Bab 5

Hari kini menjelang sore. Seorang lelaki tampan baru saja menginjakkan kakinya dikediaman yang Maura tempati. Sepatu pantofel, berbalut jas hitam yang melekat pada tubuhnya menambah kesan sempurna lelaki itu. Ia terlihat berjalan memasuki rumah itu dengan langkah yang angkuh.

Kesan sombong tercetak jelas di wajahnya. Setiap gerak tubuhnya menunjukkan pesona yang begitu nyata.

Dialah Derren.

Baru saja kakinya akan melangkah menaiki anak tangga, tetapi ia kembali berhenti. Sembari menghela nafas berat, ia terdiam sejenak. Tak perlu mengeluarkan kata, salah seorang pelayan datang menghampiri dengan begitu segan terhadapnya.

Sembari menundukkan kepala, pelayan wanita itu tak berniat mengeluarkan suara sebelum sebuah perintah terucap dari bibir Derren, sang Tuan Muda.

"Dimana dia?" tanya Darren, dengan nada yang dingin, tatapan tajam itu menambah kesan horor untuk siapapun yang berada di dekatnya.

Sempat terdiam sejenak, akhirnya pelayan itu tahu siapa yang Derren Maksud. Dengan cepat ia menjawab, apa yang ingin Derren dengar.

"Tuan, Nona Maura berada di kamarnya."

Setelah mendapatkan jawaban itu, Darren dengan segera melangkahkan kakinya, menambah tempo langkah kakinya itu menjadi lebih cepat.

Sementara itu di sisi lain, Maura terlihat tengah terduduk di ranjangnya. Dia hanya diam sembari pandangan matanya yang menerawang keluar jendela.

"Apa Kak Derren sudah pulang?" Maura bergumam. Ia memang sering menunggu kepulangan suaminya itu. Meskipun seringkali Darren bersikap dingin dan kejam terhadapnya, tetapi sebagai seorang istri Maura tetap harus bersikap layaknya seorang istri yang patuh terhadap suami.

Setidaknya sampai semuanya telah benar-benar berakhir.

'Maura kamu tidak seharusnya menyimpan perasaan sampai sedalam ini. Orang yang kamu sukai adalah kekasih Kakakmu sendiri. Andai aku tidak terjerat pernikahan ini, mungkin ... aku bisa perlahan menghilangkan perasaan ini,' batin Maura, menyadarkan dirinya sendiri.

"Tapi jika ini terus berlanjut ... perasaanku terhadap Kak Darren akan--"

Brakk!

Suara benturan keras dari arah pintu membuat Maura seketika mengalihkan perhatiannya kepada suara itu.

Betapa terkejutnya Maura saat ia mendapati sosok Darren yang tengah berdiri di ambang pintu menunjukkan raut wajah yang menyeramkan.

"Kak Darren, kamu -- Apa kamu mencariku Kak? Apakah ada sesuatu yang penting?" tanya Maura, lembut, tatapan polosnya memperlihatkan kebingungan kerena sikap lelaki itu saat ini.

'Kak Derren terlihat sangat marah, tapi dia kenapa datang ke sini?!' batin Maura, mempertanyakan semua kebingungannya.

Darren tidak mengeluarkan kata-kata dari mulutnya, ia hanya memperlihatkan tatapan dingin dan tajam yang menusuk. Membuat Maura menciut ketakutan saat melihatnya.

Darren mulai memajukan langkahnya mendekat ke arah Maura. Hal itu membuat Maura merasa canggung dan juga takut.

'Kenapa Kak Darren berjalan ke sini. Raut wajahnya terlihat sedang tidak senang,' batin Maura, yang mulai menundukkan pandangannya saat Darren tengah berada di hadapannya.

"Kak Darren, kamu--"

Akhh!

Maura merintih kesakitan saat Darren tiba-tiba mencengkram dagunya erat. Tatapan tajam mata Darren seolah ingin membunuh gadis yang saat ini berada di hadapannya itu.

"Shh ... s-saki ... t, Kak Darren," rintihan suara Maura terdengar begitu lemah, ia tidak bisa melawan. Maura hanya bisa diam sembari menahan sakit akibat cengkraman yang dilakukan oleh Darren itu.

"Kau!" Darren menghempaskan wajah Maura kasar, saat ia menyadari Maura tengah menutup matanya menahan sakit.

Ahh!

Maura terhempas ke ranjang dengan kasar karena ulah Darren. Sementara Darren mengalihkan pandangannya membelakangi Maura. Tampak sekali Darren tengah menahan amarah yang begitu besar.

"Kak Darren, sebenarnya ada apa?" tanya Maura yang begitu kebingungan, sembari mencoba bangkit kembali untuk memposisikan tubuhnya seperti semula.

