Davin mengetuk pintu kamar Alea yang saat itu sedang membersihkan lukanya dibawah keran air diwastafel toilet kamarnya, bergegas gadis itu mengelap tangannya,lalu membukakan pintu untuk sepupunya itu.
"Kak Davin"Dia menatap Davin yang menenteng kotak berisi peralatan P3K,lalu memberi celah dengan meminggirkan tubuhnya kesamping ketika Davin berjalan masuk dan melewatinya, duduk dikursi meja rias milik Alea , lalu memberi isyarat pada gadis itu agar mendekatinya
"Sudah kamu bersihkan lukanya Al?"Sebuah panggilan Aneh untuk Alea sejak kecil, tapi entah kenapa sejak dulu Alea menyukai panggilan kecil tersebut, apalagi itu terlontar dan langsung dicetuskan oleh Davin kepadanya,yah.... Davinlah yang memberinya julukan Al pada seorang gadis kecil Alea , Sepupu imutnya itu .
"Sudah kak"gagap Alea kebingungan harus bersikap bagaimana didepan Davin , dia menjadi salah tingkah mendadak,dimana hal itu sangat merusak kewajarannya saat ini, terlebih pergaulannya dengan Davin yang sangat Akrab sejak kecil, bukan karena mereka saudara sepupu saja , tapi mereka juga teman sepermainan karena keduanya besar dan tumbuh di TK,SD,dan SMP yang sama,hanya saja ketika SMA Davin masuk melanjutkan sekolah di SMU favorit dan terkemuka serta lumayan berkelas dikota tersebut, sedangkan Alea memilih tidak mengikuti jejak Davin di SMA yang sama karena terpaut jarak sekolah Davin yang lumayan jauh dari rumahnya, sedangkan saat itu Ayahnya yang bekerja sebagai manajer diperusahaan pamannya tidak bisa selalu mengantar dan menjemputnya kesekolah karena kesibukannya sebagai orang tua tunggal dan juga sebagai ayah yang harus mencari nafkah bagi kehidupan mereka berdua,juga sebagai ibu bagi Alea.
Dan Alea berniat serta berjanji dalam hati untuk tidak terlalu merepotkan ayahnya,jadi dia bersekolah di SMA terdekat dari rumahnya yang masih bisa ditempuhnya dengan berjalan kaki atau naik sepeda,tapi berbeda dengan kehidupan Alea yang sedikit memprihatinkan, kondisi Davin sangat jauh diatasnya sebagai figur dari salah satu orang kaya pada umumnya, dia kesekolah tiap hari begitu nyaman Diantar dan dijemput oleh supir pribadi keluarga mereka, bahkan ketika dia lulus SMA ayahnya menghadiahinya sebuah mobil keluaran terbaru bertepatan dengan hari ulang tahun nya yang ke 17 tahun itu.
"Mana tanganmu"Davin mengulurkan tangannya, meminta Alea menyodorkan tangan didepannya.
"Sudah kak...Alea bisa kok obati sendiri,sini obatnya"lekas-lekas Alea menarik kotak P3K yang diletakkan Davin dimeja rias, lalu membukanya tapi sayangnya tindakannya itu malah ditahan oleh Davin yang lebih sigap menangkap tangannya yang sesaat lalu ingin menolak dan mencegahnya.
"Kamu ini gak patuh banget sih"kata Davin sambil merengut gemas, dicengkeramnya tangan Alea tegas namun masih dalam kelembutan,dia mengamati seksama luka goresan bekas pecahan kaca itu yang lumayan dalam dijari tengah Alea.
"Tapi aku gak papa kak"
"Siapa yang bilang emangnya kamu kenapa-kenapa"
"iya,tapi aku kan cuma dapet luka kecil kok"
"Dan harus diobati,luka ini lumayan dalam entar Infeksi lagi"
"Alea bisa sendiri kak"
"memang kenapa kalau aku yang obati"Davin mengarahkan tatapan dalamnya kewajah Alea yang hanya bisa menggeleng dan bersemu kemerahan.
"kamu gak mau diobati orang ganteng macam aku ini"Seloroh Davin mencairkan suasana tadi yang sesaat terasa hening dan membeku oleh sikap mereka yang saling bertatapan.
"Kok kak Davin pede banget sih ngomongnya"
"Kan memang begitu kenyataannya"
"ishh..."Alea membuang muka,dia sangat malu dengan tatapan tajam Davin yang tidak seincipun berpaling dari wajahnya yang lumayan dekat itu, bahkan Alea bisa merasakan hembusan nafas Davin yang beraroma mint segar itu memenuhi ruang yang mengusik indera penciumannya, membuatnya seakan sangat sulit untuk bernafas.
"Kak Davin ini pria dengan tingkat kepedean yang abnormal"senyumnya setengah menyindir, hanya berusaha menghalau degup jantungnya yang terus berbunyi tak menentu.
"gitu ya"Senyum Davin terkesan santai dan cengengesan , tapi dia menggeleng perlahan, sedikit geli melihat tingkah Alea yang entah kenapa sore ini mendadak menjadi aneh dan setengah linglung menghadapinya.
"Tapi kamu mengakuinya kan?heemmm..."Davin melanjutkan sambil tangannya meraih tangan Alea yang terluka diatas pangkuannya, lalu dia membuka kotak P3K, mengambil cairan antiseptik dan membubuhkannya dan mengoleskannya dengan sedikit kapas yang sudah diberi rivanol Ke jari Alea , Setelah itu dia mengoleskan obat merah dan mengambil plester luka lalu membalut luka Alea dengan menutupnya rapat dan sangat hati-hati, perbuatannya itu tak lepas dari tatapan Alea yang terasa menghangat dan membuncah oleh perasaaan bahagia yang tak bisa dilukiskannya.
Ya Alea tak bisa menghalau guratan rasa yang hadir dan disimpannya sejak kecil itu semakin dalam dan tumbuh subur dihatinya, dia takut akan perasaan aneh yang terus bersemayam jauh didasar hatinya yang selalu terasa sulit untuk dijangkau dan dipungkiri olehnya.
"Apa aku pernah bilang emangnya kalau kak Davin itu ganteng?"dia memecah keheningan yang mendera setelah Davin menyelesaikan pengobatannya dan menutup kotak P3K itu.
"Al...kurasa mata kamu lumayan waras dan normal kan untuk melihatnya"Cengiran khas Davin lagi-lagi tersungging dibibir bagusnya.
"Aneh"gumam Alea yang tak kuasa membalas tatapan penuh makna Davin dan dia begitu banyak kehilangan kosakata yang ingin dia ucapkan.
"Yang menilai itu orang lain bukan pengakuan diri sendiri"
"Terus, Anggap saja Aneh,kamu itu orang lain yang saat ini yaahh.... seperti gadis yang baru kukenal"Davin mengedikkan bahunya, memberi penjelasan lugas.
"Apa penilaian kamu terhadap aku saat ini"tandasnya logis dia terus-terusan menatap mata Alea mencari pembenaran dari apa yang sangat Ingin dihindari gadis itu.
"Heemmm...."Alea berdehem terkesan sumbang bagi telinga Davin yang menangkapnya dengan sangat jelas sekali, bahkan Alea nyaris ingin tersedak, sedapat mungkin dia mengontrol suaranya yang tertahan dan sedikit begitu susahnya dia keluarkan karena tabuhan irama jantungnya yang makin tak bisa dia kendalikan
"Aku tidak menilai orang dari faktor fisik kak"
"jangan Muna lah..."
"Maksud kak Davin?"
"Pada pandangan pertama seseorang melihat sesuatu yang berwujud dari tampilan fisiknya Alea, kurasa tak bisa kamu pungkiri itu,hal kedua setelah pergaulan yang cukup intens barulah bisa kita menilai baik buruknya orang tersebut menurut pandangan kita"
"Yah, tapi..."Alea menggigit bibir bawahnya yang kemerahan, kebingungan harus membantah apalagi dan tak bisa mengelak bahwa ucapan Davin memang sangat bisa dibenarkan secara logika.
"Apa aku tidak termasuk dalam kriteria kamu terlepas dari,Hem...yah..."Davin mengibaskan tangannya ke udara, berdiri dari duduknya dan mencondongkan tubuhnya didepan Alea yang duduk di pinggir tempat tidur.
