Setelah sampai di rumah Lusi langsung menyusun bajunya yang akan dipakainya selama tiga hari di Bogor.
"Ya, berarti aku sendiri, dong" ucap Dina sambil menikmati cemilannya dengan memandang Lusi yang asik menyusun bajunya.
"Hahaha. Hanya tiga hari loh Dina sayang" ucap Luis dengan tersenyum.
"Bagaimana bisa sih kamu jadi sekretaris kak Mike?" tanya Dina yang penasaran ketika Lusi mengatakan kalau dia sudah menjadi sekretarisnya Mike.
"Selesai" ucap Lusi dengan bahagia sambil menatap kopernya. Lalu Lusi berjalan kearah Dina, dan mengambil Snack milik Dina.
Dina pun langsung mengikuti Lusi dari belakang, seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Lusi memilih duduk di sofa sambil menukar siaran TV nya dengan film kartun kesukaannya.
"Itu karena om Renaldo. Tadi siang seharusnya aku janji makan siang dengan Ira, eh ternyata keluarganya juga ikut" ucap Lusi dengan menampilkan wajah kesalnya.
"Oh. Tapi bagus dong, kalau kamu jadi sekretarisnya kak Mike. Kamu bisa jadi dekat dengan kak Mike" ucap Dina.
"Huff...Kamu kan tahu aku tidak pantas untuk memiliki kak Mike. Aku anak yatim-piatu, Din" ucap Lusi dengan lemas.
"Astaga, Lus kenapa sih kamu mendengar ucapan mereka. Memang kalau seorang anak yang memiliki keluarga lengkap, membuktikan kalau mereka anak yang baik. Apa kamu belum bisa melupakan Roni mantan kamu itu?" ucap Dina dengan kesal.
Lusi langsung menghela nafasnya, dia tiba-tiba teringat dengan mantannya sewaktu dia kuliah dulu sebelum mengenal Miranda. Tapi Miranda sudah mengetahui bagaimana masa lalu Lusi dari Dina.
Flash back
Sewaktu kuliah Lusi mempunyai pacar, pacarnya lumayan ganteng. Pria itu sangat menyukai Lusi meskipun penampilan Lusi sangat culun. Roni lah nama pacarnya, mahasiswa dari jurusan kedokteran.
Waktu itu Roni memperkenalkan Lusi pada sahabatnya kecil Roni. Saat mereka perkenalan, sahabat Roni sudah menampakkan kalau dia tidak menyukai Lusi. Tapi, Lusi hanya diam saja dia tidak ingin membahas nya. Baginya yang penting Roni mencintainya.
Setelah hubungan mereka berjalan satu setengah tahun, Roni membawa Lusi untuk berkenalan dengan mamanya Roni, jadi Roni mengajaknya ke rumahnya. Lusi melihat ada Sisi sahabat dari Roni duduk di samping mamanya Roni.
Awalnya mamanya Roni tampak sangat ramah pada Lusi dihadapan Roni. Tapi ketika Roni pergi untuk ke kamar, Mamanya Roni langsung kasar.
"Hei anak tidak jelas. Lebih baik kamu tinggalkan anak saya. Saya tidak Sudi memiliki menantu yang yatim-piatu. Saya tidak yakin kamu itu memiliki akhlak yang baik." ucap mamanya Roni dengan kasar.
"Apa maksud Tante? Jangan menghina saya!" ucap Lusi dengan emosi.
Sisi langsung membisikkan sesuatu pada mamanya Roni, dan tiba-tiba mamanya Roni menampar dirinya sendiri dan langsung menangis.
"Mama kenapa?" Roni langsung berteriak sambil berlari ke arah mamanya.
Lusi akhirnya menyadari kalau mamanya Roni ingin menjebaknya.
"Pacar kamu menampar mama tiba-tiba" ucap mamanya sambil menangis Roni langsung menatap tajam kearah Lusi.
"Benar ya apa kata orang, kalau anak yatim-piatu seperti kamu itu tidak akan pernah punya etika. Sekarang kita putus" ucap Roni dengan emosi tanpa bertanya pada Lusi yang sebenarnya.
Flash back end
"Dan apa kamu lihat om Renaldo dan Miranda suka menilai orang dari status saja?" ucap Dina lagi. Lusi dengan cepat menggeleng kepalanya, karena apa yang dikatakan Dina adalah benar.
"Aku takut, Din. Lagian belum tentu kak Mike akan menyukai ku" ucap Lusi dengan cengengesan.
"Apa kamu yakin? Mungkin untuk saat ini kak Mike tidak menyukai mu, tapi kita tidak tahu kan besok-besoknya" ucap Dina sambil memeluk sahabatnya itu.
Pletak...
Lusi langsung memukul kepala sahabatnya itu dengan geram.
"Tidak usah menghayal. Sudah ah, aku mau tidur. Besok aku harus bangun jam empat" ucap Lusi sambil bangkit berdiri meninggalkan Dina yang mengelus-elus kepalanya yang kena pukul Lusi.
***
Lusi sudah tampak rapi dia melihat lima menit lagi jam lima. Dia tidak ingin membuat Mike menunggu dirinya. Saat dia memperhatikan jam, gawainya berbunyi. Ternyata pesan dari Mike yang mengatakan kalau dia sudah dibawah.
Lusi dengan cepat langsung keluar dari apartemennya sambil membawa barang-barangnya.
Mike yang melihat Lusi membawa barang-barangnya langsung keluar dari dalam mobilnya. Dia membantu Lusi membawa kopernya, tentu saja membuat Lusi kaget.
"Terimakasih pak" ucap Lusi ketika Mike memasukkan kopernya.
Mike mengangguk kepalanya dengan tersenyum. Lusi jadi bertambah bingung, Karena biasanya Mike hanya menampilkan wajah dinginnya dengan orang lain kecuali pada keluarganya sendiri.
"Kamu duduk di belakang bersama saya" ucap Mike.
"Jadi yang mengemudikan siapa pak?" tanya Lusi yang belum mengetahui kalau Mike membawa supir untuk ke Bogor. Secara refleks Mike langsung mengelus rambut Lusi dengan tersenyum.
"Bukan saya yang bawa. Kita pakai supir kesana, tidak mungkin saya mengemudi sendiri dengan perjalanan yang jauh" jawab Mike dengan tersenyum.
Deg...
Mendapatkan perlakuan seperti itu membuat Lusi jadi gugup. Apalagi kini dia duduk di samping Mike selama dalam perjalanan mereka. Dengan perasaan yang deg-degan Luis masuk kedalam mobil dan duduk di samping Mike.
Selama dalam perjalanan Mike terus fokus dengan laptopnya memeriksa pekerjaannya. Meskipun matanya fokus dengan laptopnya, Mike sesekali melirik Lusi dari kaca jendela yang disampingnya. Dia sebenarnya ingin sekali ketawa melihat tingkah lucu Lusi yang menurutnya sangat lucu.
Lusi selalu mengelus dadanya, kemudian dia melihat kalau Lusi selalu melirik dirinya. Mike yang melihat Lusi tiba-tiba menguap tentu Mike merasa iba. Karena seharusnya ini waktu orang masih tidur, apalagi pasti Lusi bangun lebih awal dari jam biasanya.
"Kamu bisa tidur, kalau mengantuk. Saya akan membangunkan kami kalau kita sudah sampai" ucap Mike dengan menatap Lusi.
Lusi hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan Mike padanya. Ketika Mike kembali fokus dengan laptopnya, Lusi yang mendapatkan ijin tidak ingin menyia-nyiakannya. Karena matanya memang masih ingin beristirahat. Lusi langsung menyandarkan kepalanya di belakang kursinya.
Dalam tempo lima menit Lusi sudah tertidur pulas, sesekali kepalanya jatuh ke bahu Mike, Lusi langsung tersadar dan membaguskan posisi kepalanya.
"Maaf, pak" ucap Lusi dengan lemas. Setelah mengatakan minta maaf Lusi langsung kembali tidur.
Entah sudah berapa kali kepalanya Lusi ke bahu Mike, akhirnya saat Lusi ingin membagus kan posisi kepalanya, Mike langsung menghentikannya.
"Tidurlah." ucap Mike sambil mengelus kepalanya Lusi.
Lusi yang belum sadar sepenuhnya langsung mengikuti perintahnya Mike. Mike jadi senyum-senyum sendiri dengan apa yang telah terjadi padanya saat ini.
Sesekali Mike mengelus pipinya Lusi, supirnya hanya senyum saja melihat tingkah bosnya saat ini. Ini pertama kalinya dia melihat Mike bisa lembut pada wanita lain.
"Tuan dan nona ini sangat cocok" ucap supirnya sambil menatap dari kaca spionnya.
"Hahaha. Pak Eko bisa saja" ucap Mike dengan malu. Mike sebenarnya sangat senang mendengar apa yang dikatakan pak Eko supirnya itu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments