Hari ini adalah hari kedua untuk Jihan bekerja di perusahaan DT.Group. ia datang lebih awal karena masih banyak yang harus ia pelajari di sana. Jihan masih minim pengetahuan tentang apa saja tugas yang harus ia kerjakan. Jihan duduk di kursinya sambil menunggu kedatangan Dantae dan Hans. 40 menit berlalu 2 orang yang di tunggu akhirnya tiba juga. Jihan pun langsung mengikuti mereka berdua masuk ke dalam ruangan Dantae.
" hey kenapa kau ada di sini" ucap Dantae setelah ia duduk di kursi nya. ia menatap ke arah Jihan yang berdiri di depan mejanya.
" anda lupa? sekarang saya adalah asisten anda Presdir" sahut Jihan sambil tersenyum lebar ke arah Dantae
" aku tidak lupa. maksud ku kenapa kau tidak bekerja, kenapa kau malah berdiri di sana" ucap Dantae.
" maaf Presdir saya masih bingung tentang apa saja tugas yang harus saya kerjakan. bisa anda beritahu saya" sahut Jihan
" jika ingin menjadi asisten ku, kau harus pintar melihat kondisi. aku tidak suka dengan karyawan yang lelet dan banyak bertanya sepertimu" ucap Dantae tanpa melihat ke arah Jihan. Jihan hanya memutar malas kedua bola matanya.
" Hans aku sudah bilang padamu beritahukan apa saja tugasnya. kenapa dia masih saja bertanya padaku" ucap Dantae. ia melirik tajam ke arah Hans
" maaf Presdir. akan saya urus kembali semuanya" sahut Hans.
" nona Jihan mari ikut saya" sambung Hans, ia memberi isyarat pada Jihan lewat bola matanya. Jihan hanya menurut, mereka berdua pun keluar dari ruangan Dantae.
" saya sudah bilang jika ada yang yang tidak anda pahami, anda boleh bertanya pada saya. kenapa anda malah mencari balak dengan bertanya pada Presdir" tanya Hans saat mereka telah berada di luar ruangan Dantae.
" maaf tuan Hans, tapi saya lihat semua pekerjaan sudah di tangani oleh anda. lalu apa yang harus saya kerjakan" tanya Jihan.
" bagaimana jika anda mengurus hal pribadi Presdir saja. masalah pekerjaan biar menjadi tugas saya. misalnya makanan Presdir, kopi, pakaian, semuanya." sahut Hans.
" hmm.. baiklah saya setuju. jadi anda bisa kan kasih tahu saya jadwal makan, dan ngopi Presdir." tanya Jihan
" tentu saja" sahut Hans. Hans pun mejelaskan semuanya pada Jihan. gadis itu mengangguk tanda mengerti.
jam 12 siang, semua karyawan sudah pergi makan siang. tapi tidak dengan Dantae, masih ada sedikit pekerjaan yang harus ia selesaikan. ia memerintahkan Hans untuk makan lebih dulu. dari luar Jihan mengetuk pintu ruangan Dantae.
" masuk" ucap Dantae. Jihan membuka pintu ruangan itu dengan perlahan lalu ia menghampiri Dantae yang tengah duduk di sana.
" Presdir, saya membawa makan siang anda. ini adalah makanan kesukaan anda. selamat makan" ucap Jihan sambil tersenyum, ia kemudian meninggalkan ruangan Dantae. di kotak makan itu terdapat post-it not.
" jangan bekerja terlalu keras. dan jangan lupa istirahat tepat waktu, karena kesehatan adalah hal utama. "
Dante menaikan sebelah alisnya saat membaca itu.
" apa yang dilakukan gadis ini" gumamnya. Dantae lalu membuka kotak makanan yang di berikan oleh Jihan. Nasi goreng dengan suwiran daging di sana. ia pun mencoba makanan itu.
" tidak buruk" gumamnya. Dantae langsung menghabiskan makan siangnya dan kembali bekerja.
semua pekerjaan Dantae sudah selesai, ia membereskan mejanya yang masih berantakan. Jihan kembali mengetuk pintu dan langsung masuk menemui Presdir di sana.
" waktunya kita ngopi" ucap Jihan sambil tersenyum. dengan semangat ia berjalan menuju meja Dantae. baru saja Dantae hendak memujinya, Jihan tak sengaja jatuh karena High heels yang ia kenakan. kopi yang dibawanya tumpah dan mengenai file keuangan yang baru saja Dantae tanda tangani. seketika Dantae menggaruk keningnya yang tidak gatal.
