Pagi harinya ketika sakura terbangun dari tidurnya, dia sudah tidak melihat daichi disampingnya. Dia masih berdiam diri di atas ranjangnya hingga akhirnya dia bangun dari tempat tidur. Matanya langsung tertuju ke sebuah kertas putih yang diletakkan di atas meja.
Sakura langsung mengambil kertas itu, membaca setiap kalimat -kalimat bernada romantis yang ditulis daichi untuknya. Dia hanya tersenyum, membayangkan daichi mengatakan kata-kata romantis itu langsung kepadanya.
💌 To My lovely wife,
Selamat pagi sayang..,
Jika kamu telah membaca surat ini berarti aku sudah pergi.
Maaf karena aku harus pergi lebih awal karena ada pekerjaan yang mendadak pagi ini.
Aku tadi ingin membangunkan mu, tapi melihat wajah indah mu yang tertidur lelap membuatku tidak tega untuk melakukannya.
Jangan lupa melewatkan sarapan pagi mu sebelum berangkat bekerja, minum susu yang telah aku buat tadi pagi sebelum berangkat dan pastikan kamu juga meminum vitamin kamu.
Aku mencintaimu, hanya dirimu Ny.Sakura Tama.
^^^Your Husband Daichi Tama 🤎^^^
Sakura hanya menggelengkan kepalanya selepas selesai membaca sepucuk surat yang ditinggalkan suaminya itu. Dia tidak bisa membayangkan daichi menulis surat ini pagi-pagi sebelum dia berangkat kekantor, dia melakukan cara yang lama semetara di zaman secanggih ini dia bisa mengirimkan pesan melalui ponselnya.
Dia kembali melipat surat itu, menyimpannya kembali didalam laci lemarinya dan berjalan menuju kearah kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat kekantor
Sebelum berangkat kekantor,dia melakukan semua yang diperintahkan suaminya itu. Menikmati sarapan pagi nya, meminum susu dan vitamin yang telah disediakan oleh bibi mori dimeja.
"Bibi, aku pergi dulu ya", kata sakura, bangkit dan mencium wanita tersebut
"Baiklah sayang, hati-hati", kata bibi mori.
"Ia bu", jawab sakura yang pergi meninggalkannya.
Seperti hari-hari sebelumnya, kimi adalah sekertaris sekaligus supir pribadinya. Dia yang selalu ada menemani sakura kemanapun dia ingin pergi, ditambah lagi daichi pribadi yang memintanya melakukan itu karena dia merasa lebih aman jika sakura ditemani oleh kimi.
Mereka berangkat menuju kekantor mereka, hari ini sakura akan benar - benar begitu sibuk dengan beberapa meeting yang akan dilakukan hari ini.
Tok..Tok..Tok...
"Masuklah", teriak kimi.
Seorang OG datang dengan sebuah nampan ditangannya.
"Selamat pagi, nona sakura, nona kimi", sapa nya.
"Selamat pagi", jawab mereka bersamaan.
"Ini kopi sesuai permintaan anda, nona", ucapnya.
Kimi keheranan. Apa kopi? Untuk siapa?"
"Nona sakura yang memintanya tadi", jawab nya polos.
Tatapan tajam kimi langsung ditujukan kepada atasannya itu. Dia langsung mengambil secangkir gelas yang telah diletakan dihadapan sakura dan memberikannya kembali kepada OG itu.
"Bawa ini kembali dan ingat jangan pernah memberikannya lagi kopi, bahkan jika dia yang meminta, mengerti?"tanya kimi.
"Saya mengerti", jawab wanita itu.
"Kalau begitu kamu sudah bisa pergi sekarang", perintahnya.
"Baik", jawab wanita itu, pergi meninggalkan ruangan sakura.
Sakura hanya diam tak berkutik dengan kimi, dia hanya fokus pada layar komputer nya.
"Nona sakura, kenapa anda ingin minum kopi?"tanya kimi.
"Aku tidak meminumnya kimi, aku hanya ingin mencium aromanya saja", jawab sakura.
"Apapun alasan anda, jangan melakukan hal - hal yang akan membahayakan janin anda", ucap kimi.
Sakura langsung menatap kimi, mendengar perkataan kimi mengenai calon anaknya saja membuatnya kalang kabut saat memikirkannya.
"Kimi, aku tidak akan melakukan hal - hal konyol kepada calon anak ku ini. Aku dan daichi sudah sangat lama menantikannya, aku pasti akan menjaga kandungan ku dengan baik", jawab sakura
"Maafkan saya nona. Saya hanya tidak ingin terjadi sesuatu dengan anda, tuan daichi pasti akan memarahi saya jika itu terjadi", kata kimi dengan wajah melasnya.
"Tidak kimi, aku justru ingin berterima kasih karena kamu sangat peduli dengan ku", jawab sakura.
...••••••...
Disebuah Cafe yang terletak dipinggir jalan di dekat kantornya, daichi dan sekertaris yun menikmati secangkir kopi. Mereka memilih santai sejenak setelah menghadiri pertemuan dengan beberapa klien.
"Jadi nona sakura tetap ingin bekerja?"tanya sekertaris yun
Daichi menyandarkan tubuhnya di bangku, memasukan satu tangan dikantong celananya, menatap sekertaris yun yang duduk berhadapan dengannya.
"Aku menikahi seorang wanita yang keras kepala", gumamnya.
"Nona sakura adalah wanita yang memiliki prinsip, dia pasti akan melakukan hal yang dianggapnya itu benar, tuan", kata sekertaris yun.
"Kamu benar", kata daichi.
Keduanya kembali diam dalam hening, daichi mulai melamun. Memikirkan cara agar sakura mau menyetujui permintaannya, meskipun dia tahu akan sulit meyakinkan sakura yang tetap ingin bekerja di masa kehamilannya.
"Daichi!
Seseorang meneriaki namanya, membuyarkan lamunannya. Bersama - sama keduanya menoleh kearah sumber suara itu, tampak seorang wanita yang mengenakan celana trouser berwarnah biru, dengan perpaduan waist lengath blazer yang berwarnah senada berjalan menghampiri meja mereka.
"Luna", ucap daichi, mencoba memastikan sambil bangkit berdiri
"Ia benar, aku luna. Bagaimana kabarmu?"tanya luna, mengulurkan tangannya.
Daichi langsung meraih tangan wanita itu dan menjabat tangannya."Baik. Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah 4 tahun yang lalu aku mendengar kamu pindah keluar negeri?"tanya daichi sambil melepaskan jabat tangan mereka.
"Ia aku mengambil spesialis di luar negeri dan setelah aku mendapatkannya aku kembali ke negara ku", jawabnya.
"Ahh, kamu seorang dokter", kata daichi.
"Benar, tepatnya dokter kandungan", jawab luna.
"Really? Waw, kebetulan sekali", kata daichi.
"Maksud ku ini sangat kebetulan, aku bertemu dengan mu saat istriku sedang hamil", kata daichi.
Dia menatap kaget kearah daichi. "Menikah? Jadi ternyata kamu sudah menikah?"tanya luna.
"Benar, aku sudah menikah dua tahun yang lalu dan sekarang istriku sedang hamil. Mungkin kamu bisa menjadi dokter kandungannya", kata daichi.
Dia mengangguk diiringi dengan senyum ramahnya. "Tentu saja, aku sangat senang. Kalian bisa datang di rumah sakit tempat aku bekerja ",ucapnya.
"Baiklah, aku akan mengatakan kepada istriku nanti", jawab daichi.
Sepanjang obrolan yang terjadi diantara keduanya, sekertaris yun hanya duduk diam mendengarkan mereka tanpa mereka sadari bahwa ada dia diantara keduanya yang seolah tidak menyadari keberadaan dirinya.
Luna yang dari tadi begitu fokus berbicara kepada daichi dan hanya memandang kearahnya, tiba - tiba menyadari kehadiran sekertaris yun di sampingnya.
"Ah, maaf. Ini?"tanyanya.
Daichi langsung menatap kearah sekertaris yun. "Dia sekertaris pribadiku", kata daichi.
Luna hanya menundukkan kepalanya sebagai bentuk sapaannya terhadap sekertaris yun, tentu saja sekertaris yun dengan tata Krama yang dimilikinya membalas sapaan itu sambil tersenyum.
"Jadi kalian juga sedang mampir di cafe ini?"tanya luna.
"Benar, kebetulan kantor ku di sebrang jalan", kata daichi.
Luna langsung menoleh, melihat kantor daichi yang di maksudnya dari luar jendela.
"Ahhh, baiklah. Mungkin aku bisa singgah saat aku mampir lagi ke cafe ini", kata luna.
"Tentu saja, mampir lah kalau kamu memiliki waktu", kata daichi.
Sekertaris yun yang mendengarnya tampak kaget, bagaiman daichi bisa mengundang seorang wanita untuk datang ke kantor nya. Dia semakin penasaran siapa sebenarnya wanita yang ada di sampingnya itu, kenapa daichi bisa bersikap baik seperti itu sementara dia tahu bahwa daichi adalah sosok pria yang dingin dan kaku kepada setiap wanita.
"Baiklah, aku harus pergi. Sampai jumpa lagi", ucap luna.
"Oke, sampai jumpa", kata daichi.
Sebelum pergi, luna kembali menatap sekertaris yun sambil melemparkan senyum , lalu pergi meninggalkan cafe itu.
Daichi kembali duduk, menikmati kopi miliknya. Sekertaris yun terus memperhatikan daichi, penasaran dengan wanita barusan dan ingin langsung mengintrogasi boss nya itu.
"Siapa wanita itu, tuan?"tanya sekertaris yun.
"Teman lama ku dulu", kata daichi.
"Apa dia mantan pacar anda?"tanya sekertaris yun, ragu-ragu.
"Tidak, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan sekertaris yun?"tanya daichi dingin.
"Maaf atas kelancangan saya,tuan. Saya hanya tidak ingin wanita itu akan menghancurkan rumah tangga anda seperti yang dilakukan nona sera sebelumnya", kata sekertaris yun.
Daichi terus menatap tajam kearahnya, mencoba memahami maksud perkataan sekertaris yun.
"Kamu tidak perlu khawatir soal itu, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan dia. Lagian dia hanya teman ku saja, teman yang bisa dikatakan tidak terlalu dekat saja dan aku yakin dia tidak sama seperti sera yang memiliki tujuan", kata daichi.
"Ah, saga merasa lebih lega mendengarnya", kaga sekertaris yun.
Meski daichi telah menjelaskan dan meyakinkan dirinya, tapi tetap saja sekertaris yun masih merasa khawatir. Seseorang yang baik bisa dengan gampang berubah saat dia memiliki kesempatan atau keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang bukan miliknya. Dia berusaha bersikap biasa saja, tidak bertanya lebih jauh mengenai wanita itu karena tidak ingin membuat daichi menjadi kesal dengannya, tapi sebisa mungkin dia akan mengawasi wanita itu ditambah lagi jika dia benar - benar akan mengunjugi kantor daichi karena disaat dia datang lagi, disitu dia harus mulai mencurigai wanita itu dan mengawasinya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Pipih Sopiah
lanjut thor, bagus ceritanya
2021-04-29
0
Rizal Nainggolan
semangat
2021-04-28
0
Dwi Harti
next thorr👍🏼👍🏼🙏🏻🙏🏻💪💪
2021-04-27
0