Ujian kelulusan sekolah

Hari ini Syafia dan Reyhan akan menghadapi ujian sekolah hari pertama. Seperti biasa, Rey selalu menjemput Syafia dirumahnya.

" Assalamu'alaikum..." ucap Reyhan.

" Wa'alaikumsalam..." jawab Bunda Syafia.

" Selamat pagi Bunda, Syafia udah siap belum...?"

" Pagi Rey, sebentar Bunda panggil Sya dulu..."

" Iya Bun..."

Reyhan duduk di teras menunggu Syafia yang sedang bersiap - siap.

" Rey... udah lama...?" ucap Syafia yang baru keluar dari kamar.

" Belum Sya, ayo berangkat...!"

" Iya, aku pamit Bunda dulu..."

Setelah berpamitan, Rey dan Syafia segera berangkat agar tidak terlambat ujian.

" Rey, aku merasa gelisah akhir - akhir ini. Ada apa ya...?" tanya Syafia.

" Memangnya ada yang sedang kamu pikirkan Sya...?" tanya Rey balik.

" Nggak tahu, cuma kayaknya ada yang aneh aja sama perasaan aku..."

" Udah, nggak usah dipikirin. Fokus aja dulu sama ujian biar bisa lancar menjawab semua soal ujiannya..."

" Iya Rey..."

Sampai di sekolah, mereka langsung bergabung dengan teman - teman yang lain. Syafia duduk bersama teman - teman perempuan di taman.

" Sya, nanti aku boleh nyontek jawaban kamu ya...?" celetuk Santi.

" Dasar tukang nyontek....!" saut Mira.

" Udah, jangan pada ribut. Berdo'a saja semoga kita semua bisa lulus dengan nilai yang terbaik dengan kemampuan kita sendiri..." ucap Syafia.

" Sya, kalau nanti aku nggak bisa gimana...?" rengek Santi.

" Kamu itung aja tuh kancing baju kamu...hahahaa..." ledek Mira.

" Udah - udah ayo masuk, sepuluh menit lagi ujian di mulai..." sela Syafia.

" Ok... mari kita berjuaaannngggg....!" teriak Mira.

" Sssttt... jangan berisik, nggak lihat itu tulisan di depan pintu..." ucap Syafia.

" Upss... sorry, keceplosan... hehehee..." saut Mira.

Bel alarm tanda ujian di mulai sudah berbunyi. Semua siswa mulai mengerjakan soal ujian dengan tertib dan tenang hingga selesai.

" Alhamdulillah, selesai juga ujian hari ini..." ucap Santi.

" Hai semuanya... !" ucap Rudi yang baru datang bersama Reyhan.

" Ihh... biang rusuh dateng....!" saut Santi.

" Sya, pulang yuk..." ajak Reyhan.

" Yuk, aku juga capek..." saut Syafia.

" Kok pada pulang sih...? Aku gimana dong...?" tanya Santi.

" Ya kamu tinggal pulanglah, gitu aja ribet..." saut Mira.

" Anterin ya Mir...?" rengek Santi.

" Nggak, minta anter tuh si Rudi..."

" Siapa juga yang mau anter dia, mending aku anter neng Mira aja..." saut Rudi.

" Mending pulang jalan kaki daripada sama kamu..." ucap Mira.

" Udah jangan berantem, Santi... bukannya kamu bawa motor sendiri...?" ucap Reyhan.

" Astaga... aku lupa Rey, hehehee...."

Karena hari mulai siang, mereka segera pulang ke rumah masing - masing.

" Makasih ya Rey udah anterin aku pulang..." ucap Syafia.

" Buat bidadariku apapun akan aku lakukan..." saut Reyhan.

" Gombal, udah pulang sana...!" usir Syafia.

" Iya, jangan lupa belajar...!"

" Siap Pak Guru...!"

" Assalamu'akum Sya..."

" Wa'alaikumsalam Rey... hati - hati nabrak semut...!"

Rey hanya tertawa kecil mendengar ucapan kekasih hatinya yang menggemaskan itu.

* * *

Ujian kelulusan siswa kelas tiga sudah usai. Kini mereka tinggal menunggu hasil kerja keras yang mereka jalani selama tiga tahun ini.

" Sya, kita jalan yuk...? Bosen di rumah terus...!" ajak Mira.

Mira dan Santi sedang berkunjung ke rumah Syafia karena merasa jenuh di rumah terus tidak ada kegiatan.

" Mau pergi kemana...?" tanya Syafia.

" Kemana aja Sya, yang penting ada makanannya..." jawab Santi sambil makan cemilan.

" Makanan mulu yang kamu pikirin San...!" saut Mira.

" Aku telfon Rey dulu ya...?"

" Jangan Sya, kita bertiga aja perginya..."

" Ya udah, tapi aku harus tetap bilang sama Rey..."

" Gitu aja pake ijin Sya, Rey itu belum jadi suami kamu. Siapa tahu jodoh kamu bukan Rey..." celetuk Santi.

" Huss... jangan bicara ngawur kamu San...!" hardik Mira.

" Maaf Sya, aku salah ngomong..." ucap Santi.

" Iya, nggak apa - apa. Sebentar ya, aku telfon Rey dulu..." saut Syafia.

Syafia mencoba menghubungi Rey beberapa kali namun nomor Rey tidak aktif.

" Rey kemana sih...? Tumben nomornya dimatiin, jadi kepikiran omongan Santi kan...!" pikir Syafia.

" No Sya, jangan negative thingking... pasti Rey itu jodoh kamu...." batin Syafia.

" San, Mir.... aku ke rumah Rey sebentar ya...?" ucap Syafia.

" Mau ngapain Sya...?" tanya Mira.

" Nomor Rey tidak aktif, jadi aku mau ke rumahnya sebentar..."

" Ya udah jangan lama - lama..."

Syafia berjalan ke rumah Rey yang hanya di seberang jalan melewati beberapa rumah di sampingnya.

" Assalamu'alaikum... Rey... Ibu...!" ucap Syafia.

Beberapa kali mengucap salam, namun tidak ada sautan dari dalam.

" Mereka kemana sih...? Kok nggak ada orang kayaknya..." gumam Syafia.

" Cari Rey ya Sya...?" tanya tetangga samping rumah Rey.

" Iya Tante, apa mereka pergi ya...?"

" Mereka pergi dari tadi Sya, nggak tahu deh mereka kemana..."

" Ya udah, makasih Tante..."

" Iya, sama - sama..."

Syafia berjalan kembali ke rumahnya dengan wajah lesu. Dia malah kepikiran dengan omongan Santi tadi.

" Apa benar aku dan Rey nggak berjodoh...?" gumam Syafia.

" Udah Sya...?" tanya Mira.

" Astaghfirullah... Ngagetin aja Mir..."

" Sya... kamu kenapa kaget gitu? Lagi ngelamun ya...?"

" Sorry Mir... hehehee..."

" Rey di rumah...?"

" Tidak, dia pergi sama Ibunya..."

" Ya udah kita pergi sekarang biar nggak kesorean..."

" Ok... aku pamit Bunda dulu di dalam..."

Syafia hanya tinggal berdua dengan Bunda karena sang Ayah kerja sebagai sopir pribadi di Jakarta. Ayah biasanya pulang sebulan sekali untuk mengunjungi Syafia dan Bunda.

" Bunda, Sya keluar sebentar ya sama Mira dan Santi...?" ucap Syafia.

" Rey nggak ikut...?"

" Rey nggak ada di rumah Bunda, nggak tahu deh pergi kemana sama Ibu..."

" Ibu lebih tenang kalau kamu itu pergi ditemani oleh Reyhan..."

" Nomornya Rey nggak aktif Bun, dia juga nggak pamit kalau mau pergi..."

" Ya udah, kamu hati - hati di jalan. Jangan jauh - jauh mainnya..."

" Iya Bun, Assalamu'alaikum..."

" Wa'alaikumsalam..."

Syafia mencium tangan Bundanya kemudian keluar bersama Santi dan Mira.

" Kita mau kemana nih...?" tanya Syafia.

" Ke danau aja yuk, lagi pengen ngadem di bawah pohon..." jawab Mira.

" Kita nggak ke warung Bakso yang di pinggir itu dulu Mir...?" tanya Santi.

" Makan mulu yang kamu omongin, lihat tuh pipi kamu udah bulet kayak bakso..." jawab Mira.

" Hhhh... aku kan cuma nanya..."

" Udah jangan berantem, kita pergi sekarang..." sela Syafia.

" Mira tuh Sya, syirik aja bawaannya..."

" Udah San, nggak usah dengerin Mira..."

Mereka segera naik ke motor masing - masing. Syafia di bonceng oleh Mira karena dia tidak punya motor walaupun sebenarnya bisa mengendarainya. Bunda tidak mengijinkannya naik motor karena khawatir Syafia terjatuh. Setiap hari Sya selalu diantar jemput Rey kemanapun dia pergi.

" Rey, kamu kemana sih...? Kenapa nggak ngasih kabar padaku...?" batin Syafia.

" Neng, udah sampai... mau turun nggak...?" ucap Mira.

" Astaghfirullah... Sorry Mir, aku ngelamun tadi..."

" Kamu kenapa sih Sya...?"

" Tidak apa - apa Mir, ayo kita cari tempat duduk yang nyaman..."

" Kalian kok ninggalin aku sih...?" teriak Santi.

" Tinggalin gimana...? Ini masih aku tungguin..." saut Mira.

" Udah - udah ayo duduk disana. Tuh tempatnya keburu di pake orang..." ucap Syafia.

Mereka duduk sambil bercerita dan bercanda, tak lupa dengan cemilan yang dibawa Santi.

" Sya, kamu mikirin apa sih...?" tanya Mira.

" Aku mikirin__...."

.

.

TBC

.

.

Episodes
1 Selalu bersama
2 Ujian kelulusan sekolah
3 Tamu tak dikenal
4 Rasa yang aneh
5 Merasa nyaman
6 Sania
7 Bertemu Syafia
8 Jawaban Syafia
9 Kebun sayur
10 Senang tapi terluka
11 Reyhan
12 Berkeliling Monas
13 Menikmati malam yang indah
14 Menginginkan anak
15 Amelia
16 Sahabat
17 Kenapa berakhir dengan marah?
18 Merasa bersalah
19 Film horor
20 Ungkapan hati
21 Kembali ke Desa
22 Menggoda Syafia
23 Melepas dengan ikhlas
24 Kebersamaan
25 Bimbang
26 Rahasia Amel
27 Menjemput Syafia
28 Melepas rindu
29 Dimarahin Bunda
30 Bunga sakura
31 Amarah Mama
32 Persiapan ultah Mama
33 Ultah Mama
34 Kecewa
35 Pernikahan
36 Kejahilan Reyhan
37 Menunggumu siap
38 Rumah baru
39 Keinginan tak sejalan
40 Cepat sekali berubah
41 Hukuman
42 Tukang pijat
43 Kegiatan yang bermanfaat
44 Rea
45 Melawan rentenir
46 Perpisahan sekolah
47 Jalan - jalan pagi
48 Curahan hati
49 Maafkan aku
50 Memilikimu seutuhnya
51 Ulang tahun Amel
52 Jalan berdua
53 Kak Reyhan baik banget
54 Pagi yang hangat
55 Mengejar cinta
56 Rindu tengah malam
57 Hari pertama kuliah
58 Malaikat kecilku
59 Gara - gara nasi padang
60 Suasana hati yang labil
61 Semakin manja
62 Ngidam
63 Cinta yang tulus
64 Masih belum rela
65 Argha dilema
66 Syafia sakit
67 Pergilah!
68 Berkemas
69 Amel marah
70 Belum pergi namun sudah rindu
71 Pergi ke Jepang
72 Musibah
73 Berusaha ikhlas
74 Mengikhlaskan dirimu pergi
75 Pulang
76 Dekapan hangat
77 Amarah Rea
78 Ungkapan cinta
79 Rencana Syafia
80 Restu Ibu
81 Pelukan hangat
82 Katakan kau tak mencintaiku
83 Rea pergi
84 Terlambat
85 Posesif
86 Panik
87 Persalinan
88 Jagoan kecil keluarga Pratama
89 Keributan kecil
90 Waktu berdua
91 Tingkah Arsya
92 Pernikahan Ferdi dan Rea
93 Honeymoon
94 Honeymoon 2
95 Salah tempat
96 Taman Bunga
97 Pulang
98 Cinta selamanya
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Selalu bersama
2
Ujian kelulusan sekolah
3
Tamu tak dikenal
4
Rasa yang aneh
5
Merasa nyaman
6
Sania
7
Bertemu Syafia
8
Jawaban Syafia
9
Kebun sayur
10
Senang tapi terluka
11
Reyhan
12
Berkeliling Monas
13
Menikmati malam yang indah
14
Menginginkan anak
15
Amelia
16
Sahabat
17
Kenapa berakhir dengan marah?
18
Merasa bersalah
19
Film horor
20
Ungkapan hati
21
Kembali ke Desa
22
Menggoda Syafia
23
Melepas dengan ikhlas
24
Kebersamaan
25
Bimbang
26
Rahasia Amel
27
Menjemput Syafia
28
Melepas rindu
29
Dimarahin Bunda
30
Bunga sakura
31
Amarah Mama
32
Persiapan ultah Mama
33
Ultah Mama
34
Kecewa
35
Pernikahan
36
Kejahilan Reyhan
37
Menunggumu siap
38
Rumah baru
39
Keinginan tak sejalan
40
Cepat sekali berubah
41
Hukuman
42
Tukang pijat
43
Kegiatan yang bermanfaat
44
Rea
45
Melawan rentenir
46
Perpisahan sekolah
47
Jalan - jalan pagi
48
Curahan hati
49
Maafkan aku
50
Memilikimu seutuhnya
51
Ulang tahun Amel
52
Jalan berdua
53
Kak Reyhan baik banget
54
Pagi yang hangat
55
Mengejar cinta
56
Rindu tengah malam
57
Hari pertama kuliah
58
Malaikat kecilku
59
Gara - gara nasi padang
60
Suasana hati yang labil
61
Semakin manja
62
Ngidam
63
Cinta yang tulus
64
Masih belum rela
65
Argha dilema
66
Syafia sakit
67
Pergilah!
68
Berkemas
69
Amel marah
70
Belum pergi namun sudah rindu
71
Pergi ke Jepang
72
Musibah
73
Berusaha ikhlas
74
Mengikhlaskan dirimu pergi
75
Pulang
76
Dekapan hangat
77
Amarah Rea
78
Ungkapan cinta
79
Rencana Syafia
80
Restu Ibu
81
Pelukan hangat
82
Katakan kau tak mencintaiku
83
Rea pergi
84
Terlambat
85
Posesif
86
Panik
87
Persalinan
88
Jagoan kecil keluarga Pratama
89
Keributan kecil
90
Waktu berdua
91
Tingkah Arsya
92
Pernikahan Ferdi dan Rea
93
Honeymoon
94
Honeymoon 2
95
Salah tempat
96
Taman Bunga
97
Pulang
98
Cinta selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!