Chapter 2: Bertemu Saras

Satu Minggu setelah perdebatan sengit, mereka sampai juga di rumah pemilik Bagong Emas Terbesar di Kabupaten Kendal.

"Assalamualaikum..."

"Wa'alikumsalam....silahkan masuk Pak Kades, wah tambah kelihatan muda aja sekarang."

"Hahaha...Bapak berlebihan memujinya. Uban sudah kemana-mana lihat ini." Tawa mereka pecah bersama.

Keluarga Pak Bagong menyambut mereka dengan ramah. Acara berlangsung dengan saling memperkenalkan para tetua dan sanak saudara. Keluarga Pak Bagong memang keluarga besar. Dan keluarga ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat Jawa. Tak pelak Sarah sebagai anak gadis di keluarga ini hanya bisa menuruti perintah orang tuanya.

"Tunggu dulu ini dari tadi kita ngobrol, tapi kenapa Nak Sarah belum juga keluar."

Paijo juga heran, semua yang duduk di sini kebanyakan Ibu-ibu bertubuh gendut. Dia yakin walaupun sudah lama tidak bertemu dengan Sarah, saat kecil gadis itu memang cukup manis.

"Maaf gadis sekarang memang butuh waktu lebih untuk sekedar berhias. Sebentar biar saya pastikan ke kamarnya dulu, permisi."

"Ibu"

Semua orang menoleh ke asal suara. "Itu dia, kenapa kamu membuat kami menunggu. Cepat duduk sini!"

Mereka menatap Sarah dengan mata terkagum. Dia memang gadis yang cantik. Memakai baju gamis kekinian berwarna biru muda dengan aksen lengan panjang berbentuk balon lengkap dengan kerudung yang menutup kepalanya.

Dengan sopan dia mencium tangan kedua orang tua Jo. Dia juga berjabat tangan langsung dengan laki-laki yang akan di bertunangan dengannya. Kemudian memilih duduk di samping Ibunya.

"Kalian sudah saling kenal, Ibu tidak perlu repot memperkenalkan kalian lagi. Nak Jo tidak lupa 'kan dengan Sarah? Ibu masih ingat dulu waktu kecil kamu sering menggodanya. Kalau dia pulang menangis pasti karena kamu. Hehe..."

Jo hanya tersenyum, dalam hati dia masih berfikir bagaimana menggagalkan rencana perjodohan ini.

Sementara dalam hati Sarah hanya bisa berdoa, semoga dia menemukan kekurangan Jo apapun itu. Agar perjodohan yang menggelikan ini gagal. Ya walaupun dia terlihat tenang, ternyata dia juga belum terfikir untuk segera menikah. Tapi apa daya sementara dia harus menurut saja.

"Heh... kalian kenapa hanya diam? Apa kalian masih malu-malu untuk saling menyapa? Biasa saja." Seloroh Nyonya Bagong.

Jo dan Sarah hanya tersenyum, tapi dalam hati mereka sama-sama menghardik.

Kamu memang cantik, tapi sori kamu bukan tipe 'ku.

Kamu cukup tampan, tapi belum apa-apa aku sudah ill fill dengan nama 'mu PA-I-JO. Tidak bisa aku bayangkan saat akad nanti, nama 'mu bersanding dengan nama 'ku. Euuuuhhhhh....

Mata mereka berdua seperti saling mentransfer bau peperangan. Sampai Nyonya Bagong menyenggol lengan anak gadisnya.

"Apa lebih baik mereka kita beri sedikit ruang, untuk bisa bicara berdua?" Usul Nyonya Bagong lagi.

"Ide bagus Sis, kita para tetua bisa bercengkrama di ruang yang lain. Biarkan mereka di sini mengobrol di sini." Jawab Ibu tiri berhati malaikat.

"Tidak perlu kita yang pindah, di rumah ini ada ruang istimewa yang sangat nyaman untuk sekedar mengobrol. Biarkan mereka berdua yang pindah kesana."

Usulan Nyonya besar langsung di ACC oleh para suami. Mereka berdua di gelandang utama berpindah tempat.

Nyonya Bagong yang mengantar mereka ke sebuah ruangan kecil yang berdinding kaca. Ruangan itu terhubung dengan taman indoor yang penuh dengan tanaman hias dan bermacam-macam bunga.

"Santai saja, kalian bisa lebih santai mengobrol di sini. Nanti biar Mbak Jum yang mengantar teh kesini."

Saras masih dengan wajah datar dan santuy. Mereka berdua sekarang hanya duduk berdua.

"Hai, senang bertemu dengan 'mu lagi. Semenjak kamu lulus SMA sepertinya kamu tidak pernah kelihatan."

"Iya... saya melanjutkan kuliah di Malang. Dan baru kemarin pulang, sedikit mendadak karena mendapat kabar yang cukup membuat 'ku terkejut."

"Hahaha... bukankah ini konyol sekali. Kita sudah hidup di era modern tapi apa ini? Kita duduk untuk di jodohkan."

Saras mendelik tak percaya, dari bau-baunya laki-laki di depannya seperti juga tidak menginginkan perjodohan ini. Tapi sepertinya mulutnya harus di sumpal.

"Bisa kamu pelan 'kan nada suara 'mu? Jangan kira keluarga kita tidak mengawasi kita berdua. Lihat keatas! Mereka semua bahkan memindai kita dari atas."

Jo mendongak, benar saja dari tangga utama ruangan ini terlihat sangat jelas. Dia melihat Ayah, Ibu tirinya dan keluarga Saras yang berdesakan ingin melihat dirinya dan Sarah mengobrol. Yang terpergok pun pura-pura tidak melihat.

"Tapi jangan khawatir, mereka hanya bisa melihat. Tapi obrolan kita aman jika kamu bisa bicara sedikit rendah. Ok?"

"Baiklah, aku juga tidak ingin terlalu basa basi dengan 'mu. Demi tanah Bapak yang luasnya berhektar-hektar. Aku menolak perjodohan konyol ini! Aku belum siap untuk menikah." Ucap Jo dengan lirih.

Saras tersenyum menghina, "Huh... PA-I-JO aku juga heran dengan orang tua 'ku. Apa tidak ada laki-laki yang lebih tampan dan punya nama yang lebih baik dari 'mu!"

"Apa!??? Heh, ingat aku memang tidak tampan tapi aku PA-I-JO adalah pria yang berkharismatik. CATAT!!!!" Saras hanya mencibir.

Keduanya seperti naik darah, menghujat satu sama lain. Tapi tentu mereka menahan diri agar suara mereka tidak terdengar ke telinga para orang tua yang masih lanjut menguntit dari tadi.

"Ayah bilang, aku harus menikah dengan 'mu karena masa depan 'mu cerah. Apa benar tahun depan kamu akan masuk ke Sekolah Akuntansi Negara?"

Hah, rupanya Ibu tiri berbohong dengan latar belakang 'ku. Mungkin ini bisa menjadi alasan agar perjodohan ini gagal. Good... otak 'ku memang cerdas.

"Kamu mau aku jujur?"

Saras terlihat antusias mendengarkan jawaban Jo. "Tentu! Aku tidak tertarik dengan kebohongan."

"Huh, kamu bahkan sudah bohong dengan menuruti pertemuan ini. Kamu kira aku juga tidak tahu jika sebenarnya kamu masih belum ingin menikah 'kan? Kenapa kamu tidak menolak saja dari awal!"

"Itu karena... Ah sudahlah. Jawab dulu pertanyaan 'ku tadi."

"Baiklah aku juga tidak begitu tertarik dengan alasan 'mu. Asal kamu tahu, aku sama sekali tidak ingin meneruskan kuliah. Apapun itu jurusannya. Aku tidak minat sama sekali. Apa laki-laki dengan latar pendidikan seperti ini bisa di terima di keluarga 'mu?"

"Jadi orang tua 'mu berbohong dengan mengatakan hal itu?"

"Hem..."

"Bagus, mari kita akhiri obrolan unfaedah ini. Senang bersapa dengan 'mu Mas PA-I-JO!"

Seakan saling memahami, mereka tidak perlu bicara panjang lebar lagi.

