Wanitaku Pejuang Hebat
Ketika aku pulang dari sekolah, ada kejutan besar yg begitu membuat aku terperangah. Bak disambar petir di siang bolong, tapi apalah dayaku aku hanya gadis biasa yang tidak berani memberontak ketika aku disakiti siapapun.
Aku citra priskila, anak SMA kls 2 SMA di salah satu sekolah ternama di daerahku. Aku berjuang dengan apapun yang aku miliki untuk bersekolah ditempat itu. Sejak umur 12 tahun aku sudah bekerja paruh waktu demi kelangsungan sekolahku.
Keluargaku memang tidak kaya, tapi dari kecil aku dipaksa bersekolah yang tidak aku suka. Tapi bapak selalu memaksa, tapi aku tetap pada pendirianku. aku akan bersekolah ditempat yang aku inginkan.
Seragam masih terpakai di badanku,,, aku selalu jalan kaki pulang pergi sekolah.
"Assalamualaikum" kataku.
tidak ada yang menjawab padahal dirumah ada kakakku yang nomer 2 namanya putri Kartika, dia sangat ketus Judas arogan tempramental suka marah. Meski sudah lulus sekolah dia tidak mau berusaha cari penghasilan.Dan yang nomer 3 namanya Siska margeta, kakak yang satu ini juga sudah lulus sekolah. Tapi perangainya sama seperti kak putri, sering marah gak jelas tiba tiba suka jelous tanpa sebab dan dia sangat pelit dalam segala hal. Kakak pertamaku namanya Rofiq, kalau yang ini tingkahnya aneh. Kadang baik kadang senewen kepada siapa saja, tapi dia tidak seburuk saudaraku yang lain. Kadangkala ngasih aku uang jajan seminggu sekali meski hanya lima ribu saja. Adik paling kecil namanya Zahra Jamila dia masih kelas 6 SD, kalau dia jelas diperlakukan istimewa oleh semua anggota keluargaku. Dia anak yang pendiam, tidak banyak bicara. Hanya saja dia suka melempar barang kalau ada yang menggodanya.Ibuku bernama Zulaikha wanita super ngomel dan cerewet, banyak tetangga yang enggan bicara pada ibuku karena jawaban yang diberikan selalu menyinggung orang lain dan bapak bernama Lukman. Dia sangat pemarah, emosional sifatnya sama seperti kakakku yang nomor 2.
Rumah kami sederhana, bapak kami bekerja sebagai kuli bangunan. Ibu kami berjualan sayur tiap pagi di pasar, apalah dikata katanya nasib mereka sial semenjak kelahiran ku. Aku Pun tidak paham dengan cacian mereka, mungkin kelak ketika dewasa nanti aku bakalan mengerti.
aku membuang muka pada mereka, pemandangan seperti sudah biasa aku dapatkan dari keluargaku sendiri.
Aku anak ke 4 dari lima bersaudara, usiaku sekarang sebentar lagi 17 tahun. Tapi di setiap momen itu, tidak ada yang peduli.
Aku langsung masuk kamar, selesai ganti baju terdengar suara pintu digebrak gebrak oleh bapak.
"Cepat keluar, isi bak mandi sana" kata bapakku
"Iya, iya masih ganti baju" kataku.
Kubuka pintu kamar, terlihat dua saudara perempuanku hanya meringis mengejekku.
Aku hanya bisa pasrah dengan perlakuan setiap anggota keluarga ku yang tak menganggap ku. Aku langsung menuju sumur belakang rumah,
"Bismillah, semangat nanti kalau sudah lulus sekolah cari kerja buat kebahagiaanku" gumanku.
Timba air mulai aku ulur, setelah ada isinya aku tarik dan sampai di atas aku tuang dilubang yang terhubung paralon ke kamar mandi. Memang kamar mandi ada ruangannya dan sumur ada diluar, itu untuk tempat cuci piring.
"123-124-125 selesai akhirnya" kataku
" Sudah penuh, cepat pergi sana ganggu orang mandi saja" kata kakak keduaku yang bernama Putri.
"iya, iya" kataku.
"Nyebelin banget deh liat mukamu" kata putri.
Aku langsung pergi saja menuju dapur, perut rasanya lapar sekali. Aku buka tudung nasi naas banget hanya ada nasi.
"Tidak apa apa yang penting bisa makan Ya Allah" batinku.
kuambil garam dan air putih untuk makan siangku, sering sekali aku tidak disisain lauk pauk. Padahal tiap pagi aku hampir tidak pernah sarapan.
Setelah makan aku siap siap pergi ke tempatku bekerja, warung makan. Aku sebagai buruh cuci piring dan tukang kupas kupas bahan bahan makanan.
Aku jalan kaki, hari begitu terik maklum musim kemarau sudah di puncaknya yaitu bulan September.
"Siang Bu Asna" kataku.
"Siang citra" sahutnya.
Aku bergegas ke dapur dan dengan sigap melakukan tugasku. kupas sana sini, setelah selesai aku mencuci semua peralatan dapur dari yang kecil sampai yang besar. Kalau merasa capek memang capek betul badanku. Habis sekolah nimba air, terus kerja. Semoga hidupku kelak dipertemukan orang yang mampu membahagiakanku baik jasmani maupun rohani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments