"Happy birthday to you! happy birthday to you! happy birthday, happy birthday, happy birthday to you!"
Seru nyanyian para tamu undangan, mereka bernyanyi di bawah kue besar yang terlihat mahal padahal biasanya kue seperti itu hanya di tinggalkan begitu saja setelah selesai acara, begitulah orang kaya bebas bukan?
"Tiup lilin sayang!" seru ayahnya.
Raya meniup lilin dan memotong kue ia memberikan potongan kue pertamanya untuk papi Hans tercinta lalu yang keduanya untuk mami Mira tersayang.
"Terimakasih sayang, kamu kasih Reiner juga dong, Reiner suapi Raya gimana?" ucap Hans memberikan tanda panggil dengan tangannya.
"Iya Om"
Reiner mendekati tunangannya dengan senyuman palsu, dia memotong kan kue dan menyuapkannya pada Raya "Aaaaak" serunya.
"Makasih Rei" Raya berpura-pura baik baik saja di hadapan keluarga dan para tamunya.
"Males banget kalo udah kayak gini" batinnya dibalik senyumnya.
"Gue tau Lo pura-pura, tapi gue menikmati nya Rei" batin Raya dengan mata yang berkaca-kaca meski sering di acuhkan Raya masih saja menyukai tunangannya.
"Buat kita juga dong Ya" pinta Mei merangkul Ria yang memang tidak mau kalah.
"Hihi iya deeh" ucap Raya menyuapi mereka.
Sedangkan Hendrawan tampak memperhatikan pemuda yang sedari tadi menatap Raya dengan dalam.
"Apa dia putranya Indra" batinnya penasaran karena wajah Yuda yang mirip dengan temannya.
Setelah selesai acara, Mira masuk kedalam kamar putri semata wayangnya dia ingin memberikan sesuatu untuknya.
"Raya, selamat ulang tahun sayang!" ucap Mira melingkarkan syal berwarna putih ke leher Raya.
Raya memandangi wajah ibunya saat Mira melingkarkan syal ke lehernya
"Makasih mi, maaf ya, Raya belum sempat beli kado buat mami, makasih udah ngelahirin Raya, udah menyayangi Raya sampai sekarang." ucapnya kemudian.
"Iya sayang!" sahut Mira kemudian.
****************
PAGI HARINYA DI DALAM KELAS
Raya tampak berkutat dengan ponselnya baru saja ia menelepon seorang temannya.
"Hemmm beres deh" ucap Raya menepuk silangkan telapak tangannya.
"Lo ngapain?" sahut Mei yang tiba-tiba muncul.
Membuatnya tersentak karena memang dia kagetan "Eh ini, gue nyiapin bangku buat cowok yang waktu itu nolongin gue di toko, llo inget kan?" terang nya.
Mei menautkan alisnya mencoba mengingat ingat kembali kemarin memang dia yang sempat berbicara banyak dengan laki-laki itu.
"Emmh Iya inget, emangnya dia sekolah di sini?" sahut Mei manggut-manggut.
"Em em!" jawabnya singkat.
"TING!"
Bel masuk berbunyi, Raya mulai duduk di bangku nya mengeluarkan buku pelajaran dan mulai menyimak buk Siska menerangkan sesuatu. Sesekali Raya melihat jam tangan dan mengerutkan bibirnya.
"Kenapa belum dateng juga tuh orang" gumamnya.
Beberapa saat kemudian suara langkah kaki Yuda memasuki ruang kelas, Mei dan Ria ternganga melihat pemuda tampan yang pernah mereka temui di toko pernak pernik.
"Itu bukanya, yang nolongin Raya waktu itu" gumam Ria menoleh kode ke Mei.
"Iya, bener dia emang orang itu" bisik Mei membalas kode Ria karena duduk mereka memang lumayan dekat.
Siska mendekati Yuda dia memiringkan kepalanya melihat Yuda dari atas hingga bawah.
"Kamu murid baru itu ya?" tanya nya memastikan.
"Iya buk!" jawab Yuda mengangguk.
Buk Siska membalikkan badannya berjalan ke tempat duduknya.
"Perkenalkan diri kamu dulu sebelum duduk!" titah Siska yang kini sudah duduk di tempatnya.
Yuda memperkenalkan diri di hadapan teman barunya, para gadis di sana berdecak kagum dengan ketampanan murid baru itu
"Oh namanya Yuda, boleh kah aku menjadi teman hidupmu?" Ucap gadis A
"Iya ganteng, Reiner punya saingan ini." sahut gadis B
"Alaaah gantengan juga gue." imbuh Rafa dengan seringai di ujung bibirnya.
Yuda langsung menuju bangku yang sudah di siapkan Raya, dia tersenyum kepada teman barunya yang cantik ia menghentikan langkah saat berada tepat di meja Raya.
"Makasih ya" bisik nya mendekatkan wajah kepada gadis cantik yang terlihat ramah di sana.
"Sama sama!" kata Raya membalikkan badan ke arah Yuda yang sudah duduk di belakangnya.
Sedang di tempat nya Reiner terus menatap sinis tunangannya, memang sehari hari nya hanya begitu saja kerjanya.
"Mereka kenal?" gumamnya memperhatikan keakraban Raya dengan murid baru, ia mengingat ingat sesuatu tapi sepertinya tidak pernah melihat pria itu sebelumnya.
"Selama ini bukannya teman pria Raya cuma Rafa sama Bagas saja" gumamnya lagi.
Dalam satu hari itu, Yuda hanya mengikuti Raya saja alasannya Yuda belum mempunyai teman di sekolah barunya dengan senang hati Raya pum menjadi teman Yuda, apa lagi Yuda tipe orang yang ramah tidak seperti Reiner tunangannya.
****************
Jam pelajaran terakhir selesai, Raya mulai membereskan buku-buku di tas nya, Yuda mendekati Raya, dia berdiri di samping meja Raya dengan salah satu tangannya yang di masukkan ke dalam saku celana dan menenteng tas satchel di tangan lainnya.
"Mau pulang bareng gak ya?" tanya nya menaik turunkan alisnya.
"Gue di jemput!" sahut Raya mendongak.
"Pake mobil?" tanya nya lagi.
"Em em!" jawab Raya singkat.
Tapi Yuda belum juga puas dengan jawaban Raya dia masih yakin Raya pasti mau pulang bersama dengannya, siapa sih yang tidak mau di antar pulang pemuda tampan sepertinya.
"Mendingan coba dulu, pulang naik motor! belum pernah kan lo?" ajak nya menantang.
Raya melebarkan bibirnya dia sudah merasa di paksa, tapi Yuda benar Raya memang belum pernah naik motor sebelumnya, Reiner juga tidak pernah mengajaknya bermotor, tidak ada salahnya jika dia setuju.
"Emmh, Boleh juga, ok deh, tapi gue ngomong dulu sama pak Salim ya!" kata nya mengalah.
"Mei, Ria, gue duluan ya!" lanjut nya menoleh kedua temannya yang duduk di samping meja Yuda.
"Iya, enjoy ya!" sahut mereka kompak.
Dari pada ngarep terus sama Reiner yang acuh gak jelas begitu pikir mereka.
Sedang di bangkunya Reiner masih sibuk membereskan buku-buku tidak memperhatikan tunangannya pergi bersama pemuda lain.
"Eh tunangan lo deket sama anak baru itu?" Rafa duduk di meja sahabat nya.
"Mana gue tau!" ketuanya kemudian.
"Gue pulang bareng Shela, Lo mau bareng gak?" lanjutnya lagi.
"Ogah, gue mau pulang bareng dedek gemes, biasa anak kelas 10" nyengir sahabat play boy nya.
"Parah Lo, udah ke berapa Lo ganti cewek kemarin anak kelas 11 hari ini 10 besok apa lagi" sindir nya dengan nada dinginnya.
"Gue berhenti kalo udah dapet yang kayak Raya" ucap Rafa entengnya membuat Reiner menaikan ujung bibirnya.
"Apa yang di arepin dari anak manja kayak dia" acuh nya yang tak jelas.
Beberapa saat kemudian Reiner berjalan menuju parkiran motor bersama kekasihnya, Rafa yang tadinya mau pulang dengan Dede gemes nya tidak jadi karena mendadak di batalkan oleh sang gadis dengan terpaksa Rafa juga ikut pulang bersama sahabatnya.
"Eh Rei, itu si Raya kan?" tanya Shela, tatapannya mengarah ke Raya yang berdiri di samping motor Yuda mereka tampak tertawa tawa.
Celetukan Shela membuat kedua pria tampan di sampingnya penasaran dan segera menoleh ke gadis cantik yang di kenal sebagai tunangan Reiner.
Dengan tiba-tiba Reiner berjalan cepat menghampiri tunangan yang biasa nya dia acuhkan
"Raya!" ketusnya menatap tajam.
"Kenapa?" sahut tunangannya yang tiba-tiba merubah raut wajahnya.
"Lo mau apa?" gusarnya kemudian.
"Gue mau pulang bareng Yuda naik motor, kenapa?" kata Raya datar.
"Nanti lo bisa pingsan lagi, lo yakin bisa kena angin begitu? masuk mobil gak lo." protesnya geram tak sadar tangan nya menarik lengan Raya kuat.
"Lepas Rei, lo apaan sih, gue mau cobain naik motor" ucap Raya mencoba melepaskan cengkraman tunangannya.
Yuda memutar mata malas melihat pertengkaran mereka kemarin saat menghadiri pesta ulang tahun Raya, Yuda mendengar desas desus tentang hubungan pertunangan mereka, jadi lebih baik jika dia menyerah saja, Yuda memakai helm dan mulai menyalakan motor nya.
"Ya udah ya, gue pulang dulu aja, lo selesain dulu urusan lo!" ucapnya, dia melajukan motornya berlalu dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
tau rwiner egois
2022-08-21
0
wiwied dian
wahh..wahh Reiner sebenarnya kamu cemburu kann.. atau takut kalo Raya kenapa² km kena tampar papamu..
2022-02-05
0
Elasukma
wahhh kok gue kesel sama reiner ya
2021-05-19
1