Bab 4

BRAKK!!

Darren melemparkan sebuah lembaran kertas putih yang mana itu adalah sebuah berkas mengenai proyek terbaru, yang beberapa hari lalu telah Darren perintahkan kepada salah satu karyawannya yang memang berada di bidang itu.

Jelas itu adalah sebuah pertanda buruk. Tampaknya Darren sangat tidak puas dengan hasil kinerja dari karyawannya itu. Kini semua orang yang berada di ruang rapat terdiam membisu seketika. Tangan mereka terkepal satu sama lain. Jelas mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sosok Darren yang memang sangatlah serius dalam menjalani pekerjaannya. Ia menginginkan kesempurnaan dalam setiap pekerjaan yang ia lakukan ataupun yang ia perintahkan. Jika saja Darren menemukan sebuah kesalahan dalam pekerjaan yang telah ia perintahkan, maka pasti, orang yang mendapatkan tanggung jawab itu akan dalam bahaya.

Darren menatap satu persatu karyawan di ruangan itu dengan tatapan yang penuh dengan ancaman. "APA INI!" tegur Darren, penuh tekanan, menunjuk pasti pada lembaran kertas yang baru saja ia lemparkan ke tengah tengah meja. "SEBENARNYA GUNA KALIAN DI SINI ITU APA? HAH! BAHKAN PEKERJAAN MUDAH SEPERTI INI PUN KALIAN TIDAK BISA MENYELESAIKANNYA DENGAN BAIK?!" timpal Darren, membuat semua karyawan merunduk tidak berani untuk berkata satu patah katapun.

Suara itu menggelegar di seluruh penjuru ruangan. Tepatnya di ruang rapat di mana Darren dan juga para karyawan lainnya berada.

"Saya meng-gaji kalian di sini itu untuk bekerja dengan kualitas yang bagus. Saya menginginkan hasil yang sempurna! BUKAN SEPERTI INI!" kelakar Darren, dengan intonasi yang tinggi, juga penekanan di akhir perkataannya.

Mereka yang berada di ruangan itu pun masih tertunduk takut melihat Darren yang tampaknya begitu marah. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya Darren dalam keadaan yang tampak begitu emosi. Sungguh, para pekerja yang berkumpul di ruangan rapat benar-benar sedang tidak beruntung.

Kemarahan Darren kali ini juga memang ada hubungannya dengan kepergian Vallerie. Tampaknya Darren begitu frustasi dan sangat kecewa terhadap wanita itu. Rasa cinta Darren yang begitu besar terhadap Vallerie, membuat kebencian dalam dirinya pun semakin membesar saat pernikahannya dengan wanita itu tidak terjadi. Apalagi yang membuat Vallerie meninggalkan pernikahannya sampai saat ini, Darren belum mengetahui apapun.

Entah Vallerie terpaksa ataupun tidak. Yang jelas sampai saat ini perasaan Darren masih sama terhadap Valerie. Darren masih begitu sangat mencintai wanita itu. Namun hal itu justru malah sebaliknya terhadap Maura. Rasa bencinya terhadap Maura kini justru malah semakin membesar, saat ia menyadari kalau saat ini Maura mulai berinisiatif untuk bisa lebih dekat dengannya.

Darren berpikir jika kegagalan pernikahannya waktu itu karena Maura. Karena itu Darren begitu membenci Maura. Bagaimana mungkin seorang adik bisa menggantikan kakaknya sendiri saat ia menghilang. Dan saat itu Darren berpikir kalau itu adalah sebuah kesempatan yang memang dimanfaatkan oleh Maura, agar bisa masuk ke dalam keluarga Ganendra.

"Saya tidak mau tahu, saya ingin semuanya diperbaiki dalam waktu 1 hari. Buatlah dengan sesempurna mungkin, jangan ada kesalahan," perintah Darren, membuat semua karyawan yang berada dalam ruangan itu hanya bisa menganggukan kepala mereka patuh, meskipun sebenarnya mereka kebingungan bagaimana mungkin mereka bisa menyelesaikan pekerjaan itu hanya dalam waktu 1 hari.

Ya, kini bukan hanya tentang seorang pekerja yang bertanggung jawab atas pekerjaan ini saja. Tapi semua orang yang berada di ruangan itu pun ikut terlibat. Karena Darren telah memerintahkan mereka semua.

Setelah puas mengeluarkan emosinya, Darren pun akhirnya beranjak dari duduknya dan keluar meninggalkan ruangan itu begitu saja. Yang pada akhirnya membuat karyawan yang berada di dalam ruangan itu mulai bernafas lega, karena mereka setidaknya bisa selamat untuk hari ini. Yang setelah itu langsung mengikuti Darren keluar dari ruangan itu kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.

***

Sementara itu di sebuah kafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Maura saat ini. Naura terlihat sedang duduk di sebuah kursi yang berada di dalam cafe itu bersama dengan seorang pria yang sempat menemuinya di kediaman Darren tadi.

"Cepat jelaskan padaku, kenapa kamu tidak mengundangku atau setidaknya memberitahuku tentang pernikahanmu!" kata pria yang duduk di depan Maura, dengan menunjukkan raut wajah kesalnya.

Maura tertohok mendengar pertanyaan lelaki itu. Maura juga bingung bagaimana ia harus menjelaskannya. "Ben ..." panggil Maura lirih.

Dia adalah Benka Saputra. Ben adalah teman kampus Maura. Sebenarnya mereka telah berdatangan sejak SMA, sampai mereka melanjutkan belajar mereka ke universitas yang sama.

Maura dan Ben memang sangatlah dekat. Karena memang Ben-lah teman satu-satunya yang paling dekat dengan Maura. Tidak! Bukan karena Maura tidak memiliki teman, atau karena mereka tidak ingin mengenal Maura.

Sosok Maura yang cantik dengan tubuh yang tinggi, juga postur badan yang bagus. Siapa juga yang tidak ingin mengenal Maura lebih jauh lagi. Memang antara Maura dan Vallerie, Vallerie lebih unggul sedikit dari Maura. Ia memiliki banyak teman, karena memang sosoknya yang friendly membuat siapapun sangat mudah untuk bisa berteman dan lebih dekat dengannya.

Tetapi justru berbeda dengan Maura. Maura adalah sosok gadis yang tertutup. Jarang sekali ia bisa terbuka terhadap orang lain, karena itu hanya sedikit orang yang bisa berteman dengan Maura. Dan pada akhirnya hanya satu yang benar-benar bisa sedekat itu dengan Maura, dan dia adalah Ben. Pria yang saat ini berada bersama Maura di sebuah cafe.

Ben berdecak malas, ia masih marah kepada Maura. "Tidak!" Serunya cukup lantang. "Aku tidak ingin mendengar penjelasan apapun darimu. Aku kira pertemanan kita sangat baik. Tapi ternyata kamu malah menyembunyikan hal penting ini dariku?!" timpalnya lagi dengan ekspresi yang dilebih-lebihkan.

Maura berdecih, dia mendengus sesaat sebelum akhirnya kembali fokus pada lelaki yang sebenarnya masih menunggu penjelasan dari Maura.

"Baiklah Ben, dengarkan aku! Kamu ingin mendengar penjelasanku, kan?" kata Maura mulai serius, meskipun sebenarnya ia masih menyimpan kesedihan di dalam matanya.

Ben masih memalingkan wajahnya, masih tidak ingin menatap Maura. Karena ia masih kesal karena Maura tidak memberitahunya terlebih dahulu.

Maura menghela nafasnya. "Pernikahan itu bukan keinginanku," kata Maura akhirnya, dengan suara yang terdengar lirih.

Ben tersentak, menoleh seketika pada Maura. Berniat mendengarkan apa lagi yang akan Maura sampaikan selanjutnya.

"Ibuku ... menyuruh aku untuk menggantikan kakak menjadi calon istri dari calon kakak iparku sendiri."

Ucapan Maura berhasil membuat Ben lagi-lagi tersentak. Bola matanya melebar sempurna saat mendengar ungkapan yang dikatakan oleh Maura.

"A-apa?! Bagaimana bisa?" tanya Ben.

Bahu Maura tiba-tiba melemas, sangat sulit sebenarnya untuk Maura mengungkapkan semuanya.

"Kakak kabur dari pernikahannya sendiri. Alasan kenapa ibuku menyuruh aku untuk menggantikan posisi kakak adalah, karena lelaki yang akan menikahi kakak berasal dari latar belakang keluarga yang sangat luar biasa. Jika media sampai tahu kalau mempelai wanita kabur dari pernikahannya waktu itu, jelas saja itu akan sangat mempengaruhi reputasi lelaki itu. Belum lagi ... keluarga kami juga akan mendapatkan imbasnya," kata Maura, dengan pandangan matanya yang terlihat nanar.

Mendengar pengakuan Maura membuat Ben menjadi luluh. Ia merasa iba dengan kondisi yang dialami oleh Maura saat ini. Lalu kemudian jadi mencak-mencak sendiri karena rasa kesalnya terhadap pria itu.

"Memang sehebat apa sih latar belakang lelaki itu?! Apa dia benar-benar sangat hebat. Sampai takut jika kakakmu pergi hal itu akan membuat reputasinya terganggu? Yang pada akhirnya keluargamu malah menumbalkanmu sebagai pengganti kakakmu?!"

Maura mendengus, pandangan matanya jadi menyayu. "Ya, dia sangat hebat. Bahkan pengaruhnya di negeri kita juga sangat besar."

'Bukan hanya di Negara, bahkan di dalam hatiku juga dia telah mengambil bagiannya. Pengaruhnya benar-benar sangat besar,' lirih Maura dalam hatinya.

Ben sedikit melebarkan matanya ia masih tidak tahu siapa yang Maura maksud.

"Namanya adalah Darren," ujar Maura, membuat Ben mengernyitkan dahi mencoba mengingat nama itu.

"Darren--"

"Darren Aldari Ganendra, pemilik dari perusahaan Ganendra," sela Maura, yang membuat Ben yang sedang minum akhirnya tersedak karena saking terkejutnya setelah mendengar nama itu di sebutkan.

"APA! DARREN?! Orang yang sangat terkenal itu?" pekik Ben heboh.

Maura mengangguk lesu. "Hm, dia adalah orang itu."

Terpopuler

Comments

neng aya

neng aya

🤗

2023-01-23

0

EVI SILVIANI

EVI SILVIANI

makanya dijagain itu deern ,,,
nanti bikin ribut aja ngundang dalam pernikahanya

2023-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Hadiah Misterius
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Kamu yang Paling Berharga
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Hadiah Misterius
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Kamu yang Paling Berharga
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!