Bab 2. Parfum untuk Mira

"Ting!"

Bel masuk berbunyi, para murid dan guru pun memasuki kelasnya masing-masing, di ruang kelas XII IPA-1, Raya tampak menundukkan kepala di atas meja.

Kali ini giliran Guru matematika yang hendak mengisi jam pelajaran mereka, pak Rahmat mulai duduk di tempatnya dan pria itu melihat salah satu murid nya tak seperti biasanya.

"Raya" teriaknya memanggil.

Dan gadis itu mengangkat kepala dengan tiba-tiba "Iya pak!" sahut nya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya pak Rahmat.

Hampir semua guru dan murid di sekolah itu riwayat jantung Raya, bahkan gadis itu juga mendapat perlakuan istimewa dari mereka, mungkin karena lahir dari keluarga kaya, atau karena senyum tulus yang selalu menghiasi wajah cantiknya, yang pasti Raya mudah di sukai.

"Tidak apa-apa pak, Raya masih bisa mengikuti pelajaran bapak kok" jawabnya meyakinkan.

Sedang Reiner yang sedari tadi memperhatikan tunangannya, nampak menaikan ujung bibir.

"Awas aja llo pingsan lagi" decak nya sinis.

Kini Raya mulai mengambil buku dari lacinya gadis itu tetap mengikuti pelajaran pak Rahmat meski wajahnya sedikit pucat sesekali ia juga tampak memejamkan mata karena hujaman di jantung nya.

"Please jangan sakit dulu deh" lirihnya.

...----------------...

Bel menghamburkan para siswa kini Raya mulai membereskan buku-buku di tas nya, tak lama dari itu Mei dan Ria mendekat, mereka berdiri di samping kanan dan kiri meja gadis itu.

"Lo gak apa-apa Ya?" tanya Mei memeriksa dahi sahabatnya.

Dan Raya menurunkan tangan Mei dari dahinya, memberi senyuman, meyakinkan kedua sahabatnya.

"Gak apa-apa, setelah ini gue mau beli kado buat mami, kalian ikut?" ajaknya.

"Ya deh, gue takut llo kenapa kenapa" ucap Mei sambil melirik ke arah Ria.

"Gue juga ikut" sambung Ria yang tahu maksud dari lirikan mata Mei.

Setelah selesai membereskan buku-buku mereka berjalan menuju halaman parkir sekolah nya. Sesekali terdengar suara tawa mereka bergosip ria.

Setibanya di halaman parkir, sudah di sambut laki-laki tua memakai seragam serba hitam menyandarkan tubuhnya ke mobil, dengan senyum ramah pak Salim menyambut anak majikannya.

"Pak, kita ke toko biasa ya!" ucap Raya kepada nya.

"Baik non" sahut pak Salim membukakan pintu mobil.

"Lo mau cari apa emangnya Ya?"

"Gak tau, kesukaan mami terlalu banyak"

Sesaat setelah menutup pintu mobil, Raya dan teman temannya menatap ke arah yang sama, mereka melihat Reiner berjalan bersama dengan kekasihnya menuju motor gede miliknya.

Dan pemandangan itu sudah tidak asing bagi mereka karena sepasang kekasih itu memang selalu pulang bersama.

"Lo kenapa gak minta antar sama tunangan lo sih ya? dia malah enak enakan berduaan sama Shela, nyebelin banget tuh anak Es" decak Ria.

"Gue gak mau ngerepotin aja, udah sih biarin aja gue juga gak masalah, gue udah cukup punya kalian" Raya berucap lirih.

Mei menaikan ujung bibir mendengar jawaban Raya "Lo kenapa gak bilang ke bokap llo aja sih ya, kalo dia itu gak suka sama llo, llo mau nanti pas kalian nikah dia malah selingkuh!" ketusnya.

"Gue tunggu dia yang mutusin, cepat atau lambat dia pasti lakuin" dan lagi lagi Raya hanya pasrah.

Sedang Pak Salim melirik ke arah belakang dengan kaca spionnya sebenarnya pak Salim juga menyimak pembicaraan mereka, tapi hanya cukup pria itu simpan untuk nya sendiri.

"Sudah siap non?" tanyanya memastikan.

"Iya pak, kita jalan!" titah Raya.

