"Mikaila bangun,," Humaira menarik narik tangan sahabatnya itu.
"Lima menit lagi Bu, Ade masih ngantuk,"katanya dengan mata yang masih tertutup rapat.
Plak 1 pukulan mendarat cantik di bokong Mikaila.
"Bangun nggak hmm, ini dah Jam berapa kak Zahra dah mau ke butik tu," omel Humaira.
"Butik?!" ucapnya dengan berusaha membuka matanya...
"Iya butik Bu, butik dan Batam" ucap Humaira sambil mengolesi lipstik di bibirnya.
Mikaila langsung menyambar handuk dan berlari ke kamar mandi.
Humaira keluar terlebih dahulu,
"Mikaila mana dek,?"tanya kak Zahra.
"Masih mandi kak, baru mandi dia,"
"Ya udah sarapan sana, kakak dah buat nasi goreng buat kalian,"
"Makasih kakak cantik ku,"
"Pagi kak Zahra," sapa Mikaila,
"Kamu habis nangis, mata kamu bengkak banget?"tanya Zahra melihat mata Mikaila.
"Iya kak, semalam aku ga bisa tidur, kangen ibu," jawabnya bohong.
Semalam setelah melihat foto Abraham dan isterinya hati Mikaila sangat sakit bahkan air matanya tak bisa ia bendung dan terus saja keluar dari mata indahnya.
"Adu.. adu anak ibu sini peluk, peluk,"kata Humaira sambil merentangkan kedua tangannya.
"Satu jam lagi kita ke butik sebaiknya kalian telfon ibu,"
"Ok kak," jawab mereka.
Mikaila menelfon ibunya,
"Hallo Bu, assalamualaikum," sapa Mikaila,
"Waalaikumussalam sayang,"
"Ibu apa kabar?,"
"Baik sayang, kamu sendiri gimana ko suaranya beda si, kamu ga lagi sakit kan,?," tanya ibu penuh khawatir,
"Engga ko Bu, Mikaila hanya kangen ibu,"
"Kamu cerita ma ibu ada apa?," tebak sang ibu.
Mikaila pun menceritakan semua yang ia alami kepada ibunya.
"Astagfirullah Ade, sesuka apapun kita sama seorang pria, kalau dia sudah punya istri kita ga boleh menjadi pengganggu rumah tangga orang. Apa lagi kamu bilang dia udah punya anak, kasihan anaknya. Udah Kamu fokus aja sama kerjaan kamu jangan macam-macam di kota orang. Awas ya Ade kamu ga boleh jadi pelakor," nasehat ibunya.
"Ya ampun Bu, ibu mikirnya ke jauhkan mana mungkin Ade jadi pelakor, kenal aja nggak bu, lagian ya Bu istri nya cantik banget. Udah dulu ya Bu kayanya ka Zahra dah mau berangkat,"ucap Mikaila ingin mengakhiri panggilannya.
"Ya udah, hati-hati di jalan. Kamu fokus aja kerja dulu jangan mikirin cowok apa lagi suami orang," kata ibunya.
"Iya Bu Ade ngerti assalamualaikum," ucapnya mengakhiri panggilannya.
Mikaila menghembuskan nafas nya,
"Ayo fokus jangan pikirin dia lagi."gumamnya menyemangati diri.
Mereka pun berangkat bekerja di hari pertama dangan semangat.
Butik Zahra, itulah nama butik tempat ia bekerja. Butik yang sederhana, semua bajunya adalah rancangan Zahra sendiri.
Dulu Zahra bekerja di salah satu butik terkenal, ia bekerja sebagai desainer. Karna sudah memiliki cukup modal ia pun memutuskan berhenti bekerja dan membuka butik nya sendiri.
Mikaila dan Humaira juga sangat senang mendesain baju-baju, mereka belajar dari kak Zahra.
Lama mereka merapikan beberapa pakaian terdengar salam dari seseorang,
Randy menyapa mereka dengan membawa beberapa kantong plastik berisi makanan.
"Masuk Rendy, kamu bawa apa itu?! "tunjuk Zahra pada kantong yang ada di tangan Rendy.
"Cemilan" jawabnya singkat sambil mencuri pandang ke arah Mikaila.
Sejak pertama bertemu dengan Mikaila, Randy sudah jatuh hati pada gadis cantik itu.
"Siang Mikaila," sapa Randy ,
"Siang juga kak" jawabannya sambil tersenyum.
Rendy sangat senang mendapat senyuman dari gadis pujaannya.
Meraka pun memakan cemilan yang di bawah Rendy sambil berbincang-bincang.