"Kenapa kau begitu berani?!" Darren berdesis, perkataannya penuh penekanan. Dia kembali menatap Maura dengan telunjuk yang menuduh tajam ke arah gadis itu.

"Maksud Kakak, apa?" lirih Maura, yang memang tidak mengetahui apapun.

"Jangan pura-pura bodoh! Kamu wanita murahan!" hina Darren.

"Apa?" Maura bergumam, hatinya terasa tertikam oleh ribuan pedang saat mendengar perkataan yang begitu menusuk dari Darren. Dia bahkan tidak mengerti dan tidak tahu apa yang Darren maksud. Dan kenapa perkataan yang begitu menyakitkan itu harus muncul dari bibir pria yang ia sukai itu.

"Tapi Kak Darren, apa yang telah aku lakukan? Apa yang membuatmu sampai semarah ini?" tanya Maura meminta penjelasan. Setidaknya, Jika ia tahu alasan dari perlakuan Darren saat ini, mungkin ... ia bisa sedikit menjelaskan untuk memperbaiki keadaan.

"Kamu bertanya hal menjijikan itu?!" Darren Semakin menajamkan pandangannya menatap Maura.

"Sekarang katakan siapa lelaki yang bersamamu pagi tadi?"

"Lelaki? Lelaki siapa, aku benar-benar tidak mengerti dengan ucapan Kak Darren," Maura mencoba membela dirinya, ia sungguh tidak mengerti dengan pertanyaan yang Darren ajukan.

Merasa kesal, Darren mengapit kedua pipi Maura kasar. Membuat Maura mengerang kesakitan. "Jangan mencoba menutupinya Maura! Apa kamu sedang menunjukkan sisi jalangmu itu?! Kamu bersama dengan seorang lelaki pagi tadi. Kalian juga sangat dekat." Darren tertawa sarkas. "Bahkan ... kalian menghabiskan waktu di sebuah restoran, berbincang-bincang hangat, dan tampaknya, kamu begitu menikmatinya, iya, kan?!" timpalnya, dengan sebuah pertanyaan. Setelah itu kembali menghempaskan wajah Maura kasar. Pipi Maura terlihat memerah karena perbuatan Darren itu.

Maura kini mulai menyadari siapa yang sedaritadi Darren maksud. Tapi ia sungguh tidak tahu dari mana Darren bisa mengetahui semua itu.

"Dia hanya seorang teman. Kami juga tidak memiliki hubungan apapun!" Maura mencoba menjelaskan semuanya. "Kak Darren, Kakak percaya, kan?" lirih Maura kemudian.

Darren tertawa sinis, memandang rendah sosok Maura saat ini. "Aku sungguh tidak peduli dengan hubungan kalian. Mau kamu menjadi wanita seperti apapun di luaran sana. Aku tidak akan ikut campur tentang hal itu!"

Maura tertegun dengan perkataan Darren itu, ia tidak percaya seorang Darren bisa mengatakan hal yang menyakitkan itu kepadanya. "Kakak, kamu ... kenapa mengatakan hal itu?" lirih Maura, dengan tatapan mata yang sendu.

"Dengar, Maura! Di depan publik kamu adalah istri dari seorang pengusaha terkenal, menantu dari keluarga bangsawan terkemuka! Aku tidak ingin perbuatanmu, menjadi noda yang menempel untukku, dan keluargaku!" Lagi-lagi, Maura harus mendengar kata-kata yang sangat menyakitkan itu.

"Aku tidak perduli jika kamu tidak terikat denganku! Tapi, sekarang publik tau kalau kau telah masuk ke dalam keluarga ini. Menjadi seorang istri dari seorang Darren Aldari Ganendra. Jika kau tertangkap tengah bersama pria lain, maka itu akan berimbas buruk kepadaku dan keluargaku!" Darren, dengan perkataan tajamnya berhasil membuat Maura bungkam.

"Untuk saat ini aku bisa melupakan kejadian itu. Tapi jika suatu saat aku melihat kau tengah bersama dengan pria di luar sana. Aku tidak segan-segan membuat kehidupanmu itu jauh lebih hancur dari saat ini!" ancam Darren, setelahnya ia langsung pergi meninggalkan Maura yang masih termenung akibat perkataan Darren yang begitu menyayat hatinya.

'Apa aku ... begitu buruk di matamu, Kak?' batin Maura, yang menjadi begitu bersedih.

Terpopuler

Comments

Sita

Sita

kasian muara

2023-08-16

0

🌈Yulianti🌈

🌈Yulianti🌈

marah" aja kerjaannya suudzon aja LG cepat tua baru tau rasa

2023-01-17

0

Niluh Ayu Pramesti

Niluh Ayu Pramesti

Thor buat Ben jgn galak"sich kasihan maura

2022-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Hadiah Misterius
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Kamu yang Paling Berharga
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Hadiah Misterius
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Kamu yang Paling Berharga
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!