Bab 3 : Alea Miranda
" ini keramik mahal Alea,kamu kenapa bisa-bisanya menjatuhkan barang semewah ini " Nyonya Vera membentak bahkan nyaris setengah memekik marah,dia gemas memandang wajah bersih Alea yang menundukkan kepala tanpa berani melihat kearahnya.
Alea adalah anak yatim piatu keponakan dari suaminya,setelah diusianya yang ketujuh tahun dia ditinggal mati ibunya yang merupakan adik dari mendiang almarhum suaminya karena penyakit leukimia yang menggerogoti tubuhnya,
Diusianya yang menginjak 17 tahun dia lagi-lagi harus ditinggalkan sang ayah tercinta karena kecelakaan beruntun dijalan tol,sangat malang memang nasibnya,orang yang selalu menjaga,membesarkan dirinya,merawatnya sampai dia tumbuh menjadi gadis remaja,melindunginya dari apapun yang melukainya pun akhirnya turut pergi meninggalkannya sebatang kara.
Ironisnya kecelakaan itu terjadi tepat dihari kelulusan SMA nya dan ayahnya yang waktu itu mengendarai mobil dari kantor saudara iparnya hendak menuju keacara perayaan kelulusan disekolah putri semata wayangnya itu justru harus mengalami peristiwa yang merenggut nyawanya.
Untungnya pamannya Budi Candra yang merupakan kakak dari ibunya tidak mau menelantarkan hidup keponakan satu-satunya itu,beliau berinisiatif membawa Alea kerumahnya,dia bahkan tidak memperdulikan sambutan istrinya yang sedikitpun tidak pernah bermain muka terhadap Alea,Nyonya Vera terang-terangan memasang ranah permusuhan dengan Alea,apalagi mau menerima kehadirannya.
kebencian yang entah berakar darimana trrhadap keponakan suaminya itu seakan tumbuh subur didasar hatinya bahkan sejak gadis kecil itu lahir kedunia.sangat tidak mungkin menyurut meski tergilas oleh perubahan waktu.
" maaf Tante " air mata kesedihan sudah menggenangi pelupuk mata Alea,duh ya Allah...dia mengelus dada dalam kepasrahan,kenapa seh dia sampai seceroboh ini,tadi saat membersihkan peralatan hiasan pajangan yang berjejer diatas bufet ditusngsn tamu rumah pamannya itu menggunakan kemuceng bulu ayam tanpa sengaja sikunya menyenggol pot kaca porselen kesayangan Nyonya Vera,yang mengakibatkan si Nyonya rumah menjadi berang dalam amarah yang tak tertahankan.
" kamu ini ya...."Nyonya Vera menggertakkan gigi kesal yang tak bisa dikendalikan,dia memuntahkan kemarahan tersebut dalam bentuk luapan emosi kata kata pedas yang ditumpahkan saat itu juga " selalu kamu jadi anak tak berguna,menyusahkan orang Laen saja,apa akan selamanya begini heh hidup kamu...."jleb...begitu menusuk dan langsung masuk keperasaan halus Alea yang menggigit bibirnya menahan diri untuk tidak mengeluarkan bantahan apapun itu bentuknya sebagai dasar pembelaan dirinya.
" aku tak sengaja " Alea hanya bisa menunduk tak berani memandang wajah kemarahan Nyonya Vera yang tak beralih darinya.
" disengaja atau tidak,kamu memang ceroboh "
" Tante sekali.lagi maafkan aku "
" memangnya kamu pikir dengan kata maaf dari ku bisa kamu mengalikan keramik yang sudah hancur ini? "Alea menggelang muram.
" aku muak lama-lama melihat tingkah kamu ini "
" Mama " tegur Davin yang datang secara tiba-tiba,sore itu dia baru pulang dari klub futsal dan membuka pintu tapi malah dikejutkan oleh pemandangan dimana Alea sepupunya itu sedang dimarahi oleh ibunya,sebuah kenyataan kejadian yang memang entah keberapa kalinya,sebuah pengulangan fakta yang menjadi kebiasaan yang sering dilakukan ibunya sejak Alea menginjakkan kaki dan tinggal dirumahnya,sesuatu yang tak bisa dihindari tapi juga yang tak diinginkan oleh Davin yang selalu tidak mau terus kekasaran ibunya terhadap Alea itu.
" apa-apaan ini " Belalak Davin antara marah dan juga bingung.Kenapa seh mama sampai semarah ini pada Alea,padahal kesalahan Alea bukanlah hal yang perlu dibesar-besarkan sampai mama harus memarahi Alea dan mengeluarkan kata-kata kasar yang sampai dia sendiri tadi masih berada dihalaman rumah dan ingin memasukkan mobil kegarasi juga nyaris tak percaya suara kemarahan ibunya kedengaran masuk gendang telinganya,hanya sebuah porselen kaca,tidak lah mama harus melupakan pribadi terhormatnya yang begitu anggun itu bukan? meski dia juga tak menampik keberadaan barang mewah milik ibunya tersebut tapi sangatlah tidak pantas ibunya memarahi Alea habis-habisan dan menyakiti perasaan gadis itu.tidaklah ada harga nya dibanding perasaan Alea yang terluka karena ucapan menyakitkan yang keluar dari mulut mama.
