Kini semua sudah selesai, penghulu dan beberapa saksi sudah di hadirkan di ruangan Brian. Termasuk Pasha dan Sindi juga sudah berada di sana.
"Ma.....hiks, hiks," Sasa masih saja menangis mengharap Zakira bisa membawanya pergi dari sana sebelum ia menikah.
Tapi apa mau di kata, tak ada jalan untuk bisa ia tempuh untuk membebaskan dirinya. Ia kini duduk di sofa sedangkan Brian duduk di ranjang menjabat tangan Baskara. Ada penghulu juga di sana.
"Brian Wiratwan bin Pasha Wiratwan. Aku nikahkan dan aku kawinkan engkau dengan anak kandungku Sahara Putri Baskara binti Baskara dengan uang seratus ribu rupiah di bayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Sahara Putri Baskara binti Baskara dengan mahar tersebut tunai."
"Sah."
"Sah."
"Alhamdulah..........."
Malang tak dapat di tolak, untuk tak dapat di raih. Begitu lah yang saat ini menggambarkan tentang diri Sasa, di hari di mana ia berniat mencelakai Anggia di hari itu pula ia malah menjadi istri orang yang tak di kenalnya sama sekali. Kesal, sedih, perih takut bercampur menjadi satu, tak pernah ia bayangkan akan di nikahi oleh seorang pria yang tidak ia kenal sama sekali.
"Mempelai wanita, ayo cium tangan suami mu," kata penghulu.
Namun Sasa hanya diam dalam lamunsnnya, tanpa menyadari kalau semua mata tengah menatapnya.
"Sa," Veli menepuk pundak Sasa, hingga salSasa terkejut dan menyadari sekitarnya.
"Veli," tutur Sasa dengan reflek.
"Kalau begitu selamat kepada kedua mempelai dan saya permisi," pamit si penghulu bersama dua rekannya.
"Puas kalian!" tegas Zakira dengan kesal, "Puas sudah menghancurkan masa depan anak ku, puas sudah mempermalukaan kami!" tutur Zakira.
PLAK.
Tangan Baskara melayang begitu saja di wajah sang istri.
"Bunuh saja Mama....Pa," teriak Zakira dengan tangisnya.
"Pulang," Baskara menarik tangan istrinya untuk keluar dari ruangan itu, Baskara pun tak bisa memungkiri juka hati kecilnya terluka melihat putrinya menikah dengan cara sedemikisn rupa. Namun mau nagaimana lagi, perbuatan Sasa sudah melampaui batas, dan itu karena Zakira yang selalu ingin Sasa di atas orang lain. Zakira tak ingin bila ada orang lain yang menyaingi anaknya.
Sesampainya di rumah, Baskara menarik tangan Zakira kembali sambil turun dari mobil. Setelah itu ia menghempaskannya di lantai, Baskara setengah berjongkok menatap tajam sang istri.
"Selama ini aku diam bukan berarti aku takut pada mu, kau bisa berubah atau tidak. Anak mu itu sudah melakukan tindakan kriminal. Beruntung tak ada yang kehilangan nyawa karena ulahnya, dan kau masih tak sadar juga," bentak Baskara, ia ingin kali ini istrinya benar-benar berubah.
"Tapi nggak gini dong caranya, apa iya Sasa harus menikah dengan pria itu. Dia itu duda pula. Mantan suami Anggia orang yang di benci anak kita, apa ia anak kita harus menerima bekas suami Anggia? Menjijikan sekali," jawab Zakira dengan kesal.
"Diam! Lawan kita bukan hanya Brian tapi tuan Bilmar, kau tau? Bila di ingin menghancurkan perusahaan kita hanya dalam sekejab mata saja, kau mau Sasa di penjara dan perusahaan bangkrut?" tanya Baskara dengan serius agar istrinya tau.
"Ok. Mama ngerti. Tapi apa ia Pa, anak kita cuman di kasih maha uang seratus ribu?" Zakira sangat terhina dengan mahar putrinya.
"Brian itu bukan orang susah Ma, perusahaannya di mana-mana. Bahkan dia juga punya saham di perusahaan kita, tidak usah pikirkan mahar seratus ribu itu. Kalau Sasa berubah menjadi wanita baik maka Papa yakin Brian akan memberikan segalanya untuk Sasa, kecuali Sasa tidak berubah, maka kesialan akan terus dia dapat," kata Baskara dan setelah itu ia pergi begitu saja meninggalkan Zakira yang masih duduk di lantai, sambil menangis.
Ada rasa bersalah di hati Baskara, selama ini ia terlalu memanjakan Sasa. Bahkan dulu setiap ia memarahi atau pun memperingati Sasa tentang hal buruk yang di lakukan anaknya, tapi ia kalah dengan sang istri yang selalu menjadi pembela Sasa. Baskara tak mau bersikap keras karena takut melukai istri dan anaknya, tapi kali ini cukup sudah. Baskara sudah tidak sanggup lagi membiarkan anak dan istrinya berbuat kesalahan, semua ini sudah melampaui batas.
Sementara Sasa yang masih berada di rumah sakit tidak tau harus apa, selain menangis. Bahkan rasanya menangis pun percuma saja semua sudah terjadi dengan tanpa bisa di hindari lagi.
**?
Selamat ya Sasa, caelah jadi bini Brian cuy," seliroh Veli menjabat tangan Sasa.
"Maaf ya Vel, selama ini aku udah jahat banget, sekarang aku sadar dengan semua kesalahan aku," kata Sasa dengan penuh penyesalan, dengan cepat Veli memeluk Sasa.
Veli tau semua manusia pernah melakukan hal menyakitkan, namun karena kesalahan yang Sasa lakukan kini justru ia lah yang kini menerima hukuman dengan menikah bersama Brian. Hal yang sangat aneh dan terasa berat tentunya, jangankan saling mengenal bertutur sapa saja tak pernah dan kini mereka malah menikah.
"Caelah......akhirnya lu sadar," jawab Veli asal.
"Veli...." kesal Anggia dengan jawaban Veli, padahal Sasa sudah terlihat menyesali semuanya.
"Udah Sa.....kita udah maafin kamu kok, aku juga minta maaf selama ini suka ngomong kasar sama kamu," kata Veli mengelus punggung Sasa.
"Anggi, hiks,hiks........" Sasa menangis memeluk Anggia, perasaan bersalah dan menyesal berkumpul menjadi satu, hanya karena obsesi kini ia malah terjebak dalam perangkap yang ia buat sendiri.
"Udah ya.....jangan nangis, mungkin memang kamu berjodoh dengan Mas Brian," kata Anggia menatap Brian, begitu pun juga Sasa menatap sang suami yang juga kini menatapnya dengan menatapnya datar. Sasa hanya bisa bergidik dan kembali memeluk Anggia, melihat wajah Brian saja ia sangat takut dan apa jadinya bila ia harus hidup dengan Brian.
"Tapi aku takut Ngi...." kata Sasa dengan sesegukan yang masih menghiasi bibir manisnya.
"Bilmar sesuai perjanjian kita awalnya, saya tidak terlibat dalam masalah ini bahkan saya menikahi Sasa, demi rumah tangga mu dan istri mu aman. Jadi sekarang kita kembali menjadi rekan bisnis dan tidak ada dendam," kata Brian dengan tegas mengingat perjanjian awalnya dengan Bilmar.
"Ok...." Keduanya saling berjabat tangan dengan rasa bahagia, Bilmar senang karena rumah tangganya tak terancam lagi dan Brian merasa lega sudah bisa menebus dosanya terdahulu pada Anggia. Walau pun mungkin belum sepenuhnya, tapi paling tidak ia sudah mencoba menjadi manusia yang lebih baik lagi.
"Selamat tuan Brian," Aran menjabat tangan Brian, tanpa ada lagi tatapan musuh seperti biasanya.
"Terima kasih.....tidak usah pakai tuan kita sekarang teman," kata Brian yang di angguki Aran tersenyum.
"Gila ya......suami, mantan istri jadi saksi pernikahan, mantan suaminya. Langka ini. Anggia lu pemecah rekor dunia.....baru kali ini yang terjadi begini, mantan suami nolong mantan istri. Tersangka di jadikan istri, caelah Mas Brian......" seloroh Veli dengan tertawa lepas.
"Terus kamu kapan?" tanya Anggia.
"Nanti tunggu dokter tampan gw ngelamar gw lah," Veli menutup mata membayangkan dokter Farhan melamarnya.
"Aran di ke manain?" tanya Anggia menatap Aran, mendengar nama Aran di sebut Veli tak lagi berada dalam dunia khayalannya kini justru ia menatap Aran.
"Ck.....kita cuman temen ya nggak bro," Veli menepuk pundak Aran dengan senyuman.
"Teman hidup!" jawab Aran dengan wajah datarnya.
"Ish....apa sih," kesal Veli.
"Ahahahahaaa," Anggia tertawa lepas menyaksikan bertapa konyolnya Aran dan Veli.
"Veli.....kita temenan ya mulai sekarang," kata Sasa menatap Veli penuh harap.
"Iya....dong," kata Veli mengacukan jempolnya pada Sasa.
"Anggi, kamu mau kan jadi temen aku," tanya Sasa yang kini beralih menatap Anggia.
"Harus dong.....lu harus temenan sama Anggia, karena lu bisa berguru dari dia tentang Brian," jawab Veli, pertanyaan yang di ajukan pada Anggia tapi justru Veli yang menjawab. Anggia hanya bisa geleng-geleng melihat sahabat anehnya itu.
"Veli....." kata Anggia yang sedikit kesal.
"Wah....keren lu Mas Brian, tar......malam pertamanya di mana ni. Nggak mungkin kan di ranjang rumah sakit ini," seloroh Veli yang melihat keadaan mereka menikah di rumah sakit.
***
Kalau ada yang VOTE saya lanjut. makasih buat hadiahnya, jangan lupa binta 5 nya kakak baik hati, :).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Enung Samsiah
hahaha mahar 100 ribu, sasa slamat ya wkwkwk,,, masih untung sa nggk masuk penjara kmu
2022-07-17
0
Najwa
bagus Thor cerita nya
2021-11-30
0
Sartika Nirmala
sah...
2021-11-05
0