" kenapa kau ini ceroboh sekali. aku baru saja ingin memuji pekerjaan mu , tapi kau malah buat masalah baru. aku sudah bilang kalau aku tidak suka dengan karyawan yang ceroboh. sekarang juga kau buat ulang laporan ini." teriak Dantae.
" maafkan saya Presdir, saya benar benar tidak sengaja. akan segera saya urus masalah ini" sahut Jihan sambil menunduk. ia kemudian membungkukkan setengah badannya. Dantae tak menggubris ucapan Jihan. dengan kesal ia meninggalkan Jihan di ruangannya. melihat itu, Jihan langsung berlari mengejar Dantae yang telah meninggalkan nya.
" Presdir tunggu dulu" teriak Jihan. ia mengikuti Dantae sampai ke dalam lift. Dantae terlihat makin kesal dengan tingkah Jihan.
" ada apa lagi. kau tidak dengar apa yang aku perintahkan tadi? cepat urus semuanya sebelum kesabaranku benar benar habis" bentak Dantae.
" iya saya mengerti Presdir, tapi dimana tempat membuat ulang laporan ini. saya tidak tahu" sahut Jihan sambil menunduk.
" kau benar benar.." ucapan Dantae terpotong saat lift yang mereka naiki tiba tiba saja berhenti. Jihan yang panik dengan situasi ini langsung memeluk tubuh Dantae sambil menangis tanpa suara.
" tolong saya Presdir, saya takut gelap" teriak Jihan. Dantae ingin melepas pelukan Jihan, tapi pelukan itu telah lepas dengan sendiri nya karena Jihan telah pingsan disana. ia berusaha membangunkan Jihan, tapi tak ada respon dari wanita itu. segera Dantae menghubungi ponsel Hans.
" dimana kau? kami terjebak di lift dan sekarang Jihan pingsan. cepat urus semua kekacauan ini" teriak Dantae. Dantae lalu memutus sambungan teleponnya. sedangkan Hans langsung pergi mengurus masalah yang tengah di hadapi oleh tuan nya.
10 menit kemudian, pintu lift terbuka dan Hans sudah menunggu Presdirnya keluar dari sana. Dantae keluar sambil menggendong Jihan ala bridal style.
" segera siapkan mobil kita akan berangkat ke rumah sakit" ucap Dantae sambil melewati Hans yang tengah berdiri di sana. Hans hanya menunduk lalu ia berlari menuju parkiran. Hans pun langsung meluncur menuju ke rumah sakit Setia Budi.
tak lupa Dantae menelepon Ando setelah ia mengantar Jihan ke ruang rawat. sekarang muka Dantae nampak sangat kesal.
" Ando aku sudah tidak bisa menerima wanita itu bekerja denganku. dia sangat ceroboh, sebagai asisten pribadi dia tidak meringankan pekerjaan ku sama sekali. yang ada aku semakin repot dibuat nya" ketus Dantae.
" Fratello, jika kau memecatnya jangan harap aku akan menemui mu lagi. lagipula wanita itu kan baru bekerja 2 hari, wajar jika ia melakukan kesalahan. ia masih butuh banyak bimbingan karena ia tak punya pengalaman kerja di kantoran" sahut Ando
" apa! jadi dia tidak punya pengalaman kerja sama sekali selain menjadi gadis delivery" teriak Dantae. Ando yang kaget langsung mematikan ponsel nya. " tunggu dulu Ando" teriak Dantae tapi ponsel nya sudah dimatikan. dan sekarang nomor Ando sudah tidak aktif.
" inilah yang aku tunggu, ketenangan Fratello terusik. jika dia terlalu asik dengan dunia nya, kapan dia akan memikirkan waktu untuk menikah. usia Fratello sudah matang untuk menikah. aku sudah menebak jika Jihan adalah gadis yang tepat." ucap Ando dengan senyum smirk nya.
" eh.. aku harus segera menjenguk Jihan di rumah sakit. aku tidak mau terjadi sesuatu dengan calon Kaka ipar ku. untung Hans mengabari jika Jihan pingsan di dalam lift" gumam Ando. ia lalu beranjak dari duduk nya menuju ke parkiran kantor untuk menaiki mobil kesayangannya. tujuan Ando sekarang adalah rumah sakit untuk menjenguk Jihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
senang hati Ando mau mendekatkan kakaknya dengan Jihan
2023-05-11
0
ennita
5 like mendarat pagi ini Thor ..salam dari''Pesona Tersembunyi Sang Tuan Muda"... feedback ya
2021-08-04
0