Setelah kepergian Miranda dan Felix, Mike langsung menyuruh Lusi untuk mempersiapkan keperluan mereka besok di Bogor.
"Lusi, apa semuanya sudah beres?" tanya Mike melalui telepon yang khusus untuk menyambungkan dengan sekretarisnya.
"Sudah, Pak!" jawab Lusi.
"Oke" Mike langsung mematikan sambungan teleponnya.
Setelah mengetahui pekerjaan Lusi beres, Mike langsung keluar sambil membawa tasnya. Mike langsung menghampiri Lusi yang lagi merapikan meja.
"Kamu sudah bisa pulang. Kamu harus mempersiapkan barang-barang mu untuk besok. Ingat kita disana tiga hari, jadi bawa keperluan mu dan jangan lupa berkasnya. Kita besok pagi berangkat jam lima pagi" ucap Mike.
Lusi langsung menghentikan kegiatannya, dan memberikan hormatnya pada atasannya yang kini lagi berbicara padanya.
"Baik, pak!" jawab Lusi dengan sopan.
"Kamu bawa mobil?" tanya Mike tiba-tiba.
"Tidak, Pak!" jawab Lusi dengan gugup.
"Cepat susun barang, mu. Saya akan antar kamu" ucap Mike tiba-tiba.
Lusi langsung menatap Mike, karena sangat heran Mike tiba-tiba mau memberikan tumpangan padanya. Lusi bingung apakah dia harus mengikuti apa yang dikatakan Mike atau menolaknya.
"Saya tidak suka ada penolakan" ucap Mike yang seperti tahu apa yang dipikirkan Lusi, Mike menatap Lusi dengan tajam.
Dengan cepat Lusi langsung masukin barang-barangnya kedalam tasnya, karena tatapan Mike yang tajam padanya. Dia juga tidak lupa membawa berkas-berkas yang akan mereka perlukan besok.
***
Bian pria yang selalu mengejar Lusi berlari ke ruangan Lusi dulu. Dia ingin memastikan apa yang didengarnya dari orang lain, kalau Lusi telah keluar.
"Wah, pak Bian datang" tanya Cinta dengan gaya genitnya.
"Cin, apa benar Lusi keluar?" tanya Bian dengan tutup poin.
"Iya, pak!" jawab Cinta yang berjalan mendekat ke arah Bian. Karena suasana kantor yang masih sepi, Cinta menarik Bian ke ruangan yang kosong.
"Pak, nanti malam sibuk tidak?" tanya Cinta sambil memainkan dasi Bian.
Bian yang merasakan sentuhan dari gadis cantik dan seksi tentu saja tidak akan melewatkannya. Dia melupakan tujuannya untuk bertanya tentang Lusi.
Cup..
Bian mengecup bibir Cinta. Kemudian dia menatap Cinta.
"Nanti malam kita ketemuan di tempat biasa. Kamu pasti tahu apa yang aku suka" ucap Bian.
Cinta langsung mengangguk kepalanya dengan tersenyum menggoda.
"Baiklah, aku keluar. Bisa gawat kalau bos, mu tiba-tiba datang" ucap Bian.
"Iya, pak. Bye pak" ucap Cinta dengan centil sambil melambaikan tangannya pada Bian.
***
Kini Mike dan Luis berada di dalam Lift. Keduanya hanya tampak diam saja, Mike yang ingat ucapan Felix berusaha mengajak Lusi untuk bicara. Mereka tidak langsung turun kebawah, mereka keruangan Renaldo yang berada satu tingkat di atas ruangan Mike.
"Kita keruangan papa ku dulu" ucap Mike sambil melirik Lusi.
Lusi hanya diam saja, menatap ke depan. Setelah mengatakan itu mereka kembali diam lagi. Lusi yang biasanya cerewet, saat berduaan dengan Mike dan jarak mereka sangat dekat membuat dirinya sangat gugup.
"Lus, apa tadi mengalami kesulitan?" tanya Mike untuk menghilangkan kecanggungan mereka berdua.
"Awalnya sih, pak. Tapi ketika saya mempelajarinya, pelan-pelan saya mulai mengerti" ucap Lusi yang berusaha untuk tidak tampak gugup dihadapan Mike.
"Baguslah. Kalau ada yang tidak kamu mengerti kamu boleh bertanya pada saya"
Tring (pintu lift langsung terbuka)
"Baik, pak" jawab Lusi dengan tersenyum.
Mereka berjalan bersama menuju ruangan Renaldo, sekertaris Renaldo yang melihat Mike berjalan bersama Lusi tampak bingung. Dia sangat penasaran kenapa Lusi bisa berjalan bersama dengan Mike. Perempuan itu menatap kearah Lusi dengan tatapan tidak suka.
"Jes, apa papa saya masih didalam?" tanya Mike dengan dingin.
"Ada, pak. Pak Renal lagi berbicara dengan pak Binsar" jawab sekertaris Renaldo itu yang bernama Jessie.
Mike langsung masuk kedalam tanpa mengetok pintu ruangan papanya. Dia melihat asisten Pribadi papanya yang sudah tampak beruban itu duduk bersama Papanya.
"Pa, om Binsar" sapa Mike dengan tersenyum.
Lusi memilih menunggu diluar ruangan Renaldo. Jessie selalu memperhatikan Lusi dari bawah sampai atas.
"Tuan muda" sapa Binsar sambil bangkit berdiri dan menundukkan kepalanya untuk Mike.
"Duduk saja om" ucap Mike dengan sopan.
"Pa, apa papa sudah selesai? Aku harus siap-siakan barang keperluan ku untuk ke Bogor" ucap Mike ketika sudah duduk dekat papanya.
"Sudah. Kalau begitu kita pulang saja" ucap Renaldo sambil bangkit berdiri.
Binsar dan Mike juga ikut langsung bangkit berdiri. Renaldo langsung berjalan keluar ruangannya dengan diikuti Mike dan Binsar. Saat Renaldo membuka pintunya dia melihat Lusi berdiri di depan ruangannya.
"Sore pak" sapa Lusi dengan sopan sambil menundukkan kepalanya. Renaldo langsung tersenyum dengan mengangguk kepalanya untuk membalas sapaan Lusi padanya. Lusi dan pak Binsar mengikuti pemilik hotel itu dari belakang.
Saat Lusi keluar dari dalam lift VIP bersama pemilik hotel membuat semua karyawan yang melihatnya bingung. Apalagi Lusi berjalan berdampingan dengan Binsar dibelakang Renaldo dan Mike. Tidak ada yang tahu kalau Lusi sebenarnya sudah menjadi sekretaris Mike.
"Bukan itu Lusi dari bagian keuangan? Bukankah dia sudah keluar?"
"Benar, itu Lusi"
"Kenapa dia keluar dari lift bersama pak Mike dan pak Renaldo?"
Begitulah banyak pertanyaan para pegawai yang melihatnya. Karena dari mereka tidak ada yang tahu kalau Lusi telah dipindahkan menjadi sekretaris Mike.
"Lus, masuklah! Saya akan mengantarkan mu!" ucap Mike ketika Mike mereka sampai di mobil Mike.
Lusi langsung melihat kearah Renaldo, karena dia merasa bingung akan duduk dimana. Kalau Binsar pulang dengan menggunakan mobilnya sendiri.
"Om, tahu kamu pasti bingung duduk di mana? Hahaha" ucap Renaldo karena mengerti tatapan Lusi padanya.
"Om, duduk di belakang saja. Kamu duduk di samping Mike" ucap Renaldo sambil membuka pintu belakang. Sedangkan Mike sudah masuk lebih dulu.
Dengan terpaksa Lusi duduk di samping Mike. Dia tidak punya pilihan, kalau dia duduk di belakang, itu menandakan bahwa dirinya tidak sopan terhadap Mike.
"Jam berapa besok kalian pergi, son?" tanya Renaldo sambil memainkan gawainya.
"Jam lima pagi pa" jawab Mike.
"Jadi kamu akan menjemput Lusi dari rumahnya?" tanya Renaldo lagi.
"Iya, pa"
Lusi tetap diam saja mendengar percakapan antara Mike dan Renaldo.
"Ingat kalian besok harus hati-hati" ucap Renaldo lagi.
"Apa Anda besok jadi menginap di rumah kan pa?" tanya Mike sambil fokus ke depan.
"Ya. Katanya dia akan tinggal di rumah, sampai kamu pulang" Mike hanya mengangguk kepalanya saja mendengar jawaban papanya.
"Lus, bagaimana pekerjaan mu hari ini nak? Apa kamu suka?" tanya Renaldo dengan tersenyum.
Lusi yang mendengar pertanyaan Renaldo, langsung melihat kearah belakangnya.
"Suka, om. Walaupun tadi sempat saya kurang mengerti, tapi saya akan berusaha untuk melakukan yang terbaik" jawab Lusi dengan tersenyum.
"Hahaha. Jangan terlalu memaksakan nak. Kalau ada yang tidak kamu mengerti kamu bisa bertanya dengan atasan mu."
"Iya om. Saya tidak mungkin tidak melakukan yang terbaik om, kalau saya asal-asalan bekerja saya yakin bos saya yang terkenal dingin itu akan memakan saya. hahaha" ucap Lusi dengan cengengesan tanpa bersalah.
Mike yang mendengar ucapan Lusi merasa tidak terima. Dia merasa kalau Lusi mengatakan dirinya adalah bos yang kejam dan dingin.
"Hei... Mana mungkin aku memakan mu! Dan siapa yang kamu bilang dingin?' tanya Mike dengan cemberut.
"Hahaha. Maaf, pak! Saya hanya bercanda saja." ucap Lusi dengan ketawa melihat wajah Mike yang langsung cemberut. Renaldo pun juga ikutan ketawa melihat tingkah Mike.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments