"Papa papa".... lambaian tangan gadis kecil dari seberang jalan di dalam sebuah mobi memanggil papanya.
Yang di panggil pun membalas lambaian tangan gadis kesayangannya,dangan senyuman.
Tiba tiba senyum itu menghilang.
"Tassyaaaa,"teriakan Abraham menggelegar bersamaan dengan sebuah truk berkecepatan penuh melaju ke arah mobil yang di tumpangi sang anak ..
Bruuuk ..tabrakan tak terhindarkan.
Abraham terbangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran, tangan yang gemetaran dia mengusap wajahnya..
"Astagfirullahalazim,astagfirullahalazim,"ucap Abraham hanya bisa beristigfar.
ya itulah mimpi yang selalu datang menemani malam-malam seorang Abraham Wijaya .
Semenjak kematian anak dan istrinya serta calon bayi yang baru berusia 6 bulan di rahim istri tercintanya.
Abraham Wijaya adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara.kakak perempuannya bernama Anindita Wijaya seorang Dokter kandungan dan suaminya bernama Surya Admaja juga seorang Dokter saraf,mereka mempunyai 2 orang anak bernama Isabela Wijaya dan Syana Wijaya berusia 18 tahun dan 10 tahun.
Kakak ke 2 nya bernama Arandita Wijaya berusia 35 tahun memiliki sebuah butik yang terkenal di kotanya dan menjadi butik langganan para ibu-ibu sosialita,suaminya bernama Yoga Prasetya bekerja sebagai asisten Abraham,punya anak berusia 7 tahun bernama Ayasa Prasetya Wijaya.
Abraham sendiri berusia 33 tahun seorang pengusaha yang bisa di bilang sangat sukses,ia menggantikan ayahnya di usia yang masi sangat muda di karenakan kondisi ayahnya semakin buruk di karenakan penyakit jantung yang di deritanya.Abraham berhasil memajukan perusahaan jauh lebih besar bahkan memiliki banyak cabang di luar Negri, ayahnya sangat bangga dengan pencapaian satu satunya putra Wijaya itu.
Adik bungsu Abraham bernama Arabela berusia 18 tahun dan masih kuliah,dia anak yang sangat manja dan periang.
Pagi ini semua berkumpul di kediaman Wijaya.Di rumah ini hanya tinggal ayah ,ibu,Arabela dan nene Abraham .Sedangkan Abraham dan ke 2 kakaknya sudah memiliki rumah masing masing.Mereka akan berkumpul 6 bulan sekali atau saat ada acara-acara tertentu.
"Bram sampai kapan kamu akan seperti ini,ikhlaskan Inanti dia sudah tenang di sana,dia pasti sedih melihatmu seperti ini,"kata sang nene sambil menggenggam tangan cucu kesayangan itu.bram hanya menanggapinya dengan senyum sambil membalas genggaman sang nene.
"Iya Bram ibu sedih melihatmu seperti ini,"
"Sudah lah Bu kalau memang Bram sudah bertemu dengan jodoh Bram dan harus menikah lagi Bram akan kenalkan ke kalian,tapi untuk saat ini Bram Masi ingin fokus dengan kantor Bu,"
"Usiamu sudah tak muda lagi, Nene juga ingin melihatmu memiliki pendamping lagi ingin melihatmu bahagia sebelum Nene menutup usia,"kata Nene dengan mata yang berkaca-kaca.
"Mas mau ga aku kenalin dengan taman aku,cantik-cantik Lo mas kata Arabela menimpali sambil memeluk ibunya dan menaik naikkan alisnya.
"Boleh tapi mas maunya yang ga centil kaya kamu," sambil mengacak-acak rambut adik bungsunya itu.
"Nene,eyang, Om ,Tante makan malamnya sudah siap,di panggil ibu untuk makan," kata Isyana.
Mereka pun makan malam bersama dengan tenang.
"Bram ayah dengar perusahaan yang di Batam Sadang ada masalah ya?"
"Iya yah ada sedikit masalah rencananya besok aku sama mas yoga mau ke Batam,"
"Ibu doakan kamu dapat jodoh di sana,,"
"Aaaamiiiiiiiiiiin "semua kompak mengaminkan doa sang ibu dan kompak tertawa bersama.
Mereka menghabiskan hari Minggu dengan berbagai kegiatan.Ayasa dan Isabela memilih berenang,Arabela dan Isabela bermain bulutangkis favorit mereka,para ibu-ibu membuat kue di dapur dan para ayah bermain golf di halaman belakang rumah.
Walaupun semuanya sibuk namun mereka selalu menyempatkan untuk berkumpul minimal 6 bulan sekali.
Acara makan malam pun berlangsung dangan sangat hangat.
Setelah makan malam mereka pun pulang ke rumah masing masing.
Di jalan....
"Mas apa Bram ga punya pacar"tanya Arandita ke pada suaminya yang sedang menyetir,"
Yoga hanya melirik istrinya dan mengangkat bahunya.
"ihh mas masa ga tau si,kan mas Sama Bram sama sama terus,"
"iya mas memang sama dengan Bram di kantor,tapi di kantor itu dia atasan mas sayang jadi kalau di kantor ya kita bahasanya masala pekerjaan aja,"
"maksudnya Bram ga pernah gitu dekat dengan cewe di kantor? bukanya sekertarisnya itu cewe ya mas, dia juga cantik,seksi lagi.sepertinya dia juga suka sama bram,?
Lagi-lagi Arandita hanya mendapat jawaban dengan bahu yang di angkat.
"mas itu kenapa sih,kalau di tanya di jawab dong mas,"
"mas ga mau ikut campur masalah pribadi Bram,dia itu bukan anak kecil.Bram sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk.Memangnya kamu mau wanita seperti Niken mendampingi adik kamu itu?"
"emangnya Niken kenapa?sepertinya dia orangnya baik ko, walau pun terlalu seksi sih.mas emang kalian ga tergoda gitu dengan Niken?"
"maksudnya"menoleh ke istrinya,"
"ya kamu dan Bram tiap hari di suguhkan pemandangan indah gitu,"
Yoga tersenyum geli.
"sayang kalau lihat kaya gituan sih aku biasa aja ,lagian yang di rumah jauh lebih menarik halal lagi,"jawabnya mengedipkan mata.
Arandita melengos mendengar godaan suaminya.Ia mengalihkan pandangannya ke jalan raya.
"mas aku kasihan sama Bram,pasti dia sangat kesepian,tanpa mengalihkan pandangannya,"
"kita doakan saja dia cepat mendapatkan jodoh ,wanita yang baik dan bisa memberi kebahagiaan bagi Bram.Lagian kalau kita maksa dia terus takutnya ia mendapatkan wanita yang tidak baik,biarkan hatinya yang memilih wanita mana yang akan menjadi pendampingnya,"
"tapi mas,"
"kita jangan terlalu ikut campur sayang, kalau sudah ada jodohnya pasti dia mereka akan di pertemukan,"
Arandita terus memikirkan nasib adiknya itu,sudah cukup lama ia sendiri.air matanya jatuh saat mengingat betapa sakit dan terpuruknya Bram saat kehilangan anak dan istrinya.
Yoga yang melihat istrinya menangis hanya bisa mengelus pundak sang istri.
"mas yakin suatu hari nanti Bram akan mendapatkan wanita yang tepat,"
Arandita melihat anaknya Ayasa yang tengah tertidur di bangku belakang.
"kalau Tasya masih ada pasti sudah sebesar Ayasa ya mas?"
"mereka sudah tenang di sana sayang,"ucap Yoga menarik Aran ke pelukannya.
Sementara di kamar ibu Bram tak henti-hentinya menangisi nasib rumahtangga putra satu-satunya.
"sudahlah bu,tak baik menagis seperti ini ikhlaskan semuanya,"
"ibu sedih yah, putra kita satu-satunya harus menjalani hidupnya seperti ini.Ia sudah bekerja keras saat masih sangat mudah, menghabiskan masa remajanya di kantor,tak sedikitpun ia mengeluh karena semua itu.Saat kebahagiaan menghampirinya mengapa hanya sekejap,ibu bisa merasakan rasa sakit yang anak kita rasakan yah,ibu bisa melihat kesedihan yang ia tutupi ibu merindukan Bram kecil ibu yang ceria dan penuh senyuman."ucap ibu menangis pilu.
Bersambung,
Terima kasih sudah membaca,
jangan lupa like dan komennya ya 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 346 Episodes
Comments
Rinjani
enak baca yg tamat pasti bisa baca klu bagus lanjut klu jelek berhenti ..apa lagi bunuh2 an persaingan ..selingkuh malas bacanya
2023-01-23
0
Adi Nugroho
👍👍🥰🥰
2022-07-13
0
M Anha🌹 Ig: anha5569🌹
selamat membaca 🙏
2022-06-03
0