Perlahan Pak Salim mulai menjalankan mobilnya. Sementara Reiner sudah duduk di jok motor sambil membereskan tali helm, dengan tatapan mengarah ke tunangan yang tampak meluruskan pandangan ke depan.

"Kenapa gue di jodohin sama cewek manja kayak dia, gak paham sama papah" gerutunya dengan nada dingin.

"Masih lama juga nikahnya, lama lama juga dia gak betah di cuekin terus sama llo" sahut Shela dengan nada yang tak kalah dingin.

"Udah bertahun tahun gue cuekin emang dasar batu tuh anak" Reiner berucap sembari memakai helm.

Shela mengelus punggung Reiner "Sabar Rei.." kemudian gadis itu menaiki motor.

...----------------...

Dan kini Raya sudah berada di sebuah toko, gadis itu mulai memilih milih sesuatu, dua Minggu lagi Raya ulang tahun dan gadis itu memang punya kebiasaan memberi kado ucapan terimakasih untuk ibu tercinta, yang sudah merawat mendidik bahkan mencintai sepenuh hati.

Sudah bermenit-menit berselang, Raya pun menemukan kesukaan Mira sang ibu, gadis itu kemudian menunjukkan dua botol parfum pada teman temannya.

"Menurut kalian bagusan yang mana?" Raya memejamkan mata karena pandangan yang tiba-tiba kabur.

"Menurut gue sih bagus semua ya" jawab Mei mengangguk beberapa kali.

"Ya udah, gue ambil semua aja" lirih Raya menekan nekan kepalanya dengan punggung tangan yang masih memegang botol parfum.

Sedang Ria tampak memegangi tangan Raya, gadis itu mulai curiga dengan kondisi sahabatnya yang sudah menunjukkan wajah pucat nya.

"Ya, llo kenapa, llo lemes lagi?" tanyanya.

Braaaakkk craaaakkk Raya terjatuh dan botol di tangannya pecah berkeping-keping.

"Ya ampun Raya.!!!" teriak Mei gaduh.

"Raya..!!!! kan udah gue bilang kan..!!!" panik Ria mengangkat kepala sahabatnya.

"Eh tolongin dong...,!!!" teriak Mei sejadinya gadis itu meminta bantuan pada sembarang orang di sana, sampai akhirnya ada pemuda sepantaran mereka berlari ke arahnya.

"Kenapa temannya?" tanya pria itu.

"Udah sih kita tolong aja dulu..!!!" protes Mei sedikit berteriak.

Dengan segera Pria itu melingkarkan tangan Raya ke tengkuknya "Maaf ya, gue gendong llo" katanya.

"Kita ke mobil cepat..!!" Ria panik.

Tergesa gesa Pria itu menggendong Raya menuju mobil kemudian mendudukkan tubuhnya di jok belakang.

"Gimana parfum pecah nya?" tanyanya.

Mei membuka tas selempang miliknya, gadis itu mengambil secarik kertas dan pulpen, menulis kan nomor yang sudah sangat hapal di kepalanya.

"Lo bayarin aja dulu, ini nomor telepon Raya, nanti lo telpon aja kalo dia udah sadar ok, bye..!!!" terang Mei dengan gerakan yang sangat cepat gadis itu menyodorkan kertas pada pria itu.

"Oh ok..!!" ucap pria itu dengan wajah yang sedikit bingung. Dan entah kenapa bingung nya.

Di dalam mobil Ria menepuk-nepuk kursi pak Salim yang juga tampak khawatir.

"Pak kita kerumah sakit ya, cepat!" teriaknya, gadis itu semakin khawatir melihat temannya pingsan untuk yang kedua kalinya di hari yang sama.

...----------------...

...MALAM HARINYA!...

"Plak!"

Suara tamparan itu mendarat sempurna di pipi mulus nan bening seorang pemuda.

"Di suruh jagain Raya aja gak becu..!!" teriak Hendrawan melotot.

Hendrawan adalah pemegang saham terbesar di perusahaan milik ayah Raya keluarga mereka memang sudah sangat dekat tak heran jika Hendrawan juga menyayangi Raya, apa lagi pria itu tidak memiliki anak perempuan.

"Dia yang nolak bantuan Rei pah.." sahut putranya yang tidak lain adalah Reiner, pemuda itu memegangi pipi yang kini memerah.

"Itu karena kamu yang gak bisa buat dia nyaman..!! coba lebih ramah sedikit sama Raya..!!" tukas Hendrawan menunjuk wajah putranya.

"Apa susah nya kamu terima Raya hah..? dia cantik anak baik baik..!!" imbuh nya.

"Dari kecil di mata papah, cuma gadis lemah itu aja yang penting, papah gak pernah ngerti kemauan Rei" berontak Reiner pergi meninggalkan sang ayah.

"Anak itu..!!!" lirih Hendrawan sambil memijit pelipis karena sudah terlalu pusing menasehati anak semata wayangnya.

Sedang Reiner sudah menaiki anak tangga menuju kamar yang terletak di lantai atas, pemuda itu menghentakkan pintu dengan keras lalu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.

Brugh

"Lo selalu bikin gue di tampar Raya..!!!" hardiknya.

...----------------...

Sementara di rumah sakit pria paruh baya bernama Hans terlihat duduk di hadapan seorang gadis yang masih terbaring di atas ranjang besi, dengan alat bantu pernapasan yang menempel di wajah nya Raya tampak memejamkan mata.

"Sebentar lagi ulang tahun mu nak, kenapa akhir-akhir ini kamu lebih sering pingsan.." Lirih Hans tangannya tak henti henti membelai rambut putrinya.

Terpopuler

Comments

Helen Apriyanti

Helen Apriyanti

ksian raya ..apkh busa smbuh rya..
udh sih tinggalin rei ngpn s arepin cwok ky gt gk brtnggubg jwab hk bisa jga raya

2022-08-21

1

wiwied dian

wiwied dian

rayaa... semangat 💪💪

2022-02-05

0

Elasukma

Elasukma

raya kamu harus kuat

2021-05-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sedikit perkenalan.
2 Bab 2. Parfum untuk Mira
3 Bab 3. Ulang tahun Raya
4 Bab 4. Murid baru
5 Bab 5. Pulang bareng Raya
6 Bab 6. Sandwich untuk Reiner
7 Bab 7. Satu Minggu kemudian
8 Bab 8. Menyerah saja
9 Bab 9. Boneka dari Yuda
10 Bab 10. Terciduk
11 Bab 11. Tiga pemuda tampan
12 Bab 12. Curhatan Raya
13 Bab 13. Ruang kosong
14 Bab 14. Cincin berlian Raya
15 Bab 15. Ibu pengganti Yuda
16 Bab 16. Kedatangan Yana
17 Bab 17. Yang sebenarnya terjadi
18 Bab 18. Pertandingan antar kelas
19 Bab 19. Merasa canggung
20 Bab 20. Tersemat kembali
21 Bab 21. Pengakuan Reiner
22 Bab 22. Jam terbang Reiner
23 Bab 23. Salah paham
24 Bab 24. Hari pembantaian
25 Bab 25. Pertemuan & pertempuran
26 Bab 26. Takut khilaf
27 Bab 27. Ngapel kali ya!
28 Bab 28. Visual..
29 Bab 29. Terpaku pada mu
30 Bab 30. Aku tidak bisa bernafas
31 Bab 31. Di cegat
32 Bab 32. Baku hantam
33 Bab 33. Siuman
34 Bab 34. PESONA MANTAN
35 Bab 35. Sopir pribadi yang baru
36 Bab 36. Kecemburuan istri syah
37 Bab 37. Posesif
38 Bab 38. Mengendap ngedap
39 Bab 39. Kunjungan wisata
40 Bab 40. Sentuhan mu
41 Bab 41. Tanda kepemilikan
42 Bab 42. Maaf kan jika kecewa
43 Bab 43. Menghabisi preman
44 Bab 44. London Heathrow
45 Bab 45. Meronta-ronta
46 Bab 46. Dewasa mereka
47 Bab 47. Bergeming
48 Bab 48. Modus mu
49 Bab 49. Tikus tampan
50 Bab 50. Pulang plus Visual.
51 Bab 51. Pesta kecil Reiner
52 Bab 52. Merampok bibir ku
53 Bab 53. Apa aku mesum?
54 Bab 54. Pemersatu bangsa
55 Bab 55. Mengeluarkan unek-unek
56 Bab 56. Masih rindu berujung pilu
57 Bab 57. Galery Yuda
58 Bab 58. Hari pernikahan
59 Bab 59. Malam pertama
60 Bab 60. Pagi pertama
61 Bab 61. Rencana punya baby
62 Bab 62. Searching Mbah Mbah
63 Bab 63. Bertahanlah sayang
64 Bab 64. Syok kardiogenik
65 Bab 65. Aku suka cemburu mu
66 Bab 66. Mendadak arogan
67 Bab 67. Benang merah
68 Bab 68. Ngidam mu menyiksa ku
69 Bab 69. Di bekap
70 Bab 70. Senjata api
71 Bab 71. Liontin dari Yuda
72 Bab 72. Meracau kacau balau
73 Bab 73. Shareloc
74 Bab 74. Berpencar
75 Bab 75. DOR...!!!
76 Bab 76. Tersedak
77 Bab 77. Melepas Rindu
78 Pengumuman
79 Extra part 1
80 Extra part II
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Sedikit perkenalan.
2
Bab 2. Parfum untuk Mira
3
Bab 3. Ulang tahun Raya
4
Bab 4. Murid baru
5
Bab 5. Pulang bareng Raya
6
Bab 6. Sandwich untuk Reiner
7
Bab 7. Satu Minggu kemudian
8
Bab 8. Menyerah saja
9
Bab 9. Boneka dari Yuda
10
Bab 10. Terciduk
11
Bab 11. Tiga pemuda tampan
12
Bab 12. Curhatan Raya
13
Bab 13. Ruang kosong
14
Bab 14. Cincin berlian Raya
15
Bab 15. Ibu pengganti Yuda
16
Bab 16. Kedatangan Yana
17
Bab 17. Yang sebenarnya terjadi
18
Bab 18. Pertandingan antar kelas
19
Bab 19. Merasa canggung
20
Bab 20. Tersemat kembali
21
Bab 21. Pengakuan Reiner
22
Bab 22. Jam terbang Reiner
23
Bab 23. Salah paham
24
Bab 24. Hari pembantaian
25
Bab 25. Pertemuan & pertempuran
26
Bab 26. Takut khilaf
27
Bab 27. Ngapel kali ya!
28
Bab 28. Visual..
29
Bab 29. Terpaku pada mu
30
Bab 30. Aku tidak bisa bernafas
31
Bab 31. Di cegat
32
Bab 32. Baku hantam
33
Bab 33. Siuman
34
Bab 34. PESONA MANTAN
35
Bab 35. Sopir pribadi yang baru
36
Bab 36. Kecemburuan istri syah
37
Bab 37. Posesif
38
Bab 38. Mengendap ngedap
39
Bab 39. Kunjungan wisata
40
Bab 40. Sentuhan mu
41
Bab 41. Tanda kepemilikan
42
Bab 42. Maaf kan jika kecewa
43
Bab 43. Menghabisi preman
44
Bab 44. London Heathrow
45
Bab 45. Meronta-ronta
46
Bab 46. Dewasa mereka
47
Bab 47. Bergeming
48
Bab 48. Modus mu
49
Bab 49. Tikus tampan
50
Bab 50. Pulang plus Visual.
51
Bab 51. Pesta kecil Reiner
52
Bab 52. Merampok bibir ku
53
Bab 53. Apa aku mesum?
54
Bab 54. Pemersatu bangsa
55
Bab 55. Mengeluarkan unek-unek
56
Bab 56. Masih rindu berujung pilu
57
Bab 57. Galery Yuda
58
Bab 58. Hari pernikahan
59
Bab 59. Malam pertama
60
Bab 60. Pagi pertama
61
Bab 61. Rencana punya baby
62
Bab 62. Searching Mbah Mbah
63
Bab 63. Bertahanlah sayang
64
Bab 64. Syok kardiogenik
65
Bab 65. Aku suka cemburu mu
66
Bab 66. Mendadak arogan
67
Bab 67. Benang merah
68
Bab 68. Ngidam mu menyiksa ku
69
Bab 69. Di bekap
70
Bab 70. Senjata api
71
Bab 71. Liontin dari Yuda
72
Bab 72. Meracau kacau balau
73
Bab 73. Shareloc
74
Bab 74. Berpencar
75
Bab 75. DOR...!!!
76
Bab 76. Tersedak
77
Bab 77. Melepas Rindu
78
Pengumuman
79
Extra part 1
80
Extra part II

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!