Kadang Davin juga sangat ingin menyangkal kenyataan tersebut tapi itu memang hal yang sebenarnya namun tidak harus terjadi di rumah mereka,semenjak Alea dibawa kerumah mereka oleh ayah,mama tidak pernah menunjukkan simpati ataupun setitik saja kebaikan terhadap gadis malang itu,meski sedikit terkendalikan oleh perlakuan pembelaan dari arah dan juga Davin sendiri,tapi itu tak melonggarkan kemarahan mama yang selalu menimpakann setiap kesalahan kecil pada Alea.bahkan kadang terbentuk menjadi tindakan yang berlebihan yang terus berkobar,seperti puncaknya kejadian sore ini seakan tidak terbendung lagi.
Mungkin karena mama merasa tidak ada yang akan membela Alea setelah ayahnya tiada,penjaga terakhir gadis itu,yang selalu menjadi pelindung bahkan rela selalu dengan sikapnya itu berujung osda akhir pertengkarannya dengan istrinya.Tapi mama salah,sangat keliru jika dia berpikir begitu,karena semenjak ayah tiada Dsvinlsh yang menjadi perisai dan tameng bagi Alea,Davinlah yang menjadi penjaga jiwa dan hati Alea yang tak tergoyahkan bahkan terkesan menentang tindakan mama yang kadang semena-mena,dia yang akan selalu menjadi pelindung bagi gadis itu,bagi siapapun yang ingin melukainya meski dengan perlakuannya tersebut dia harus menentang nama.
" kenapa kamu berani membentak mama " Nyonya Vera bersidekap marah dan menumpahkan kesalnya dalam bentuk ucapan sinisnya.ditatapnya tajam wajah tampan putranya yang seperti melakukan reka adegan super Hero penyelamat gadis menyebalkan itu.
" aku tidak membentak mama "Davin mengalihkan mata,dia malas membantah perkataan ibunya " aku hanya tidak suka mama mengeluarkan kata - kata kasar seoerti yang baru saja kudengar tadi,tidak pada orang Laen apalagi pada Alea "
" ciihh...." Nyonya Vera mendengus sebal,dihujamkan nya tatapan tajamnya yang bekilat penuh emosi pada Alea yang cepat-cepat menundukkan kepalanya,gadis itu berjongkok dan memunguti pecahan kaca yang berserakan dilantai.
" jangan Alea,nanti kamu terluka,Biii....bi Inah " suara Davin yang panik dan nyaring memenuhi hampir seluruh penjuru rumah memanggil pembantu keluarga mereka dan yang saat itu pembantu tersebut sedang istirahat dilamarnya.
" kenapa Davin,jangan memanggil bi Inah,biar Alea yang membereskannya,toh dia yang membuat kekacauan ini " Nyonya Vera malah semkin terpancing emosi mendapati reaksi anaknya itu.
" brenti Alea...nah...Alea..."setengah berteriak kaget Davin yang saat itu tidak beranjak dari tatapannya pada gadis itu terkejut melihat Alea yang sedang memunguti beling pecahan kaca itu tanpa sengaja jarinya tergores dan berdarah,meski sekilas dan tampak gadis itu cepat-cepat menutupi keadaannya dengan bergegas menyembunyikan jarinya yang berdarah itu dengan mengusapnya ke rok hitamnya,tapi semua itu tak luput dari perhatian Davin yang melihat dengan jelas ringisannjesakita yang ditahan Alea pada wajahnya.
" Jan sudah kubilang,ya ampun Alea " bergegas Davin mendekati gadis itu,berjongkok disampingnya,diraihnya jemari Alea yang berdarah lalu tanpa basa basi dan berpikir lagi dia memasukkan jari tersebut kedalam mulutnya,menghisap darah yang ada disan dengan bermaksud menghentikan pendarahan yang terjadi lebih lanjut yang mana tindakan spontannya itu membuat Nyonya Vera tambah meradang dan kemarahan memuncaknya meluap sampai keubun-ubun dan bersiap dia muntahkan menjadi ucapan panas saat itu juga.
" apa yang kamu lakukan bodoh " Belalak Nyonya Vera nyaris mengeluarkannjedua bola mata dari tempatnya,sangat sulit dia mempercayai apa yang baru saja dilihatnya.
" apa yang kamu lakukan Davin,darah gadis itu terlalu hina untukmu nak...apa kamu sudah gila " teriaknya takterbendung,dia bergegas mendekati putranya,menarik tangan Davin agar berdiri dan menjauh dari Alea,tapi malah terkejut mendapat reaksi penolakan dari anaknya itu,Davin malah menepis kadar tangan ibunya dan malah menarik tangan Alea agar berdiri dari sikap jongkoknya.
" pergilah kekamarmu,bersihkan dulu lukanya,nanti aku menyusul untuk mengobatinya " dia bicara pada Alea yang masih tergeragap bingung sekaligus takjub ditempatnya.Tak dihiraukannya cerocosan tajam wanita yang telah melahirkannya itu.
Alea mengangguk menuruti perkataannya dengan berlalu perlahan melangkah dan menjauh dari ibu dan anak itu menuju ke kamarnya diujung lorong ruangan tengah menuju dapur tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments