" Dika " suara gadis-gadis yang saling bersahutan sibuk menyebut nama seorang pria yang mereka panggil dengan suara nyaring.
Pemuda yang merasa namanya disebut akhirnya berbalik. Ia tahu betul dan sangat hafal pemilik suara-suara bising yang menyebut namanya.
Dika memutar bola matanya jengah, saat kedua gadis itu makin mendekat dan spontan memeluknya dengan erat. Seperti ada rindu yang lama terpendam, begitulah tingkah Kiana dan Raisha jika bertemu dengan Dika setelah libur, padahal baru libur sehari tak ke kampus namun rasanya seperti libur setahun.
" Ish,, kalian ini kebiasaan deh,, kalau nggak ketemu sehari aja, suka nempel-nempel gini " seru Dika dengan suara lembut nya.
" Ih, Dika mah gitu,, kita kangen tau " kata Raisha
" Iya nih, Dika nggak peka banget " Kiana menimpali
" Heh kalian ini, berapa kali aku bilang, jangan panggil aku Dika tapi Dila, ingat yah Di La " Dika mengeja setiap suku kata namanya, membuat Kiana dan Raisha saling pandang.
Antara Kiana, Raisha dan juga Dika mereka bertiga adalah sahabat, mereka bertemu saat pertama kali memasuki sekolah menengah atas (SMA). Kiana dan Raisha sudah saling mengenal sejak balita, jadi mereka memutuskan untuk selalu bersama mulai dari sama-sama memasuki sekolah dasar (SD) sampai ke Universitas.
Saat sekolah Dika termasuk siswa yang pendiam dan tidak banyak bergaul. Selain itu Dika yang terlihat sedikit melow dan feminim, Sehingga gaya yang ia tampilkan terkesan gemulai dan manja. Karena itulah Dika tidak percaya diri untuk bergaul dengan sesama siswa.
Melihat itu, Kiana dan Raisha merasa terkesan, sikap dan perilaku tertutup Dika membuat Kiana dan Raisha tertarik untuk berteman dengan Dika. Dan sejak saat itu, Dika merasa bahwa ada orang-orang yang bisa menerima dirinya dengan segala kekurangannya.
Dan siapa yang sangka, bahwa makin mereka akrab makin mereka bisa saling melengkapi, hingga Dika Kiana dan Raisha merasa bahwa mereka satu frekuensi. Hingga terjalinnya suatu hubungan dekat hingga saat ini.
" Heleh, Dika pengen banget sih jadi cewek, dikira jadi cewek itu enak kali yah " ujar Raisha
" Hu um, lagian badan udah atletis, tampang oke,, kok mau mau nya kamu berubah bentuk " Kiana ikut menimpali
" Heh,, kalian dengar yah,, tampang dan penampilan aku emang gagah,, tapi hati aku ini lembut tau,,, aku rasa malaikat udah salah kasi raga untuk roh aku deh " Dika memulai drama
" Laga mu Dik,, emang kamu pikir kita ada di dunia film apa, udah lah terima aja nasib dan kondrat kami sebagai pria,, masih untung jadi manusia,, gimana kalau Tuhan ciptain kamu sebagai monyet,, mungkin sekarang kamu nggak ada di Universitas,, tapi dihutan,, ya kali ada binatang ngampus " Jelas Kiana
" Ada kok binatang ngampus " balas Dika
" Mana ?" Kiana dan Raisha bertanya serius
" Tuh " Kiana dan Raisha mengikuti arah telunjuk Dika yang menunjuk segerombolan mahasiswa yang sedang duduk melingkar ditaman kampus.
" Heh, jangan asal kamu yah,, yang kamu tunjuk itu senior kita " kata Raisha
" iya,, tapi mereka kan Buaya nya kampus hehehe opss " balas Dika
" Hem,, tau ah,, buang buang energi tau ngomong sama makhluk setengah matang " ujar Kiana lalu berlalu meninggalkan Raisha dan Dika yang masih sibuk beradu debat
" Eh, Kinkin tungguin dong " Raisha mengejar
" Eh kalian,, tunggu princess Dila dong,, masa aku di tinggal sendiri sih,, kalau aku di culik buaya gimana ? " Dika ikut berlari kecil mengejar Kiana yang sudah menaiki anak tangga
" Hadeh,, nggak akan ada buaya yang nyulik makhluk ribet kayak kamu Dik,, di tukar tambah juga nggak bakal ada yang mau " teriak Raisha
" Eh,, tega banget sih kamu Ra "
" Berisik banget sih kalian,, mata kuliah udah mau mulai tuh " teriak Kiana yang sudah memasuki ruangan kelas.
" Eh, tungguin dong "
Jam kuliah telah usai, Kiana Raisha dan juga Dika berencana akan pergi ke suatu tempat. Dengan langkah riang mereka bertiga keluar dari gedung kampus menuju parkiran. Sebab tadi pagi Kiana dan Raisha memilih jasa transportasi online saat berangkat jadi saat ini dua gadis itu akan menyusahkan Dika lagi dan lagi.
" Aduh,, kalian ini kebiasaan deh, kalau jalan suka bergelantungan begini dilengan kiri kanan ku, pegel tau " ucap Dika, ia meregangkan otot-otot nya sebab merasa pegal karena Kiana dan Raisha habis bergelayut manja padanya.
" dih apa sih Dik, kamu harusnya bangga sebab ada gadis cantik jelita seperti kita yang mau nempel sama kamu " ujar Kiana
" cih, apa yang harus aku banggakan,,, aku juga nggak kalah cantik kok sama kalian " kata Dika
" Ya Allah, sembuhkanlah teman priaku ini,, tolong kembalikan dia kepengaturan awal,, sayang sama mukanya,, udah cakep eh melow " balas Kiana
" Enak aja,, kamu pikir aku sakit apa "
" Sssttttt,,, udah kalian ini berisik banget sih,, tuh Mamah lagi telfon,, jangan ada bicara " kata Raisha.
Akhirnya Kiana dan Dika mengakhiri debatnya. Dan memperhatikan Raisha yang sibuk berbicara dengan sang Mamah di balik telfon.
Entah apa yang dibicarakan Raisha dan Mamahnya. Sebab yang didengar oleh Kiana dan Dika hanyalah ' Iya Mah, Oke, Iya dan Iya ' setelah itu percakapan selesai.
" Mamah kenapa Ra? " tanya Kiana
" Mamah suruh kita balik sekarang " jawab Raisha
" Loh kenapa? Mamah baik - baik aja kan?" tanya Kiana khawatir
" Iya, Mamah dan semua orang nggak apa- apa kok " jawab Raisha
" Oh, syukurlah "
" Lalu, kenapa kalian disuruh pulang cepat?" akhirnya Dika ikut bertanya
" Biasalah,, Di rumah lagi ada acara makan-makan, ada Mami sama Papi juga " jawab Raisha
" Dalam rangka apa? ada yang ulang tahun ?" tanya Dika lagi, Raisha nampak berpikir sejenak, mengingat adakah diantara mereka yang sedang merayakan hari spesial, namun ternyata tidak ada.
" kayaknya nggak ada deh " jawabnya kemudian
" Yah,, dua keluarga kita memang sering seperti ini Dik,, kalau udah lama nggak ngumpul lagi , pasti Mami sama Mamah sibuk masak masak, entah itu di rumah aku atau di rumah Raisha, yang penting kita ada waktu buat ngumpul bersama " jelas Kiana. Dika mengangguk paham, dan sebenarnya ia sangat tersentuh dengan dua keluarga sahabatnya itu, meski Dika tau antara Raisha dan Kiana masih ada hubungan keluarga dekat, namun keakraban yang mereka jalin antar keluarga sangatlah kental, bahkan tidak ada panggilan Tante atau Om untuk orang tua Kiana maupun Raisha, anak-anak dari dua keluarga itu menganggap bahwa mereka memiliki empat orang tua yang mereka sayangi. Dan itu sangat nampak dimata Dika sejak awal ia berkunjung kerumah Kiana maupun Raisha untuk pertama kalinya.
" Yaudah,, untuk kali ini kita tunda aja nongkrong nya,, kita ke rumah aja dulu " kata Kiana
" Okee deh, capcus " dengan gaya gemulainya Dika mengajak sahabat-sahabat wanitanya masuk ke mobil.
" Ampun ah, makhluk ini "
_
seperti biasa,, aku berharap kalian bisa menjadi pembaca yang baik, minimal meninggalkan jejak berupa like or komen,, di vote udah syukurlah...😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
uutarum
oke
2022-10-16
1
Kyran Mounth
nyimak dl yaaa
2021-12-22
1
Mutiah Salwa
masih mengikuti
2021-09-03
1