“Pergi kalian semua!Dia milikku.”Althaf berucap dengan tegas dan penuh drama.
“Dia milikku,bukan milikmu.Dia untukku bukan untukku.Pergilah kamu,jangan kau ganggu!Biarkan aku mendekatinya.”Ketiganya kini justru bernyanyi.Tak lama setelah itu mereka tertawa bak orang gila.
Bukan bak orang gila lagi,tapi memang sudah gila.
Memiliki teman segila mereka kadang membuatku malu,mereka tak pernah tanggung-tanggung dalam bertingkah.Tidak peduli dimana mereka berada.
“Sudah?”Tanyaku.Ketiganya lalu kembali duduk kekursi masing-masing.
Aku membuka pesan yang Arga kirimkan.
*Arga*
'Ar,aku nggak suka ya lihat kamu tertawa seperti itu bareng cowok lain.’
‘Tuh kan,mereka mulai gila.’
'Ar hargai perasaan aku dong!’
Membaca pesan itu aku jadi kesal sendiri,dia bilang aku diminta menghargai perasaannya?Lalu,apa dia pernah menghargai perasaanku?
Karena kesal aku langsung membanting ponsel itu kemeja,meski makananku belum habis aku meninggalkan ponselku dimeja dan ketiga temanku.
Aku meninggalkam mereka bukan karena maunya Arga,tetapi aku kesal dengan semua aturan yang ia berikan untukku.
“Ar mau kemana?”Teriak Althaf.Tak kupedulikan teriakan Althaf.
Tak lama aku sudah sampai dikelas.Saat masuk kedalam kelas,aku disuguhi dengan pemandangan yang dapat merusak mataku yang suci.Hehehe.
Salah satu pasangan di kelasku sedang mojok,dan hampir saja mereka sosor-sosoran.
Oh no...itu artinya aku jadi setan dong?Bukankah jika ada dua orang yang sedang berduaan yang ketiga adalah setan?
Aku tidak mau jadi setan,maunya jadi iblis saja.(Sama aja Arka.Dasar Lo.)
Mereka menatapku sengit.Aku tidak peduli,mereka yang salah bukan aku.
“Noh,hotel Mawar murah meriah.?Sindirku.”Jangan nyari yang gratisan dong!Cih.Nggak modal.”Cibirku.
“Keluar Lo sekarang!”Titah salah satu dari mereka.
“Kenapa?Keganggu?Ya sudah lanjutin ajalah ya,anggap aja gue nggak ada!”Ucapku cuek.
Gila aja mau jadi bebek kok dikelas modal dikit dong.Pikirku dalam hati.
Eh bentar,kalau mereka beneran lanjutin yang tadi,gue jadi saksi hidup dong?Sumpah nggak banget.
Mereka berdua lantas keluar dari kelas dengan wajah kesal.
"Alhamdulillah nggak dilanjutin.Bisa ternoda mata suci hayati.",Gumamku.Aku langsung cekikikan mengingat ucapanku barusan.
Aku semakin kesal karena ketiga temanku tidak kunjung terlihat.”Cih.Bahkan makan lebih penting dibanding gue.”Omelku.
Tiba-tiba sebuah benda dingin menempel dipipiku.Aku yang sedang menundukkan kepalaku diatas meja tidak menyadari kedatangan mereka.
Aku seketika mendongakkan kepalaku.Ternyata ketiga temanku yang datang.Mereka membawa berbagai macam camilan dan minuman dingin.
Mereka selalu tahu bagaimana caranya mengembalikan moodku.
“Cowok kek gitu nggak usah dipikirin Ar!Sayang sama hati Lo.”Nasehat Asen.
“Masih ada kita.”Imbuh Azka.
Aku menganggukkan kepalaku karena mulutku sudah penuh dengan makanan.
“Nih ponsel ganjel truk Lo.”Ledek Althaf.
“Nggak bosen lo Ar pake ponsel gituan?”Tanya Azka.
Aku menanggalkan camilan yang sudah ada dimulutku dengan sedikit kesulitan,lalu menjawab ucapan Azka.
“Yang penting masih bisa buat SMS,WA,atau telpon kan.”Jawabku enteng.
Ya,diantara kami berempat memang aku yang paling kismin.Tetapi bukan suatu masalah hal demikian.
“Buruan habisin!Setelah ini jamnya pak Dedy kan?”Ucap Althaf.
Aku seketika menghentikan kunyahanku.Mendengar nama pak Dedy selalu membuat bulu kudukku berdiri.
Entah kenapa setiap jam pelajaran guru itu aku merasa sangat takut.Padahal hampir semua penghuni sekolah mengatakan jika pak Dedy itu tampan luar biasa.Aku setuju sebenarnya,tetapi aura dingin saat melihat pak Dedy membuatku membuang jauh penilaian soal ketampanan pak Dedy.
Malam harinya,aku terlibat pertengkaran dengan Arga,jelas pemicunya karena hal gila yang dilakukan teman-teman siang tadi dikantin.
Dia selalu menyuruhku agar menjauhi ketiga temanku.Cih.Sok sekali dia.Bahkan aku kalau disuruh milih sudah pasti aku memilih mereka.
Masa bodo' lah sama orang sejenis dia.Cuekin aja.
Waktu terus berjalan hingga suatu hari,aku melihat Arga mengatakan cinta pada adik kelasku.Entah apa yang ada dipikirannya hari itu.Aku yang awalnya mengatakan jika tidak berangkat sekolah memutuskan untuk ke sekolah karena hari ini ada pelajaran dari guru super ganteng yang menjadi idola setiap siswa.Siapa lagi kalau bukan kanjeng romo Dedy.Heheheh
Bukan aku mengidolakan dia,tapi aku yang sangat jengkel akan hukuman yang ia berikan pada murid-muridnya.Dan juga rasa takut akan aura dinginnya.
Saat istirahat kedua tiba,kami kebetulan berjalan melewati lorong sekolah kelas X.Tak sengaja aku melihat Arga sedang menyatakan cinta pada adik kelas.Karena suasana kelas yang ramai aku penasaran dan saat melihat bagaimana cara Arga menyatakan cinta,membuatku sesak napas melihatnya.
“Indah,aku cinta sama kamu.Kamu mau kan jadi pacar aku?”Tanya Arga.Keduanya berdiri didepan kelas,dengan Arga menggenggam tangan Indah.Hal itue jadi tontonan banyak siswa.
‘Cih.Lebay sekali.”Desisku pelan.
Kulihat,siswi bernama Indah itu tersenyum malu.Malu-malu tapi mau maksudnya.
“Drama.”Cibirku.
Aku marah.Jelas.Ingin sekali aku masuk kedalam dan meninju wajah Arga yang sok ganteng itu.
Rasa ingin marah hilang seketika saat Althaf menggenggam tanganku untuk memberiku kekuatan.
“Jangan kotori wajah kamu hanya untuk menyentuh mereka.”Ucap Althaf.Aku akhirnya mengurungkan niatku itu.
Aku menghela nafas kasar lalu pergi dari tempat laknat itu.
Aku berjalan menyusuri lorong sekolah hingga aku tiba dipinggir lapangan basket dan duduk disalah satu kursi dipinggir lapangan basket.
Aku menatap lekat ring basket yang berada jauh didepan sana.Tiba-,tiba seseorang sudah duduk di sampingku.
"Eh."Aku terkejut saat seseorang duduk disampingku.
'Ngapain dah ni orang disini.'Pikirku.
Arkav pov end
Flashback on
Hari itu merupakan hari jumat yang sangat melelahkan bagi Arka.Seharian disekolah disibukkan dengan praktek dan olahraga yang menguras tenaganya.Lalu sore harinya kegiatan pramuka usai jumatan yang selalu menguras tenaga paling banyak.
Sebenarnya tidak seberapa tenaga yang dikeluarkan jika kegiatan itu dilaksanakan sesuai ketentuan sekolah,hanya terkadang pihak murid yang menjadi kakak tingkat berbuat semaunya sehingga membuat para adik tingkat merasa kelelahan.
Begitu sampai dirumah,Arka langsung merebahkan tubuhmya di atas kasur.Hah.lega sekali rasanya.
Setelah hampir 30 menit istirahat Arka memutuskan untuk mandi.Sebelum ibunya terus berteriak memintanya untuk mandi.
Ba'da isya Arja sudah merebahkan badannya didepan tv.Tidak peduli pekerjaan orang tuanya yang berprofesi sebagai seorang pedagang menumpuk banyak.Ia sedang ingin bermalas-malasan saja malam ini.Bahkan PR sekolahnyapun tidak ia pedulikan.
Matanya terfokus akan sebuah reality show tentang pencarian seseorang.
Bak seorang ibu-ibu yang suka bergosip saat membeli sayur ditukang sayur, mulutnya tak henti mengomentari setiap adegan diacara itu.
Maya,adik Arka geleng-geleng kepala mendengar omelan tak berfaedah Arka.Hal itu sudah menjadi pemandangan setiap harinya bagi keluarga Arka.
"Halah drama banget ni acara."
"Beuh boongan ini mah."
"Ntar nih pasti nangisnya dilebih-lebihin."
“Halah.Lebay banget sih.”
"Kering-kering deh itu air mata."
"Asli.Jengkelin banget sih tuh orang."
"Cih.Pengen gue tampol tuh wajahnya si host.Sok ganteng banget."
"Kan emang ganteng Ka."Sahut Maya.Ya,Maya memang memanggil Arka tanpa embel-embel mbak atau kak.Mungkin karena perbedaan umur mereka yang tidak terlalu jauh sehingga Maya lebih nyaman memanggil Arka dengan nama saja.
Arka mendelik menatap sekilas adiknya.
"Gantengan juga bapak kita."Timpal Arka ngawur.
Mendengar jawaban Arka,Maya melongo.Arka sendiri usai menyadari ucapannya malah tertawa terbahak-bahak bahkan sampai memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.
“Kalau bapak mah,ditandingin sama oppa Korea juga tetep gantengan bapak kita.”Ucap Maya.
“Beuh,bohong Lo kebangetan kalau seperti itu May.Ya tetep gantengan oppa Korea lah dibanding bapak.”Arka menyuarakan pendapatnya.
“Wah anak durhaka lo.”
“Ya realita aja gitu May,masa bapak sama Lee Minho atau Cha Eun Woo,atau Hyun Bin gantengan bapak.Halu banget sih Lo.”Kekeuh Arka.
“Berarti elo yang beg*k.Bapak Lo bandingin sama cowok cantik.Ya pasti kalah.”Gerutu Maya."Dan lagi,nggak ada bapak nggak ada Lo.Ingat!",Lanjut Maya.
“Sebenarnya apa sih yang kalian perdebatkan?Nggak penting banget tau nggak.”Sahut Nana kakak kedua Arka yang baru saja tiba diruang tamu.
“Mbak,bapak sama Lee Minho gantengan sapa?”Tanya Arka cepat.
“Heh,bocah juga tahu pasti gantengan Lee Minho,tapi bagi gue tetep gantengan bapak sih.”Jawab Nana.
Maya tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Nana yang awalnya seakan mendukung Arka tetapi ujungnya justru mendukung Maya.
Arka bersungut kesal mendengar jawaban Nana yang sama sekali tidak seperti yang ia inginkan.
Lantas ketiganya diam setelah perdebatan tidak penting itu.Ketiganya fokus pada tayangan di TV yang sudah hampir selesai.
"Woy noh hp berisik amat.Kayak operator aja lo."Omel Maya karena sejak tadi ponsel Arka terus berbunyi.
JANGAN LUPA VOTE,LIKE DAN KOMENT YAA...SALAM LOPES
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Kim Reyaa
jiirrr ad ya murid kyak arka wkwkwk
2020-08-08
1
Nur Diana
inget mantan
2020-06-08
1
Shy2605
andaikan smua guru sprt itu😄😄
2020-06-04
1