Chapter-02~Hari Pertama

Melangkahkan kaki dengan setengah berlari menuruni anak tangga, Khanza tergesa-gesa, karena sudah hampir terlambat di hari pertama masuk sekolah.

"Ma! kenapa nggak bangunin aku, sih?" teriak Khanza dengan nada manjanya.

"Mama itu sudah bangunin kamu berkali-kali Za! kamunya aja yang susah di bangunin. Pasti habis nonton bola, atau nggak, main game lagi kan?" ucap Mama Khanza dengan setengah mengomel.

"Khanza .... Khanzaa! kenapa, sih? kamu itu selalu begadang untuk suatu hal yang tidak penting dan bisa merugikan kamu!" sembur Zay Kakak Khanza dengan menghela nafas beratnya.

"Kakak cape lo Za! menasehati kamu hampir tiap hari. Ingat, kamu itu sudah SMA lho." Kakak super galaknya Khanza ikut ngomel dengan kelakuan si Adik yang tak pernah berubah.

"Maaf Ma, Kak, semuanya. Khanza tidak akan mengulanginya lagi," tutur Khanza dengan nada di buat-buat agar masalah tidak panjang lebar.

"Untuk apa minta maaf jika selalu kamu ulangi." Papa Khanza ikut geram.

"Sudah-sudah! ayo cepat makan sarapan kamu Za. Nanti terlambat," tegur Kakak Zian. Kakak Ipar Khanza yang selalu memanjakan Khanza mencoba membantu menengahi omelan-omelan untuk Khanza.

"Eemm .... Aku nggak sarapan deh, sudah hampir terlambat. Nanti makan di kantin aja ya?" pamit Khanza sambil berlalu mau pergi.

"Eh ... tunggu Za. Kamu bareng Papa aja, biar sekalian di antar sama Papa," papar Papa Khanza menyelesaikan sarapan dan bersiap berangkat kekantor.

"Yaudah, ayo Pa!"

Keduanya pun berpamitan dan berlalu meninggalkan kediaman mereka.

Setelah menempuh setengah perjalanan tiba-tiba ada sebuah motor yang hampir menabrak mobil mereka.

Bruk!

"Eh, suara apa itu Pak?" tanya Khanza. Khanza yang sedang asik mengobrol dengan Papanya begitu terkejut.

"Maaf, Non. Sepertinya ada yang menyerempet mobil kita, sebentar saya lihat dulu." Pak Sopir coba memberitahukan apa yang terjadi.

"Eh, Mas! kalau bawa motor itu hati hati dong. Bisa membahayakan nyawa orang lain nanti!" Bentak Pak Sopir dengan nada setengah meninggi.

"Maaf, pak. saya buru buru."

"Maaf.... Maaf! enak banget cuma Ngo_"

"Kamu tidak apa-apa?" Khanza turun dari mobil sambil membantu cowok yang tadi terjatuh dari motornya karena hampir menabrak mobil yang dia tumpangi.

"Tidak apa-apa, terima kasih sudah membantu saya," tuturnya sambil memperhatikan gadis yang sedang menolongnya.

"Yaudah, Pak. Lagian nggak ada yang kenapa-napa juga, 'kan?" Khanza mencoba meredakan emosi bapak supir yang tadi sudah terbawa emosi. Bapak sopir cuma membalas dengan anggukan kepala patuh.

"Siku kamu kayanya tergores, ini ada plester buat kamu." Khanza menyerahkan plester luka yang selalu di bawa di sakunya.

Khanza langsung berlalu memasuki mobil, meninggalkan pria yang masih mematung menatap kepergian Khanza.

cewe itu baik juga, senyumnya manis, tapi penampilannya ....

Berbicara dalam lamunannya sampai tidak sadar kalau mobil Khanza sudah menjauh pergi.

"Ah..., lupa lagi tanya nama," umpatnya.

"Sudah hampir terlambat," sambungnya sambil melihat jam di tangannya, dia pun juga berlalu dan menyimpan plester dari Khanza.

***

Di halaman sekolah SMA Bhakti Bangsa. Halaman yang masih kelihatan sepi karena masih pagi.

"Jadi anak baru aja, udah berani kamu ya?"

"jangan so, kecantikan, deh, lo!"

''Suara ribut apa tu?'' Khanza mencoba mencari suara-suara itu.

Terlihat dua orang pria dengan beberapa wanita berkumpul. Tapi.... Ada satu wanita yang sepertinya?

"Astaga!"

"Maaf, Kakak. Ada apa ini ya?" Khanza coba menahan tangan seorang cewek yang coba menampar seseorang. Sepertinya murid baru juga disini.

"Eh cupu! jangan ikut campur, deh, lo! sana minggir!" salah satu dari mereka berkata dengan nada mengusir.

"Maaf, Kak. Bukannya mau ikut campur, tapi saya cuma melihat seperti ada yang mau melakukan tindak kekerasan disini." Khanza mencoba bicara sopan agar mereka tidak tersinggung.

"Sebaiknya, Kamu jangan ikut campur. Sana pergi! Ini urusan kami, dia ini sudah membuat masalah dengan kami. Jadi kamu tidak usah ikut campur!" menunjuk gadis yang dari tadi cuma menunduk ketakutan.

"Se-sekali lagi ma-maaf, Kak. Ta-tapi bukan saya yang menggoda pria ini. Ta-tapi ...." sanggah gadis itu dengan suara bergetar mencoba memberikan perlawanannya.

"Tapi apa? tadi kamu yang coba mengajakku kenalan," ucap Sony pacar dari salah satu anggota geng rese yang so berkuasa di sekolah.

"Bu ... bukan a-aku."

"Hai? Ada ribut apa ini?" Arif datang menghampiri teman-teman prianya, yang sepertinya ada ribut-ribut, tidak tau masalah apa.

"Permisi, Kak. Kita balik ke kelas dulu," pamit Khanza menarik tangan gadis yang tadi di sudutkan sama sekelompok senior. Dipikir Khanza ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk pergi dari mereka.

Khanza berlalu pergi dari sana. Tanpa ada yang menyadari Arif terus memperhatikan Khanza.

Itu ... 'kan gadis yang tadi nolongin aku di jalan.

"Eh, lo Rif? akhirnya, lo masuk di sekolah ini juga?" sapa Sony menepuk bahu Arif yang ternyata teman sekaligus adik kelasnya. Arif siswa baru juga di sekolah Bhakti Bangsa ini.

"Iya dong. 'Kan, biar bisa sering ngumpul bareng kalian. Cewek itu siapa?" tanya Arif menunjuk ke arah Khanza yang sudah berlalu pergi.

"Hai... ganteng? kenalan sama kita kita dong?" celetuk Zia salah satu geng rese yang Mulai tebar pesona.

"Iya, nih, sayang, punya teman ganteng. Kenalin dong, sama kita-kita," tambah Tia pacar

"Kenalin, nih. Teman gue namanya, Arif. Dia anak baru di sini," terang Adit teman dari Sony memperkenalkan Arif pada geng rese.

"Hai, gue Vera."

"Gue, Ifa."

"Gue, Sofi."

"Gue, Zia."

"Gantian, dong. Kenalin gue Tia pacarnya Sony."

Mereka bersalaman satu persatu.

***

Sementara Khanza membawa gadis yang tadi di tolongnya ke kantin sekolah.

"Hai? kamu nggak apa-apa 'kan?" tanya Khanza, setelah mereka duduk di bangku kantin dan memesan minum.

"Enggak apa-apa, kok. Untung aja tadi ada kamu yang nyelamatin aku. Terimkasih banyak ya? Kalau nggak ada kamu, nggak tau, deh, gimana nasib aku? sekali lagi terimakasih ya?" cerocosnya.

"Eh! kita belum kenalan. Kenalin nama aku Nadia, terserah mau panggil apa. Bisa Nad, atau Dea. Tapi aku biasa di panggil, Dea, sih," sosor Dea yang mulai crewet. tadi aja, gugup banget.

Khanza yang mendengarkan ocehan Dea pun senyum-senyum sendiri.

"Syukurlah kamu ngga apa-apa. Nama aku Khanza. panggil, Za, aja."

"Ngomong-ngomong..., yang tadi. Ada masalah apa, sih? Kok, mereka kaya marah banget gitu sama kamu?" Khanza mencoba menanyakan apa sebenarnya yang terjadi, sambil mengaduk-aduk sisa minumannya di gelas.

Dea membenarkan posisi duduknya, menarik nafas mencoba bercerita dengan serius.

"Tadinya..., aku duduk membaca di taman sekolah. Entah dari mana, tiba-tiba, ada dua cowok yang tadi di taman itu. Mereka nyamperin aku, terus ngajak kenalan. ya .... Aku mau-mau aja. Nggak enak juga 'kan kalau nolak kenalan sama senior, nanti di anggap sombong atau apalah-apalah."

Dea meminum sedikit jus yang tadi di belinya untuk membasahi tenggorokannya, setelah itu melanjutkan ceritanya.

"Setelah berkenalan. Tiba-tiba, datang sekelompok cewe yang tadi marah-marah, langsung ngatain aku. Sok, kecantikan lah, centil lah, anak baru rese lah, macem-macem deh, pokonya. Aku nggak terima. aku tanya aja, apa salahku? kenapa mereka Sampai marah-marah nggak jelas gitu. Dan katanya, aku gangguin pacarnya. Pacarnya itu, yang ternyata salah satu dari cowok yang berkenalan sama aku tadi. Aku mencoba membela diri, tapi cowok tadi memutar balikkan faktanya dengan mengatakan aku yang duluan ngajak kenalan," terang Dea menjelaskan dengan panjang lebar serta tangan dan nada seolah mencontohkan kejadian tadi.

"Terus .... Mereka percaya sama siapa?" tanya Khanza mencoba menyela cerita Dea.

"Seperti yang kamu lihat tadi, mereka lebih percaya sama cowok tadi. 'Kan dia pecarnya. Di tambah juga temannya yang satunya tadi, juga membela. Dengan membenarkan kalau aku yang mengajak kenalan. Pada akhirnya, Ya ..., seperti tadi, untung aja, ada kamu. Kalau nggak. Entah lah, mungkin sudah habis aku di makan sama mereka. Terimaksih ya, Za? Kamu bantuin aku tadi. Sampai kamu di katain cupu sama mereka," jelas Dea mengakhiri ceritanya dengan ucapan terimakasih.

"Terimakasih, sih, terimakasih. Tapi nggak usah ikut ngatain cupu juga." sindir Khanza.

Dengan senyum cengengesannya si Dea meminta maaf.

"Maaf nggak sengaja."

"Nggak papa, ko. Emang kenyataannya," balas Khanza tersenyum.

"Khanza, karena kamu sudah menolong aku. Mau nggak kamu menjadi teman aku?"

ajak Dea dengan gaya lebaynya sambil mengacungkan jari kelingking.

"Em ... gimana ya?" tukas Khanza terdengar seperti ragu, dan membuat Dea menekuk mukanya cemberut.

"Ok. Mulai sekarang kita temanan." Khanza menautkan jari kelingkingnya dengan Dea.

Dea yang kegirangan langsung memeluk Khanza dengat eratnya.

"Hore! aku punya teman. Akhirnya kita temenan yeayy!" Dea Berteriak dengan gaya lebainya dan suara cemprengnya.

Kring-kring-kring!

Bel masuk pun sudah berbunyi.

