Pagi hari aku dibangunkan alarm jam tanganku, memang terlihat jadul. Tapi sangat bermanfaat bagi perputaran waktu yang aku jalani.
Pukul 04.15 adzan subuh berkumandang, ibu pasti sudah berangkat ke pasar. aku lekas bangun tanpa menghiraukan hawa dingin yang merasuk ke tulang tulangku. Kulihat kedua kakakku masih terlelap tidur
"Andai aku bisa tidur kayak gitu juga" gumanku.
Didapur peralatan masak yang kotor begitu banyak. Dengan sigap aku bereskan semuanya, lalu masak nasi dan lauknya, lagi lagi ibu hanya ninggalin ayam enam potong dan tempe hanya enam potong pula. Terlintas dalam pikiranku, " apa benar aku ini anak ibu dan bapak".
Tak usah dipikirin, nanti bikin strees, mending cepet cepet aku selesaikan nimba airnya. Aku bergegas mandi ketika semua lagi sarapan.
Aku sudah siap untuk pergi ke sekolah, tibanya dipintu gerbang aku sudah ditunggu Lika.
" Lho kok sudah datang" sambutku.
"Eh,,, iya mau kasih kamu sesuatu dari papa" sahut Lika.
"Apaan... seh Lika" kataku.
Lika menyodorkan sebuah amplop, ini buat kamu kata ayahku. Aku mengernyitkan dahi dan sangat penasaran, apa gerangan ini.
"Udah kamu terima aja,,, anggap ini rejeki dari Allah untukmu cit" kata Lika.
"Iya makasih ya,,, " kataku sambil menerima amplop dari Lika.
"Nanti kamu habis kerja nginap di rumahku ya...." kata Lika.
"Tapi aku..." kataku.
"Sstttt.... jangan banyak alasan ini permintaan mama dan papaku" ucap Lika.
Dalam hati aku bergumam apa pantas aku bertamu ke rumah orang kaya, pakai diajak nginap segala lagi.
" Jangan benggong," kata Lika
"Eh iya,,, sorry lupa kalau ada kamu" sahutku.
meneng kami hanya berdua saja sejak kelas 1 SMA sampai mau kenaikan kelas 3 SMA ini.
Aku menuju kamar mandi, kubuka amplop yang diberi oleh Lika tadi. Subhanallah ini uang, kenapa kasih ke aku banyak sekali. Aku hitung semuanya ada dua juta rupiah, selepas pulang nanti akan aku tabung untuk biaya sekolahku kalau mau kelulusan.
"Citra,,, aku ikut kamu nemenin kerja ya...." renggek Lika.
"Jangan nanti kamu bosan lho!!! " sahutku.
" Nggak bakalan, kan ada kamu" katanya lagi.
Lika terus menggoyangkan tanganku agar aku mau mengajaknya. Akhirnya aku ijinkan untuk ikut aku kerja, sebenarnya aku malu sekali ketika aku kerja ada yang tau. karna bagiku itu hanya pekerjaan babu yang hanya dipandang sebelah mata kebanyakan orang.
Bel istirahat berbunyi,,, tanda perut mulai lapar.
"Lika aku ke kamar mandi dulu ya" kataku.
"Eh, iya aku masih belum selesai. Nanti aku nyusul" sahuut Lika.
Aku berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, di pojok kamar mandi ada beberapa teman kelas bergerombol dan bergosip sambil melirik tajam ke arahku. Mereka berbisik bisik seolah sangat jijik melihatku.
"Hey,,, lihat siapa ni yang datang" kata Elsa
"Wow wow,,, jangan main nyelonong lho" kata Lidya.
"Aku gak main nyelonong, ini kan fasilitas sekolah" kataku.
"Berani kamu jawab ya..." Elsa mendorong kepalaku pakai jari telunjuknya.
Aku hanya diam, mungkin ini yang terbaik. semakin aku menjawab semakin keruh nantinya.
"Bukanya hidupmu itu dapatnya dari ngemis ke Lika" bentak Lidya.
Aku langsung membelalakkan mataku.
" Aku gak pernah mengemis pada siapapun" sahutku.
"Berani jawab kamu, dasar pengemis." dia memegang daguku dengan tangganya.
Aku akhirnya diam, bukan karna malu atau karna Menggalah. Tapi agar aku tidak disakiti secara batin lebih lagi oleh mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments