Minggu yang terakhir. Hatiku kian resah, menunggu kepastian dari dia
sudah beberapa hari ini pekerjaan rumahku tak ada yang karuan
Malas semua....bahkan untuk mengisi perut saja aku enggan.
" Nih makan dulu kak, dari pagi kulihat kakak belum mengisi perut
sedikitpun, kata adikku sambil menyodorkan sepiring nasi.
" atau mau disuapin juga??? katanya lagi melihat diriku yang belum menyentuh
makanannya.
" Ya, deh..kakak makan, kataku sambil mulai menyendok makanan dengan
perasaan yang masih tidak tenang.
" Makasih ya dik...
" Untuk apa?
" Untuk perhatiannya. Kamu memang adik yang baik cok.
" Biasa aja kali. Sudah sewajarnyalah seorang adik perhatian sama kakaknya,
balasnya diiringi senyum khasnya.
Kubersyukur memiliki kamu...
Kubahagia ada disampingmu.
Hati ini terasa tenang
Bila kau selalu bersama diriku
"Tu kak HP nya bunyi, Keren juga nada panggil Hp kakak
Takkan terganti judulnya ya kan?
Iya mungkin... jawabku sambil meraih benda pipih itu dan menyentuh sambungan telfon, tanpa melihat
siapa yang nelfon.
: " Hallo...Assalamualaikum
: " Waalaikum salam Wa. Bang Arif sudah menghubungi keluarga abang Wa.
Setelah mendengar kata itu, jantungku berdegup semakin kencang, aku baru sadar kalau
dia yang menelfon.
: " Hallo,,,Wa masih dengar abang kan ?
: " I....I..Ya Ba...ba gaimana bang? Tanyaku tanpa bisa menyembunyikan suara gugupku.
: " Kami belum siap untuk melamar Najwa, Mungkin Kita belum berjodoh dik...Awa terima saja perjodohan
itu, Mungkin Dokter Hafis adalah yang terbaik buat dik Najwa, Katanya dengan lancar tanpa beban.
Tar...Telfon genggam yang kupegang terlempar, rasanya langit yang kulihat siang itu berubah jadi
gelap gulita, disertai kilatan guruh dan petir sambar menyambar. Tubuhku bergetar hebat, sebelum
ambruk, adikku ucok dengan sigap menangkap tubuhku, kemudian didudukkannya aku disofa.
" Ambil nafas Kak, Rileks katanya memperagakan padaku.
Suasana jadi Hening...Sesak..
" Fi...Final cok...Kataku dengan susah mengumpulkan nafas yang baru saja beterbangan.
Untung belum waktunya, kalau tidak mungkin malaikat sudah mengambil nyawaku, karna
sudah berani berkeliaran sampai kelangit ketujuh.
" Maksud kakak? tanya ucok.
" Dengan santainya dia bilang kalau orang tuanya ngak sanggup melamar kakak.
Lalu mengatakan kalau kami tak berjodoh, Dan meminta kakak untuk menerima lamaran itu.
Katanya bang Hafis adalah yang terbaik buat kakak. Bagaimana dengan mudahnya dia mengatakan itu
cok? apa dia, bahkan kakak dengar suaranya biasa- biasa saja. atau memang aku sendiri yang mencintainya selama ini? Bodohnya diriku yang berharap lebih padanya. Hu.....hu....aku bahkan berharap ia membawaku
lari saja, kalau orang tuanya tak sanggup melamar. Dianya dengan santai menyuruh kuterima saja lamaran itu.
" sudahlah kak..Jangan terus menangisi nasip, bawa Enjoy ! Ngak mungkinlah bang Arif ngak cinta sama
Kak Najwa. Ucok juga perhatikan dari dulu bang Arif sayang sekali sama kakak.
Tapi Bang Arif memikirkan kebahagiaan kakak.
" Apa kau bilang ? memikirkan kebahagiaanku ? dia kan tau aku bahagia kalau dengan dia.
" Iya, Kak...Tapi ia ngak mau membuat kakak hidup susah dengan menikahinya sekarang,
sedang ia belum punya apa-apa. Bagaimana ia akan membondong kakak ke Ibukota yang kehidupannya
keras, dengan tidak memiliki apa-apa?
" Aku curiga sama kau cok !
" Emang kenapa kak?
" Jangan- jangan ibu dan ayah sudah menyogokmu, untuk membantu mereka supaya impian mereka tercapai
mendapatkan mantu mereka yang dokter itu?
" Tidak lah kak, Aku ngak akan mampan disogok segala.
" Trus? Kenapa orasimu berobar-kobar gitu, kayak lagi kampaye !
" Tidak ada sogok- menyogok kak, Tapi bang Arif sudah menelfon ucok sebelum menyampaikan keputusannya
pada kakak.
" Kapan dia menelfonmu?
" Tiap Malam !
" Ngomong apa?
" Rahasia sesama lelaki kak. Kakak ngak perlu tau, dan ngak usah cari tahu,
Yang harus kakak tau cuma satu.
Apa?
" Bang Arif sayang sama kak Najwa.
Sayang ....Sayang Song kecetni alak kita de.. Ambung!!! ( Sayang seperti bahasa kita, Terbuang )
" Sabar kak, temui saja calon suamimu...Tampan sekali, Ntar kakak juga jatuh cinta kalau sudah
nikah .Allah itu mencintai hubungan yang halal. Jadi jangan khawatir
Allah akan menunjukkan kak Najwa untuk mencintai suami kakak kelak. Katanya mengakhiri
ceramahnya. sok bijak kali kau cok! Kataku kesal setengah pingsan.
Cinta katanya, tapi ia malah menyuruh kekasihnya menikahi orang lain. Untuk kebahagiaanku
Katanya. Ah..Jiwaku yang kecil ini tak semudah itu menerima kata- kata seperti itu. Bahkan fikiranku yang jauh
dari kata bersih ini berfikir kalau ia sebenarnya sudah punya perempuan lain ditanah jawa.
sehingga dengan mudah ia melepaskanku. Salahkah aku berfikir sekotor itu? Pokoknya aku kesal...
Kesal !!! Kesal !!! Kubuka laci lemari tempat aku menyimpan surat-surat darinya, album foto kami semasa
di SMA, lalu kubawa kebelakang, aku mulai mencari- cari mancis, setelah bertemu, kumulai membakar
semua, sambil tak hentinya menangis dan bersumpah serapah mengungkapkan segala yang aku rasa
saat itu. Aku tak peduli dengan ayah dan ibu yang baru pulang dari ladang yang menatapku dengan
heran. Aku sedih, kesal dan marah. Bahkan kalau aku punya kekuatan Super ingin rasanya aku
mengguncang bumi ini, memporak-porandakannya, biar semua merasakan kiamat yang aku rasa. Tapi
aku hanyalah gadis mungil yang rapuh, hanya airmata yang menjadi akhir semua kekesalan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments