Kini Lusi duduk dihadapan Mike, Lusi tidak menyangka kalau Miranda keluarga Miranda juga ikut makan siang bersama mereka. Apalagi acara makan siangnya di restoran yang di dalam hotel. Tentu saja hal ini membuat para pegawai yang di restoran menjadi bahan perbincangan.
"Ra, kenapa kamu tidak bilang sih kalau kamu mengajak keluarga mu untuk acara makan siang kita?" bisik Lusi pada Miranda yang duduk di sebelahnya, Lusi merasa sangat malu dengan keluarga Miranda.
"Kalau aku kasih tau, kamu pasti menolak" bisik Miranda dengan tersenyum, yang sangat mengenal bagaimana sifat sahabatnya itu.
"Lus, bagaimana dengan pekerjaannya mu? Apa kamu sangat senang dengan pekerjaan mu?" tanya Renaldo sambil menikmati makanannya.
"Senang, om!" jawab Lusi dengan gugup.
"Baguslah!" jawab Renaldo dengan tersenyum.
"Son, apa kamu besok jadi pergi ke Bogor untuk melihat hotel kita disana?" tanya Renaldo pada putranya yang masih asik makan.
"Ya, pa! Tapi seperti yang papa tahu, aku membutuhkan seorang sekretaris. Asisten ku masih fokus untuk memperhatikan pembangunan hotel kita yang di New Zealand" ucap Mike.
"Baiklah! Lusi untuk mulai sekarang kamu akan menjadi sekretaris nya Mike!" ucap Renaldo tiba-tiba.
Mike dan Lusi langsung saling memandang,. lalu mereka menatap kearah Renaldo.
"Om, maaf saya tidak bisa! Saya tidak akan mengerti tugas sebagai sekretaris" ucap Lusi dengan cepat.
Dia tidak ingin Mike akan kecewa kalau dia yang akan menjadi sekretarisnya, karena dia tidak memiliki pengalaman jadi sekertaris.
Sedangkan Mike tampak diam saja sambil memperhatikan Lusi yang menolak perintah dari papanya.
"Kamu bisa belajar. Kamu tenang saja, tugas kamu hanya memastikan apa saja yang diperlukan Mike dan mengingatnya apa saja jadwalnya" jelas Renaldo dengan lembut.
"Sudah Lus, kamu terima saja. Kak Mike tidak akan mempersulit kamu" sambung Miranda.
"Tapi, belum tentu Pak Mike..."
"Mulai sekarang kamu sudah bisa pindahkan barang kamu. Dan untuk atasan mu, saya yang akan memberi tahu kepadanya" ucap Mike sebelum Lusi selesai bicara.
Mike mengetahui apa yang akan dikatakan Lusi selanjutnya, jadi sebelum Lusi menyelesaikan ucapannya Mike langsung bersuara.
"Aku akan kembali ke ruangan ku" ucap Mike dengan tiba-tiba setelah mengatakannya pada Lusi.
Semuanya memperhatikan kepergian Mike yang tiba-tiba itu. Felix yang melihat tingkah sahabatnya yang sekaligus sebagai kakak iparnya ingin sekali ketawa. Karena dia sangat yakin kalau saat ini Mike merasa bahagia dengan keputusan papa mertuanya.
"Om, sepertinya pak Mike tidak setuju" ucap Lusi, yang berusaha membatalkan keinginan Renaldo.
"Tidak, nak. Kamu tenang saja, dia seperti itu bukan berarti dia tidak setuju" ucap Renaldo untuk menenangkan pikiran Lusi.
"Sayang, apa aku bisa keruangan Lusi? Aku ingin membantunya" ucap Miranda dengan manja pada Felix.
"Boleh, sayang. Tapi ingat jangan terlalu capek. Kebetulan aku mau keruangan Mike juga Aku akan menunggu kamu disana" ucap Felix yang memang dari tadi ingin bicara dengan sahabatnya itu.
***
Tok...tok...
Kini Felix berada di depan ruangan Mike. Walaupun dia sangat dekat dengan Mike, bukan berarti dia tidak memiliki sopan santun. Dia harus mengetok pintu ruangan Mike lebih dulu.
"Masuk" Teriak Mike dari dalam.
"Hai kakak ipar, apa aku mengganggu mu?" ledek Felix sambil melangkah masuk kedalam.
"Hahaha. Geli aku mendengar mu memanggil aku kakak ipar" ucap Mike sambil ketawa. Mike langsung bergabung duduk bersama Felix di sofa yang ada di ruangannya.
"Hei, bagaimana perasaan mu? Pasti kamu sangat bahagia karena kalian akan jadi sangat dekat" ucap Felix sambil tersenyum.
"Hahaha. Kamu memang sahabat yang terbaik. Tapi, sepertinya dia tidak ingin jadi sekertaris ku?" ucap Mike dengan lemah tiba-tiba, karena membayangkan ekspresi wajah Lusi saat papanya mengatakan kalau Luis akan menjadi Sekertarisnya.
"Hei, itu karena wajah mu! Wajah mu apa tidak bisa berubah? Siapa pun yang melihat wajah es mu, akan takut berdekatan dengan mu dan mereka beranggapan kalau kamu tidak menyukai mereka" ledek Felix karena jengah dengan sifat sahabatnya itu.
Felix selalu menasehati Mike untuk bersikap manis setiap dihadapan Lusi, gadis yang disukai Mike.
"Hei, walaupun wajah ku seperti es, aku tetap masih tampan" ucap Mike dengan membanggakan dirinya.
"Terserahlah. Yang, penting aku sudah kasih saran padamu! Kalau kamu ingin membuat dia nyaman dekat mu, kamu jangan galak-galak" nasehat Felix.
***
Kini Miranda dan Lusi berada di ruangan Lusi. Miranda membantu Lusi memasuki barang-barang milik Lusi ke dalam kardus. Semuanya yang melihat itu berpikir kalau Lusi telah dipecat. Cinta tentu saja sangat senang mendengarnya. Begitu juga yang lainnya, gosip tentang Lusi dipecat jadi trending topik di kalangan para pegawai. Teman satu ruangan Lusi tidak ada yang berani bicara dengan Lusi, karena ada Miranda. Anak dari pemilik hotel tempat mereka bekerja.
"Ra, kamu tunggu disini, ya. Aku harus permisi dulu dengan atasan ku" ucap Lusi. Miranda pun langsung mengangguk kepalanya.
Tok...tok...
"Masuk" teriak dari dalam ruangan.
"Maaf, pak saya boleh masuk?" ucap Lusi dengan sopan.
"Masuklah. Saya tahu kamu pasti mau minta ijin. Lus, sebenarnya saya berat untuk melepaskan kamu, karena kamu adalah pegawai saya yang sangat bisa saya andalkan. Kamu tidak pernah melakukan kesalahan, karena kamu selalu memeriksa pekerjaan kamu kembali dengan benar. Tapi, saya tidak mungkin membantah keinginan dari pemilik hotel kita, kan? Lagian, ini artinya kamu sangat diakui dalam pekerjaan kamu. Dan ini sebenarnya juga baik untuk jenjang karir kamu!" ucap Sarif atasan Lusi.
"Terimakasih, pak! Maaf kan saya jika selama ini saya ada melakukan kesalahan, pak!" ucap Lusi.
"Iya, Lus. Ingat lakukan pekerjaan kamu dengan baik saat menjadi sekretaris pak Mike, seperti kamu bekerja dengan saya" ucap Sarif.
"Iya, pak. Permisi, pak!" ucap Lusi sambil menundukkan kepalanya sebagai tanda hormatnya kepada Sarif sebelum dia keluar dari ruangan Sarif.
Lusi keluar dari ruangan Sarif dengan wajah bahagia. Dia melihat Miranda duduk di kursinya.
"Hai, ibu bumil ayo kita pergi" ucap Lusi sambil mengangkat barang-barangnya.
"Jangan kamu yang angkat. Biar Andre saja yang angkat. Andre, kamu angkat kotak itu!" ucap Miranda.
Andre adalah bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga Miranda kemanapun pergi. Meskipun masalah mereka sudah selesai, Felix tetap membuat bodyguard ada disamping Miranda. Felix tidak ingin seseorang akan menyakiti istrinya dan anak mereka yang masih berada dalam rahim Miranda.
"Wah, ibu bumil ini sangat perhatian" ucap Lusi sambil menggandeng sahabatnya itu dengan tersenyum manis.
"Hahaha. Memang kamu pikir aku sahabat yang jahat. Aku sangat ini sahabat yang pengertian tahu" ucap Miranda dengan bangga.
Lusi langsung berhenti berjalan, dan menundukkan kepalanya dia mengelus perut Miranda dan mensejajarkan kepalanya dengan perut buncitnya Miranda.
"Sayang aunty, kamu nanti jangan seperti mama kamu yang suka membanggakan diri, ya" ucap Lusi dengan lembut.
"AW..." Luis langsung mengelus kepalanya karena di jitak Miranda.
"Makanya, jangan mengatakan yang tidak-tidak pada anak ku!" ucap Miranda.
"Hahaha. Baiklah nyonya Felix." goda Lusi.
***
Sesampainya di atas, Miranda langsung membuka pintu ruangan kakaknya itu Dia melihat kakaknya dan suaminya sedang berbincang.
"Kak, ruangan mana yang akan dipakai Lusi?" tanya Miranda pada kakaknya.
"Meja yang ada di depan ruangan kakak sayang" ucap Mike dengan santainya, sambil melirik ke arah luar dari jendela kacanya. Dia melihat Lusi yang yang berdiri di luar tidak jauh dari pintu ruangannya.
"Baiklah" jawab Miranda, lalu dia keluar dari ruangan kakaknya dan langsung menutup pintunya kembali.
Miranda langsung membantu Lusi menyusun barang-barang Lusi. Sedangkan Mike dan Felix hanya memperhatikan dari dalam melalui jendela, para wanita yang telah mengisi di ruang hati mereka.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Andriani
ibu bumil...
2022-09-29
0
Emma The@
Like mendarat kak follback ya 😘
2021-05-24
0