Akhirnya mereka sampai di kota Bogor, setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan. Mike melihat Lusi masih tertidur pulas di sampingnya sambil bersandar di bahunya, dengan lembut Mike mengelus pipinya Lusi sambil membangunkannya.
"Lus, bangunlah kita sudah sampai" ucap Mike dengan lembut.
Lusi yang terusik dengan tidurnya karena sentuhan Mike dan suara Mike, pelan-pelan membuka matanya. Lusi langsung tersadar kalau dia tidur bersandar di bahu Mike, dengan cepat dan gugup Lusi langsung menegakkan kepalanya dan menatap Mike dengan malu.
"Maaf pak" cicit Lusi dengan pelan.
Mike yang menyadari kalau Lusi malu padanya membuat dia ingin mengerjai Lusi.
"Ah..." jerit Mike yang pura-pura bahunya sakit. Lusi yang mendengar jeritan sakit dari Mike, membuat dia langsung panik.
"Astaga pak Mike maaf kan saya. Saya bantu pijat" ucap Lusi sambil memijat bahu Mike dengan kuatir.
Mike yang melihat Lusi langsung kuatir merasa sangat senang, dan apalagi melihat wajah Lusi seperti itu membuat dia sangat gemas dengan Lusi.
"Bagaimana, pak? Apa masih terasa sakit?" tanya Lusi. Mike langsung menggeleng kepalanya dengan tersenyum.
"Terimakasih" ucap Mike. Mendengar itu membuat Lusi jadi kembali gugup. Apalagi Mike selalu tersenyum manis padanya, tidak seperti biasanya.
"Seharusnya saya yang berterimakasih kepada bapak, dan maafkan saya telah membuat bahunya bapak sakit" ucap Lusi dengan merasa bersalah.
Mike yang sangat gemas dengan Lusi, langsung mengacak rambut Lusi. Mendapatkan perlakuan itu membuat mata Lusi membulatkan matanya menatap Mike.
"Lebih baik kita turun" ucap Mike dengan tersenyum.
Dengan gugup Lusi mengikuti Mike yang keluar dari dalam mobil. Saat Lusi ingin membawa kopernya, Mike langsung melarangnya dengan alasan cukup membawa berkas-berkasnya dengan baik.
Mereka langsung disambut oleh manager dan karyawan hotel itu.
"Pagi pak Mike" sapa Alex manager hotel itu. Saat Keluar dari dalam mobil, Mike kembali menampilkan wajah dinginnya menatap kearah karyawannya.
Seluruh karyawan yang sangat mengenal pribadi Mike, banyak dari mereka sangat gugup. Tidak ada yang berani menegakkan kepalanya untuk melihat wajah Mike. Lusi yang melihat kejadian itu sudah hal biasa.
"Mari pak saya antar ke kamar anda" ucap pak Alex.
Mike hanya mengangguk kepalanya saja. Pak Alex menatap kearah Lusi yang dari tadi diam saja. Lusi yang merasa diperhatikan langsung memberikan hormat pada Pak Alex, karena dia melihat wajah pak Alex yang sudah tua. Lusi juga memperkenalkan dirinya dengan sopan.
"Pagi pak. Saya Lusi, saya sekertaris pak Mike yang baru" ucap Lusi dengan sopan.
"Oh, selamat pagi Bu Lusi, ibu bisa panggil saya pak Alex. Saya manager hotel disini" ucap pak Alex.
"Bisa kita gerak sekarang?" tanya Mike yang dari tadi diam memperhatikan Lusi yang berbincang dengan pak Alex.
"Oh, iya pak. Maaf kan saya! Mari pak" ucap pak Alex dengan merasa bersalah.
Pak Alex berjalan di depan Mike, sedangkan Lusi berjalan disamping Mike. Mereka masuk kedalam lift yang dikhususkan untuk VIP. Karena menggunakannya hanya bisa pakai sidik jari Mike, Renaldo, Baim asisten Mike dan pak Alex. Mereka menuju lantai paling atas.
tring....
Pintu lift terbuka dan Lusi langsung melihat satu pintu ruangan yang tertutup. Saat Lusi memperhatikannya setelah keluar dari dalam lift dia tidak melihat ada ruangan lain selain ruangan yang ada didepan pintu lift. Pak Alex langsung membukanya untuk Mike dengan kunci yang dibawanya.
"Kamu bisa pergi. Tolong siapkan sarapan" ucap Mike pada pak Alex.
"Baik, pak. Permisi pak, Bu" ucap Pak Alex dengan sopan.
Mike langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam, sedangkan Lusi masih tampak diam didepan pintu. Dia bingung karena dia belum diberitahu letak kamarnya.
Mike yang menyadari kalau Lusi tidak ada disampingnya langsung melihat ke belakangnya. Dia kaget melihat wajah bingung Lusi didepan pintu. Mike pun langsung tersenyum sambil berjalan kearah Lusi.
"Lus, kenapa tidak masuk?" tanya Mike.
"Ha...Maaf, pak saya ingin langsung ke kamar saya saja. Tapi dimana ya pak kamar saya?" tanya Lusi dengan polosnya.
"Hahaha. Kamu ini. Ini kamar kita" ucap Mike dengan gemas melihat wajah Lusi. Mendengar itu membuat Lusi jadi gugup, dan matanya langsung membulatkan matanya.
"Ada yang salah ini. Yang benar saja aku satu tempat tidur dengan kak Mike" gumam Lusi dalam hati.
"Hahaha. Jangan bilang bilang kamu berpikir kalau kita akan satu tempat tidur" ucap Mike dengan menebak pikiran Lusi. Mendengar ucapan Mike membuat Lusi jadi tambah gugup.
"Ruangan ini banyak kamarnya. Kamu tenang saja kita tidak akan satu kamar. Kamu bebas menggunakan kamar yang mana" ucap Mike sambil mengacak rambut Lusi. Yang sudah seperti kebiasaannya karena gemasnya dengan Lusi.
Lusi langsung tersenyum kikuk karena mendengar penjelasan dari Mike.
"Masuklah" ucap Mike sambil menarik tangan Lusi.
Karena Mike menggenggam tangannya membuat Lusi gugup dan terus memperhatikan tangannya yang digenggam Mike. Ini pertama kalinya Mike menggenggam tangannya.
Setelah mereka berhenti di ruangan tengah, Mike melihat Lusi yang telah memperhatikan tangannya. Mike langsung tersadar dengan apa yang dilakukannya dan dengan cepat dia langsung melepaskannya.
"Maaf" ucap Mike dengan gugup. Lusi hanya tampak diam saja, karena dia tidak apa apa yang harus dikatakannya.
"Kamu bisa masuk kamar yang mana saja. Sebentar lagi kita sarapan dulu, baru kita akan mengecek keadaan hotel" ucap Mike dengan gugup.
Mike langsung pergi membawa kopernya ke kamarnya, sebelum mendengar jawaban dari Lusi. Ketika Mike menutup pintu barulah Lusi sadar dengan lamunannya. Dia pun langsung masuk kedalam kamar yang berada di samping kamar Mike.
Tring...
Dengan serentak Mike dan Lusi keluar dari kamar ketika mendengar bunyi bel kamar mereka. Mereka pun saling memandang dengan gugup.
"Biar saya saja yang buka pak" ucap Lusi.
Ternyata yang datang adalah pelayan dan pak Alex sambil membawa sarapan mereka berdua. Makanan mereka langsung disusun dimeja yang dikhususkan untuk meja makan.
"Pak, satu jam lagi kamu bisa datang kembali kemari" ucap Mike ketika melihat makanan mereka sudah tersedia dimeja makan.
"Baik pak" ucap Pak Alex.
Setelah pak Alex dan pelayanannya pergi, Mike dan Lusi langsung sarapan yang disediakan untuk mereka. Setelah selesai makan, Lusi langsung bangkit dari tempat duduknya begitu juga Mike.
"Lus, tolong kamu bawa berkas yang kamu sediakan semalam" ucap Mike dengan lembut.
"Baik, pak"
Lusi langsung kembali ke kamarnya untuk mengambil berkas yang dibawanya dan gawainya yang ditinggalkannya didalam kamarnya tadi.
"Pak, ini berkasnya semua" ucap Lusi sambil menyerahkan berkasnya.
"Terimakasih" ucap Mike dengan tersenyum sambil mengambil berkasnya dari tangan Lusi.
Mike Langsung serius dengan berkas-berkasnya yang diberikan Lusi padanya. Mike sangat senang melihat pekerjaan Lusi, apalagi susunan semuanya tampak sangat rapi. Sedangkan Lusi hanya bisa memperhatikan Mike yang tampak serius bekerja.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments