HAPPY READING❤
Setelah semua pekerjaan-nya selesai Maura pun melangkahkan kakinya menuju kamar yang terletak diujung dapur rumah ini.
Ceklek!
Sampai di-depan kamar itu Rara pun segera membuka pintu tersebut dan masuk kedalam ruangan yang hanya terdapat kasur kecil dan lemari. Tidak ada AC, atau pendingin ruangan lainnya. Jika dirinya kepanasan mungkin Maura hanya akan membuka jendela kamarnya agar udara segar diluar masuk kedalam kamar sempit ini.
Walaupun Ayahnya membencinya, David tetap memberikan fasilitas untuk anak kandungnya-Maura. Namun setelah Ayahnya menikah lagi tidak ada lagi fasilitas, tidak ada lagi kamar yang besar, tidak ada lagi kehidupan yang tenang. Ibu tirinya itu selalu saja menyuruhnya melakukan banyak hal. Maura tidak bisa melawan Ibu sambungnya itu, Ayah nya pun sekarang malah menyueki-nya dan tidak membelanya didepan sang Ibu tiri.
Ia menatap sekeliling kamar yang bisa disebut gudang ini. Dirumah Ayahnya hanya terdapat 3 kamar. Kamar pertama adalah kamar tamu, yang kedua kamar kedua orang tuanya, dan yang ketiga kamarnya. Nindi adik tirinya itu dulu tinggal dikamar tamu namun ketika ia melihat kamar milik Maura, Nindi ingin menempati kamarnya. Maura yang sebenarnya tidak rela akhirnya mengalah karna Ayahnya lebih membela Adik tirinya itu. Entah mengapa Ayahnya itu membencinya dan selalu mengatakan bahwa dirinya adalah anak pembawa sial.
Maura pun dibawa oleh Ibu tirinya kekamar ini yang dulunya adalah gudang. Rara tidak percaya jika ia harus tidur ditempat ini, Ayahnya pun tidak mengatakan apapun. Sepertinya David memang sudah menyerahkan semuanya kepada Istri barunya itu. lagi dan lagi Maura hanya pasrah, ia tidak bisa berbuat apa-apa namun dirinya tetap bersyukur karna masih diperbolehkan tinggal disini walau diperlakukan tidak adil seperti ini.
"Ibu, Ibu pasti sekarang sedang sedih melihat ku seperti ini." gumam Rara dengan menunduk membiarkan air matanya jatuh.
"Ibu pasti tidak percaya jika Ayah melakukan ini padaku Bu, hiks."
"Kapan Ayah bisa bersikap baik padaku?"
"Ibu maafkan aku jika aku yang membuatmu pergi meninggalkan Ayah hiks hiks."
"Jika seperti ini aku lebih baik tidak dilahirkan Bu, biar Ibu saja yang hidup menemani Ayah."
"Aku sudah lelah Bu."
"Ingin aku menyusulmu hiks."
"Tapi aku yakin pasti Ibu akan marah jika aku melakukan itu."
"Maafkan ayah yah Bu hiks."
"Aku disini baik-baik saja karna Ayah masih membiarkan aku tinggal dirumah ini."
Setiap hari yang dilakukannya dikamar hanya menangis dan berbicara sendiri sembari memeluk foto almarhumah Ibunda nya. Ia meluapkan semua kesedihannya dengan seperti ini. Walaupun tidak ada jawaban tapi ia merasa lega karna telah mencurahkan hatinya.
"Raraaa! Dimana kamu!" teriak seorang Laki-laki membuat Rara tersentak kaget.
Dengan segera Rara bangkit dan langsung menghapus air matanya, ia merapihkan rambutnya. Setelah dirasa rapih ia pun keluar dari kamarnya untuk menuju asal suara tadi.
"Iya Pah ada apa?" jawab Rara dengan menunduk takut.
Laki-laki yang terlihat senang itu melirik putri kandung nya dengan pandangan tak peduli.
"Kamu besok siap-siap, pake baju yang nanti akan di kirim sekertaris hans." singkat David.
"Untuk apa Pah?" tanya Rara dengan pandangan penuh tanya. Ada apa dengan Papahnya ini?
"Gausah banyak tanya, lakuin aja!" bentak David.
Maura yang mendapat bentakan itu menunduk untuk menahan air-matanya agar tidak turun. Ia sering kali dibentak oleh Ayahnya namun entah mengapa ia masih mengeluarkan air mata saat dibentak oleh David.
"Iy-yaa."
Tiba-tiba terdengar suara senang dari arah pintu masuk. David dan Maura lantas menatap kearah suara tersebut dan mendapati Ratna beserta Nindi yang sedang berjalan menuju ruang tamu dengan membawa banyak tas belanja ditangannya.
"Eh papah udah pulang." Ucap Nindi dengan menyalami dan memeluk sang Ayah.
Maura yang melihat itu hanya tersenyum masam. Ia ingin seperti itu, bisa memeluk Ayahnya. Seumur hidup dirinya tidak pernah memeluk David karna Rara takut pada sang ayah. David pun tidak pernah mau memeluk Rara ataupun tersenyum menyapa-nya dengan pandangan hangat. Yang Rara dapatkan hanya tatapan tajam dan nada bentakan yang diucapkan David untuknya. Kadang Maura iri dengan Nindi padahal dia hanyalah Anak tiri dari David tapi sepertinya ayahnya itu sangat menyayangi Nindi seperti anak kandung. lain hal nya yang didapatkan Maura selaku anak kandung David.
"Kamu bawa apa sayang?" Tanya David pada Nindi.
"Oh ini Pah, tas braded yang aku mau." jawab Nindi dengan girang dengan mengangkat tas belanjanya.
"Iya Pah. aku yang ngajak Nindi belanja, kasian dia tas lama nya udah jelek." lanjut Ratna dengan senyum diwajahnya.
"Yasudah, kalian bersih-bersih sana. pasti cape kan?"
"Iyah Pah. yaudah aku kekamar yaa babay Mamah sama Papah. Nindi sayang kalian!" Setelah berpamitan Nindi pun melangkah melewati Maura. Gadis itu nampak meliriknya dengan senyuman miring penuh kemenangan.
Maura yang melihat itu hanya menatapnya dengan pandangan diam, ia menerima apa yang di-perbuat Adik tirinya itu. Jika dirinya membela diri pun dirinya tidak akan menang, jadi lebih baik Rara diam.
"Hey! kamu udah beresin tugas yang saya suruh kan?!" ucap Ratna menatap tajam Rara.
"Sudah ma." pelan Rara.
"Bagus! sudah sana ngapain kamu disini! ngalangin pemandangan aja." lanjut Ratna.
Maura melihat kedua orang yang ada dihadapannya. Dia kecewa Ayahnya tidak membela dirinya sedikit pun malah menatapnya saja tidak. Akhirnya ia pun menunduk dan melangkah berlari menuju kamarnya.
Setelah sampai dikamarnya, ia menutup pintu itu rapat-rapat dan menguncinya. Rara terkulas lemas di-belakang pintu. Ia menjatuhkan semua air mata yang sedari tadi di-tahannya.
Hiks Ibuu, apa Ayah tidak menginginkanku? hiks, apa semua ayah kandung memperlakukan anaknya seperti ini?
↔↔↔
Jangan lupa dukung cerita ini terus ya!
Harap tingalkan jejak dibawah ini^^
Kritikannya juga jangan lupa ya jika ada kata, kalimat atau ucapan yang salah.
Salam manis semuanya❤
Revisi selesai✔
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ryan Jacob
semangat Thor ditungggu karya-karyanya
2024-02-26
0
Indri Ani40
berakit rakit kehulu.. berenang tenang ketepian. berakit sakit dahulu berenang senang kemudian🥰🥰🥰
2022-10-09
0
Pecinta Halu
Lanjuttt
2022-09-30
0