Bel panjang berbunyi pertanda waktunya pulang sekolah. Setelah guru yang mengajar keluar dari dalam terlebih dahulu, para siswa siswi pun berhamburan keluar dari dalam kelas masing masing
"Woi Al ! Bunga ! kita jadi 'kan ke cafeenya ?" seru Gandi.
"Jeyeng, gimana? kita ikut gak?" tanya Aldo kepada Bunga yang lagi sibuk memasukkan buku bukunya ke dalam tas dengan santai.
"Tapi jeyeng yang keluarin plus plusnya" jawab Bunga .
"Iya deh!" balas Aldo, meski sudah berkali kali mengeluarkan uang untuk menraktir kekasih dan empat sahabatnya itu. Mengingat Bunga juga lagi Moodnya gak bagus, sebagai kekasih yang baik hati biarlah dia mengalah.
Kini mereka sudah sampai di cafee yang biasa mereka kunjungi, tidak jauh dari sekolah mereka, hanya 5menit naik kenderaan sudah sampai.
Disini mereka, selain menikmati makanan yang mereka pesan. Mereka juga akan belajar bersama mengerjakan PR.
"Jeyeng, ayo kerjakan PR matematikamu , jangan sampai besok kamu kena hukum Pak Arya lagi dan menyuruhmu menghormat bendera" ucap Aldo mengingatkan.
"Aku gak paham , kamu kerjain aja duluan nanti aku salin" jawab Bunga enteng tanpa beban. Melipat kedua tangannya di atas meja kamudian meletakkan dagunya di atas lengannya dengan bentuk bibir seperti donal bebek.
"Jeyeng, mau kucium disini?" ancam Aldo berbisik di telinga Bunga, dan juga gemas melihat bibir imut kekasihnya itu.
"Iya" lefleks Bunga menjawab, keget.
"Benaran Bubu?"
"Maksudku, aku ikut belajar" jawab Bunga. Jangan sampai Aldo menciumnya di depan teman teman mereka. Mau di tarok dimana wajah Bunga. di dalam kantong plastik 'kan gak mungkin.
"Gitu dong! ayo buka bukumu" suruh Aldo.
Tanpa menjawab Bunga pun membuka buku tulisnya yang mulus tanpa dosa / tanpa tulisan meski sudah bertahun tahun di bawa mondar mandir kesekolah. Bahkan buku bukunya pun sudah sering menginap di sekolah untuk menimba ilmu.
"Ya ampun Bunga! bukumu itu!" Vani tidak percaya melihat buku Bunga yang tanpa ada jejak pena disana.
"Kenapa?"tanya Bunga.
"Sudah hampir dua Tahun loh kita sekolah , buku tulismu masih aja kosong sama sekali . Gak ada catatan dosa ataupun pahala . Kok kamu bisa ya naik kelas?" bingung Vani . Bunga tidak pernah mengerjakan PR semenjak kelas satu, malah catatan absen dan bolosnya sudah tidak tercatat lagi di kelas ataupun di ruang guru BK, dan sampai hari ini kebolosannya sudah tidak di catat lagi , karna petugasnya sudah bosan dan menganggap Bunga hantu sekolah, yang menampakkan diri sesuka hati. Mengingat itu seharusnya Bunga 'kan tidak naik kelas.
"Karna guru guru disekolah sudah bodan melihatku. Mereka ingin aku cepat menghilang. Coba pikirkan, kalau aku tinggal kelas. Nanti bisa jadi aku gak keluar keluar dari sekolah. Mereka kan bisa gila kelamaan melihatku setiap hari disekolah, kasihan 'kan mereka" jawab Bunga santai, seolah olah jawabannya itu benar.
Ya ! benar, para guru guru yang mengajar disekolah SMA HARAPAN ingin segera Bunga menghilang dari sekolah. Kawatir murid murid lainnya akan meniru kebandelan Bunga. Tapi bagaimana lagi, Bunga adalah putri pemilik sekolah itu, jadi tidak ada yang berani mengeluarkan Bunga dari sekolah.
"Ya ampun Bunga, kamu benar benar gila ya!." Vani menggeleng gelengkan kepalanya.
Bunga malah tertawa cekikik"" gak usah di tanggapi serius kali. Nih aku udah mau ikut belajar."
"Sudah! ayok kita kerjakan PRnya biar cepat selesai. setelah itu kita..." Aldo menaik turunkan alisnya "nge Band"lanjut Aldo.
"Kiyulah " Ujar Gandi .
Usai mereka belajar bersama , seperti biasa remaja pada umumnya , mereka akan bermain bersenang senang (tanda kutip bersenang senang dengan cara positip ya !). Setelah mereka menyimpan buku mereka ke dalam tas masing masing. Mereka pun naik ke atas panggung yang ada di dalam cafee tersebut.
Cafee itu adalah cafee pamannya Gandi, mereka bisa bebas disana. Malah Paman dari sahabat mereka itu senang, jika mereka bermain musik disana. Jadi ia tidak harus menyewa penyanyi atau pemain musik lain, sudah ada yang menghibur pengunjung cafenya meski hanya sebentar. Karna di cafe itu hanya malam saja ada musik.
Ke enam sahabat itu pun mengambil alat musik yang yang sudah tersedia di atas panggung . Aldo sebagai drum, Leo sebagai bas, Bunga dan Vani gitaris, Tari kibort,dan Gandi sebagai pokalis. kalau di tanya siapa yang mengajari mereka bermain musik , jawabannya belajar disekolah saat pelajaran kesenian.
"Gan ! mau nyanyiin lagu apa?" tanya Aldo .
"pastinya lagu yang nge rock dong !" jawab Gandi .
"okeh!"
Aldo pun langsung memukul Drum di depannya dengan stik . Suara drum pun langsung bergema secara beruntun sampai memekakkan telinga .Dan langsung di iringi bas dan gitar beserta kibort , sehingga menciptakan alunan musik yang tentunya di sukai anak muda. Dan kebetulan cafe itu adalah cafe yang di kususkan untuk anak muda. Dan di cafee itu juga tidak menjual minuman yang memabukkan, atau menjual rokok.Benar benar cafe itu aman untuk anak pelajar .
Tak terasa hampir satu jam mereka menggemparkan cafe itu dengan nada nada yang menghidupkan suasana. Sampai baju kaos oblong yang mereka kenakan pun sudah basah karna keringat yang bercucuran di tubuh mereka.
"Jeyeng, haus ?" Tanya Aldo memberikan Bunga botol air minum, lalu melap keringat Bunga dengan tissu.
Bunga hanya menganggukkan kepalanya , membuka tutup botolnya lalu meminum. Aldo pun mengambil gitar yang masih tersampir di bahu Bunga, menyimpannya ke tempat semula.
"Kita langsung pulang ya, sudah malam"ucap Aldo menarik tangan Bunga turun dari panggung kembali ke meja mereka tadi.
"Al, tapi aku lapar lagi 'kan tadi makan siang, ini sudah malamm" ucap Bunga.
"Mau makan apa jeyeng?"
"Spageti"
"Sana cuci muka ke toilet dulu , biar aku pesankan" suruh Aldo kepada kekasih hati bodohnya itu.
"Yang pedas ya!" seru Bunga sambil melangkahkan kakinya ke arah belakang cafe menuju toilet.
"Al, kami pulang duluan" pamit Gandi di angguki Tari, Vani dan Leo.
"Oke bro!" balas Aldo bertos dengan ke empat sahabatnya itu.
"Salam buat Bunga" ucap Vani dan juga Tari l.
"Oke! kalian hati hati" balas Aldo.
Tak lama kemudian Bunga pun kembali dari toilet, dan langsung mendudukkan tubuhnya di samping Aldo.
"Mereka udah pulang Al?" tanya Bunga.
"Udah" jawab Aldo ,"nih makananmu, cepat makan biar kita juga pulang." Aldo mendekatkan piring berisi spageti ke depan Bunga.
"Suapin" manja Bunga tersenyum ke arah Aldo.
"Manja banget sih kamu jeyeng sama aku" Aldo mengacak acak ujung kepala Bunga sayang dan langsung mengambil garpu dari atas piring.
"Hanya kamu yang mengerti aku" jawab Bunga menerima suapan dari Aldo.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Kusmiati
bunga tu seharusnya tambah rajin bejarnya bukannya malas2an,udah tahu anak angkat harusnya tambah semangat biar sukses,bukannya malah dk mau belajar
2022-12-30
0
HR_junior
kasihan yg dah syang2ny si Aldo trima si bubu apa adanya kalo gak di jodohin kasihn bunga
2022-12-25
0
Maya Sari Niken
pdhl Aldo baik bnget tuh kasian kehilangan Bubu
2022-06-13
0