Episode 3

" awalnya aku tercengang karena dia sangat tampan, tapi setelah aku tau sifat nya aku jadi sangat kesal. dasar bule gadungan, berani sekali dia buat aku di pecat" pekik Jihan. Jihan yang kesal menendang batu yang ada di depan nya. tapi karena batu itu cukup besar akhirnya kaki nya lah yang jadi korban.

" aw .. aduduh sakit nya" pekik Jihan sambil memegang kaki nya. Jihan pun bergegas pulang ke rumah.

" kau sudah pulang, ibu minta uang dong mau belanja" ucap ibu Rina dengan santai nya.

" tapi Bu aku sudah tak punya uang lagi. kenapa ibu tidak pernah minta ke Natali, kerjaan Natali itu cukup bagus dan gajinya juga lumayan" sahut Jihan.

" oh jadi kamu mulai perhitungan ya dengan ibu. sekarang kemarikan tas mu" jawab ibu nya. Rina langsung merebut paksa tas Jihan dan mengambil semua uang di dalam dompet itu.

" ibu jangan, aku sudah tak punya uang lagi. itu uang terakhir ku bu. aku harus menghemat nya" pekik Jihan ia berusaha mengambil kembali uang nya namun gagal.

" kau bisa cari lagi kan, kau itu memang tidak tau terima kasih. aku sudah merawat mu dari kecil tapi, hanya memberi uang ini saja kamu sudah perhitungan. jika kamu keberatan kamu boleh pergi dari sini" teriak Rina.

" kenapa ibu jahat sekali, sampai kapanpun aku tak akan pergi dari sini karena ini rumah ayah ku. dari kecil aku sudah di suruh cari uang sendiri jadi ibu jangan pernah bilang jika sudah merawatku" pekik Jihan. ia berlari menuju kamar nya sambil menangis.

" ibu jahat. aku tahu jika aku hanya anak tiri tapi apa ibu tidak punya rasa sayang pada ku sedikit saja. bagaimana pun juga kami sudah bersama selama 10 tahun. " Jihan menangis sambil memeluk kedua lututnya.

Ayah Jihan menikah lagi dengan Rina yang saat itu berstatus janda saat usia Jihan menginjak 13 tahun. Rina juga punya seorang anak perempuan bernama Natali, usia nya 3 tahun lebih tua dari Jihan. awalnya semua baik baik saja, tapi sayang semua berubah drastis saat ayah nya meninggal ketika Jihan berumur 15 tahun. dan sekarang Jihan telah berumur 23 tahun.

Karena lelah Jihan akhirnya tertidur. ia bangun pukul 7 malam karena perutnya yang sudah lapar, karena memang dari siang jihan belum makan apapun. Jihan segera menuju ke dapur, tapi saat ia membuka tudung saji tak ada makanan apapun di sana.

" bagaimana ini, uang ku sudah di ambil semua oleh ibu. perutku sudah sangat lapar, mau tak mau aku harus minta tolong lagi ke Nara." gumam Jihan. Jihan pergi menuju rumah Nara sahabatnya. ia sudah tidak tau ingin minta tolong dengan siapa lagi. karena otaknya yang sedang kalut, Jihan berjalan tanpa melihat kendaraan yang lewat, ia akhirnya di serempet oleh mobil mewah. mobil itu langsung berhenti ingin menengok keadaan Jihan.

" anda tidak apa apa" tanya Brando

" aku tidak apa apa." jawab Jihan dengan mata yang berkaca kaca. di kaki nya terlihat ada sedikit memar. Brando langsung membantu Jihan berdiri dan mengajak nya ke restoran terdekat sambil memesan makanan. disana Jihan makan dengan sangat lahap karena memang perut nya sudah sangat lapar. Brando yang melihatnya jadi sedikit heran.

" apa benar kita tak perlu ke rumah sakit? kau kenapa? sepertinya sedang banyak masalah. oh perkenalkan nama ku Brando" ia mengulurkan tangannya. Jihan yang tengah makan jadi tersedak karena buru buru.

" makan pelan pelan" ucap Ando, dengan segera Ando memberinya segelas air.

" nama saya jihan. maaf tuan, sebelumnya aku ucap kan terima kasih banyak. aku baru di pecat dan sekarang aku tak punya uang sama sekali." sahut Jihan ia pun kembali memakan makanan nya.

Ando yang mendengar ucapan Jihan langsung tersenyum.

" gadis ini sangat polos dan ceroboh. jika aku jodohkan dengan Fratello yang pintar dan teliti apa jadi nya ya" gumam Ando.

( Fratello adalah kakak dalam bahasa Italia).

" tenang saja, aku akan memberi mu pekerjaan" ucap Ando dengan santainya.

" anda serius. tapi atas dasar apa tuan memberi saya kerjaan kita kan baru kenal. anda bukan oknum perdagangan manusia kan" tanya Jihan dengan ekspresi menyelidik.

" hahaha.. tentu saja bukan, aku orang baik dan juga tampan. aku tulus membantu mu" sahut Ando.

" sekarang beri aku nomor ponsel mu. aku akan menghubungimu jika semua sudah beres." sahut Ando. Jihan akhirnya memberikan nomor ponsel nya pada ando. selesai menemani jihan makan, Ando ingin kembali ke mansion nya. ia hendak mengantar Jihan namun Jihan menolak karena kosan Nara tidak jauh dari sana.

Jihan mengetuk kosan Nara sambil memanggilnya. saat Nara membuka pintu ia nampak kaget melihat Jihan dengan keadaan yang sedikit berantakan.

" kau kenapa!" tanya Nara dengan panik. Jihan masuk dan langsung menangis dengan kencang di dalam.

" Nara, aku dipecat. gara gara bule gadungan itu, semua uangku juga di ambil ibu. dan tadi aku di serempet mobil.. huaa.. " pekik Jihan sambil menangis . mendengar itu Nara langsung memeriksa seluruh tubuh Jihan.

" siapa orang yang sudah menyerempet mu, biar aku beri dia pelajaran. dan bule gadungan yang kau bilang itu biar aku habisi mereka semua." ucap Nara ia sudah menyisingkan lengan bajunya.

" tak perlu, dia sudah janji akan memberi ku pekerjaan. Nara boleh tidak aku menginap di sini. aku sedang tidak ingin berada di rumah" ucap Jihan

" tentu saja boleh. bukan nya sudah lama aku menyuruhmu pindah ke sini tapi kamu selalu menolak" ucap Nara

" oh ya, apa kau sudah makan" tanya Nara

" sudah kau tak perlu khawatir. " sahut Jihan

" ya sudah, kalau begitu ayo kita istirahat" ucap Nara. mereka pun tiduran sambil mengobrol hingga akhirnya mereka berdua tertidur.

DI DALAM MOBIL

" dimana Fratello sekarang?" tanya Ando saat menghubungi Hans.

📱 " di tempat GYM. ada yang bisa di bantu"

" tak ada, kalau begitu aku akan segera kesana" sahut Ando. ia lalu mematikan sambungan telepon nya.

20 menit kemudian, Ando telah tiba di tempat GYM pribadi milik Dantae. ia langsung menemui Dantae disana.

" Fratello, apa kabar" ucap Ando saat Dantae tengah meminum air mineralnya.

" katakan" sahut Dantae dengan wajah datar nya.

" kenapa dengan mu, apa kau tak merindukanku" tanya Ando sambil tersenyum smirk.

" jika kau sudah menemuiku pasti ada sesuatu yang kau inginkan" sahut Dantae.

" begini Fratello, aku punya seorang teman, dia sangat cantik tapi sayang dia sedang kesusahan. kau bantu dia ya, terima dia bekerja di perusahaan mu" ucap Ando.

" kenapa tidak kau saja yang beri ia kerjaan" sahut Dantae.

" perusahaan papa sedang tidak ada lowongan. ayolah Fratello, bantu aku kali ini saja" ucap Ando.

" tapi perusahaan ku juga tak ada lowongan. jadi aku tak bisa membantu apalagi dia perempuan" ucap Dantae.

" kau bisa jadikan dia asisten pribadi mu, supaya kerjaan Hans sedikit terbantu. iya kan Hans" ucap Ando sambil mengedipkan sebelah matanya pada Hans. Hans nampak paham dengan maksud Ando.

" iya Dantae. Ando benar" ucap Hans. Hans kemudian mendekati Dantae.

" kau harus segera membawa wanita ke hadapan om Nico 6 hari lagi. aku rasa ini bukan ide yang buruk " bisik Hans. Dantae tampak berpikir sejenak.

" baiklah, kau suruh saja ia datang besok. dan kau Hans urus semuanya" ucap Dantae.

" oke brother" sahut Hans.

" terima kasih Fratello. kalau begitu aku pergi dulu" ucap Ando sambil tersenyum meninggalkan kedua lelaki jomblo itu.

Ando pun memberitahu Jihan kabar bahagia itu lewat pesan singkat sekaligus ia memberi tahu alamat perusahaan DT.Group pada Jihan.

" sulit di mengerti, semoga Fratello berjodoh dengan gadis ini" ucap Ando sambil tertawa.

Terpopuler

Comments

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

menarik....

2023-05-11

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

asic
....ketemu maning babang dgn eneng

2022-06-04

0

Erika Syarif

Erika Syarif

semakin tertarik dgn novel ini

2021-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!