"Hai Al! hai Bunga!" sapa Gandi teman satu geng mereka datang bersama yang lainnya ikut gabung di meja mereka.
"Hai juga Gandi!" balas Bunga terdengar kumur kumur karna berbicara dengan mulut penuh bakso.
"Telan dulu makanannya baru bicara" tegur Aldo.
Bunga menelan makanan di mulutnya kemudian menjawab" Iya jeyeng !."
"Kalian yakin hubungan kalian hanya sahabat?" tanya Gandi menelisik. Curiga dengan keromantisan Bunga dan Aldo. Begitu juga dengan teman mereka yang lain. Tari ,Vani dan Leo menganggukkan kepala mereka menyetujui pertanyaan Gandi.
"Yakinlah!" jawab Aldo dan Bunga kompak, terdengar begitu meyakinkan.
Mereka menyembunyikan hubungan berpacaran mereka dari siapa pun, karna takut ketahuan orang tua mereka yang melarang keras yang namanya hubungan pacaran.
"Seyakin itu?" tanya Gandi lagi tidak percaya .
Aldo dan Bunga hanya mengedikkan bahu mereka tak ingin menjawab lagi.
"Kalian ngaku aja, kami bisa jaga rahasia kok. Dan kami sudah punya buktinya , kalau..." Vani menghentikan bicaranya, lalu menoleh ke kekanan dan ke kiri melihat apakah ada orang lain lewat. Kemudian menunjukkan vidio di handphonnya kepada Bunga dan Aldo.
"Uhuk uhuk uhuk!" Bunga langsung tersedak kuah bakso yang pedasnya level lima , melihat vidio dirinya dengan Aldo sedang berciuman di taman belakang sekolah di balik pohon.
Dengan sigap Aldo langsung menepuk nepuk punggung Bunga dan memberikan Bunga minum.
"Apa kalian masih tidak mengaku?" tanya Gandi lagi .
Aldo tidak langsung menaggapi pertanyaan temannya itu. Lebih memilih mengurus Bunga yang masih kepedasan di rongga hidungnya.
Setelah rasa pedas yang mendera hidung dan tenggorokan Bunga mereda. Bunga mengalihkan tatapannya ke arah Aldo.Aldo menganggukkan kepalanya, mengatakan teman teman mereka bisa jaga rahasia.
"Ya! kami pacaran" jelas Aldo." Tapi tolong kalian rahasiakan" ucapnya lagi.
"Semenjak kapan? Semenjak bayi?." Leo yang bertanya, ia sudah tau kedekatan Bunga dan Aldo semenjak jaman dahulu kala mereka masih seperti kepongpong yang kedinginan.
"Mungkin ya! mungkin tidak!. kami juga tidak tau semenjak kapan, perasaan kami mengalir begitu saja. Dan orang tua kami melarang keras berpacaran, makanya kami menyembunyikan hubungan kami" jawab Aldo.
Mendengar kedua sahabat mereka berpacaran,Vani mengembangkan senyumnya dan menodongkan tangannya ke arah dua sijoli yang selalu nempel kaya prangko itu.
"Pajak pacaran" Vani menaik turunka alisnya ke arah Aldo dan Bunga.
"Ide bagus" timpal Tari.
"Kiyulah! kalau ingin rahasia kalian aman" sambung Gandi mengedipkan sebelah matanya.
"Bagaimana kalau kalian berdua nraktir kita di cafe gaul tempat biasa kita nongkrong?" usul Leo .
"Setuju!" ucap Vani .
"Jeyeng, yuk kita masuk kelas, biarkan mereka buat rencana sesuka mereka . Kalau kita gak ikut, mereka sudah di pastikan bayar makanan masing masing." Aldo menarik tangan Bunga supaya Bunga berdiri dari tempat duduknya. Berjalan meninggalkan ke empat sahabat mereka yang mengharapkan gratisan.
"Jeyeng, yakin mereka bisa jaga rahasia?" tanya Bunga bergelayut manja di lengan Aldo berjalan menuju kelas mereka.Tanpa mereka ketahui ada sepasang mata yang memperhatikannya.
Aldo menganggukkan kepalanya tersenyum, sambil satu tangannya mengacak acak ujung kepala Bunga dengan sayang" Aku rasa mereka bisa di percaya jeyeng."
"Aku takut ketahuan orang tua kita, pasti kita kena marah" ucap Bunga.
"Paling nanti kita di suruh nikah"ujar Aldo.
"Aku gak mau ah!, aku gak ada niat menikah muda" sanggah Bunga.
"Iya jeyeng, tenang saja, kalau gak mau nikah muda, kita kawin muda aja" gurau Aldo tersenyum.
"Ih jeyeng!" rengek Bunga manja , mengerucutkan bibirnya.
"Iya jeyeng, nanti kita nikah kalau babang sudah sukses oke!." Aldo menarik hidung Bunga, gemas dengan kekasih hati bodohnya itu.
"Sakit !" keluh Bunga , kemudian membalas menarik hidung Aldo dengan tarikan yang lebih kuat. Kemudian berlari masuk terlebih dahulu ke dalam kelas.
"Awas kamu ya jeyeng!" Aldo mengejar Bunga .
"Uwe !" Bunga memeletkan lidahnya menutup pintu kelas merekan berlari ke arah bangkunya.
Sampai di dalam kelas Aldo langsung mendudukkan tubuhnya di kursi yang berada di dekat Bunga, karna mereka memang duduk satu meja.
Tidak lama kemudian Gandi, Leo, Vani dan Tari pun menyusul mereka masuk ke dalam kelas, karna bel masuk juga sebentar lagi akan berbunyi.
"Pembicaraan belum selesai malah kalian kabur duluan" Gandi mencebikkan bibirnya.
Bunga dan Aldo hanya menanggapinya dengan mengedikkan bahu mereka.
"Jeyeng, ada PR ?" tanya Bunga.
"Semenjak kapan kamu peduli ada PR atau gak ?" tanya balik Aldo. Meski mereka pacaran, Aldo mencintai Bunga, tapi Aldo tidak pernah mau membantu Bunga mengerjakan PR. kecuali Bunga mau mengerjakan PR bersama.
Bunga mengerucutkan bibirnya," sekarang !."
"Ada"jawab Aldo singkat.
Wajah Bunga biasa aja menanggapinya, ia tidak peduli sama sekali. Toh guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas mereka sudah bosan menghukumnya, dan bahkan guru itu sudah menganggapnya tidak ada di dalam kelas meskipun dia ada.
"Selamat siang anak anak !" sapa Guru wanita tercantik seantero SMA HARAPAN sambil melangkah berjalan ke arah mejanya.
"Selamat siang Bu..!" seru semua murid serentak.
"Ketua kelas, kumpulkan semua PRnya , bawa ke meja Ibu" suruh Guru wanita yang bernama Frisilia Arcilla itu.
"Baik Bu" jawab Aldo yang menjabat sebagia ketua kelas , siswa yang selalu mendapat peringkat pertama semenjak duduk di bangku Taman Kanak kanak.
"Anak anak, silahkan buka bukunya halaman 42 , kita lanjut pelajarannya" ujar Ibu Frisil setelah Aldo meletakkan buku tugas mereka di mejanya. Ibu Frisil pun mulai menerangkan pelajaran bahasa Indonesia selanjutnya.
Bunga, ia hanya diam menopang dagu dengan tangan kirinya dan tangan kanannya sibuk mencoret coret buku tulisnya, entah apa yang dia tulis. Aldo yang duduk disampingnya pun tidak memperhatikannya dan tidak tertarik untuk melihatnya.
"Bunga !"
"I..iya Bu" gugub Bunga terlonjak kaget, karna tiba tiba Ibu Frisil menegurnya . Bunga mendongangkan kepalanya, mengarahkan tatapannya ke arah Ibu Frisil. Bunga tidak sadar kalau Ibu Frisil sudah selesai menjelaskan pelajaran.
" Mana PRmu?, Ibu yakin kamu tidak mengumpulnya" tegas Ibu Frisil.
"Saya lupa mengerjakannya Bu!."
"Sampai kapan kamu seperti ini Bunga?, ini kalian sudah simester dua, sebentar lagi kalian akan ujian kenaikan ke kelas tiga. Tapi sekalipun kamu tidak pernah mengerjaka PR atau tugas yang Ibu berikan. Entah angka berapa nanti yang akan Ibu tulis untuk mengisi nilai rapotmu?. Sedikit pun tidak ada niatmu untuk belajar. Ibu mendiamkanmu, Ibu pikir kamu akan koreksi diri, tapi ternyata Ibu salah. Kamu tidak peduli sama sekali. Ibu angkat tangan untuk mendidikmu" Ucap Ibu Frisil terdengar pasrah , menghadapi Bunga anak didiknya yang kelewat santai dan bandel.
Bunga, ia hanya biasa saja mendengarnya . Bagaimana pun belajar tidak masuk ke dalam pikirannya. Bukan dia bodoh, hanya saja malas belajar.
"Bunga! dengar gak Ibu bicara?" Ibu Frisil meninggikan suaranya.
Bunga menajamkan tatapannya ke arah Ibu Frisil dengan mata yang sudah berkaca kaca." Kenapa Ibu peduli dengan saya?, anggap saya tidak ada di kelas ini."
Bunga berdiri dari tempat duduknya berlari ke luar dari dalam kelas sambil menghapus air matanya yang sempat mengalir.
"Permisi Bu" pamit Aldo berlari menyusul Bunga keluar kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
pak Arya kebakaran jenggot..🤣🤣😜
2024-01-11
1
Indahsu
jeyeng, bubu, dahlah thor 😩
2023-01-09
0
HR_junior
bubu kelewatan buanget ya..
2022-12-25
0