Rendy memanfaatkan kesempatan itu, ia menanyakan beberapa pertanyaan pribadi kepada Mikaila, yang di jawab santai oleh Mikaila.
Di kota lain
Bram terbangun dari tidurnya, bukan dengan keringat bercucuran lagi karena mimpi buruk, namun sebuah senyuman dan gelengan kepala.
Bram masuk ke kamar mandi dan melihat pantulannya di cermin, ia tersenyum kembali saat mengingat mimpinya.
Bram kemudian membasuh wajahnya berharap ingatan itu menghilang dari kepalanya. ia pun mulai mengguyur tubuh di bawah shower namun ia kembali tersenyum tak kalah ingatan akan mimpi itu datang lagi.
Bram menghentikan acara mandinya sejenak, menggelengkan kepala dan melanjutkan mandinya. Ia bermimpi bersama dengan gadis yang hanya tersenyum kepadanya tanpa tau siapa nama gadis itu.
Bram sudah rapi dan bersiap untuk sarapan, dengan sesekali tersenyum.
Ibu Yanti yang melihatnya ikut tersenyum, majikan yang selama ini jarang tersenyum semenjak duka yang ia alami.
Ibu Yanti adalah pembantu di rumah Bram, dulu Bu Yanti yang di percaya mengurus anak nya bahkan mengasuh dirinya saat masih kecil. Sehingga sudah di anggap seperti keluarga bagi keluarga Wijaya.
Bram memulai harinya di kantor dengan semangat terus tersenyum, tak kalah sepenggal ingatan mimpinya kembali.
Yoga pun di buat senyum-senyum sendiri di buatnya. Tak biasanya bosnya ini seperti ini.
Setiap sampai di kantornya Bram selalu mengingat kejadian kelam yang merenggut orang-orang yang di sayangi nya, kejadian itu tepat di depan kantornya .
Hatinya selalu sakit saat melewati tempat itu, sangat berbeda dengan hari ini senyum tak lepas dari bibirnya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan.
Tak terasa sudah 5 bulan semenjak pertemuan mereka namun Bram masih bisa mengingat dengan jelas senyum Mikaila dan terkadang mampir di mimpi indahnya(mimpi apa ya😉)tak ada lagi mimpi buruk tentang kecelakaan itu.
Hari-hari Bram sungguh sangatlah berubah sejak hari itu, tak ada lagi air mata dan mimpi buruk.
Berbeda dengan Mikaila, ia berusaha melupakan sosok Abraham Wijaya yang ia pikir adalah suami orang.
Rendy pun tak ragu lagi menunjukkan ke tertariknya pada Mikaila.
"Sayang kayanya ada yang aneh deh dengan adik kamu itu," ucap yoga.
"Aneh gimana mas?" tanya Arandita.
"Entahlah, di kantor dia nggak pernah murung lagi, bahkan terkadang senyum sendiri,"
Arandita melempar bantal ke suaminya,
"Mas pikir Bram sudah nggak waras gitu?" tanyanya sambil melipat tangan di dadanya.
"Bukan gila tapi kayaknya," ucapan Yoga menggantung.
"Hmmm," Yoga memainkan jari di dagunya.
Aran menautkan alisnya menunggu ucapan suaminya.
"Kayaknya dia jatuh cinta deh," sambungnya sambil menaikkan alisnya menggoda istrinya.
Arandita tersenyum dan dengan cepat menghampiri suaminya.
"Yang bener mas?, sejak kapan?, cantik ga?orang mana?, mereka dah pacaran?!"..rentetan pertanyaan di lontarkan Arandita.
Bukan mendapat jawaban ia justru mendapat sentilan di dahinya.
"Masss sakit tau," keluhnya sambil memonyongkan bibirnya yang langsung mendapat kecupan dari Sang suami.
"Kayaknya perubahannya itu waktu balik dari Batam deh," sambil meminum kopi buatan istrinya.
"Masa si mas?.Bram emang ketemu ma cewe di sana?"
Yoga hanya mengangkat bahunya.
"Kalau kamu mau tau tanya aja langsung sama orangnya,"
"Hemm aku harus cari tau hal ini,"gumamnya sambil manggut-manggut.
Bersambung ☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 346 Episodes
Comments
Rinjani
Bram mimpi Mikaila yaaa gak mimpi istrinya kayaknya setuju
2023-01-23
0
Ria
sepertinya seru nih .....selamat berkarya dan ttp semngat❤❤❤
2022-08-20
0
Shautul Islah
aku ga suka kalo ceweknya agak lebay, ini mikayla lebay masa baru ketemu udah nangis gara2 cowok yang baru di temuinya
2022-06-30
0