Keesokan harinya, Daffa telah menunggu kedatangan Shafa, rasa penasarannya membuat ia rela datang lebih pagi ke sekolah.
Tak lama, terlihat mobil sedan berwarna biru berhenti dekat sekolah. Shafa turun dari mobil dan berjalan menuju sekolahnya.
Daffa yang telah menunggu pun bersiap-siap untuk berkenalan dengan Shafa.
" Hai, gw yang kemaaa... "
" Ren ngajak kenalan di depan kelas kan?? Aku Shafa... maaf ga usah pake salaman "
Daffa pun menarik tangannya.
" Eh iya, gw Daffa... eee nama kita mirip ... kata orang kalau ada yang mirip tuh..
" Ga kreatif!! kalau sama atau mirip sama orang lain yaa ga kreatif!! Aku masuk duluan" Shafa meninggalkan Daffa di gerbang sekolah.
" Gw salah apa yak?? kok gw jadi bingung?? "
Daffa kemudian masuk menuju kelasnya dengan wajah yang terlihat bingung.
" Napa Lo Fa?? tumben datang pagi?? biasa 5 menit sebelum bel Lo baru nongol?? " tanya Rafi teman sebangku Daffa.
" Oh, ga pa-pa. Pingin aja datang pagi, merasakan menjadi siswa rajin itu gimana rasanya "
" Beuh gaya Lo rajin!!! ntar juga pinjam PR!! "
" Nah tuh tahu, jadi mana PRnya?? "
Daffa dengan segala kebingungannya memulai harinya dengan meminjam PR, berharap siang nanti Shafa sedikit ramah padanya.
Hari itu Daffa tidak menghampiri kelas Shafa, ia memilih menunggu waktu pulang.
" Faaa!! eh kok gw manggil gw sendiri?? Shaff!!! Shafa!! " panggil Daffa.
Shafa yang baru keluar dari kelasnya pun menjadi perhatian kembali, karena Daffa tiba-tiba memanggilnya.
Dengan wajah kesal,
" Opo tho!! ngundang uwong kok mbengok-mbengok !!! " protes Shafa dengan bahasa Jawa lengkap yang membuat Daffa...
" Hee?? gw ga ngundang Lo, emang gw punya acara apaan?? kok gw ga tahu?? "
" Hmm koyo ngene iki!! ne ora mudeng iku mbok yo meneng wae, ra sah mangsuli, ne' salah yoo isin tho yoo "
( hmm kaya gini nih!! kalau ga ngerti itu ya diam aja, ga usah dijawab, kalau salah kan malu )
" Mang Suli itu siapa??! gw ga kenal!! eh jangan pakai bahasa ajaib itu dong!! gw ga ngerti!! "
" Apa siii?? " jawab Shafa kesal.
" Ga pa-pa sih, kan gw cuma pingin kenal sama Lo "
" La kan wis mau, sampeyan wis ngerti jenengku, wis ngerti kelasku, opo meneh?? "
( Lho tadi kan sudah, kamu tadi sudah tahu namaku, sudah tahu kelasku, apa lagi?? )
" Mau apa sih?? Wis wes... wes ewes ewes bablas tuh iklan!! gw ga ngerti lo ngomong apa???!!! pakai bahasa manusia dong!!! "
" Hoo bocah njaluk dipites tenan iki!! "
( Hooo bocah minta di pencet (menggunakan 2 kuku jempol seperti membunuh kutu) bener nih)
" Haduh gw nyerah deh!! ntar kalau Lo dah berbahasa manusia baru gw samperin lagi!! " Daffa pun pergi meninggalkan Shafa.
" One down!!! Yes!! " Shafa senang berhasil menyingkirkan Daffa, paling tidak untuk sementara waktu.
Daffa dengan sedikit kesal, pulang dengan menaiki sepedanya. Rasa penasaran akan Shafa akan ia redam sampai, ntah sampai kapan. Tapi untuk sementara waktu ia memutuskan untuk tidak mendekati Shafa.
Keesokan harinya di kelas,
" Shaf!!! kemaren ngapain Daffa manggil lo??" tanya Cici.
" Ga tahu, aku ga kenal juga, memangnya kenapa?? "
" Hati-hati aja, Daffa tuh tukang ngegombal, anak SMP aja digombalin sama dia!! "
" Ga salah?? kita SD lho kok iso?? "
" Tapi ora popo, gombal iku ga mempan karo aku, tamengku wis kandel!! " lanjut Shafa.
" Duh gw ga ngerti lo ngomong apa!! tapi intinya jangan deket-deket Daffa!!
" Ok!! aku mengerti!!" jawab Shafa.
Shafa pun tidak terlalu ambil pusing tentang Daffa. Ia lebih memilih berkonsentrasi untuk ujian nasional yang akan dijalaninya beberapa bulan lagi.
Pekan itu, Shafa dan Daffa serta seluruh siswa kelas 6 disibukkan dengan latihan soal UN.
Pekan berikutnya diumumkan hasil latihan soal dan Shafa meraih peringkat 3 di kelasnya, membuat seluruh teman-teman barunya memandanginya.
" Wuiii kacau Lo, baru masuk udah masuk 3 besar aja!! " kata Cici.
" Kalau aku kacau yoo ora iso mlebu 3 besar thoo " jawab Shafa santai.
" Duuu Shaaaffff, bahasa Lo, gunakan bahasa yang dimengerti sejuta umat dong!! "
" Laaa Iyo, boso jowo iku akeh sing padha ngerti, luwih lan sejuta!! "
" Aaaa gw ga ngerti Lo ngomong apa!! "
" Hihihi bahasa Jawa itu banyak yang ngerti, penggunanya lebih dari sejuta umat!! "
" Iyee tapi bukan umat Jakarta!! " protes Cici.
" Hahaha maaf sengaja!!! " canda Shafa.
Setelah beberapa pekan menjadi siswi di SDN 04 Pagi, Shafa terlihat cepat populer selain karena dirinya yang tampil apa adanya, juga karena bahasa campuran Jawa yang sering ia gunakan walaupun pada saat itu logat jawanya sudah tidak terlalu kental.
Try out demi try out sudah dijalani, tiba masa Ujian Nasional. Pekan yang cukup hening, konsentrasi penuh untuk dapat menyelesaikan soal-soal UN dengan baik.
Tibalah hari terakhir UN,
" Alhamdulillah, selesaaaaiii!!! aku bisa ngomik lagiiii!!!! " ucap Shafa lega.
" Eh, Lo baca komik apa?? pinjem dong!! " tanya Cici.
" Apa aja yang lucu, aku juga bacanya nyewa ga beli, cuma dikit kalau yang beli. Eman-eman duite mending buat makan!! "
" Siapa eman?? " tanya Cici bingung.
" Eman itu maksudnya sayang, sayang uangnya kalau buat beli komik!! " jelas Shafa.
" Ooo, eh ngomong-ngomong, dah lama Daffa ga nyamperin Lo, kayaknya terakhir semester lalu sebelum try out?? "
" Hmm aku ga merhatiin, mungkin.... aaah biarin aja paling dia capek aku cuekin!! "
" Hahaha bisa jadi Shaf!! "
Tibalah masa pengumuman UN, para siswa dengan harap-harap cemas menunggu namanya dipanggil oleh wali kelas, sesuai dengan urutan absen,
" Shafa "
Shafa pun maju mengambil amplop berisikan nilai hasil UN-nya.
Shafa pun membukanya, dilihatnya angka nilai matematikanya, dengan menutup satu matanya ia pun membaca hasilnya 52,4, seperti yang ia duga, nilai matematikanya hancur, karena disaat ujian, badannya panas dan kepalanya sakit. Tapi hasil keseluruhan masih diatas rata-rata, yakni 24,3.
Setelah menerima hasil UN, wali kelasnya pun mengumumkan untuk pendaftaran SMP.
" Pekan depan, sudah dimulai pendaftaran untuk masuk SMP, siapkan hasil UN, raport dan akte kelahiran kalian "
" Baik Bu "
Waktu pulang sekolah ramai siswa yang mencorat-coret seragam sekolahnya. Shafa pun menghindari, siang itu ia terlambat dijemput, sehingga Shafa menunggu di rumah Cici yang terletak di komplek seberang sekolah.
" Masuk mana ntar?? "
" Masuk kamar, mo selonjoran "
" Lo sehat??!! "
" Alhamdulillah, anggota tubuh masih lengkap"
" Iya deh, eh Lo ga penasaran sama Daffa?? kayaknya menghilang dari peredaran, jarang keliatan "
" Ga, soale biasanya arwah yang penasaran " jawab Shafa santai, sedangkan Cici sudah menyerah untuk melanjutkan percakapannya dengan Shafa.
Tak lama,
" Shafa!!! " tiba-tiba ada yang memanggil dan suaranya tak asing di telinga Shafa.
" Duh bocah kuwi meneh!!! ono opo tho yoo, kok yaa ora kapok-kapok ngundang aku wae" gumam Shafa dalam hati.
( Duh, anak itu lagi!! ada apa sii, kok ga, kapok-kapok manggilin aku aja )
" Yaaa, kok kamu tahu aku disini?? " tanya Shafa.
" Nanya lah!! "
Cici kemudian membuka pagar dan mempersilahkan Daffa masuk.
" Makasih Ci "
" Eh hasil UNnya gimana???? masuk SMP mana?? " tanya Daffa.
" Yaa gitu Daf, eh lo mau masuk mana?? gw paling SMP sebelah, deket! " jawab Cici.
" Gw masuk... sama lah SMP sebelah!! " jawab Daffa.
" Lo gimana Shaf?? " tanya Daffa lagi.
Sambil beranjak pergi, melihat mobil jemputannya datang.
" Aku masuk mobil. Pulang yaa Ciii, makasiiii. Assalamu'alaikum!! "
" Wa'alaikumsalam " jawab Cici dan Daffa.
Setelah mobil jemputan Shafa pergi,
" Ciiii, gw salah apa sih sama Shafa???!!! kok dia gitu amat ke gw Ciiii!!! "
" Ga usah ke elo Daf, gw aja capek tiap hari ngadepin anehnya "
" Masa' tadi gw tanya, penasaran ga sama elo, eh dia jawab ' ga, soalnya biasanya arwah yang penasaran'!!! "
" Hihihi ternyata lucu juga!! yowes makasih Ci, sampai ketemu di SMP sebelah!! Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikumsalam "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
leneva
Cowok anti penolakan dong
2022-03-08
0
Mutia Kim🍑
si Daffa pantang menyerah bgt ngedeketin Shafa 🙂
2022-03-08
1