Saat Bi Ani membuka pintu kamar, Reno berlari masuk kamar dan kegirangan karena senang.
"Waaah! Lihat Ma, bagus dan besar sekali kamarnya!" Kata Reno bicara dengan Clara.
Reno yang suka dengan kamar itu, ia menentang kan tubuhnya lalu berloncat-loncatan dengan tersenyum senang.
"Sayang, turun ya. Gak boleh loncat-loncat gitu!" Seru Clara yang membujuk Reno untuk turun dari kasur yang empuk itu.
"Ayo, sayang! Turun ya!" Suruh Clara pada Reno.
"Iya, Ma!" Jawab Reno lalu turun dan mendekat ke arah Clara.
Bi Ani yang sedari tadi melihat tingkah Reno, tersenyum senang dan berkata, "Tidak apa-apa Nyonya! Ini kamar Nyonya dan tuan muda."
"Oh, iya Bu. Dan jangan panggil saya Nyonya, Bu. Saya bukan istri Tuan Abbas." Kata Clara pada Bi Ani dengan sungkan.
"Saya tidak bisa Nyonya. Karena anda wanita yang di bawa oleh tuan saya. Jadi saya harus memanggil anda dengan sebutan Nyonya." Kata bi Ani pada Clara.
"Em... Baiklah kalau begitu!" Kata Clara sambil tersenyum.
"Kalau nyonya ada yang di butuhkan, silahkan panggil saya. Saya pamit undur diri dan sebentar lagi waktu nya makan malam." Ucap Bi Ani lalu pergi dari kamar itu dan menutup pintu.
"Mama... Mama suka disini?" Tanya Reno pada Clara.
"Mama suka kalau Reno juga suka." Jawab Clara sambil tersenyum.
Aku merasa bahagia melihat Reno anakku bahagia dan tertawa lebar seperti itu. Aku berterima kasih atas kebaikan tuan Abbas padaku dan Reno. Tanpanya aku tidak tahu bagaimana caranya keluar dari penjara yang penuh dengan kepedihan dan siksaan dari Riko, laki-laki yang sangat kejam pada istri dan anaknya itu. Yang ia pikirkan hanya kebahagiaan dirinya sendiri, harta dan tahta.
Gumam batin Clara yang perlahan air matanya jatuh dan tidak bisa terbendung lagi.
"Mama... Kenapa mama menangis?" Tanya Reno dengan polos.
"Mama tidak senang disini?"
"Ah. Bukan begitu, sayang. Mama bahagia disini, saaaangat bahagia." Jawab Clara sambil tersenyum menatap wajah Reno yang polos itu.
"Oh ya, sayang. Tadi mama sama Reno belum mandi kan?" Tanya Clara menghindar dari pertanyaan Reno yang sungguh cerdas itu.
"Iya, belum ma." Jawab Reno sambil tertawa.
"Lucu ya ma, kita belum mandi!" Tambah Reno.
"Tapi mama panggil bi Ani dulu ya! Kamu tunggu sini!" Kata Clara dan berlalu keluar dari kamar.
Clara berjalan menuju dapur mencari keberadaan bi Ani. Sampai dapur, Clara melihat bi Ani sedang memasak bersama beberapa ART yang lain.
"Bi Ani!" Panggil Clara.
"Iya... Eh. Nyonya ngapain disini? Anda tidak di perbolehkan ke dapur." Kata bi Ani.
"Maaf, Bi. Saya mau meminta sesuatu, apa boleh?" Tanya Clara dengan berhati-hati.
"Loh, silahkan nyonya! Nyonya mau minta apa, mau belikan apa?" Tanya Bu Ani sambil tersenyum menahan tawa.
"Em... Itu bi... Protect!" Kata Clara dengan gagap dan gugup menahan malu.
"Apa itu nyonya? Saya tidak tahu!" Jawab Bi Ani.
Sebenarnya aku butuh pembalut bi. Kata Clara dalam batinnya.
"Biasanya yang di buat untuk orang yang sedang merah dan deras-derasnya, bi." Kata Clara yang bingung dan malu untuk menjelaskannya.
"Apa sih nyonya? Saya tidak tahu apa yang anda minta. Apalagi yang merah dan deras-derasnya itu. Bikin saya makin bingung dan pusing nyonya." Jawab Bi Ani kebingungan.
