Raya menekan nomor di ponselnya mencoba menelepon pak Salim yang sudah pulang karena ia menyuruhnya tadinya dia pikir bisa pulang dengan motor Yuda namun ternyata tunangan es nya mencegahnya.
"Halo pak Salim" ucap nya yang lalu berhenti.
Karena tiba-tiba Reiner merebut ponselnya dan mematikan panggilan seenaknya.
Reiner menarik tangan Raya ia menyeretnya ke gerbang sekolah "Lo ikut gue sekarang!" katanya memaksa.
Raya memukuli tangan Reiner mencoba melepaskan diri dari nya "Lepas Rei!" Ucapnya namun genggaman tangan Reiner terlalu kuat.
Raya tidak bisa melakukan apapun selain mengikutinya Reiner lupa tunangannya tidak bisa terlalu banyak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan apa lagi dia baru saja keluar dari rumah sakit.
Sekolah mereka sangat luas tentunya jarak dari halaman parkir ke gerbang sekolah sangat jauh sampai akhirnya Raya mulai kehabisan tenaga dia merasakan sakit di dadanya.
"Rei, napas gue sesek!" ucapnya lirih.
Membuat Reiner menoleh kearah nya dengan tiba-tiba Reiner memeriksa wajah Raya yang sudah sedikit pucat "Lo gak papa kan? tanya nya.
"Kita naik taksi ya" lanjutnya panik. Jika sampai kenapa-kenapa dengan tunangannya pasti Reiner mendapat tamparan lagi dari ayahnya.
Berkali-kali Raya menghela nafas dan menghembuskan nya dengan cepat Reiner merasa bersalah melihat nya.
"Ini ni yang gue gak suka dari llo, gak bisa di kasarin sedikit!" batin Reiner tangannya memegangi pipi tunangannya.
Reiner celingukan ke kanan dan kiri hingga mata tajam nya menemukan taksi kosong yang siap mengantar mereka pulang, dia melambaikan tangannya agar segera di bukakan pintu oleh supir taksi nya.
"Kita pulang sekarang" ucapnya masih menyelipkan kepanikannya.
Reiner melingkarkan tangan Raya ke tengkuknya baru saja ingin menggendong Raya naik tapi ternyata tas Raya masih tergeletak di lantai.
"Ya ampun apa lagi ini." geramnya membuang nafas.
Reiner mengambil tas selempang milik Raya walaupun tampak kesulitan tapi akhirnya bisa menggapainya juga dia langsung melingkarkan tas Raya ke lehernya
"Jadi cewek Ribet bener!" Reiner mulai mengangkat tubuh mungil Raya dengan entengnya.
Reiner membawa tunangannya masuk ke dalam taksi yang sudah terbuka, pak sopir terlihat geleng-geleng melihat anak muda zaman sekarang yang sudah berani gendong gendongan di tempat umum
"Darah muda," batin pak sopir.
"Jalan pak!" titah Reiner sesaat setelah ia menutup pintu.
Reiner melepaskan tas Raya dari leher dan meletakkannya di pangkuan Raya sedang Raya tampak memejamkan mata menata napas agar bisa kembali normal.
Sesekali Reiner menatap wajah tunangannya pandangannya mengarah ke bibir mungil yang tampak merekah seketika jantung Reiner berdegup kencang menggetarkan tubuhnya.
"Sial! Perasaan apa ini? kenapa dalam keadaan seperti saja masih terlihat cantik, gak adil." batin Reiner bergejolak.
Reiner menggeser duduknya menjauh dari Raya, dia mengalihkan pandangan kearah jendela mencoba menyadarkan dirinya sendiri, tiba-tiba berkeringat padahal di dalam mobil berAC.
"llo jangan malu-maluin Rei" batinnya di balik wajah angkuhnya.
Tangannya melepaskan satu kancing baju paling atas beberapa kali dia tampak mengibaskan ujung kerahnya dia juga menepuk-nepuk pipi yang memerah karena perasaan aneh yang sedang melanda.
"Sadar Rei, Shela lebih cantik, Shela lebih baik dari cewek manja ini" batinnya sekali lagi.
"Harus nya Lo gak usah nganterin gue, kalo Lo jijik duduk bareng gue!" lirih Raya saat melihat kegusaran tunangannya.
"Gue, mau pastiin gak dapet tamparan lagi dari bokap gue!" saut Reiner terbata bata.
"Terserah Lo!"
Sementara di parkiran motor Shela duduk bersama Rafa mereka masih menunggu kabar dari Reiner yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
"Gue telpon aja kali ya!" kata Shela, dia mulai menekan kontak pacarnya dan langsung tersambung.
📲"Halo!"
📱"Rei, Lo dimana?"
📲" Lo pulang aja sama Rafa, gue sama Raya!"
Reiner mematikan panggilannya.
"Dia kenapa sih? tiba-tiba begitu ke Raya?". Gerutu Shela mengerutkan keningnya.
Rafa yang tengah asyik menyanggah dagunya langsung beranjak lompat dari duduknya.
"Ok, kita pulang aja!" saut Rafa singkat.
****************
Tiba di rumah mewah Raya, Reiner mengarahkan pak sopir agar sekalian masuk ke halaman.
"Udah sampe, lo masih lemes?" tanyanya seperti keberatan jika harus menggendong tunangannya lagi.
"Gue bisa turun sendiri tenang aja!" Raya tahu yang ada di pikiran tunangannya.
"Gue gendong aja gak papa!" ketusnya dengan nada dinginnya, entah terpaksa atau memang kasihan ia mulai melingkarkan tangan Raya lagi.
Pak Salim berlari menghampiri mereka segera membukakan pintu rumah, dengan gagahnya Reiner membawa tunangannya masuk ke dalam kamar yang tidak jauh dari ruang tamu.
"Rei!" ucap Raya saat dalam dekapan tunangannya.
"Apa?" ketusnya yang meluruskan pandangan ke depan.
"Detak jantung llo kok, cepet banget Rei?" tanya Raya menyelidik.
"Hah?"
"Emmh itu karena, llo berat!" jawabnya sedikit terbata bata.
"Oh!".
Reiner membaringkan Raya di tempat tidurnya tiba-tiba Mira berlari menghampiri mereka dengan suara yang berisik dari dentukan heels nya.
"Raya, kamu gak papa nak?" tanya Mira khawatir.
"Gak papa mi!" jawab Raya tersenyum.
"Makasih ya Rei, tante lega kamu jagain Raya!" ucap Mira menggenggam tangan calon menantunya.
"Iya Tante, ya udah Rei pulang dulu, takut orang rumah nyariin.!" pamit nya sopan karena meskipun arogan Reiner tetap menjaga sopan santun nya jika berbicara dengan orang yang lebih tua
Mira melebarkan senyumnya ia merangkul bahu calon menantunya.
"Iya deh, salam buat mamah kamu ya Rei," ucap Mira mengantarkannya ke depan.
Reiner bergegas pergi ingin cepat cepat menghindari tunangannya yang tiba-tiba membuat jantung si jagoan tidak beraturan dia menoleh ke jendela Kamar Raya dengan gelagat dinginnya.
"Apa itu tadi, kenapa gue begini sih, Sial, dia pasti bakalan ngelunjak besok, sia sia gue cuekin dia selama ini" gerutunya berjalan gontai.
Namun di dalam kamar, Raya tersenyum simpul mengingat perlakuan Reiner hari ini, ia bisa melihat sisi lain dari tunangannya, guling pun menjadi sasaran kegirangannya dia memukulinya berkali-kali.
"Reiner, kamu, lucu banget!" celoteh Raya gede rasa.
Setelah mengantarkan calon menantunya keluar, Mira kembali ke kamar Raya ternyata dia melihat pemandangan langka di sana putrinya tersenyum senyum bak mendapat lotre.
"Raya, kamu kenapa sayang?" tanya Mira.
"Gak papa mi!" jawabnya sambil tersenyum.
"Dih, kamu senyum senyum begitu loh, kenapa? Rei nyium kamu?" godanya mencubit pipi Raya.
"Ih, enak aja, enggak lah" jawab Raya masih dengan senyuman.
"Kamu masih kecil, gak boleh ya! awas, kalian cuma tunangan belum di nikahkan!". Tutur Mira pada anak semata wayangnya.
"Iya mi, lagian siapa juga!"
****************
Di tempat lain, di kamar yang terlihat rapih Yuda bersandar di sofa menyilang kan kakinya ke atas dia melihat lihat nomor ponsel Raya yang sempat di tuliskan Mei di toko pernak pernik, sudah lama dia ingin menekan nomor itu tapi tidak punya alasan untuk melakukannya dan hari ini dia mencoba menelepon Raya.
📲"Halo!".
📱"Raya!".
📲"Siapa?".
📱"Yuda tampan.
📲" Oh Yuda.
📱"Besok berangkat bareng gimana? Emmh pake mobil kok tenang, gak bakal dimarahin lagi pasti"
📲"Iya boleh, jemput aja Yud, kalo gak ngerepotin mah, lumayan gratisan hehe!".
📱"Ya udah, sampe ketemu besok ya, bye!".
📲"Iya bye juga!".
Yuda memutuskan panggilannya.
.
..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Fa Rel
perasaan yg punya sakit jantung gk.gni amat masak dikit" pingsan
2021-12-13
0
Nartadi Yana
kupersembahkan bunga 🌹
2021-08-24
0
Ria Diana Santi
Aku udah mampir bawa 5 rate like n favorit.
Semangat up-nya Thor!
Mari saling dukung Thor! 🤗🤗❤️❤️
2021-05-24
0