Gellisah

   Kucoba pejamkan mata, namun tak kunjung bisa terlelap.

bolak- balik guling, sampe dilipat-lipat tak juga bisa membuatku memejamkan mata,

Kupandangi jam tua didinding kamar tidurku, sudah menunjukkan pukul 23:49.

sebentar lagi tengah malam fikirku. Dengan langkah gontai, kutinggalkan kamar

menuju kamar mandi belakang. Kucoba membasuh mukaku, aku berwudhu dan

kemudian kembali kekamar untuk sholat Hajat 2 rakaat. sepuluh menit kemudian aku selesai sholat

Kuambil HP samsung J2, kupencet nomornya. sengaja panggilan biasa, karna aku belum kuat menatap

Ekspresinya.

:" Hallo wa, pa kabar? perasaan sekarang bukan ulang tahun abang,mengapa awa telfon tengah malam begini?

 Kita telfon Vidio aja ya, Biar bang Arif yang nelfon , kebetulan abang belum mau tidur juga,

baru selesai mengerjakan tugas kuliah. Celotehnya panjang lebar dan semangat 45, setelah menyambungkan panggilan. Hallo wa,, kok diam, sudah ketiduran ya? cuma sekedar mau dengar suara abang?

" Eh... i...i...Ya Bang..

" Sejak kapan sih awa nya abang latah begitu? Ada apa sayang??? Kita VC ya ?

" Jangan!!!-*********loh  kok jangan? Lagi kusut ya\, ngak usah malu sama abang.

" Bukan be...begitu bang...Tapi awa mau bilang..

 " Bilang apa, Kok sampe gugup segitunya?

" Anu...Adik dijodohkan sama Pariban jauh Awa yang dokter itu bang.

" Whatt???

" Kamunya mau wa? Tanyanya setelah lama terdiam.

" Ngak la bang,Awa kan mau sama abang. Sudah lima tahun kita menjalin hubungan. Walau Tiga tahun ini

kita LDR, tapi Awa yakin, kita saling setia.

" Jadi Masalahnya dimana sih sayang?

" Masalahnya orang tua Awa ngasih waktu buat abang nikahin Najwa sampai akhir bulan April  ini.

" Kalau abang tidak sanggup, kata mereka, mereka akan memaksaku sama bang Hafis.

" Ja....Ja...di?

" Ya abang bilang sama orang tua biar segera melamar Awa.

" Tapi Wa, abang kan kuliahnya baru semester 6, Kukiah aja  Karna PMDK dan beasiswa. Bagaimana abang mau menghidupi adik?

 " Itulah Yang Awa fikirkan bang, sampe Awa ngak dapat tidur. Tadi rencananya mau nelfon abang besok.

" Kalau begitu caranya, abang ngak ada harapan Wa, Ibu sama ayah mau cari dimana uang lamaran untuk Najwa,

Kalau soal makan ngak abang fikirkan. Selagi kita hidup pasti ada rezki. Tapi abang harus bilang apa sama orang tua, minta mereka segera melamar Awa, sedang untuk hidup sehari-hari saja saat ini mereka susah.

" Au.....Hu......Hu....Hu.....Jadi abang sudah mundur sebelum berjuang hi.....hi...hi...Raungku ditengah malam itu

Awa.!...Awa! Mengapa meraung tengah malam begini? ibu memasuki kamarku. Nanti difikir apa sama tetangga, udah nangisnya kata ayah, malu tau, sudah besar, kok nangisnya kayak bocah! Katanya lagi

" Ya jelaslah kakak nangis, orang zaman modern kayak gini saja masih dipaksa kawin, Kata ucok yang baru datang, rupanya ia terrsentak juga mendengar tangisku yang melengkig tadi.

" Sudah, diam kembali kekamarmu Ucok! Perintah ayah. Kalau kakakmu menikah dengan nak Hafis kau juga  akan

Mendapat kesenangan. Sudah capak-capek uci sama mamakmu sekolahkan dia jadi dokter, masa

dia harus membahagiakan perempuan lain. Lebih baik ia membahagiakan Najwa.

Toh dari kecilkan Hafis senang sama Najwa. Senang dari hongkong?

 Orang dia senamg ngejekin Najwa Bocah ingusan waktu kecil.

" Tu kan? Dari kecil dia sudah sering godain Najwa, itu artinya setelah besar kalian akan saling cocok.

Paut usia sih ngak masalah, soalnya  diakan laki-laki.

   Jadilah malam itu aku hanya melanjutkan tangisku sampai pagi, walau tidak dengan suara volume tinggi lagi.

 

 

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!