"Apapun yang kamu lihat dari aku, terlepas kamu mengakuinya ataupun tidak,aku tetap sepupumu yang paling baik dan tampan bukan?"usilnya mengangkat dagu Alea yang saat itu ditundukkan dan tidak sanggup membalas tatapannya yang kedipan matanya yang sedikit menggoda.
"Pa an sih kak"Alea menjauhkan tangan Davin dengan memalingkan mukanya kearah lain.
"Al..."Davin tersenyum tipis, semakin gemas dia menghadapi tingkah Alea yang lain dari biasanya.
"Kamu suka gak sama Kakakmu ini"ditariknya paksa dagu Alea agar melihat padanya,tapi Alea malah terus-terusan menundukkan wajahnya.
"Anggap saja,yaa..misal aku ini bukan sepupu kamu,ini sih misalnya aja Al,kamu baru bertemu dan kenal aku disuatu tempat,Apa kamu akan menyukaiku?"sangat dalam dan penuh makna serta sarat ada tekanan ketika Davin mengucapkannya sehingga Alea sampai melongo dan terpana pada ucapan yang dilontarkannya itu.
"Kak Davin.....a.... aku rasa...kak...Davin kok ngomongnya makin melantur dan gak jelas gini"
gagap Alea yang makin tak bisa menguasai intonasi suaranya yang seperti anak kecil yang baru bisa membaca, nyaris setengah berbisik jengah sekaligus kebingungan mencari setiap kekuatan dari ucapan pendeknya.
"Aku sudah tahu jawabannya"Senyuman Davin terasa makin menyudutkan Alea yang tak bisa lagi menutupi wajah merahnya yang entah keberapa kalinya berganti warna,Alea seakan kehilangan cara untuk mencegah jantungnya yang tak bisa berhenti berloncatan dari tempatnya.
"Tolong pikirkan kata-kata kakak tadi Al"Davin menegakkan tubuhnya kembali, mengacak-acak
rambut Alea penuh kasih sayang,dan menatapnya lembut,teramat lembut sampai tatapan Alea hanya bisa terpaku dan menembus kedalaman matanya.
"Setelah ini tolong pinta kakak rabalah setiap inci hatimu untuk membaca apa yang tertera disana Al"dia beranjak pergi dari hadapan Alea Setelah meraih kotak P3K yang tadi dibawanya,lalu meninggalkan Alea yang masih termenung dalam sikap duduknya, meninggalkan gadis itu dengan sebuah pesan penuh makna bagi hati Alea yang sangat kesulitan untuk menembusnya apalagi mencari Jawaban bagi hatinya yang dipenuhi ribuan warna.
########
Guys ... Author pernah bilang akan memberi sedikit penjelasan bagaimana dan kenapa aku memberi judul yang sedikit berbeda seperti sebuah nama "Aldebaran" ya kan ...Aku mulanya terinspirasi dari sebuah novel karangan dari"Yo aotian"yang berjudul"Gomen Aishiteru"(Maafkan aku yang mencintaimu) bisa kamu simak dan cari di Aplikasi NOVELTOON ini .yang mana aku merasa sangat terpikat pada suatu kisah indah dan sweet menurut aku saat tokoh utama saling mengarahkan tatapan pada langit malam yang dipenuhi taburan bintang,dimana saat itu ada satu bintang yang paling berkilau terang diantara bintang²yang lainnya.
Dan si tokoh pria menyebutkan bahwa itulah diri sang wanita yang dicintainya yang diibaratkan olehnya seperti"ALDEBARAN"Atau bintang yang terang yang akan selalu menerangi hatinya.
sebenarnya tidak ada sedikitpun persamaan dari segi tokoh, karakter, alur cerita atau pun konflik yang aku hadirkan yang bisa disamakan dengan karangan Yu aotian tersebut, Aku hanya sedikit memetik tema cerita yang aku angkat sebagai judul perwujudan dari perasaan tokoh yang berperan di novel ini .
sehingga inilah yang bisa aku tampilkan dan semoga bisa menjadi hiburan bagi pembaca semua dan semoga bermanfaat bagi anda yang berkenan mampir dan meluangkan waktu untuk membacanya oke👌.Hanya itu yang bisa aku sampaikan, thank's you for the support!!!🙏👌☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments