami kecelakaan pesawat menuju Pontianak. Dan jasad keduanya sampai sekarang belum di temukan. Chika sendiri kini tinggal bersama om dan tantenya. Dan dari Info yang saya dapat setiap bulan dia dapat jatah uang bulanan dari pengacara Pak Dirga pak."
"Oh jadi dia putri dari Pak Dirga? Tapi kenapa tadi siang dia minta pekerjaan padaku? Apa dia menghabiskan uang itu untuk foya foya?" tanya El sambil memegangi dahinya.
"Iya dia putri tunggal Pak Dirga. Dan kalau masalah foya foya, saya kurang tahu pak. Tapi saya janji besok saya akan coba check ke sekolahannya. Apa benar dia belum membayar uang sekolah. Seperti apa yang dia ceritakan pada bapak," ucap Haris.
"Oke saya tunggu kabar dari kamu. Oh iya satu lagi, sekarang siapa yang memimpin perusahaan Pak Dirga sekarang?" tanya El.
"Yang saya dengar perusahaan itu sekarang di pimpin adik iparnya Pak Dirga, yang tak lain om dari Chika pak," jelas Haris.
"Oh begitu. Tapi aneh ya Haris, dia kan dari keluarga yang bisa dibilang mampu. Tapi kenapa dia terus mendesak saya untuk menerima di bekerja disini?"
"Coba besok bapak tanya sendiri aja sama orangnya, daripada bapak penasaran. Tapi kok tumben bapak sangat antusias ingin mencari tahu soal gadis itu. Atau bapak jatuh cinta pandangan pertama ya sama gadis itu," ucap Haris dan langsung di lempar pulpen dari El ke kepalanya.
"Sekali lagi kamu bilang, saya..," ucap El yang langsung di potong oleh Haris.
"Pasti bapak mau bilang potong gaji kan? Bapak gak capek apa bilang itu berulang ulang. Sekali kali bapak tuh bilangnya saya naikin gaji kamu Haris," ujar Haris.
"Hmmm, itu masalah gampang. Tapi aku masih ada satu tugas lagi buat kamu."
"Apa itu pak?" tanya Haris.
"Sini mendekat ke saya," perintah El sambil membisikkan sesuatu ke telinga Haris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
ani nurhaeni
piling kuuu papa mma chika blm matii tapii di sekap panduu
🤔🤔🤔
2021-11-15
1
Tanti Riski
🥰🥰
2021-07-07
0
NurAnnisa Dontu
knpa blm up?
2021-05-03
2