Episode 3

Aku Clara Annesa tak menginginkan hidupku seperti ini. Takdir yang memberikan ujian dan cobaan pada setiap makhluknya agar kita bisa sabar dan ikhlas menjalankannya serta menghadapi situasi ini.

Entah apa yang di berikan Allah pada ku saat ini.

Ujian yang aku anggap kesengsaraan di awal ini dan di berikan kebahagiaan di akhir yang akan datang.

Aku tak mau kejadian yang aku anggap sudah berlalu itu terjadi lagi. Riko Hilman seorang pengusaha yang tak pernah menghargai kesetiaan istrinya.

Dan sekarang aku hanya ingin membesarkan anakku tanpa bantuan orang lain.

"Itulah yang ada dipikiran ku saat ini." Gumam Clara pelan sambil memandikan Reno.

Setelah selesai Reno mandi, Clara membantu memakaikan bajunya.

"Ma, Mama suka tidak tinggal disini?" Tanya Reno pada Clara.

"Kenapa sayang, kalau Reno suka disini ya?" Tanya balik Clara sambil mengancingkan baju Reno.

"Aku suka kok Ma!" Jawab Reno senang.

"Kenapa suka disini? Mama boleh tahu jawaban Reno, tidak?" Tanya Clara selesai mengancingkan baju Reno.

"Boleh, aku suka disini karena om yang tadi baik." Jawab Reno dengan polos.

Ya Tuhan, kenapa Reno merasa senang disini dan mengira pak Abbas itu orang yang baik. Padahal belum kenal lama dan tidak tahu sifat orang ini.

Gumam batin Clara sambil menatap wajah polos Reno.

Tok... Tok...

Suara ketukan pintu dari luar.

"Nyonya Clara,ini saya bi Ani." Kata bi Ani dari luar pintu.

"Iya, Bi. Masuk saja, pintunya tidak saya kunci." Jawab Clara berjalan menghampiri.

Klek...

"Permisi nyonya, ini yang nyonya Clara minta belikan tadi." Kata bi Ani memberikan barang yang di minta Clara.

"Iya, terimakasih ya Bi. Maaf merepotkan bibi." Kata Clara menerima barang yang ia minta belikan.

"Sudah kewajiban saya, nyonya. Saya permisi dulu mau melanjutkan di dapur." Kata bi Ani pamit untuk pergi dari kamar.

"Iya, Bi." Jawab Clara sambil menutup pintu.

"Reno, Mama mau mandi dulu ya! Kamu disini sebentar, apa mau main game atau menonton TV?" Tanya Clara berjalan mendekat ke Reno.

"Aku mau main di luar, bolehkan ma?" Jawab Reno merengek meminta main di luar.

"Ehm... Gimana ya? Boleh sayang tapi sama siapa?" Kata Clara bertanya.

"Sama bibi tadi atau om." Jawab Reno senang.

"Bibi Ani kan masih sibuk di dapur dan om Abbas tidak ada di rumah." Jawab Clara sambil mengusap rambut Reno.

"Mainan game atau menonton tv di sini saja ya." Tambah Clara membujuk Reno.

"Baiklah, ma. Tapi janji setelah Mama mandi kita main di luar ya." Jawab Reno sambil mengacungkan jari kelingking nya.

"Iya, mama janji." Kata Clara membalas mengacungkan jari kelingking yang di satukan ke jari kelingking Reno.

"Hore..." Teriak Reno dengan senang.

Sambil berjalan Clara tersenyum melihat Reno sangat bahagia.

Beberapa menit,

Clara selesai mandi, ia keluar dengan memakai handuk yang di lingkarkan di tubuhnya. Ia mencari baju di kopernya dan menemukan dress yang nyaman untuk di pakai.

Ia mengambil dress itu dan akan memakainya.

Tak ada bunyi orang berjalan, terdengar suara pintu yang di buka dengan keras.

Blam...

Seketika Clara menoleh ke arah pintu kamarnya yang di buka tanpa mengetuk pintu.

"Tuan muda Reno, mari main di luar dengan saya." Kata asisten tuan Abbas mengajak Reno keluar kamar.

"Hore...! Aku mau, ma boleh ya!" Kata Reno sambil merengek pada mamanya.

"I-iya boleh sayang." Jawab Clara dengan gugup sambil menutup tubuhnya dengan dress yang di ambil di koper.

"Saaaayang mama!" Seru Reno sambil mencium pipi Clara dan berlari keluar bersama asisten tuan Abbas.

Clara yang sedari masih duduk di dekat koper segera berdiri dan menunduk.

"Ma-maaf tuan. Ada perlu apa?" Tanya Clara dengan gugup sambil menggenggam erat dress yang di buat menutup dadanya.

Tap... Tap... Tap...

Suara langkah kaki yang berjalan mendekat tanpa ada sepatah kata dari seorang laki-laki itu. Hati Clara yang berdetak tak karuan dan gemetar karena takut, cemas yang bercampur aduk menjadi satu. Clara menggigit bibir bawahnya.

Ada apa ini? Aku sangat takut akan di pukul lagi seperti dulu...

Batin Clara.

"Tanda tangani surat nikah ini!" Kata Tuan Abbas dengan dingin sambil mendongakkan dagu Clara.

"A-apa mak-sudnya?" Tanya Clara gemetar sambil menatap dua bola mata tuan Abbas yang dingin itu.

"Saya tidak mau nama baik saya tercoreng sedikit pun." Jawab tuan Abbas masih dingin.

Tak...

Suara pena dari tangan tuan Abbas membuat Clara tersentak dan memalingkan wajahnya.

"Apa kamu ragu?" Tanya tuan Abbas melepas tangannya di dagu Clara.

"Saya ragu. Saya takut kejadian dulu terulang kembali." Jawab Clara pelan dan menunduk.

Tawa keras dari tuan Abbas yang mungkin ia anggap jawaban Clara itu sangat lucu. Entah darimana nya yang lucu dan konyol itu.

"Tanda tangani sekarang surat nikah ini. Pekan depan acara pernikahan sesungguhnya." Kata tuan Abbas sambil duduk di tepi ranjang.

Di samping tuan Abbas terdapat surat nikah yang sudah di siapkan. Laki-laki itu menyodorkan pen yang ada di tangannya.

Clara yang menggigit bibir bawahnya sambil melangkah perlahan merasa sangat di rugikan dan tidak di hargai sebagai seorang wanita.

Tepat di hadapan tuan Abbas, Clara memberanikan diri untuk menolak.

"Tuan, saya tidak bisa menandatangani surat nikah ini. Karena saya masih belum sah bercerai dari suami saya "Riko Hilman"." Kata Clara menolak dengan hati-hati.

Wanita ini sungguh bodoh. Apa dia tidak tahu kalau dia sudah bercerai 6 bulan yang lalu.

Sungguh tidak ada harganya sekali sebagai istri Riko Hilman. Kesetiaan istrinya tidak pernah di anggap oleh Riko. Selama ini aku sudah memberi peluang dan uang untuk anakku dan orang yang sudah melahirkan penerusku.

Lihat saja kamu, brengsek.

Bedebah yang tidak diuntung.

Dan tidak tahu berterimakasih.

Gumam di hati Abbas marah, geram, dan kesal sambil mengepalkan tangannya.

"Maaf, tuan. Anda kenapa diam?" Tanya Clara.

Tuan Abbas tersadar dari diamnya, "Dress yang kamu pegang di tanganmu." Kata tuan Abbas menatap dress di tangan Clara.

"Ke-kenapa tuan?" Tanya Clara gugup.

Kenapa dengan dress ku, apa terlihat buruk di pandang orang.

Gumam di hati Clara.

Tanpa menjawab tuan Abbas mengambil dress yang di genggam Clara.

"Tu-tuan. Apa yang kamu lakukan?" Tanya Clara yang tidak dapat merebut dressnya.

Tuan Abbas melihat dress yang di rebut dari Clara.

"Buang dress ini!" Perintah tuan Abbas pada Clara sambil melempar ke lantai.

Ha...

"Ini dress kesukaan ku." Gumam Clara pelan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!