SELIMUT HATI UNTUK SANG ISTRI

SELIMUT HATI UNTUK SANG ISTRI

Selalu bersama

Pengenalan tokoh

Syafia Putri

Gadis cantik dengan rambut lurus panjang yang terurai, tinggi 165 cm. Dia gadis yang supel dan mudah bergaul dengan semua orang. Dari kecil dia selalu bersama dengan Reyhan, teman sekaligus tetangga dekat rumah. Hingga saat masa SMA mereka saling mengungkapkan rasa cintanya.

Reyhan Syahputra

Teman Syafia sejak kecil, mereka selalu bersama kemanapun mereka pergi. Sewaktu kecil, Rey menganggap Syafia seperti adiknya. Namun saat mereka menginjak remaja, cinta tumbuh diantara keduanya.

Argha Pratama

Laki - laki tampan dan berwibawa, dengan postur tubuh ideal dengan tinggi 180 cm dan juga seorang konglomerat. Dia di paksa menikahi seorang gadis yang usianya terpaut 7 tahun lebih muda darinya. Dia mempunyai seorang kekasih yang cantik namun hanya menginginkan hartanya saja.

Amelia Pratama

Adik dari Argha Pratama, dia gadis yang mudah bergaul dengan siapapun namun sangat manja jika berada di rumah terutama dengan kakaknya, Argha.

Sania

Kekasih Argha, seorang anak rekan bisnis Argha yang selalu mendekati Argha hingga akhirnya mereka berpacaran walaupun sebenarnya Argha tak mencintainya. Sania juga hanya mengejar kemewahan yang dimiliki sang konglomerat.

🍁🍁🍁

Syafia dan Reyhan adalah teman sejak kecil. Umur mereka hanya selisih tiga bulan, Reyhan terlahir lebih dulu sehingga dia merasa lebih tua dari Syafia dan selalu mengatur apapun yang dilakukan Syafia.

Kini mereka duduk di bangku SMA kelas tiga. Reyhan dan Syafia tak pernah terpisahkan kemanapun mereka pergi.

" Sya, mau kemana?" tanya Reyhan.

" Aku mau ke kantin." jawab Syafia singkat.

" Tidak usah, aku udah bawa bekal untuk kita berdua,"

" Setiap hari Ibu masak buat bekal kita Rey?"

" Iya, katanya biar hemat tidak usah jajan."

" Ibu baik banget deh, nanti pulang sekolah aku ke rumah kamu ya?"

" Iya, rumah cuma beberapa langkah aja pake minta ijin,"

" Hehehee... kan harus ijin dulu sama tuan rumah."

" Ya udah, cepet makan keburu jam istirahat habis,"

" Iya, bawel." ucap Syafia.

Mereka makan di bawah pohon taman sekolah.

" Sya, apa suatu saat nanti kita akan menikah?" tanya Reyhan.

" Biarlah semua menjadi takdir Rey, aku tak mau terlalu berambisi walaupun sesungguhnya sangat berharap. Kita jalani saja takdir ini seperti air yang mengalir mengikuti arus."

" Semoga kita berjodoh ya Sya?"

" Mudah - mudahan Rey."

" Lama banget makannya, mau disuapin?"

" Emangnya aku anak kecil," sungut Syafia.

" Seandainya kita tidak berjodoh gimana Sya,?"

" Jangan bicara seperti itu Rey, aku tidak mau jauh dari kamu."

" Sya, sebenarnya aku dapat beasiswa kuliah di luar kota,"

" Apaa...? Kenapa nggak bilang sama aku Rey, kamu jahat!"

Syafia berlari meninggalkan Reyhan yang masih duduk di taman dengan bekal yang berada di tangannya.

" Sya... tunggu!" teriak Reyhan.

" Maafin aku Sya, sebenarnya juga berat buat aku ninggalin kamu." batin Reyhan.

Reyhan berjalan menyusul Syafia yang lebih dulu masuk kelas.

" Sya, mafin aku ya... Nanti pulang sekolah aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

" Aku lagi nggak pengen pergi kemana - mana,"

Tak lama, semua murid masuk ke dalam kelas karena jam istirahat telah selesai. Semua belajar dengan tenang, karena sebentar lagi akan diadakan ujian kelulusan.

Jam sekolahpun usai, semua siswa berlarian keluar gerbang untuk segera pulang.

Reyhan berlari mengejar Syafia yang lebih dulu keluar dari kelas.

" Sya, dengerin aku dulu... Ikut aku sebentar ya?"

" Mau kemana Rey?"

" Ayolah, ikut saja nanti juga tahu."

Rey menggandeng tangan Syafia menuju parkiran untuk mengambil motornya. Setelah itu Rey menyuruh Syafia naik ke motornya seperti biasanya.

Rey menuju ke sebuah danau yang tak jauh dari rumah mereka. Setelah sampai, mereka duduk di sebuah batu di pinggir danau.

" Kita ngapain kesini Rey?" tanya Syafia.

" Aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak sebelum kita berpisah." jawab Rey.

" Aku tidak ingin berpisah denganmu Rey?"

" Suatu saat nanti, aku akan datang lagi Sya. Kita akan bersama - sama lagi seperti sekarang,"

" Dari kecil kita selalu bersama Rey, aku tak sanggup hidup tanpa dirimu,"

" Jangan begitu Sya, bersabarlah sebentar. Atau kamu mau ikut kuliah di luar kota?"

" Tidak bisa Rey, Bunda pasti tidak akan mengijinkan aku kuliah di luar kota."

" Ya sudah, terus kamu maunya aku gimana? Apa aku harus tolak beasiswa itu?"

" Jangan, aku tahu itu impian kamu dari dulu. Aku tak mau jadi penghalang untukmu meraih cita - cita."

" Kalau begitu, aku mau kamu ikhlasin aku pergi biar aku juga tenang kuliah disana."

" Iya..."

" Senyum dong Sya,"

" Nggak mau, aku pengen pulang."

Syafia ingin berdiri dari duduknya, namun di tahan oleh Reyhan. Rey menggenggam erat tangan Syafia dengan tatapan penuh cinta.

" Jangan pergi seperti ini Sya, meskipun kita akan berpisah, berikanlah senyuman walau untuk yang terakhir kalinya. Jangan pergi dalam keadaan sedih ataupun marah, tapi kita pergi membawa kenangan yang indah. Aku lebih suka dengan senyumanmu itu."

" Aku tak bisa bila harus berpisah denganmu Rey,"

Syafia menangis memeluk Reyhan dengan erat seakan tak ingin melepasnya lagi.

" Sabar Sya, aku hanya pergi untuk sementara saja. Aku pasti akan kembali lagi padamu."

" Tapi kamu janji ya Rey, tidak akan meninggalkan aku. Kamu harus sering pulang,"

" Iya Sya, kamu tunggu aku pulang ya? Setelah aku selesai kuliah, aku akan menikahimu."

" Aku akan menunggumu Rey, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisimu dihatiku."

" Ya udah, kita pulang sekarang." ajak Reyhan.

" Rey... genggam tangan aku," pinta Syafia.

" Kenapa Sya?" tanya Rey.

" Genggam saja," rengek Syafia.

" Iya, jangan marah dong..."

Syafia menggenggam erat tangan Reyhan sambil memejamkan matanya. Baru beberapa detik, Syafia langsung melepas kasar genggamannya dan mundur beberapa langkah. Syafia tiba - tiba menangis tersedu - sedu.

" Sya, kamu kenapa?" tanya Rey panik.

" Rey, aku merasa kita akan berpisah jauh dan tidak akan bersama lagi..."

" Jangan bicara begitu Nay, kita akan tetap bersama walaupun banyak rintangan yang menghalangi kita."

" Kita pulang sekarang Rey, aku merasa sedang tak enak hati. Aku ingin sendiri dulu..."

" Baiklah, semoga kamu bisa tenang setelah sampai di rumah..."

* * *

Syafia langsung masuk ke dalam kamar dan berbaring di kasur.

" Kenapa aku merasa kita tidak akan bisa bersama lagi Rey, hatiku rasanya sedih banget saat ini. Apa sebenarnya yang akan terjadi pada kita...?" batin Syafia.

Tak lama, Bunda mengetuk kamar Syafia yang sedang melamun.

" Sya... kamu tidur...?" panggil Bunda.

" Tidak Bun, masuk aja..." saut Syafia.

Ibu membuka pintu lalu masuk ke kamar Syafia dan duduk di samping anaknya yang sedang berbaring.

" Kamu kok belum ganti baju Sya...?"

" Sebentar lagi Bun, Sya capek..."

" Kapan kamu ujian...?"

" Minggu depan Bun, ada apa...?"

" Tidak apa - apa, lain kali saja..."

" Bun, kenapa Bunda gelisah...? Ada yang ingin Bunda katakan sama Syafia...?"

" Nanti saja setelah kamu selesai ujian Sya, sekarang kamu ganti baju dan makan..." ucap Bunda.

" Iya Bunda..." saut Syafia.

Setelah Bunda keluar, Syafia berganti pakaian dan menuju dapur untuk makan siang. Selesai makan, Syafia kembali ke kamar untuk beristirahat.

" Kenapa Bunda seperti sedang gelisah ya...? Apa terjadi sesuatu padanya...?"

.

.

To Be Continue...

.

.

Dukung karya Author ya....

Selamat membaca....

.

.

Terpopuler

Comments

Fanza Almada

Fanza Almada

like

2021-11-23

0

zila

zila

nyimak dulu

2021-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 Selalu bersama
2 Ujian kelulusan sekolah
3 Tamu tak dikenal
4 Rasa yang aneh
5 Merasa nyaman
6 Sania
7 Bertemu Syafia
8 Jawaban Syafia
9 Kebun sayur
10 Senang tapi terluka
11 Reyhan
12 Berkeliling Monas
13 Menikmati malam yang indah
14 Menginginkan anak
15 Amelia
16 Sahabat
17 Kenapa berakhir dengan marah?
18 Merasa bersalah
19 Film horor
20 Ungkapan hati
21 Kembali ke Desa
22 Menggoda Syafia
23 Melepas dengan ikhlas
24 Kebersamaan
25 Bimbang
26 Rahasia Amel
27 Menjemput Syafia
28 Melepas rindu
29 Dimarahin Bunda
30 Bunga sakura
31 Amarah Mama
32 Persiapan ultah Mama
33 Ultah Mama
34 Kecewa
35 Pernikahan
36 Kejahilan Reyhan
37 Menunggumu siap
38 Rumah baru
39 Keinginan tak sejalan
40 Cepat sekali berubah
41 Hukuman
42 Tukang pijat
43 Kegiatan yang bermanfaat
44 Rea
45 Melawan rentenir
46 Perpisahan sekolah
47 Jalan - jalan pagi
48 Curahan hati
49 Maafkan aku
50 Memilikimu seutuhnya
51 Ulang tahun Amel
52 Jalan berdua
53 Kak Reyhan baik banget
54 Pagi yang hangat
55 Mengejar cinta
56 Rindu tengah malam
57 Hari pertama kuliah
58 Malaikat kecilku
59 Gara - gara nasi padang
60 Suasana hati yang labil
61 Semakin manja
62 Ngidam
63 Cinta yang tulus
64 Masih belum rela
65 Argha dilema
66 Syafia sakit
67 Pergilah!
68 Berkemas
69 Amel marah
70 Belum pergi namun sudah rindu
71 Pergi ke Jepang
72 Musibah
73 Berusaha ikhlas
74 Mengikhlaskan dirimu pergi
75 Pulang
76 Dekapan hangat
77 Amarah Rea
78 Ungkapan cinta
79 Rencana Syafia
80 Restu Ibu
81 Pelukan hangat
82 Katakan kau tak mencintaiku
83 Rea pergi
84 Terlambat
85 Posesif
86 Panik
87 Persalinan
88 Jagoan kecil keluarga Pratama
89 Keributan kecil
90 Waktu berdua
91 Tingkah Arsya
92 Pernikahan Ferdi dan Rea
93 Honeymoon
94 Honeymoon 2
95 Salah tempat
96 Taman Bunga
97 Pulang
98 Cinta selamanya
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Selalu bersama
2
Ujian kelulusan sekolah
3
Tamu tak dikenal
4
Rasa yang aneh
5
Merasa nyaman
6
Sania
7
Bertemu Syafia
8
Jawaban Syafia
9
Kebun sayur
10
Senang tapi terluka
11
Reyhan
12
Berkeliling Monas
13
Menikmati malam yang indah
14
Menginginkan anak
15
Amelia
16
Sahabat
17
Kenapa berakhir dengan marah?
18
Merasa bersalah
19
Film horor
20
Ungkapan hati
21
Kembali ke Desa
22
Menggoda Syafia
23
Melepas dengan ikhlas
24
Kebersamaan
25
Bimbang
26
Rahasia Amel
27
Menjemput Syafia
28
Melepas rindu
29
Dimarahin Bunda
30
Bunga sakura
31
Amarah Mama
32
Persiapan ultah Mama
33
Ultah Mama
34
Kecewa
35
Pernikahan
36
Kejahilan Reyhan
37
Menunggumu siap
38
Rumah baru
39
Keinginan tak sejalan
40
Cepat sekali berubah
41
Hukuman
42
Tukang pijat
43
Kegiatan yang bermanfaat
44
Rea
45
Melawan rentenir
46
Perpisahan sekolah
47
Jalan - jalan pagi
48
Curahan hati
49
Maafkan aku
50
Memilikimu seutuhnya
51
Ulang tahun Amel
52
Jalan berdua
53
Kak Reyhan baik banget
54
Pagi yang hangat
55
Mengejar cinta
56
Rindu tengah malam
57
Hari pertama kuliah
58
Malaikat kecilku
59
Gara - gara nasi padang
60
Suasana hati yang labil
61
Semakin manja
62
Ngidam
63
Cinta yang tulus
64
Masih belum rela
65
Argha dilema
66
Syafia sakit
67
Pergilah!
68
Berkemas
69
Amel marah
70
Belum pergi namun sudah rindu
71
Pergi ke Jepang
72
Musibah
73
Berusaha ikhlas
74
Mengikhlaskan dirimu pergi
75
Pulang
76
Dekapan hangat
77
Amarah Rea
78
Ungkapan cinta
79
Rencana Syafia
80
Restu Ibu
81
Pelukan hangat
82
Katakan kau tak mencintaiku
83
Rea pergi
84
Terlambat
85
Posesif
86
Panik
87
Persalinan
88
Jagoan kecil keluarga Pratama
89
Keributan kecil
90
Waktu berdua
91
Tingkah Arsya
92
Pernikahan Ferdi dan Rea
93
Honeymoon
94
Honeymoon 2
95
Salah tempat
96
Taman Bunga
97
Pulang
98
Cinta selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!