Pesona Pengasuhku
#Episode1
Kisah di mulai oleh kelahiran seorang putra dari keluarga konglomerat yang sudah lama menantikan seorang putra dalam pernikahan mereka.
Keluarga itu menyambut kelahiran putra mereka dengan penuh suka cita.
"Hallo... Bagikan Makanan kepanti Asuhan untuk rasa syukurku atas kelahiran putraku yang telah lahir dengan selamat," ucap Harendra pada ARTnya melalui ponselnya.
ART dan para pekerja yang lain segera menyiapkan makanan yang akan di bagikan ke panti Asuhan.
Harendra pun masuk kembali ke ruangan istrinya yang sedang menidurkan putranya di pundaknya.
"Ria... Bagaimana bayi kita apa dia menyusahkanmu?" tanya Harendra
"Tenanglah... Dia sangat manis.. dia tidak mungkin menyusahkanku.. iya kan sayang?"
ucap Ria mencium bayi mungilnya.
Harendra terseyum dan duduk di tepi tempat tidur Ria.
Harendra pun nemegang tangan Riya.
"Terimakasih karena kamu memberikan ku seorang putra yang sehat dan Tampan," ucap Harendra mengecup tangan Ria.
"Terimakasih juga telah bersabar menunggu kelahiran putra kita setelah 11 tahun pernikahan kita," ucap Ria terseyum.
"Aku sangat mencintaimu.. bahkan jika kamu tidak memberikanku putra aku akan tetap mencintaimu,"
"Ssttttt... Jangan ucapkan hal itu... Putra kita telah lahir tidak baik kamu mengatakan itu,"
ucap Ria menutup mulut Harendra dengan jarinya.
"Maafkan aku sayang aku terlalu mencintaimu... Hingga aku mengatakan itu,"
"Apa kamu mencoba merayuku?"
"Aku tidak merayumu aku bersungguh2 mencintaimu.. bahkan bukan dikehidupan sekarang saja, di kehidupan berikutnya pun aku ingin selalu bersamamu," ucap Harendra mengusap pipi Ria.
Ria sangat terharu mendengarnya
"Aku juga sangat mencintaimu," ucap Ria.
Mereka pun menyatrukan kening mereka.
Sura tangis bayi membuyarkan kemesraan mereka
"Sepertinya putraku kita cemburu," cap Harendra tersenyum.
Ria pun tersenyum lalu menhusui bayinya.
*****
Rumah.
"Ooohhhh..... enak sekali jadi orang kaya," ucap Tante Hema sambil makan anggur dengan menaikan kedua kakinya di atas meja.
"Hidup ini benar2 tidak adil.. lihatlah.. Harendra bergelimang harta seperti ini.. sedangkan aku? Gajiku hanya cukup untuk keperluan sehari-hari saja," ucap Om Ruslaan
"Itu karena kamu terlalu bodoh... Contohlah adikmu dia sukses menjadi pengusaha dan menjadi salah satu orang terkaya di negri ini," ucap Tante Hema.
"Beraninya kau menghinaku?" ucap Om Ruslaan kesal.
"Aku bosan hidup miskin bersamamu, kita hanya menumpang di rumah adikmu ini.. adikmu itu sangat pelit, padahal dengan uang yang begitu banyak dia bisa membelikan rumah mewah untukmu," ucap Tante Hema.
"Aku bisa saja memintanya membelikan ku rumah, tapi tujuanku bukan itu,"
ucap paman Ruslaan terseyum licik.
"Lalu apa tujuanmu? Apa kamu memiliki rencana?" tanya Tante Hema penasaran
"Ya... Karena aku menginginkan rumah ini dan seluruh aset Harendra," jawab paman Ruslaan.
"Tapi bagaimana caranya? Bertahun2 kita numpang disini tapi kamu tidak bisa melakukan apapun.. dan... Sekarang Harendra telah memiliki keturunan pasti seluruh hartanya akan jatuh kepada putranya, sedangkan kita? Anak kita? seumur hidup kita semua akan menumpang hidup dengannya!!" ucap Tante Hema kesal.
"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, bagaimanapun caranya aku harus menguasai harta Harendra," ucap Om Ruslaan memikirkan sesuatu.
"Praaankkkk....." Suara gelas jatuh mengagetkan Tante Hema dan Om Ruslaan.
Tante Hema dan Om Ruslaan pun melihat ke arah suara itu.
Rupanya gelas itu jatuh dari tangan Neli. (ARTnya)
Wajah Neli terlihat sangat shock dan ketakutan begitu Tante Hema dan Om Ruslaan mendekatinya.
"Apa kamu menguping pembicaraan kami..?" tanya Tante Hema.
"**... Ti... Tidak nyonya aku tidak mendengar apapun... A.. aku hanya... Maksudku kakiku tersandung jadi gelas ini jatuh dari tanganku." ucap bibi Neli.
"Dengar... Jika kamu mendengar sedikit saja pembicaraan kami, jangan pernah berani mengatakan kepada siapapun... Jika kamu berani... Tamatlah riwayat mu," Ancam Om Ruslaan.
"Aku tidak mendengar apapun tuan... Tidak mendengar apapun," ucap bibi Neli lalu pergi ke belakang.
"Pembantu tua itu benar2 mencurigakan," ucap Tante Hema.
"Tenanglah... Jika dia berani macam2 aku akan membuatnya di usir dari rumah ini," ucap paman Ruslaan dengan tatapan liciknya.
*****
Bibi Neli masuk ke kamarnya, ia berdiri di balik pintu dengan perasaan takutnya.
"Aku tidak begitu jelas mendengar apa yang mereka katakan, tapi firasat ku mengatakan jika mereka merencanakan sesuatu pada Tuan dan Nyonya Harendra," ucap Neli
"Ya Allah lindungilah keluarga ini dari Orang2 Yang berniat jahat pada Tuan dan Nyonya Harendra.. (Do'a Neli dengan menadahkan kedua tangannya.
*****
Rumah Sakit.
"Lihatlah...saat dia tidur dia benar2 terlihat seperti Malaikat," uap Harendra terseyum.
"Ya... Dia benar seperti malaikat... Aku tidak bisa menggambarka betapa bahagianya diriku atas kehadirannya," ucap Ria terus menatap Bayinya.
"Oh ya Harendra.... apa kamu sudah mempunyai nama untuk bayi kita?" tanya Riya.
"Ya tentu... Aku telah menyiapkan nama untuknya," ucap Harendra tersenyum.
"Lalu apa nama yang ingin kamu berikan," tanya Riya penasaran.
" Kemarilah," Harendra menggendong bayinya.
"Namamu adalah Rehaan... Rehaan Harendra Wicaksono... Semoga kelak kamu akan menjadi anak yang Soleh," Bisik Harendra di telinga sang bayi
"Apa kamu menyukainya?" tanya Harendra.
"Ya.. nama itu sangat manis," ucap Ria terseyum.
"Baiklah Rehaan... Tidurlah bersama ibumu," ucap Harendra memberikan bayinya pada Ria.
Ria menggendongnya dan menciumi bayinya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Amanah Amanah
ada aja ya..g di dunia halu/nyata orng yg serakh
2023-01-28
0
Ita rahmawati
masih nyimak....
2022-12-19
0
Indun real14
ikutan mampir thor,, nyimak dulu karena blm paham alur ceritanya
2022-08-07
0