"Maksud... Saya... Datang bulan bi." Jelas Clara dengan wajah merah yang malu.
Aku tidak pernah meminta tolong untuk membelikan pembalut pada orang lain. Maaf ya Bi, merepotkan mu. Gumam Clara pelan.
"Oalah... Jadi nyonya ingin saya belikan itu?" Tanya Bi Ani pada Clara sambil tertawa kecil.
"Nyonya tidak perlu sungkan pada saya karena ini sudah kewajiban saya sebagai kepala asisten rumah tangga tuan Abbas." Tambah bi Ani masih tersenyum.
"Anda tunggu di kamar Nyonya, nanti saya antarkan ke atas." Kata bi Ani lalu pergi ke supermarket.
Sambil berjalan keluar, bi Ani masih teringat wajah nyonya nya yang malu untuk meminta tolong, "Nyonya ini sangat polos, sampai-sampai aku tertawa di depannya." Gumam Bi Ani menggelengkan kepalanya.
Clara menuju kamar dan membuka pintu, ia melihat Reno ketiduran di ranjang.
"Sayang, Reno. Kita mandi dulu ya!" Kata Clara membangunkan Reno untuk mandi.
Eeeem...
Reno yang merasa sangat mengantuk, tidak bisa bangun dan mengubah posisi tidurnya.
"Reno, bangun dulu. Mama mandiin kamu setelah itu tidur lagi ya kalau masih mengantuk."
"Nanti kalau tidak mandi badannya gatal-gatal loh. Mama juga tidak mau tidur sama kamu." Kata Clara membujuk Reno.
"Masih ngantuk, Ma..." Jawab Reno dengan wajah sangat ngantuk.
"Sepertinya mama punya hadiah ini."
"Mau lihat tidak?" Tanya Clara mengiming-imingi Reno hadiah.
"Mau!"Jawab Reno membelalakkan ke dua matanya.
"Aku mau hadiah!" Kata Reno mengucek matanya.
"Mandi dulu, hadiahnya setelah mandi!" Jawab Clara tersenyum.
"Iya, Ma. Tapi janji ya!" Seru Reno dan mau mandi.
Clara dan Reno pergi ke kamar mandi, Reno yang melepas bajunya di bantu dengan Clara.
"Mama, mandi bareng sama Reno?" Tanya Reno dengan polos.
"Tidak boleh sayang, Reno kan sebentar lagi mau sekolah dan tumbuh jadi besar. Jadi, Reno mandi dulu lalu mama ya." Jawab Clara menolak Reno untuk mandi bersama.
"Kenapa Ma tidak boleh. Kan aku belum sekolah dan belum besar." Tanya Reno yang ingin tahu.
"Karena Reno sekarang harus belajar mandi sendiri dan berpakaian sendiri. Kalau Reno tidak bisa nanti mama bantuin." Jelas Clara sambil tersenyum.
Dengan mendidik Reno agar mandiri sejak kecil dan dewasa nanti, ia tidak akan merepotkan siapapun.
Karena Mama tidak mau kamu menjadi seperti papa kamu yang selalu merepotkan orang lain dan tidak bertanggung jawab serta egois.
Batin Clara sambil memandang Reno dan tersenyum penuh kasih sayang.
Sebagai seorang ibu harus bisa menjadi pelindung dan penyemangat bagi anaknya. Harus kuat menghadapi segala ujian dan cobaan, serta rintangan yang bertubi-tubi, tetap berjalan di jalan yang penuh dengan bebatuan, dan menerjang tingginya ombak laut.
Itulah perjuangan seorang ibu tanpa pendamping. Kini aku bisa mengerti betapa besarnya pengorbanan besar dan beratnya hidup seorang ibu tanpa orang disisinya.
Kesetiaan ku tak pernah di balas dengan kesetiaan. Namun kesetiaan ku di balas dengan kesedihan lahir dan batin.
Ya, mungkin ini sudah takdir ku...
Mungkin juga suatu saat aku akan merasakan kesetiaan ku dengan lahir batin.
Aku, Clara yang mengharapkan kesetiaan namun berakhir dengan kata talak atau cerai dari Riko Hilman sang pengusaha kejam.
Jangan lupa pesan Author ya untuk berkomentar, vote, like, dan favorite terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Like dan Fav sdh menyapa....
2022-09-26
0