"Hore,,, akhirnya ikut kamu kerja " kata Lika.
"Nanti jangan menggerutu ya, kalau kerjaku lama" pintaku.
"Gak bakalan, kutunggu jandamu. Eh salah kutunggu sampai finish untuk hari ini" sahutnya.
Kami berdua berjalan beriringa menuju pasar dimana tempat aku bekerja. Kami saling bercerita mulai dari kesukaan, hobi, sampai apa yang tidak kami suka.
Sampai depan toko Bu Asna tampak sibuk di bagian kasir, toko terlihat ramai sekali. Sekarang baru pukul 13.00 siang, sebelum masuk ke warungnya Bu Asna, aku teringat akan pergi ke sebuah koperasi untuk menabung.
"Lika, tunggu sebentar ya" kataku
"Mau kemana???" jawabnya.
"Mau ke koperasi naruh rezeki dari kamu" sahutku.
"Jauh ya..." tanya Lika.
"Nggak paling jaraknya hanya 50 meter dari warung ini" kataku.
"Aku ikut" pinta Lika.
"Boleh,,, boleh,,, tapi jangan nertawain aku ya.." bujuku.
"Nggak bakalan" kata Lika.
Kami berdua berjalan menuju koperasi,bukan tanpa alasan karna aku memang tidak bisa menabung di bank besar karena belum punya kartu kependudukan. Dan dengar dengar bulan Januari tahun depan bakal ada pembuatan KTP massal oleh pemerintah.
"Kamu gak takut naruh uang dikoerasi" omel Lika.
" Tidak, karena anggotanya sudah lebih dari dua ribu orang sayang" kelasku pada Lika.
"Ya,,,ya,,, kamu kok bisa sih" omel Lika.
"Keadaanku yang harus menuntut ku seperti ini" jelasku. Tapi batinku sungguh tersiksa melihat gadis lain diperhatikan, dan dicukupi oleh kedua orang tuanya. kedua kakakku selalu dicukupi apapun yang dibutuhkan, sedangkan aku harus berusaha mencari sendiri untuk kebutuhanku. Kalau masalah pembayaran SPP itu masih ditanggung oleh bapakku.
"Assalamualaikum Bu Asna" aku sambil memegang lalu mencium tangan Bu Asna
"Sudah datang, cepat makan dulu" pinta Bu Asna.
"Baik Bu, aku minta izin Bu. ada teman yang ingin menunggu aku kerja " jawabku.
"Oh,,, gak pa nak. Biar dia juga ikut bantuin kamu dan cepet selesai dan cepet istiraha" sahut Bu Asna
"Makasih banyak Bu" sahutku.
Aku menuju dapur, hal pertama yang aku kerjakan adalah mencuci semua peralatan makan dari pelanggan. semua itu begitu cepat aku lakukan, sesekali aku melihat Lika yang melirik kerjaan ku. Dia disuruh kupas bawang putih oleh Bu Asna. setelah selai mencuci semua peralatan makan, sekarang ganti peralatan untuk memasak. untuk mencuci semuanya butuh waktu sekitar dua jam setengah, memang yang aku cuci banyak sekali piring.Piring, sendok, garpu mungkin ada kalau 7 lusin.
Setelah aku tata rapi semuanya, aku menghampiri Lika.
"Kamu nangis...." tanyaku sambil kaget.
"Tidak kok, kena bawang nih jadi nangis akunya" Lika mencoba menyembunyikan air matanya dariku.
" Jangan bohong kamu, kalau bawang putih nggak bakalan bikin orang nangis sayang" tegasku.
"Hmmm hmmm hmmmm,,, aku kasian lihat kamu kerja kayak gitu. aku jadi anak hanya bisa manja terus sama mama dan papa" tutur Lika sambil mengusap air matanya.
"Gak apa apa kok ini memang harus aku jalani kalau aku ingin cita citaku tercapai" jelasku.
Memang ini takdir yang harus aku jalani, susah senang harus aku lewati. Aku berharap kelak dimasa depan aku akan menjadi wanita yang bijaksana dalam segala hal. Menyanyangi keluargaku dan anak anaku kelak. Aku mengambil pisau mengupas semua bumbu dapur yang perlu aku kupas. setelah itu aku cuci semuanya, ditata rapi berjejar di rak khusus sayur. semuanya telah selesai, lelahku akan terbayar suatu hari nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments