Nayla Sampai di kediaman Wicaksono.
Nayla turun dari mobil dan berdiri melihat rumah besar yang begitu megah.
"Rumah ini terlihat seperti istana," batin Nayla.
"Masuklah... Kita temui Tuan san Nyonya" ucap supir.
Naina mengangguk dan mengikuti supir masuk kedalam.
"Jadi kamu putri dari bibi Neli?" tanya Ria yang sedang menggendong Rehaan.
"Iya.. saya putrinya," ucap Nayla menganggukkan kepalanya.
"Kita sudah berhasil menyingkirkan pembantu tua itu, sekarang malah kedatangan pembantu muda... Bagaimana kalau dia menghalangi rencana kita?" ucap Tante Hema dengan suara lirihnya
"Ssssttttt... Dia hanya anak kecil... Dia pasti bodoh seperti ibunya ," ucap Om Ruslaan.
Om dan Tante terus memperhatikan Nayla dari kejauhan.
"Siapa namamu?" tanya Ria.
"Nayla... Nayla Zahira Nyonya," jawab Nayla.
Nama yang indah," puji Ria.
"Terimakasih nyonya," ucap Nayla.
Tiba - tiba Rehaan Menangis.
"Biarkan aku menggendongnya," ucap Nayla mengulurkan tangannya.
Ria pun memberikan Rehaan pada Nayla.
"Oh ya Ampun lihatlah itu Nayla.. Dia langsung terdiam begitu kamu nenggendongnya,"
ucap Ria bahagia
Nayla pun mengajak bicara Rehaan dengan penuh kasih sayang.
Ria begitu terkesan melihat Nayla yang begitu keibuan meskipun usia Nayla masih 14th.
"Kamu lihat itu Ruslaan... Baru beberapa jam dia disini dia sudah berhasil menguasai tangisan bayi itu... bagaimana jika bayi itu terus lengket kepada gadis itu?" ucap Tante Hema kesal.
"Kita tidak boleh membiarkan itu terjadi.. Karena jika itu terjadi... Ria akan bergantung kepada gadis itu," ucap Om Ruslaan
"Pokoknya kita harus memikirkan cara agar gadis itu tidak betah dirumah ini," ucap Tante Hema dengan wajah liciknya.
"Dia tertidur," ucap Ria terseyum.
"Ya" jawab Nayla tersenyum tipis.
"Kalau begitu bawa Rehaan ke kamarnya setelah itu kamu istirahat," ucap Ria
Nayla mengangguk dan mengikuti Ria ke kamarnya.
Nayla menidurkan Rehaan di box bayinya.
Kemudian meninggalkan kamar Rehaan dan pergi ke kamar yang telah di sediakan untuk dirinya.
******
Dua Tahun kemudian
Nayla sedang bermain bersama Rehaan.
Ria dan Harendra terseyum melihat mereka.
"Aku fikir Nayla tidak akan betah lama disini.. tapi ternyata dia mengurus Rehaan dengan sangat baik," puji Ria.
"Ya... Bahkan dia terlihat seperti kakak untuk Rehaan" sambung Harendra.
"Oh ya... Apa kita jadi berlibur?," tanya Ria
"Ya... Tentu saja... Kita berangkat sore ini... Beritahu Nayla untuk bersiap," ucap Harendra lalu pergi.
"Nayla... Berkemaslah karena sore ini kita akan berlibur," ucap Ria bahagia.
Nayla pun menggendong Rehaan dan nasuk kedalam untuk bersiap.
Om dan Tante yang dari tadi memperhatikan mereka dari kejauhan terseyum jahat.
"Akhirnya... Setelah kita menunggu dua tahun lamanya.. kesempatan baik ini datang juga," ucap Om Ruslaan.
"Kali ini kita harus berhasil," sambung Tante Hema.
Om dan Tante menyatukan tangan mereka dan mengukir senyum jahatnya.
******
"Are you ready ...?" ucap Harendra pada Rehaan.
"Yes I'm ready..." ucap Nayla sembari menggendong Rehaan.
Ria pun tersenyum bahagia melihat cara Nayla mengasuh Rehaan.
"Baiklah kalau begitu kita berangkat sekarang," ucap Harendra.
Ria pun mengangguk.
"Mas Ruslaan... Kami pergi dulu," ucap Harendra.
"Baiklah Harendra.. selamat bersenang-senang," ucap Om Ruslaan.
"Kami pergi dulu Mbak Hema," ucap Ria berpamitan.
"Baiklah adik ipar... Selamat bersenang-senang," ucap Tante Hema.
Mereka pun keluar dari rumahnya.
Kaki Harendra terhenti dan berbalik badan menatap rumah mewahnya.
"Ada apa Harendra...?" tanya Ria.
"Entahlah Ria... Aku merasa.. seperti akan meninggalkan rumah kita untuk waktu yang sangat lama," ucap Harendra cemas.
"Perasaan ku jadi tidak enak, apa sebaiknya kita batalkan saja liburan kita..?" tanya Ria.
"Tidak sayang... Aku sudah menyiapkan ini dari jauh - jauh hari, aku tidak ingin membuang kesempatan ini," cap Harendra memegang pipi Ria.
Ria pun tersenyum.
"Baiklah kita pergi sekarang," ucap Harendra
Ria pun mengangguk.
Harendra dan Ria duduk di depan sementara Nayla dan Rehaan duduk di belakang.
Harendra pun membawa mobil sendiri tanpa supir.
Di perjalanan Nayla asik bermain bersama Rehaan.
Nayla mengajarkan Rehan bicara dengan benar, mengajarinya berhitung hinnga memangajarinya bernyanyi.
Harendra dan Ria yang melihat Nayla begitu menyayangi Rehaan tersenyum bahagia.
"Nayla... Berjanjilah kamu akan mengurus Rehaan sampai Rehaan bisa mengurus dirinya sendiri," ucap Ria melihat ke kursi belakang.
"Kenapa nyonya bicara seperti itu...? Kita akan mengurus Rehaan bersama - sama," ucap Nayla.
"Ya tentu Nayla, kami hanya tidak ingin kehilanganmu seperti kami kehilangan ibumu," ucap Ria sedih.
"Tenanglah Nyonya... Aku berjanji pada Tuan dan Nyonya, aku tidak akan meninggalkan Rehaan," ucap Naina terseyum.
Ria pun merasa lega.
"Terimakasih telah mengurus kami dengan baik Nayla.. terutama Rehaan," ucap Harendra.
"Tuan tidak perlu berterimakasih karena ini sudah tugasku, dan lagi pula... Rehaan ini sangat menggemaskan jadi dengan senang hati aku bermain dengannya," uucap Nayla mencubit gemas pipi Rehaan.
Tiba - tiba Harendra di kagetkan oleh Truk yang melaju cepat di hadapannya.
"Aaaaa.... Hati - hati Harendra," ucap Ria cemas.
"Astagfirullahhal'adzim.." ucap Harendra panik.
"Ada apa Harendra...?" tanya Ria yg ikut panik.
"Rem... Remnya blong Ria," ucap Harendra tang tak bisa mengendalikan mobilnya.
"Ya Allah.. Nayla... Nayla dekap Rehaan dengan erat jangan sampai terlepas dari dekapanmu," ucap Ria panik.
Nayla mengangguk dan mendekap Rehaan dengan sangat erat.
Harendra semakin kesulitan mengendalikan mobilnya karena jalanan nya berliku dan menurun.
"Ria aku tidak bisa melakukan apapun lagi Ria... Mobil ini sudah tidak bisa di kendalikan,"
ucap Harendra meneteskan air matanya.
Ria pun menatap Rehaan yang juga menangis dalam pelukan Nayla.
"Apakah ini akhir dari hidup kami," ucap Ria dalam hatinya
"Kita harus melompat sekarang juga," ucap Harendra
"Bagaimana mungkin, kanan kiri kita tebing yang curam, kita juga akan mati jika melompat," ucap Ria.
"Lalu apa yang harus kitaaa... Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..... (Mobil merekapun jatuh ke jurang dan menabrak pohon besar)
Kepala mereka terbentur.
Harendra bangun dan melihat asap telah keluar dari mobilnya.
Harendra melihat Ria masih tertunduk.
"Ria banungunlah... Cepat turun sebelum mobil ini meledak," ucap Harendra panik
Ria pun bangun dan memegang kepalanya.
Dengan lemas Ria membuka sabuk pengamannya tapi Ria kesulitan.
"Nayla... Selamatkan Rehaan," ucap Ria lirih.
"Tapi nyonya?" Nayla merasa ragu.
"Ria benar Nayla.. cepat keluar dan selamatkan putraku," ucap Harendra.
Nayla masih ragu.
"Nayla...!!! Ini perintah... Cepat selamatkan putraku sebelum mobil ini meledak," Bentak Harendra.
Nayla pun mengangguk dengan tangisnya.
Dengan berat hati Nyla turun dari mobil dengan menggedong Rehaan.
Baru beberapa langkah Naina turun dari mobil, mobil pun meledak sampai membuat Nayla terpental bersama Rehaan.
Nayla pun terjatuh dan melihat mobil telah terbakar.
"Nyonyaaaaaaaaaaaa.... Tuuuuuuaaaaaannnn...." Jerit Nayla histeris.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Amanah Amanah
penasaran apa yg akan Ruslan lakukan setelah mereka g ada?
2023-01-28
0
Ita rahmawati
😭😭😭😭😭😭
2022-12-19
0
dera kurniawan
aduh mlm2 ngupas bawang
2022-02-08
0