bel pulang sekolah berbunyi, aku seneng sekali karna hari ini akhir bulan dan tandanya aku gajian.
"Cit, kerumahku ya..." rengek Lika.
"Sorry banget, aku harus kerja sayang" kataku.
"Ah!! kamu tu ya... kerja terus yang dipikirin" Lika mulai mengomel.
"Iya, nanti aku janji ke rumah Lika untuk main" sahutku.
"Janji ya...." jawab Lika dengan wajah tersenyum.
Aku bergegas keluar kelas dan langsung meluncur ke pasar. Bukan untuk belanja, tapi untuk kerja paruh waktu.
"Siang Bu Asna" sapaku.
"Siang juga, kalau mau kerja makan dulu" balasnya ke aku.
"Iya Bu,,," sahutku.
Setelah makan aku langsung mengerjakan apa yang sudah menjadi tugasku. Meski ingin istirahat aku tidak boleh menyerah dengan keadaanku yang sekarang ini. Aku harus berjuang, demi sekolahku dan cita citaku. Meski tidak menjadi orang yang berpangkat, yang penting bisa kerja dan memperbaiki nasibku.
Jam menunjukkan pukul 5 sore. Bu Asna mulai menutup warungnya.
"Alhamdulillah dagangan kita laris citra" seru Bu Asna.
"Alhamdulillah ya Bu... rejeki ibu lancar biar saya bisa kerja terus disini" sahutku.
"Sini kamu,,, sekarang akhir bulan kan" panggil Bu Asna.
"Iya Bu, ada apa" jawabku.
"Ini gaji kamu bulan ini nak!!!" seraya menyerahkan beberapa lembar uang ratusan ribu.
''Iya Bu Asna, terima kasih banyak" sahutku sambil menerima gajimu.
Bu Asna adalah seorang janda beranak satu, tapi anaknya sudah berkeluarga. dia tinggal sendirian saja, rumahnya Deket pasar. Aku tau persis rumah Bu Asna. Tempat tinggal yang nyaman serta asri, karna banyak pohon buah didepan rumahnya.
"Bu,,, saya pamit pulang ya..." kataku
"Oh,, iya nak...!" jawabnya.
Bu Asna hanya memandangku dengan kedua tangannya yang lagi asyik menghitung laba toko hari ini.
Memang jualan Bu Asna selalu laris manis, karna masakanya aduh maknyusss banget.
Dia bisa memasak segala jenis masakan khas daerah Indonesia jadi tiap hari menunya selalu Gonta ganti.
Pingin deh punya ibu seperti Bu Asna.
langkah kaki begitu semangat menuju rumah, besok yang separuh akan kutabung gajiku gumanku dalam hati. Memang gajiku tidak seberapa hanya 500ribu tiap bulan, cukuplah buat bayar SPP dan keperluan sekolah yang lain.
Sampai depan rumah aku mulai terdiam, suasana hatiku mulai perih kala masuk rumah itu. Padahal itu adalah rumah orang tuaku sendiri, tapi aku tidak mendapat kenyamanan dan kebahagiaan disana.
Setelah menaruh tas aku langsung mengisi bak air sampai penuh... semua keluargaku tidak ada yang tau kalau aku kerja paruh waktu.
selesai mandi dan ganti pakaian aku menuju dapur hendak melihat makanan, apa ada yang tersisa untukku. Diruang tengah ada kak putri yang sedang duduk santai sambil memainkan ponselnya. Tiba tiba saja dia menghardik aku dengan lantangnya.
"Tu,, anak jalanan baru pulang" kata kak putri
''Iya kak" jawabku sambil menunduk.
"Eh, kamu itu tau diri ya... gara gara kamu keluarga kita sial terus tau" sahutnya lagi.
"Emang aku salah apa kak putri" kataku
"Pakai tanya lagi, pergi sana" bentaknya padaku.
Perlakuan seperti itu tidak aku gubris sama sekali, ketika didapur. "Ya nggak ada sisa makanan buatku" gumanku dalam hati.
karna sering seperti itu badanku terlihat kurus, kadang mukaku terlihat pucat. Dari kelima saudaraku aku yang paling kecil bentuk fisiknya.
Aku kembali ke kamar, memang dari kecil aku punya kamar sendiri. Itupun bekas gudang yang aku bersihin, kalau kedua saudaraku tentu kamarnya bersih dan rapi. Tak apalah setahun lagi aku bakalan bisa cari kerja dengan ijazah SMA yang aku dapat. karena berpikir positif itu perlu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments