Pernikahan Yang Dijodohkan Season 2

Pernikahan Yang Dijodohkan Season 2

Episode 1 Kesalah Pahaman

Menikah karena perjodohan, tidak memiliki rasa cinta satu sama lain. Awalnya semua terasa sangat berat ketika dia harus menikah dengan pria asing di hidupnya. Perlahan seiring dengan kebersamaan yang selalu mereka hadapi bersama, rasa cinta itu mulai tumbuh. Sakura agata mulai mencintai Daichi Tama, berjauhan membuatnya begitu tersisa karena rasa memiliki yang semakin besar. Banyak hal yang mereka telah lalui bersama , cobaan dari orang-orang di masa lalu keduanya mulai hadir, tapi kuatnya cinta diantara mereka mempertahankan hubungan mereka berdua.

Dua tahun dijalani hanya berdua, sampai akhirnya kabar bahagia itu datang. Sakura Agata hamil, penantian yang telah lama ditunggu - tunggu mereka untuk memiliki seorang anak di tengah-tengah rumah tangga mereka datang juga.

Dimasa-masa kehamilannya yang memasuki usia 3 bulan, daichi menjadi suami yang sangat posesif kepada istrinya itu. Dia membatasi sakura dalam menjalankan aktivitasnya yang dapat membuat sakura merasa kelelahan nantinya. Sakura yang melihat perubahan sikap daichi awalnya dirasanya sedikit kurang nyaman, tapi lama kelamaan dia berusaha untuk membiasakan dirinya dengan itu semua.

Kehamilannya tidak hanya menjadi kebahagian untuk mereka saja, melainkan kedua keluarga besar Tama dan Agata. Orang tua daichi merasa begitu senang karena putra tunggal mereka akhirnya akan memberikan mereka cucu dan menambah keturunan Tama di keluarga mereka. Sakura mendapatkan limpahan kasih sayang dari semua orang, kehamilannya benar - benar membuatnya merasa bersyukur karena mampu membuat semuanya merasakan kebahagian.

"Sayang, minum susu dulu", kata daichi.

Dia, pria yang sangat disegani bahkan ditakuti semua orang terlihat berbeda untuk istrinya. Daichi adalah suami yang begitu perhatian, membuatkan susu setiap malam menjadi rutinitas barunya selama masa kehamilan sakura, meskipun bibi mori yang menjadi pelayan dirumah mereka selalu melarangnya melakukan itu ,tapi dia tetap saja melakukannya.

"Terima kasih", kata sakura.

Daichi terus memperhatikan sakura sampai menghabiskan susunya, wajahnya langsung tersenyum saat istrinya itu berhasil mengosongkan gelasnya. Diusia kandungannya saat ini, sakura mulai mengalami sensitif di indra penciumannya, dia bisa merasakan mual tiba-tiba saja saat mencium bau yang aneh diciumnya.

"Berikan pada ku", kata daichi, meraih gelas yang ada di tangan sakura dan meletakkannya.

Malam ini sakura terlihat sibuk dengan pekerjaannya, daichi hanya duduk disamping sakura memperhatikannya yang sibuk menggambar.

"Sedang apa?"tanya daichi

"Ahh, aku sedang membuat sebuah pola gambar. Perusahaan kami memenangkan tender untuk pakaian musim dingin dan itu membuat aku harus menyelesaikan semua ini", kata sakura.

"Sayang", kata daichi.

"Ia", jawab sakura, tanpa memperhatikannya.

"Berapa nominalnya?"tanya daichi, serius.

Sakura langsung memberhentikan tangannya yang dari tadi menggerakkan pensil di atas kertas,diletakkan pensil dari genggamannya dan menatap kearah daichi yang ada disampingnya.

"Nominal? Maksudnya?"tanya sakura,bingung, tapi perasaannya ragu menanyakan hal yang seolah akan melukai hatinya.

"Berapa nominal yang kamu dapatkan dari tender itu? Aku akan memberikannya dua kali lipat, batalkan tendernya karena aku tidak ingin kamu kelelahan", ucap daichi.

"Apa?"Sakura tersenyum sinis memandang suaminya itu yang terlihat tak bersalah telah mengatakan hal yang begitu menyakitkan untuknya.

"Aku melakukan itu untuk kamu dan calon anak dikandungan mu, sakura", kata daichi.

"Stop! Jangan bicara lagi, aku tidak mau mendengarnya", sakura terlihat kesal, bangkit dari bangkunya

"Jangan salah paham, sayang", kata daichi.

"Aku melakukan pekerjaan ku bukan semata-mata untuk mendapatkan uang. Aku menyukainya karena itu adalah hobi ku sejak kecil, ba-gaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu", tukas sakura yang mulai terlihat emosi.

"Baiklah, aku minta maaf", kata daichi.

Sakura masih diam, dia masih terlihat emosional malam ini.

"Aku hanya berpikir lebih baik kamu berhenti bekerja dulu, sampai kamu lahiran", kata daichi.

"Tidak! Aku tidak mau!"bantah sakura, wajahnya mulai memerah.

"Hanya sampai kamu melahirkan anak kita", kata daichi.

"Tidak! Dulu sebelum kita menikah, kamu mengatakan bahwa aku bisa melakukan apa saja yang aku inginkan. Kamu tidak akan melarangnya, kenapa kamu mengingkari janji itu ?"tanya sakura.

Melihat sakura yabg semakin emosional, daichi mencoba mengakhiri perdebatan mereka. Dia tidak ingin hal itu akan menggangu bayi yang ada di dalam kandungan sakura. Daichi berjalan mendekati istrinya itu, mencoba membujuk dan menenangkan sakura. Dia mencoba mengajak sakura bicara baik baik, memberikan pengertian agar tidak ada ke salah pahaman yang terjadi.

Kedua tangan daichi memegang erat pundak sakura, menatapnya dengan tatapannya yang lembut hingga mampu meluluhkan sakura.

"Dengar sayang, maaf untuk ucapan ku yang mungkin membuat mu sedih. Baiklah, aku tetap akan mengizinkan kamu untuk berkerja. Asal dengan satu syarat, jangan terlalu memaksakan diri saat kamu mulai merasa lelah, mengerti?"tanya daichi.

"Baiklah",kata sakura, raut wajahnya masih sedih.

"Ushhh, jangan tunjukan wajah sedih itu. Aku tidak ingin wanita yang sangat aku cintai terlihat sedih",pinta daichi.

Perlahan wajah kesedihan itu sirna, berganti senyum indah di wajah sakura. Dia sudah terbiasa mendengar rayuan yang diucapkan daichi, tapi tetap saja daichi selalu berhasil membuatnya bahagia setiap mendengarnya.

"Hmm, aku sangat mencintaimu, Ny.Tama", kata daichi, menarik sakura pelan kedalam dekapannya.

"Aku juga", balas sakura.

Hari semakin gelap, sakura keluar dari kamar setelah mengganti pakaiannya. Dia keluar dengan mengenakan lingerie yang terlihat transparan. Daichi masih sibuk memperhatikan layar ponselnya, dia masih belum menyadari sakura yang baru keluar dari kamar mandi.

Dia yang awalnya malu mengenakan pakaian -pakaian yang terlihat seksi dihadapan daichi, kini terlihat santai saat berjalan menuju kearah ranjang tidur dimana daichi sudah ada disana.

Wajah daichi sontak kaget, matanya membelalak memperhatikan sakura yang berjalan.

"Ada apa melihat seperti itu?"tanya sakura, dengan nada genit.

Daichi mematung. "Kenapa mengenakan pakaian seperti itu?"

"Apa ada yang salah dengan pakaianku? Bukankah aku biasa memakai pakaian tidur seperti ini?"tanya sakura.

Daichi berdeham-deham. "Iya, kamu benar", jawabnya.

Sakura langsung naik keatas tempat tidur, mendekatkan dirinya dan menyandarkan kepalanya di dada daichi yang kekar. Daichi hanya tersenyum melihat tingkah manja sakura malam ini, dia mendekapnya dalam pelukannya ,memberikan kehangatan pada sakura.

"Sangat nyaman", kata sakura.

Daichi semakin mengeratkan pelukannya.

"Sakura", bisik daichi di telinganya.

Sakura langsung mengangkat kepalanya agar bisa melihat wajah daichi. "Hmm?"tanyanya.

"Apa kamu bahagia menjadi istri dari seorang Daichi Tama selama beberapa tahun ini?"tanya daichi.

"Kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu?"tanya sakura kembali.

"Hanya penasaran saja", jawabnya, tersenyum.

Sakura terdiam lama sekali, seakan pertanyaan yang diajukan daichi begitu sulit untuk dijawab. Daichi terus menunggu, dengan suaranya yang pelan dan lembut dia berkata, " Terima kasih telah menjadi suamiku, Daichi Tama.Aku adalah wanita yang sangat beruntung memiliki suami seperti kamu".

Daichi termenung, merasa terhipnotis dengan suara sakura yang lembut. Memejamkan kedua matanya, menghembuskan napas lewat hidungnya. "Kau membuatku tak berkutik lagi, sakura", ucapnya.

Sakura hanya tersenyum, mengangkat kepalanya agar bisa sejajar dengan daichi dan menciumnya. Merasa kaget, daichi kembali membalas ciumannya, walaupun daichi terlihat tidak seperti biasanya. Dia sangat berhati - hati untuk tidak bersikap berlebih yang akan membahayakan sakura yang sedang hamil.

Semakin terbawa suasana, daichi mulai menjauhkan tubuhnya dari sakura. Dia benar -benar mencoba mengendalikan dirinya, berhenti sekarang adalah pilihannya yang tepat agar dia tidak bertindak lebih jauh.

"Ada apa?"tanya sakura yang merasa bingung saat daichi seolah menghindarinya.

"Kita tidak bisa melakukannya, sayang", katanya.

"Maksudnya?"sakura masih tidak memahami perkataan daichi.

"Kamu sedang hamil, aku tidak bisa", kata daichi.

"Ahhh, maafkan aku", kata sakura.

Daichi hanya terkekeh melihat ekspresi polos sakura. Rasanya dia ingin sekali menerkam sakura malam ini yang terlihat begitu menggodanya, tapi hasratnya itu harus dikendalikannya mulai saat ini.

"Aku tidak bisa lama-lama ditempat ini, lebih baik aku keluar mencari angin ", kata kenichi, bangkit dari tempat tidur.

"Jadi suamiku sedang mencoba menghindar dari istrinya?"tanya sakura yang menggoda.

"Lebih tepatnya, menghindari istri yang mencoba menggoda suaminya", kata daichi, mengedipkan sebelah matanya.

"Baiklah Tuan Daichi Tama, pergilah sebelum angin diluar sana mencari mu", tukas sakura, kesal.

Daichi hanya tertawa melangkah keluar, dia membuka pintu kamar itu, tapi sebelum dia keluar dari kamar. Dia kembali menoleh kearah belakang untuk melihat sakura yang masih menatapnya dengan wajah kesal.

"Tapi bisakah aku meminta sesuatu dengan mu, Ny.Tama?"tanyanya.

"Silakan", jawab sakura, angkuh.

"Bisakah mulai besok malam, kamu tidak mengenakan pakaian tidur seperti itu. Itu sangat meresahkan diriku", kata daichi terkekeh.

"Pergilah", protes sakura

Daichi hanya tersenyum dan pergi meninggalkan sakura

"Aishh, dasar menyebalkan", kata sakura, tersenyum

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rizal Nainggolan

Rizal Nainggolan

lanjut

2021-04-26

0

Mella kyharu

Mella kyharu

yeyeeee, akhir nya ada season 2 nya juga.. mksh thor, semangat teruuusss

2021-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!