Tanpa di sadari, Maura juga ada di sana memperhatikan mereka. Ia begitu sakit hati saat Darren membuang dengan sengaja makanan yang ia buat itu.
Yang awalnya, Maura mengira Darren akan menyukainya, dan mulai berhenti untuk menyalahkannya. Namun, sepertinya semua itu salah. Darren justru membuang makanan yang baru saja ia puji itu, setelah tau siapa pembuatnya.
'Dia ... apa dia segitu bencinya padaku, bahkan ... sampai membuang makanan yang aku buat dengan susah payah untuknya?!' batin Maura, yang merasakan kecewa yang begitu dalam.
Maura pun kembali ke kamarnya. Ia rasanya benar-benar terluka, perasaan yang benar-benar ia rasakan saat ini, membuatnya merasa tidak nyaman.
***
Darren di dalam mobilnya tampak termenung, seraya matanya yang menatap tajam jalan di depannya. Ia terlihat begitu gelisah. Itu benar-benar terlihat dari tatapan matanya.
"Sial!" maki Darren.
Entah apa yang membuatnya sampai seperti ini. Ia begitu gelisah, juga amarah yang ada pada raut wajahnya itu benar-benar terlihat dengan jelas.
Beberapa saat kemudian, Darren tampak mengangkat sebuah panggilan telepon. Ia menggunakan earphone-nya dan memasangkan itu di telinganya.
"Bagaimana? Sudah ada kabar?" tanya Darren, dingin, dengan masih menunjukkan wajah datar dengan nada yang terdengar menakutkan.
"Aku tidak ingin mendengar alasan apapun! Aku ingin tahu kabar itu secepatnya! Mengerti?!" Setelah mengatakan hal itu, Darren langsung menutup teleponnya.
Siapa yang tahu mungkin orang yang bercengkrama di balik teleponnya sedang merasa panas dingin karena mendapatkan perintah yang cukup menyeramkan dari Darren.
Tampaknya pria ini suka sekali memerintah!
"Vallerie ... kenapa kamu harus melakukan ini kepadaku?" gumam Darren, bersamaan dengan helaan nafasnya yang ia hembuskan perlahan.
***
Maura terlihat sedang termenung di bangku taman yang berada di kediaman Darren. Maura terduduk di sana dengan pandangan matanya yang terlihat nanar. Tampaknya ia masih begitu sedih dengan kejadian yang terjadi pagi hari tadi.
Tempat yang Maura tempati saat ini begitu luas. Taman yang ia tempati sebenarnya lebih seperti sebuah hutan yang indah. Dipenuhi dengan pepohonan yang rimbun. Juga bunga-bunga indah yang bermekaran.
Jika malam tiba, lampu-lampu yang menghiasinya berkerlipan dengan sangat indah. Menambah kehangatan yang terdapat di tempat itu. Itulah sebabnya, Maura begitu nyaman tinggal berlama-lama ditempat itu.
Maura, pikirannya masih tertuju dan terbelenggu pada sosok pria yang seharusnya tidak ia cintai. Tetapi mungkin Maura juga tidak salah, Darren adalah sosok pria yang sempurna. Lelaki itu memiliki wajah yang tampan, kulit putih dan rahang yang tegas. Siapa yang tidak akan terpukau pada sosok pria seperti Darren.
Lagipula sikap Darren terhadap Maura yang sewaktu dulu, saat ia masih menjalin hubungan dengan Vallerie yang tidak lain adalah kakak kandung Maura sendiri begitu baik.
Sebenarnya Maura mengetahui jika memang sikap Darren terhadapnya itu memanglah suatu hal yang wajar apalagi saat mengetahui Darren adalah calon suami dari kakaknya sendiri, yang mana memang sudah seharusnya Darren memperlakukan Maura seperti adiknya sendiri, 'kan? Namun Maura hatinya tidak bisa untuk ia kendalikan dengan benar, perasaannya selalu saja tidak karuan saat Darren datang ke kediamannya untuk bertemu dengan Vallerie.
"Kenapa aku harus mencintainya?! Kenapa aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini?!" gumam Alia, yang masih termenung di tempat yang sama.
Terkadang, Maura seringkali bertanya-tanya bagaimana kakaknya itu bisa bertemu dengan seorang seperti Darren. Lelaki itu yang sangat dikenal di dunia bisnis tentu pasti memiliki jadwal yang sangat padat.