Mereka masuk ke kelas begandengan tangan. Setelah sampai di depan pintu masuk kelas, Khanza menghentikan langkah kakinya. Kaget dengan apa yang di lihatnya. Dea pun ikut menghentikan langkah kakinya dan mencoba mengikuti pandangan Khanza. Ternyata ada Arif yang ingin memasuki kelas yang sama. Arif dan Khanza tanpa sengaja beradu pandang. Seakan terkunci dalam pandangan masing-masing mereka di kejutkan dengan Dea.

"Ehem. Sudah kali, tatap-tatapannya? Emang tu, mata ada gemboknya,ya? kok lama banget?" sindir Dea.

Emang dasar si cewe ngeselin si Dea.

Mereka pun mengakhiri tatapannya dengan sama-sama terlihat salah tingkah.

"Yo, masuk, Za!" ajak Dea menarik tangan Khanza dan mencari tempat duduk untuk mereka berdua tempati.

Ternyata satu sekolah dan satu kelas sama tu cewe.

Arif juga melangkah memasuki kelas yang sama.

"Bro, sini." Randra cowok playboy cap kadal mencoba memanggil temannya si Arif.

Tak di sangka Arif duduk tepat di belakang bangku Khanza.

Dia kan, cowo yang tadi jalan? ternyata ganteng juga ya?

Khanza berkata dalam hati dengan mata terus memperhatikan Arif yang berjalan melalui dirinya. Sesaat setelah Arif sampai di samping Khanza mereka beradu pandang lagi.

Dengan cepat Khanza memalingkan wajahnya karna malu-malu.

"Bro, lo, kenal sama gadis cupu itu?" setelah Arif duduk di bangkunya, Randra bertanya karena melihat Arif yang dari tadi curi-curi pandang dengan gadis di depannya.

"Nggak, lah Ran?"

"Terus, kenapa dari tadi di lihatin mulu?" ejek Randra setengah berbisik agar tidak kedengaran sama orang yang di bicarakan.

Buk!

Dea menggebrak meja mengejutkan mereka berdua.

"Eh, lo, berdua kenapa? dari tadi bisik-bisik sambil liatin teman gua?" teriak Dea langsung menunjuk Randra dan Arif bergantian. Mereka kedapatan Dea memperhatikan Khanza. Khanza yang di liatin nggak perduli malah Dea yang sewot.

"Lo, ngagetin, gue, tau nggak? siapa juga yang liatin temen cupu, lo, itu?" balas Randra tidak terima dan langsung nyolot.

"Terus, dari tadi ngeliatin Khanza sambil bisik-bisik kenapa? pakai ngatain cupu lagi!" geram Dea tidak kalah nyolot.

Jadi namanya Khanza. Nama yang bagus, manis kaya orangnya, sayang aja, sih, dia cupu.

Arif yang sama sekali tidak perduli dengan pertengkaran Randra juga Dea, malah melamun dengan pikirannya sendiri dengan sesekali melirik Khanza.

"Ada apa, sih, De?" Khanza yang merasa terganggu akhirnya bicara.

"Ini Za, makhluk dua. Dari tadi aku perhatiin ngeliatin ka_" Dea mencoba memberitahu Khanza apa yang dia lihat.

"Eh, siapa yang ngeliatin dia, ya?" randra tidak terima dan mencoba menyangkal.

"Sudah-sudah! gurunya udah masuk," ucap Khanza, mencoba melerai Dea dan Randra. Kebetulan guru mata pelajaran hari ini sudah mulai masuk ke kelas mereka. Jadi diam deh si tom dan jerry.

"Awas aja lo nanti!" pekik Dea dengan nada mengancamnya.

"Apa, lo. blee ...." balas Randra sambil menjulurkan lidah mencoba mngejek Dea.

"Sudah-sudah! kalian ini," ucap Khanza.

Mereka pun mengakhiri pertengkarannya. dengan fokus pada materi yang di ajarkan oleh guru mereka.

.

.

.

*Maaf ya kalau masih banyak typo dalam penulisannya, mohon kritik dan sarannya🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

ada Sofi disini

2020-11-19

0

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

seru thor... 🌮🌮🌮

ijin promo donk,

jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"

kisah cinta beda agama 🌮🌮🌮

ditunggu like and comment nya ya 🙏😊

2020-10-25

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

mampir aku..

salam dari "Cinta Pak Bos"

2020-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter-01~Perkenalan
2 Chapter-02~Hari Pertama
3 Chapter-03~Berteman
4 Chapter-04~Makan malam bersama.
5 Chapter-05~Rasa sakit
6 Chapter-06~ Maaf Di taman
7 Chapter-07~ Teman
8 Chapter-08~Kantin
9 Chapter-09~ Sakit lagi.
10 Chapter-10~Bertemu Sahabat Lama
11 Chapter-11~Arti Sahabat
12 Chapter-12~Cintakah ini
13 Chapter-13~Jalan atau kencan.
14 Chapter-14~Kasmaran
15 Chapter-15~Arif dan Faizal
16 Chapter-16~Tugas Kelompok
17 Chapter-17~Musik
18 Chapter-18~ Nonton Bareng.
19 Chapter-19~ Masih Nonton Bareng
20 Chapter-20~Tangisan Khanza.
21 Chapter-21~Pertengkaran.
22 Chapter-22~Cinta atau Kagum.
23 Chapter-23~Malam.
24 Chapter-24~Sepupu
25 Chapter-25~Emosi Arif
26 Chapter-26~Terjadi lagi.
27 Chapter-27~Bersamamu
28 Chapter-28~Masih Bersamamu
29 Chapter-29~Arif Khanza
30 Chapter-30~Kencan 2
31 Chapter-31~Cemburu
32 Chapter-32~Arif
33 Chapter-33~Pertandingan
34 Chapter-34~Kembali kesekolah
35 Chapter-35~Damai
36 Chapter-36~Sesantai itu.
37 Chapter-37~Ungkapan Cinta
38 Chapter-38~Kantin
39 Chapter-39~Duduk Berdua
40 Chapter-40~Berdua
41 Chapter-41~Belakang sekolah
42 Chapter-42~Permintaan
43 Chapter-43~Perubahan
44 Chapter-44~Hilangnya Khanza
45 Chapter-45~Gudang Sekolah
46 Chapter-46~Mencari Khanza.
47 Chapter-47~Sudah Terjadi
48 Chapter-48~Rumah sakit.
49 Chapter-49~Sadarnya Khanza
50 Chapter-50~Kemarahan Arif
51 Chapter-51~Damai
52 Chapter-52~Kembali semula
53 Chapter-53~Ngambek
54 Chapter-54~CINTA SI CUPU
55 Chapter-55~Melankolis
56 Chapter-56~Arif dan Khanza.
57 Chapter-57~Jahilnya Arif
58 Promo
59 Chapter-58~SMA
60 Chapter-59~Hujan
61 Chapter 60~Sepotong pizza
62 Chapter-61~Senja
63 Chapter-62~Minta Izin.
64 Chapter-63~ku titip dia untukmu
65 Chapter-64~Membiarkan mereka bahagia
66 Chapter-65~Caption-Caption Gila
67 Chapter-66~Ciuman tanpa rasa cinta
68 Chapter-67~Deg-deg!
69 Chapter-68~Kecelakaan maut
70 Chapter-69~Bucin
71 Chapter-70~Selamat jalan sahabat
72 Chapter-71~Sepekan telah berlalu.
73 Chapter-72~Gadis Bar-Barku
74 Chapter-73~Danau
75 Chapter-74~Curhat Senja.
76 Chapter-75~Izin keluar kota.
77 Chapter-76~Usilnya Zay dan Arif
78 Chapter-77~Playboy vs Gadis Bar-bar
79 Chapter-78~Sebelum berpisah.
80 Chapter-79~Sebelum Berpisah 2.
81 Chapter-80~Waktu Terindah
82 Chapter-81~Bandara
83 Chapter-82~Rapuh tanpamu
84 Chapter-83~Dua Hati Satu Cinta
85 Pengumuman
86 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Chapter-01~Perkenalan
2
Chapter-02~Hari Pertama
3
Chapter-03~Berteman
4
Chapter-04~Makan malam bersama.
5
Chapter-05~Rasa sakit
6
Chapter-06~ Maaf Di taman
7
Chapter-07~ Teman
8
Chapter-08~Kantin
9
Chapter-09~ Sakit lagi.
10
Chapter-10~Bertemu Sahabat Lama
11
Chapter-11~Arti Sahabat
12
Chapter-12~Cintakah ini
13
Chapter-13~Jalan atau kencan.
14
Chapter-14~Kasmaran
15
Chapter-15~Arif dan Faizal
16
Chapter-16~Tugas Kelompok
17
Chapter-17~Musik
18
Chapter-18~ Nonton Bareng.
19
Chapter-19~ Masih Nonton Bareng
20
Chapter-20~Tangisan Khanza.
21
Chapter-21~Pertengkaran.
22
Chapter-22~Cinta atau Kagum.
23
Chapter-23~Malam.
24
Chapter-24~Sepupu
25
Chapter-25~Emosi Arif
26
Chapter-26~Terjadi lagi.
27
Chapter-27~Bersamamu
28
Chapter-28~Masih Bersamamu
29
Chapter-29~Arif Khanza
30
Chapter-30~Kencan 2
31
Chapter-31~Cemburu
32
Chapter-32~Arif
33
Chapter-33~Pertandingan
34
Chapter-34~Kembali kesekolah
35
Chapter-35~Damai
36
Chapter-36~Sesantai itu.
37
Chapter-37~Ungkapan Cinta
38
Chapter-38~Kantin
39
Chapter-39~Duduk Berdua
40
Chapter-40~Berdua
41
Chapter-41~Belakang sekolah
42
Chapter-42~Permintaan
43
Chapter-43~Perubahan
44
Chapter-44~Hilangnya Khanza
45
Chapter-45~Gudang Sekolah
46
Chapter-46~Mencari Khanza.
47
Chapter-47~Sudah Terjadi
48
Chapter-48~Rumah sakit.
49
Chapter-49~Sadarnya Khanza
50
Chapter-50~Kemarahan Arif
51
Chapter-51~Damai
52
Chapter-52~Kembali semula
53
Chapter-53~Ngambek
54
Chapter-54~CINTA SI CUPU
55
Chapter-55~Melankolis
56
Chapter-56~Arif dan Khanza.
57
Chapter-57~Jahilnya Arif
58
Promo
59
Chapter-58~SMA
60
Chapter-59~Hujan
61
Chapter 60~Sepotong pizza
62
Chapter-61~Senja
63
Chapter-62~Minta Izin.
64
Chapter-63~ku titip dia untukmu
65
Chapter-64~Membiarkan mereka bahagia
66
Chapter-65~Caption-Caption Gila
67
Chapter-66~Ciuman tanpa rasa cinta
68
Chapter-67~Deg-deg!
69
Chapter-68~Kecelakaan maut
70
Chapter-69~Bucin
71
Chapter-70~Selamat jalan sahabat
72
Chapter-71~Sepekan telah berlalu.
73
Chapter-72~Gadis Bar-Barku
74
Chapter-73~Danau
75
Chapter-74~Curhat Senja.
76
Chapter-75~Izin keluar kota.
77
Chapter-76~Usilnya Zay dan Arif
78
Chapter-77~Playboy vs Gadis Bar-bar
79
Chapter-78~Sebelum berpisah.
80
Chapter-79~Sebelum Berpisah 2.
81
Chapter-80~Waktu Terindah
82
Chapter-81~Bandara
83
Chapter-82~Rapuh tanpamu
84
Chapter-83~Dua Hati Satu Cinta
85
Pengumuman
86
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!