"Nggak....hiks, hiks, maafin aku Ngi, aku mohon," kata Sasa dengan harapan Anggia bisa membebaskannya.
"Kamu berdiri dulu," kata Anggia lagi.
"Aku nggak akan berdiri sebelum kamu maafin aku," kata Sasa di iringi tangisan penyesalan dan juga ketakutan.
"Aku udah maafin kamu, dan kamu sekarang berdiri ya," kata Anggia yang tak mau menaruh dendam pada orang lain, lagi pula Sasa sudah meminta maaf dan Anggia bukanlah wanita yang suka membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan juga. Ia lebih memilih memaafkan agar tak menjadi hal yang membayanginya dengan ketakutan.
"Kamu serius," Sasa berdiri dengan cepat lalu memeluk Anggia.
"Iya, udah.....lagian aku nggak kenapa-kenapa," kata Anggia menunjukan tubuhnya, Sasa mengangguk dan kemudian ia menatap Brian yang menatapnya datar, setelah itu ia menatap Bilmar yang berdiri tidak jauh dari Anggia.
"Tuan....hiks, hiks....aku minta maaf," kata Sasa menangkup kedua tangannya, "Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan aku akan berusaha menjadi manusia lebih baik lagi," tutur Sasa dengan menundukan kepala.
"Kau memang di maafkan, tapi hukuman tetap hukuman dan masalah kau berubah atau tidak itu bukan urusan ku!" ketus Bilmar yang menatap Sasa dengan tidak suka.
"Aku mohon tuan Bilmar tolong jangan polisikan aku, aku masih ingin menjadi seperti sekarang dengan memakai jas putih," kata Sasa dengan melas di hadapan Bilmar.
"Aku tidak perduli!" ketus Bilmar.
"Abang....." Anggia memeluk lengan Bilmar, "Sasa udah minta maaf dan Anggi juga nggak kenapa-kenapa jadi maafin aja," kata Anggia dengan lembah lembut berharap Bilmar mau memaafkan Sasa.
"Tapi aku yang menjadi korbannya Anggia," timpal Brian yang duduk di ranjang, Brian juga menunjukan infus yang terpasang di tangannya di tambah lagi kepalanya yang di perban, dengan kaki yang sedikit pincang.
"Tapi tidak parah kan Mas," kata Anggia yang masih berusaha membela Sasa.
Jujur saja saat ini Sasa merasa malu atas apa yang ia lakukan pada Anggia, selama ini ia selalu berbuat seenaknya pada Anggia namun Sasa kini melihat Anggia lah yang menjadi pembelanya. Sasa sangat terharu dan kini ia tau mengapa Bilmar jatuh hati pada Anggia, dan Sasa pun mengakui bertapa murah hatinya Anggia yang tak menaruh dendam atas apa yang sudah ia lakukan.
"Tuan Brian, aku mohon maaf kan aku," kata Sasa pada Brian.
"Tidak mungkin.....kau sudah membuat ku seperti ini dan kau juga membuat ku di tuduh oleh Bilmar atas apa yang saat ini terjadi, kau tau Bilmar menuduh ku bekerja sama dengan mu untuk melakukan sekenario seperti ini," kata Brian dengan menatap Bilmar.
"Mana aku tau.....otak mu kan selama ini busuk!" tandas Bilmar.
"Abang....." Anggia hanya bisa menggeleng melihat tinggkah Bilmar.
"Aku masih menghargai Tuan Baskara sebagai orang tua mu, karena selama ini tuan Baskara sangat baik menjalin kerja sama dengan saya," Brian menatap Baskara yang juga menatap nya menantikan apa yang akan di katakan Brian, Baskara pun ingin Sasa di bebaskan tapi ia hanya bisa berdoa saja, bagaimana pun anak nya memang bersalah.
"Aku tidak akan melepaskan wanita ini, walau pun tuan Baskara orang baik," timpal Bilmar.
"Aku mengerti," kata Brian menatap Bilmar, sesaat kemudian Brian kembali menatap Baskara, "Tuan Baskara aku akan membebaskan putri anda dari segala tuntutan, dan dia pun masih bisa memakai jas putih nya tapi dengan syarat dia harus menikah dengan saya!" kata Brian dengan tegas.
DEEG.
Bukan hanya Sasa yang terkejut mendengar perkataan Brian, tapi semua orang ada di ruangan itu termasuk Zakira Mamah dari Sasa.
"Apa kau sudah gila?" tanya Zakira dengan kesal.
"Diam!" bentak Baskara yang mampu membuat Zakira bungkam.
"Terserah kalau kalian tidak mau, pengacara ku akan mengurus semuanya," kata Brian dengan santai.
"Brian, aku tidak ingin kau menikah dengannya. Tapi aku ingin wanita ini di penjara," kata Bilmar yang kesal pada Brian.
"Pikirkan Bilmar, kalau aku menikahinya dia tidak akan merusak rumah tangga mu dan kau pun tidak perlu was-was kalau aku akan merusak rumah tangga mu, pikir," Brian menatap tajam Bilmar dan menunjuk kepalanya sendiri, agar Bilmar bisa berpikir apa yang ia lakukan demi perhikahan Anggia dan Bilmar tetap terjalin bahagia tanpa ada perusak.
Begitu juga dengan Bilmar yang diam memikirkan apa yang di katakan oleh Brian, sejenak Bilmar membenarkan apa yang di katakan Brian.
"Baiklah aku setuju," jawab Bilmar tanpa bisa di bantah, "Kau mau menikah dengan Brian, atau pengacara ku dan pengacara Brian siap membawa mu ke jalur hukum, dan semua media harus tau dengan kebusukan mu, bersiaplah untuk melupakan karir mu itu," kata Bilmar yang malah ikut mengancam Sasa.
"Saya setuju, kalau Sasa menikah dengan anda tuan Brian," jawab Baskara, ia takut kalau media tau maka hancur lah nama perusahaannya, dan Bilmar hanya lah menganggapnya debu. Sejenak Baskara berpikir jika tindakannya menyeret Sasa tadi sangat benar, sebab yang menjadi lawannya adalah seorang Bilmar Rianda.
"Keputusan ada pada mu, jawab dalam waktu lima detik kalau tidak nanti malam kau akan tidur tanpa selimut hangat seperti sebelumnya, sebab di balik jeruji besi itu bukan seperti kamar mu yang nyaman itu," kata Brian.
"Tapi kita tidak saling mengenal, aku tau tuan adalah mantan suami Anggia, tapi hanya itu saja kita bahkan baru kali ini berbicara," kata Sasa, ia sungguh tak mau menikah dengan Brian lagi pula memang mereka tidak saling mengenal satu sama lain, lalu bagaimana bisa menikah.
"Kalau begitu mari berkenalan?" kata Brian, "Ingat aku hanya memberi mu waktu lima detik di mulai dari sekarang, kalau kau tidak mau maka kau tau kan?" kata Brian tersenyum penuh misteri.
"Tuan Brian tidak begini caranya," kata Zakira lagi.
"Diam atau kau......" Baskara menatap tajam sang istri. Akhirnya Zakira hanya bisa diam dan mendeguk salivan dengan susah payah. Ia pun takut di ceraikan oleh suaminya, "Kau harus menikah dengan tuan Brian, kalau tidak Papah akan menghabisi mu!" Baskara menatap tajam Sasa.
"Tuan Brian, apa tidak ada hukuman yang lain, aku mohon. Jangan menikah, ku mohon tuan kasihani aku," Sasa menangis melas di hadapan Brian.
"1......" Brian mulai menghitung.
"Tuan, bagaimana caranya kita menikah, kita benar-benar tak saling mengenal," Sasa masih terus berusaha, bahkan bila Brian memintanya berlutut pun akan ia lakukan asal tidak ada pernikahan di antara keduanya.
"Setelah menikah kita akan tinggal satu atap, setelah itu kita skan saling mengenal."
"Tapi tuan, hiks....hiks."
"2....."
"Mama tolong.....hiks....hiks....."
"Brian, apa kau tidak laku hingga kau harus memaksa putri ku menikah dengan mu," teriak Zakira.
"3......"
"Zakira......." Satria menatap tajam sang istri.
"Jawab Sasa, jangan main-main dengan ku!" Brian melebarkan matanya dan menatap Sasa dengan kemarahan.
"Iya tuan, saya bersedia," jawab Sasa ketakutan, "Tapi apa tuan bisa berjanji tidak menyakiti saya," Sasa bergidik ngeri mengingat saat ia merawat Anggia yang stres karena Bria. Ia takut ia pun akan bernasip sama seperti Anggia.
"Tidak ada penawaran!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mom F
beda dri yg lain nh ceritanya... 😁
2022-02-12
0
HIKMAH
smpe.... susah moveon dri karya mu thor... mantap💪👍👍👍👍
2022-01-25
0
Sartika Nirmala
kereeennn lanjut baca
2021-11-05
0