Dan Vallerie yang saat ini adalah seorang artis yang cukup terkenal. Namun kehidupan pribadinya seringkali begitu tertutup sehingga media sulit untuk menggalinya lebih dalam. Termasuk hubungan percintaannya.
Ya, meskipun Vallerie adalah seorang artis, tetapi Darren juga adalah seseorang yang begitu terkenal. Bahkan ketenarannya melebihi artis papan atas. Namun tidak pernah ada satupun media yang berhasil mengungkit hubungan keduanya.
Darren tidak merasa keberatan jika hubungan mereka harus diketahui public. Lagi pula, berita itu pasti akan menjadi trending topic, karena yang menjadi pemeran dari berita itu adalah seorang pengusaha terkenal, yang sangat sulit untuk mengetahui tentang Darren.
Berulang kali ia ingin mengungkapkan itu ke hadapan media. Tetapi Vallerie yang justru menahannya untuk mengungkapkan semua itu. Entah apa alasan Vallerie melarang Darren melakukan hal itu.
Dan bahkan, saat pernikahan antara keluarga Martin dan Ganendra itu diketahui public, itu benar-benar menjadi trending topic. Beritanya bermunculan dimana-mana, dan itu bisa dipastikan bertahan dalam waktu yang lama juga.
Tetapi tetap saja, identitas dari wanita yang dinikahi oleh Darren tidak diketahui. Wajahnya sama sekali tidak diperlihatkan ke hadapan public. Yang sudah dipastikan, ini karena Darren. Darren yang tidak ingin identitas Maura diketahui, karena dalam hatinya, Vallerie adalah satu-satunya yang akan menjadi istrinya.
***
"Maura! Maura! Aku tahu kamu di dalam, cepat keluar! Jangan mencoba untuk menghindariku!"
"Siapa itu? Suara itu ... sepertinya aku mengenali suara itu," gumam Maura, yang menerka-nerka pemilik dari suara yang terdengar begitu nyaring di luar sana.
Pemilik dari suara yang begitu nyaring sudah dipastikan adalah seorang pria. Bayangkan saja, suara itu sampai di telinga Maura, padahal, jarak dari luar gerbang sampai di mana Maura terduduk saat ini, benar-benar jauh sekali.
Apa suaranya tidak habis dipakai untuk berteriak sekencang itu?
"Nona, seseorang memanggil anda dari luar. Apa perlu untuk saya mengusirnya?" ujar seorang pelayan pria, setelah baru saja datang dan memberitahukan kedatangan orang itu.
"Ah, tidak! Jangan! Biar ... aku akan menemuinya sekarang," ujar Maura ramah, ia seketika langsung bangkit dari duduknya dan berniat untuk menghampiri pemilik suara itu.
Maura langsung berjalan dengan tempo yang cepat, ia mulai menghampiri dari mana arah suara itu berasal.
Hingga setelah menempuh perjalanan yang cukup memakan waktu, akhirnya Maura sampai di gerbang keluar yang berada di kediaman yang ia tempati itu.
Maura tampak terdiam seraya matanya yang sedikit mengerjap saat melihat siapakah orang yang berdiri di depan gerbang itu dengan ekspresi yang terlihat marah. Ya, orang itu tampaknya sedang marah kepada Maura.
Dan Maura sangat mengenal siapakah sosok lelaki itu. Cepat-cepat Maura membukakan gerbang di hadapannya dan segera menghampirinya.
"Kenapa kamu--"
"Tidak di sini. Aku akan menceritakan semuanya nanti. Sekarang, ikut denganku dulu!" ujar Maura, yang langsung menarik tangan lelaki itu entah ke mana. Lelaki yang mendatangi Maura itu pun dibuat kebingungan dengan sikap Maura kali ini.
"Hei! Sebenarnya kamu mau membawaku ke mana?!" Tanya lelaki itu yang ingin tahu kenapa Maura harus menariknya seperti saat ini.
"Aku akan menceritakan semuanya nanti, tugas kamu hanya diam dan ikut denganku!" ujar Maura, ketus. Kenapa susah sekali untuk membuat lelaki itu diam?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
syahira alifa
apa laki² itu orang yang mencintai Maura...?
2024-02-06
0
Sita
siapa laki laki itu
2023-08-16
0
🌈Yulianti🌈
siapakah laki-laki itu???
2023-01-17
0