Gadis ini ternyata diam-diam pintar juga langsung menangkap apa maksud 'ku. ~ Paijo

Tidak perlu bersusah payah, apalagi berderai air mata untuk menggagalkan perjodohan ini. Sekali tepuk, semua game over. ~Saras

"Senang juga bersapa dengan 'mu Saras. Aku harap kamu tidak akan menangis sampai ingusan lagi seperti dulu"

"Jangan khawatir, aku punya banyak stok tisu kalau hanya untuk menyeka ingus!"

Keduanya tersenyum smirk. Saras melenggang pergi keluar dari ruang santai yang terasa seperti ruang uji nyali. Dia terlihat puas dan sama sekali tidak ada penyesalan di raut wajahnya.

Paijo, masih harus bermain drama selangkah lagi. Sebelum mereka keluar dari rumah ini.

Bersambung...

_

_

_

_

Happy reading 😁

like, komen, vote

bagi hadiah seiklasnya 🙏

Terpopuler

Comments

......Maiko.....

......Maiko.....

kenapa sih namanya pak bagong,di sunda (Bagong+anjing)itu bahasa paling jelek/gk sopan 😬🙏kan aku th urang sunda.🤗jdi gk enak bacanya 🙈...tpi soal ceritanya okay bagus 😍nie novel yg ke 2 aku baca 🥰suka suka 💐

2022-11-10

0

Rahman Hartomo

Rahman Hartomo

autornya dri Kendal y

2022-11-04

0

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Buat apa menyembunyikan indentitas asli anaknya kalo hanya ingin perjodohan diterima,toh mereka berdua juga sebenarnya kurang setuju dijodohkan

2021-09-13

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Salam Kenal
2 Chapter 2: Bertemu Saras
3 Chapter 3: Minggat
4 Chapter 4: Berisik!
5 Chapter 5: Cak Sam
6 Chapter 6: Gadis Berambut Pirang
7 Chapter 7: Mister B
8 Chapter 8: Prahara Kerupuk Acir
9 Chapter: Bukan Passion
10 Chapter 10: Kepercayaan Mahal Harganya
11 Chapter 11: INTERVAL
12 Chapter 12: Nyenyak Sampai Pagi
13 Chapter 13: Bakso urat enak, pijat urat?
14 Chapter 14: Metode Dua Jari
15 Chapter 15: Kucing-kucingan
16 Chapter 16: Sama-Sama Tidak Waras
17 Chapter 17: Perjalanan 1
18 Chapter 18: Perjalanan 2
19 Chapter 19: CKPT KSBM
20 Chapter 20: VIRAL
21 Chapter 21: Pelan-Pelan Saja
22 Chapter 22: Bala Tentara
23 Chapter 23: Voucher Gratis
24 Chapter 24: Kediaman Hj Bagong
25 Chapter 25: Duduk Manis di Rumah!
26 Chapter 26: Masih jadi Misteri
27 Chapter 27: Beauty and the Crazy Man
28 Chapter 28: Bejo Tidak Jadi Mati
29 Chapter 29: Lari lagi? Capek dech!
30 Chapter 30: Dendam Nyai Saraswati
31 Chapter 31: Jadi Korban Penculikan
32 Chapter 32: Di Kebun Binatang
33 Chapter 33: Ocehan Burung Beo
34 Chapter 34: Habis Ijazah, akankah Ijab sah?
35 Chapter 35: Aku Tunggu Kamu Pulang!
36 Chapter 36: Kaum Rebahan Yang Terancam
37 Chapter 37: Walaupun tidak tertampan, tapi selalu di depan!
38 Chapter 38: Wawancara
39 Chapter 39: Tentang Kesetiaan
40 Chapter 40: Bertemu Fatimah
41 Chapter 41: Tamparan Bertubi-tubi
42 Chapter 42: Jangan Tertawa Berlebihan, Bahaya!
43 Chapter 43: Menagih Janji
44 Chapter 44: Akibat Settingan
45 Chapter 45: Lunturnya Suatu Amarah
46 Chapter 46: Loro Pikir
47 Chapter 47: Jadi Makin Cinta deh!
48 Chapter 48: MaDeSu
49 Chapter 49: l Love You So Much Much
50 Chapter 50: Tak Tik Paijo
51 Chapter 51: Tipu Daya Haji Bagong
52 Chapter 52: Pembalasan Memang Harus Lebih Kejam!
53 Chapter 53: Kerja Keras Bagai Kuda
54 Chapter 54: Bambang is Back
55 Chapter 55: Hujan Air Mata
56 Chapter 56: Si Galau vs Si Gabut
57 Chapter 57: Pendekatan 1
58 Chapter 58: Pendekatan 2
59 Chapter 59: Gagal
60 Chapter 60: Berdarah Tapi Senang
61 Chapter 61: Sekarat
62 Chapter 62: Drama Hujan
63 Chapter 63: Harusnya Aku Yang Menangis
64 Chapter 64: Es Gula Batu
65 Chapter 65: Kage Bunshin no Jutsu
66 Chapter 66: Oh, ternyata!
67 Chapter 67: Sabar Bu Sabar!
68 Chapter 68: I'm Sorry Goodbye
69 Chapter 69: Borok itu Di Obati, Bukan di Tutupi!
70 Chapter 70: What Wrong with You?
71 Chapter 71: Alasan Kabur
72 Chapter 72: GEGER GEDHEN
73 Chapter 73: Pasca Geger Gedhen
74 Chapter 74: Obrolan Serius
75 Chapter 75: Terjerat Cinta Mas Paijo
76 Chapter 76: Sawan Pengantin
77 Chapter 77: Kepulangan Jaelani
78 Chapter 78: Makan Malam
79 Chapter 78: Makan Malam
80 Chapter 79: Perjalanan Ini...
81 Chapter 80: Gangguan Setan
82 Chapter 81: Rumah Mewah
83 Chapter 82: Hari Pertama Di Rumah Mewah
84 Chapter 83: Tetangga Seberang Rumah
85 Chapter 84: Iseng-iseng Biar Kapok!
86 Chapter 85: Tamu
87 Chapter 86: Balapan
88 Chapter 87: Terpantau CC TV
89 Chapter 88: Kebohongan Yang Fatal
90 Chapter 89: Jurus Ampuh
91 Chapter 90: Di Rundung Kesepian
92 Chapter 91: Apakah Aku Hamil?
93 Chapter 92: Drama Piknik
94 Chapter 93: COD
95 Chapter 94: Dukungan Seorang Istri
96 Chapter 95: Di Pijit Sambil di Puk-Puk, Boleh?
97 Chapter 96: Sebelum Ke Luar Kota
98 Chapter 97: Parem dan Sawanan
99 Chapter 98: Ngidam Apa!?
100 Chapter 99: Rejeki Jabang Bayi
101 Chapter 100: Camry yang Menghebohkan
102 Chapter 101: Otw Malmingan
103 Chapter 102: Pikiran Yang Keliru
104 Chapter 103: Teguran
105 Chapter 104: Impulsif
106 Chapter 105: Watuk Ono tambane, Watak di Gowo Mati!
107 Chapter 106: Akhirnya Pesta
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Chapter 1: Salam Kenal
2
Chapter 2: Bertemu Saras
3
Chapter 3: Minggat
4
Chapter 4: Berisik!
5
Chapter 5: Cak Sam
6
Chapter 6: Gadis Berambut Pirang
7
Chapter 7: Mister B
8
Chapter 8: Prahara Kerupuk Acir
9
Chapter: Bukan Passion
10
Chapter 10: Kepercayaan Mahal Harganya
11
Chapter 11: INTERVAL
12
Chapter 12: Nyenyak Sampai Pagi
13
Chapter 13: Bakso urat enak, pijat urat?
14
Chapter 14: Metode Dua Jari
15
Chapter 15: Kucing-kucingan
16
Chapter 16: Sama-Sama Tidak Waras
17
Chapter 17: Perjalanan 1
18
Chapter 18: Perjalanan 2
19
Chapter 19: CKPT KSBM
20
Chapter 20: VIRAL
21
Chapter 21: Pelan-Pelan Saja
22
Chapter 22: Bala Tentara
23
Chapter 23: Voucher Gratis
24
Chapter 24: Kediaman Hj Bagong
25
Chapter 25: Duduk Manis di Rumah!
26
Chapter 26: Masih jadi Misteri
27
Chapter 27: Beauty and the Crazy Man
28
Chapter 28: Bejo Tidak Jadi Mati
29
Chapter 29: Lari lagi? Capek dech!
30
Chapter 30: Dendam Nyai Saraswati
31
Chapter 31: Jadi Korban Penculikan
32
Chapter 32: Di Kebun Binatang
33
Chapter 33: Ocehan Burung Beo
34
Chapter 34: Habis Ijazah, akankah Ijab sah?
35
Chapter 35: Aku Tunggu Kamu Pulang!
36
Chapter 36: Kaum Rebahan Yang Terancam
37
Chapter 37: Walaupun tidak tertampan, tapi selalu di depan!
38
Chapter 38: Wawancara
39
Chapter 39: Tentang Kesetiaan
40
Chapter 40: Bertemu Fatimah
41
Chapter 41: Tamparan Bertubi-tubi
42
Chapter 42: Jangan Tertawa Berlebihan, Bahaya!
43
Chapter 43: Menagih Janji
44
Chapter 44: Akibat Settingan
45
Chapter 45: Lunturnya Suatu Amarah
46
Chapter 46: Loro Pikir
47
Chapter 47: Jadi Makin Cinta deh!
48
Chapter 48: MaDeSu
49
Chapter 49: l Love You So Much Much
50
Chapter 50: Tak Tik Paijo
51
Chapter 51: Tipu Daya Haji Bagong
52
Chapter 52: Pembalasan Memang Harus Lebih Kejam!
53
Chapter 53: Kerja Keras Bagai Kuda
54
Chapter 54: Bambang is Back
55
Chapter 55: Hujan Air Mata
56
Chapter 56: Si Galau vs Si Gabut
57
Chapter 57: Pendekatan 1
58
Chapter 58: Pendekatan 2
59
Chapter 59: Gagal
60
Chapter 60: Berdarah Tapi Senang
61
Chapter 61: Sekarat
62
Chapter 62: Drama Hujan
63
Chapter 63: Harusnya Aku Yang Menangis
64
Chapter 64: Es Gula Batu
65
Chapter 65: Kage Bunshin no Jutsu
66
Chapter 66: Oh, ternyata!
67
Chapter 67: Sabar Bu Sabar!
68
Chapter 68: I'm Sorry Goodbye
69
Chapter 69: Borok itu Di Obati, Bukan di Tutupi!
70
Chapter 70: What Wrong with You?
71
Chapter 71: Alasan Kabur
72
Chapter 72: GEGER GEDHEN
73
Chapter 73: Pasca Geger Gedhen
74
Chapter 74: Obrolan Serius
75
Chapter 75: Terjerat Cinta Mas Paijo
76
Chapter 76: Sawan Pengantin
77
Chapter 77: Kepulangan Jaelani
78
Chapter 78: Makan Malam
79
Chapter 78: Makan Malam
80
Chapter 79: Perjalanan Ini...
81
Chapter 80: Gangguan Setan
82
Chapter 81: Rumah Mewah
83
Chapter 82: Hari Pertama Di Rumah Mewah
84
Chapter 83: Tetangga Seberang Rumah
85
Chapter 84: Iseng-iseng Biar Kapok!
86
Chapter 85: Tamu
87
Chapter 86: Balapan
88
Chapter 87: Terpantau CC TV
89
Chapter 88: Kebohongan Yang Fatal
90
Chapter 89: Jurus Ampuh
91
Chapter 90: Di Rundung Kesepian
92
Chapter 91: Apakah Aku Hamil?
93
Chapter 92: Drama Piknik
94
Chapter 93: COD
95
Chapter 94: Dukungan Seorang Istri
96
Chapter 95: Di Pijit Sambil di Puk-Puk, Boleh?
97
Chapter 96: Sebelum Ke Luar Kota
98
Chapter 97: Parem dan Sawanan
99
Chapter 98: Ngidam Apa!?
100
Chapter 99: Rejeki Jabang Bayi
101
Chapter 100: Camry yang Menghebohkan
102
Chapter 101: Otw Malmingan
103
Chapter 102: Pikiran Yang Keliru
104
Chapter 103: Teguran
105
Chapter 104: Impulsif
106
Chapter 105: Watuk Ono tambane, Watak di Gowo Mati!
107
Chapter 106: Akhirnya Pesta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!